Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

ACARA 9

POLIGEN PEMERIKSAAN POLA SIDIK JARI TANGAN

Nama : Tyara Wahyu Wardhani

NIM : 221810401086

Kelompok :7

Hari/tanggal : Selasa, 7 November 2023

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2023
I. Tujuan

Tujuan dari praktikum poligen pemeriksaan pola sidik jari tangan


adalah Mahasiswa dapat memeriksa dan menentukan pola sidik jari
tangan dan dapat menghitung jumlah sulur ujung jari tangan.

II. Metode
2.1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum poligen
pemeriksaan pola sidik jari tangan adalah sebagai berikut:
- Jari tangan
- Penggaris
- Kertas HVS putih
- Tinta dan bantalan tinta
- Loop
- Bolpoint

2.2. Cara Kerja

Cara kerja dalam praktikum poligen pemeriksaan pola sidik


jari tangan adalah sebagai berikut:

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Diletakkan kertas HVS putih di atas meja

Ditempelkan kedua ujung jari kanan dan kiri secara bergantian


pada bantalan tinta kemudian ditempelkan jari yang sudah bewarna
pada kertas HVS
Diamati pola sidik jari yang terlihat dan ditentukan pola sidik jari

Dilakukan perhitungan jumlah sulur ujung jari dengan cara


ditentukan triradius dan titik pusat

III. Hasil dan Pembahasan

3.1.1 Tabel jenis pola sidik jari Kanan

Sidik Jari Kanan


No. Nama Ibu Jari Telunjuk Tengah Manis Kelingking

1. Alfis Sa’adah loop arch arch loop loop


2. Maria Ulfah - - - - -
3. Kania Trieswanda loop loop loop whorl Loop
4. Intan Melati V. loop loop loop loop loop
5. Tyara Wahyu W. loop loop loop whorl Loop

3.1.2 Tabel jenis pola sidik jari Kiri

Sidik Jari Kiri


No. Nama Ibu Jari Telunjuk Tengah Manis Kelingking

1. Alfis Sa’adah loop loop arch loop loop


2. Maria Ulfah arch loop loop loop loop
3. Kania Trieswanda loop loop arch whorl Loop
4. Intan Melati V. loop loop loop whorl loop
5. Tyara Wahyu W. arch arch loop whorl Loop
3.1.3 Tabel jumlah sulur

No. Nama Jenis Kelamin Kanan Kiri Total


1. Alfis Sa’adah P 37 58 95
2. Maria Ulfah P - 63 63
3. Kania Trieswanda P 70 79 149
4. Intan Melati V. P 71 80 151
5. Tyara Wahyu W. P 55 45 100
Total 233 325 558
Rata-Rata 46,6 65 111,6

3.2 Pembahasan

Manusia memiliki pola sidik jari yang unik dan berbeda-beda.


Pola sidik jari pada manusia terbentuk dari lipatan-lipatan kulit yang
terdapat pada jari-jari tangan dan kaki serta telapak tangan dan
telapak kaki. Pola-pola ini disebut dengan dermatogifli. Dermatogifli
merupakan ilmu yang mempelajari tentang pola sidik jari, gambaran
sulur-sulur dermal paralel, dan jumlah triradius. Dermatogifli pada
manusia memiliki bentuk yang tetap, tidak berubah dari manusia
tersebut dilahirkan. Dermatogifli hanya mengalami perubahan
ukuran sulur yang berlangsung sesuai perkembangan tangan dan
kaki. Pola sulur-sulur pada kulit ini ditentukan oleh pengaruh genetik
(Suciandri et al., 2018).

Penentuan pola sidik jari bermanfaat dalam berbagai aspek


bidang kehidupan. Bidang-bidang yang menggunakan ilmu
dermatogifli sebagai aspek dalam penerapannya diantaranya yaitu
bidang genetika, forensik, antropologi, keamanan, serta penentuan
kelainan genetik di bidang kesehatan. Dermatogifli di bidang
genetika digunakan sebagai alat penelitian untuk memahami faktor-
faktor apa saja yang berkontribusi terhadap pembentukan pola, serta
memberikan informasi warisan genetik. Ilmu dermatogifli di bidang
forensic berperan dalam membantu memecahkan kasus-kasus
kejahatan melalui bentuk atau pola sidik jari tersangka. Dermatogifli
dalam bidang antropologi digunakan untuk mengetahui variasi
antara kelompok suatu etnis dan populasi yang terjadi akibat migrasi,
serta dapat digunakan untuk mengetahui tentang evolusi manusia.
Dermatogifli pada bidang keamanan digunakan sebagai sistem
biometric untuk metode otentikasi pada are yang memerlukan sistem
keamanan tinggi termasuk pada perangkat elektronik seperti
perangkat seluler dan komputer. Dermatogifli pada bidang
kesehatan bermanfaat untuk mengetahui kelainan genetik yang
diderita oleh seseorang serta dapat digunakan sebagai alat bantu
diagnosis beberapa penyakit yang diturunkan secara herediter
(Chastanti, 2020).

Pola sidik jari bermanfaat dalam berbagai bidang karena pola


sidik jari memiiki pembeda dan ciri khas yang unik. Pertama, setiap
jari memiliki pola garis yang berbeda jika dilihat dengan detail, tidak
sama dengan yang lain. Kedua, ciri khas pola garis tersebut telah
terbentuk sejak dalam janin usia 120 di dalam kandungan, serta tidak
dapat berubah sampai meninggal dunia dan mengalami
dekomposisi. Ketiga, seperangkat data sidik jari yang diambil dari
suatu individu dapat dirumuskan sehingga dapat diadministrasikan
(Iqbal et al., 2015).

Rumus sidik jari dapat dirumuskan dengan didasarkan pada


penentuan analisis pola lokal yang terdapat pada guratan-guratan
jari. Guratan-guratan jari yang dipakai untuk menentukan rumus sidik
jari disebut dengan ridge pattern atau garis-garis papilair. Garis-garis
papilair memiliki dua komponen pola yang sangat penting
keberadaannya dalam penentuan rumus sidik jari. Dua komponen
pola tersebut adalah pusat (core) dan triradius (delta). Core
merupakan bagian pusat atau titik tengah yang terdapat pada garis
sifik jari loop yang terdalam dan terjauh dari delta. Core disebut juga
sebagai titik fokus dalam. Delta merupakan bagian titik atau garis
fokus yang terletak di depan pusat berpisahnya garis pokok (type
lines). Type lines merupakan dua buah garis yang paling dalam dari
garis yang berjajar secara paralel dan memisah seerta melingkupi
pokok pattern area. (Patmasari et al., 2019). Berikut adalah gambar
bagian-bagian sidik jari yang dapat dilihat untuk mempermudah
dalam membayangkan bentuk ridge, core dan delta yang telah
dideskripsikan:

Gambar 3.1 Bagian-bagian sidik jari (Patmasari et al., 2019)

Sidik jari pada manusia memiliki pola yang unik dan berbeda-
beda. Pola sidik jari pada manusia dibedakan menjadi 3 jenis yaitu
arch, loop, dan whorl. Pola arch merupakan bentuk pola pokok sidik
jari pokok yang hampir 50% dari seluruh sidik jari terdiri dari pola
arch. Pola arch merupakan pola sidik jari yang garisnya datang dari
satu sisi lalu cenderung mengalir ke sisi lain serta bergelombang naik
di tengah-tengah. Pola loop merupakan bentuk pola sidik jari dimana
satu garis atau lebih terbentuk dari salah satu sisi pola. Pola sidik jari
ini berbentuk melengung dan menyentuh suatu garis bayangan
diantara delta dan core, kemudian cenderung kembali ke sisi semula.
Pola sidik jari whorl adalah pola yang berbentuk melingkar di sekitar
core (Miranda et al., 2020). Berikut merupakan gambar macam-
macam pola sidik jari:

Gambar 3.2 Pola sidik jari arch (Miranda et al., 2020)

Gambar 3.3 Pola sidik jari loop (Miranda et al., 2020)

Gambar 3.4 Pola sidik jari whorl (Miranda et al., 2020)

Hasil yang didapat pada praktikum pola poligen sidik jari


terdapat variasi bentuk pola arch, loop, dan whorl pada jari tangan
kanan dan kiri. Jumlah sulur pada masing-masing jari tangan tiap
anggota kelompok dapat dilihat pada tabel hasil di atas. Berdasarkan
tabel tersebut diketahui bahwa Alfis memiliki jumlah sulur pada jari
kanan sebanyak 37 buah, dan pada jari kiri sebanyak 58 buah. Total
jumlah sulur yang dimiliki alfis adalah 95 buah. Sulur pada jari tangan
kanan Maria Ulfah tidak bisa terbaca, hal ini kemungkinan
disebabkan karena jari tangan tersebut terlalu sering terkena
paparan bahan kimia seperti sabun cuci sehingga guratan-guratan
garis lapisan kulit yang membentuk sidik jari tidak bisa terbaca.
Jumlah sulur pada jari kiri pada Maria Ulfah terhitung sebanyak 63
buah dan total sulur yang dimiliki adalah 63 buah. Jumlah sulur yang
dimiliki oleh jari tangan kanan Kania adalah 70 buah serta jumlah
sulur pada jari tangan kiri Kania sebanyak 79 buah. Total sulur yang
dimiliki oleh jari tangan kanan dan kiri Kania adalah 149 buah.
Jumlah sulur yang dimiliki oleh jari tangan kanan dan kiri Intan
berturut-turut adalah 71 dan 80 dengan jumlah total sulur yang
dimiliki adalah 151 buah. Jumlah sulur yang dimiliki oleh jari tangan
kanan dan kiri Tyara berturut-turut adalah 55 dan 45 dengan jumlah
total sulur yang dimiliki adalah 100 buah. Menurut Efrilia et al (2023),
manusia memiliki pola sidik jari yang berbed-beda terutama pada
bagian detail panjang dan jumlah sulur yang dipengaruhi oleh faktor
genetik. Perbedaan jumlah pola pada praktikum pola sidik jari yang
telah dilakukan membuktikan bahwa teori yang menyatakan tentang
manusia memiliki pola sidik jari yang berbeda-beda benar adanya,
oleh karena itu hasil praktikum pola sidik jari yang dilakukan sesuai
dengan literatur.
DAFTAR PUSTAKA

Chastanti, I. 2020. Variasi Dermatoglifi Mahasiswa dari Perkawinan


Berbeda Suku di FKIP Universitas Labuhanbatu. Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran MIPA. 5(2): 87-90.

Efrilia, C., Armiati, R., Anggraini, L., Ayundari, S., & Dwijayanti, U. N.
A. 2023. Pola Sidik Jari pada Daerah Kecamatan Bandar
Khalipah. At-Tadris: Journal of Islamic Education. 2(2): 252-
260.

Iqbal, A.M., Sigit, Haryadi. 2015. Implementasi dan Analisis


Performansi Autentikasi Sistem Biometrik Sidik Jari. Bandung
: Institut Teknologi Bandung Press.

Miranda, N. D., Novamizanti, L., & Rizal, S. 2020. Convolutional


Neural Network pada klasifikasi sidik jari menggunakan
RESNET-50. Jurnal Teknik Informatika (Jutif). 1(2): 61-68.

Patmasari, R., Ramdhani, M., & Rizal, A. 2019. Perancangan


Perangkat Lunak Rumus Sidik Jari Pada Bentuk Sidik Jari
Jenis Whorl. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
(SNATI).1 (2): 53-59.

Suciandari, A. R., Mundijo, T., & Purwoko, M. 2018. Dermatoglifi


pada Autisme dan Sindrom Down di Palembang. MAGNA
MEDIKA: Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan. 1(5): 30-
35.

Anda mungkin juga menyukai