Anda di halaman 1dari 7

ARTHROPODA

Oleh:
Nama : Laely Cahya Wulandari Permata Putri
NIM : B1A016142
Rombongan : III
Kelompok :4
Asisten : Dwi Iva Fitriana

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Klasifikasi hewan didefinisikan sebagai penggolongan hewan ke dalam


kelompok tertentu berdasarkan kekerabatannya. Klasifikasi dapat berdasarkan hubungan
evolusi, habitat dan cara hidupnya. Pengertian klasifikasi berbeda sekali dengan
pengertian identifikasi. Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri
taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson.
Identifikasi berhubungan dengan ciri-ciri taksonomi dalam jumlah sedikit akan
membawa spesimen ke dalam satu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi
berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (Mayr, 1969). Ahli
taksonomi saat ini banyak kelompok invertebrata berdasarkan terutama pada kesamaan
beberapa morfologi, karakter, dan filogenetik. Identifikasi taksonomi spesies amphipod
(Amphipoda, Crustacea) merupakan proses yang kompleks yang sering membutuhkan
banyak keahlian. Morfologi berbasis identifikasi memerlukan pemeriksaan dari
sejumlah karakter filogenetis informatif (Alanyali et al., 2011).
Arthtropoda merupakan phylum terbesar dalam kingdom Animalia dan
kelompok terbesar dalam phylum itu adalah Insekta. Arthropoda diperkirakan memiliki
713.500 spesies dengan jumlah tersebut diperkirakan 80% dari jenis hewan yang sudah
dikenal. Phylum Arthropoda banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta
didalam tanah. Arthropoda tanah berperan penting dalam peningkatan kesuburan tanah
dan penghancuran serasah serta sisa-sisa bahan organik. Arthropoda tanah
dikelompokkan atas Arthropoda dalam tanah dan Arthropoda permukaan tanah (Jasin,
1989).
Arthros adalah sendi atau ruas dan podos adalah kaki sehingga memiliki arti
kaki bersendi. Arthropoda mempunyai keanekaragaman yang berkaitan dengan
segmentasi, eksoskeleton yang keras, dan tungkai yang bersendi. Arthropoda adalah
nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat,
dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. (Brotowidjoyo ,
1994).

B. Tujuan

Tujuan praktikum acara Arthropoda adalah:


1. Mengenal beberapa anggota Phylum Arthropoda.
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi
anggota Phylum Arthropoda.

II.TINJAUAN PUSTAKA
Arthropoda (Yunani: Arthros = sendi; Podos = kaki). Arthropoda merupakan
jenis hewan yang keberadaannya terbesar di wilayah hutan maupun lahan pertanian,
dan memiliki peran penting dalam suatu ekosistem. Arthropoda tanah berperan dalam
dekompososisi bahan organik tanah untuk penyediaan unsur hara. Arthropoda
merupakan hewan invertebrata yang memiliki tubuh dan kaki beruas-ruas atau bersendi-
sendi, dan Arthropoda dibedakan menjadi beberapa kelas diantaranya yaitu, Crustacea,
Arachnida, Myriapoda, dan Insecta (Basir et al., 2017). Ciri-ciri umum yang dimiliki
arthopoda adalah tubuhnya simetri bilateral, terdiri atas segmen-segmen yang saling
berhubungan dibagian luar dan memiliki tiga lapisan germinal sehingga merupakan
hewan tripoblastik, tubuh mengalami metamerisme yang terspesialisasi untuk fungsi
tertentu atau tagmatisasi. Eksoskeleton Arthropoda tersusun dari kitin yang disekresikan
oleh sel kulit. eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang
kuat. Eksoskeleton terdiri dari lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang
fleksibel dan lunak, sehingga tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh.
Arthropoda selalu di ikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan
eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis.
Hewan yang biasanya melakukan molting misalnya kepiting dan udang, sementara
hewan yang mengalami ekdisis adalah spesies dari kelas insecta (Soemadji, 1995).
Tubuh Arthropoda memiliki kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, serta
perut yang terpisah atau bergabung menjadi satu. Setiap segmen tubuh memiliki
sepasang alat gerak atau tidak ada. Hidup pada habitat aquatik dan terrestrial.
Respirasinya menggunakan paru-paru buku, trakea, atau dengan insang. Pada spesies
terestial bernapas menggunakan trakea atau pada arachinida menggunakan paru-paru
buku atau menggunakan keduanya yaitu paru-paru dan trakea. Ekskresi dengan
menggunakan tubukus Malpighi atau kelenjar koksal. Saluran pencernaan sudah
lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus, sarafnya merupakan system saraf tangga tali.
Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara internal, dan bersifat ovipar.
Perkembangan individu baru terjadi secara langsung melalui stadium larva (Moore,
2006).
Arthropoda memiliki sistem sirkulasi terbuka, dimana cairan yang disebut
hemolimfa didorong oleh sebuah jantung melalui arteri pendek dan masuk keruangan
yang disebut yang mengelilingi jaringan dan organ. Sistem pernapasan arthropoda ada
yang berupa trakea, insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan tubuhnya
Arthropoda juga memiliki sistem pencernaan yang sempura karena telah memiliki anus
dan mulut yang dilengkapi dengan rahang. Klasifikasi Arthropoda terdiri dari
subphylum Chelicerata, Crustacea, Hexapoda, dan Myriapoda (Campbell, 2004).
• Chelicerata
Subphylum Chelicerata dicirikan dengan adanya chelicerae, yaitu sepasang
organ pertama yang berfungsi untuk memakan mangsa, tubuh anggota subpylum
Chelicerata tersusun atas bagian prosoma dan ophistosoma, Subphylum Chelicerata
memiliki organ tubuh yang dibedakan atas dua bagian yaitu sefalotorak (prosoma) dan
abdomen (opisthosoma). Anggota dari subphylum Chelicerata memiliki 6 pasang
apendik dan tidak memiliki antenna atau manibula. Anggota subphylum Chelicerata
umumnya memiliki bagian mulut yang berfungsi sebagai penusuk dan beberapa diantara
memiliki kelenjar racun (Jasin, 1989).
Kebanyakan anggotanya berukuran kecil dan terdapat di daerah yang kering dan
hangat, namun beberapa hidup di peraianan. Banyak jenis Chelicerata yang mempunyai
kelenjar racun yang terdapat dirahang atau taring racun sebagai sarana untuk membunuh
mangsa, kemudian menghisap cairan tubuh atau jaringan lunaknya. Tubuh biasanya
terdiri atas cephalothorax dan abdomen yang tampak jelas, kecuali pada Acarina. Pada
cephalothorax terdapat enam pasang apendik bersendi , yaitu sepasang chelicerae,
sepasang pedipalpi dan empat pasang kaki. Subphylum Chelicerata dibagi menjadi tiga
kelas yaitu kelas Merostomata, Archinida, dan Pygnogonida. Termasuk ke dalam
anggota subphylum Chelicerata yaitu laba-laba, kalajengking, tungau (Sharma, 2012).
• Crustacea
Crustacea adalah kelompok besar Arthropoda termasuk dalam subphylum.
Hewan Crustacea diantaranya kepiting, lobster, udang karang, udang, dan teritip. Udang
(Caridea) adalah crustacea dari Decapoda yang tersebar luas di lautan (Ershov &
Kuznetsov, 2017). Subphylum Crustacea umumnya memiliki habitat akuatik, kepala
dengan dua pasang antena, sepasang mandibula dan dua pasang maxilla, dan alat gerak
yang biramous, segmen bercabang dua. Karakteristik subphylum Crustacea yaitu
memiliki tubuh yang terdiri dari cephalothorax dan abdomen. Kerangka luar tubuhnya
terdiri dari zat kitin, memilikikepala dengan dua pasang antenna. Subphylum Crustacea
dibagi menjadi lima kelas yaitu Remipedia, Cephalocarida, Branchiopoda,
Malacostraca, dan Maxillopoda (Mente, 2003).
• Hexapoda
Hexapoda berarti hewan berkaki enam. Hexapoda merupakan golongan hewan
yang dominan di muka bumi, dalam jumlah mereka melebihi semua hewan melata
daratan lainnya dan praktis mereka terdapat dimana-mana (Rahayu et al., 2011).
Subpylum Hexapoda memiliki tubuh yang terdiri atas kepala, thoraks dan abdomen;
lima pasang segmen penyusun kepala; tiga pasang alat gerak yang uniramous, terdiri
atas segmen yang tidak bercabang, dan terhubung dengan bagian thoraks. Alat
pernapasannya berupa trakea, alat ekresi berupa tubulus malpighi yang terletak melekat
pada bagian posterior saluran pencernaan, sistem sirkulasinya terbuka, organ kelamin
insekta berumah dua artinya insekta jantan dan insekta betina terpisah, alat kelaminnya
terletak pada segmen terakhir dari abodemen, fertilasi terjadi secara internal, mengalami
ekdisis pada tahap tertentu selama perkembangan hidupnya . Termasuk kedalam
anggota subphylum Hexapoda yaitu semua serangga (Johnson, 1992).
Berdasarkan sayap, Hexapoda dibedakan menjadi dua sub-kelas yaitu Apterigota
(tidak bersayap) dan Pterigota (bersayap). Apterigota (tidak bersayap) memiliki tubuh
berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antena panjang. Umumnya berkembang
secara ametabola, contoh hewan kelas ini adalah kutu buku. Pterigota (bersayap),
merupakan kelompok insect yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh
yang disebut Eksopterigota. Kelompok lain yang sayapnya berasal dari tonjolan dalam
dinding tubuh disebut Endopterigota (Jasin, 1989).
• Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan
hewan berkaki banyak. Myriapoda memiliki tubuh yang tersusun atas bagian kepala
dan badan (truncus); empat pasang segmen penyusun kepala; Setiap segmen terdapat
lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea; dan alat gerak yang
uniramous. Bagian kaput Myriapoda terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula
(rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata
tunggal). Ekskresinya dengan tubula malpighi (Brotowidjoyo, 1994).
Makanan Chilopoda adalah insekta, molusca, dan bintang kecil lainnya. Alat
pencernaan makanannya sempurna artinya dari mulut sampai dengan anus ada. Kedalam
pencernaan makanan ini menempel dua buah saluran Malpighi yang berfungsi sebagai
alat eksresi. Respirasi dengan menggunakan trachea yang bercabang-cabang dengan
lubang yang terbuka pada hampir setiap segmen. Alat reproduksi terpisah, pembuahan
terjadi secara internal dan alat reproduksi ini dihubungkan dengan beberapa kelenjar
accessories. Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.
Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau
tumpukan kayu. Termasuk kedalam anggota subphylum Myriapoda yaitu kelabang dan
kaki seribu (Brotowidjoyo, 1994).
III. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara Arthropoda yaitu bak preparat,
pinset, kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, sarung tangan karet
(gloves), masker, dan alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum acara Arthropoda yaitu beberapa
spesimen hewan Pylum Arthropoda.

B. Cara Kerja

Cara kerja yang digunakan dalam praktikum Arthropoda yaitu:


1. Karakter pada spesimen diamati berdasarkan ciri-ciri morfologi lalu digambar dan
dideskripsikan.
2. Spesimen diidentifikasi dengan kunci identifikasi.
3. Dibuat kunci identifikasi sederhana berdasarkan karakter spesimen yang diamati.
4. Dibuat laporan sementara dari hasil praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Alanyali, F.S., Acik, L., Ozata, A., Kutlu, H.M., 2011. Investigation of mitochondrial
DNA of some West Anatolian Gammarus species (Crustacea: Amphipoda) by
PCR-RAPD techniques. Turkish Journal of Biochemistry, 36 (3), pp. 207-212.

Basir, A., Dharmawibawa, I. D., Safnowandi. 2017. Keanekaragaman dan Kelimpahan


Arthropoda Tanah di Lahan Stroberi (Fragaria sp.) Sembalun Kabupaten
Lombok Timur sebagai Dasar Penyusunan Modul Ekologi Hewan. Asosiasi
Pendidik dan Pengembang Pendidikan Indonesia. 2598 (1978), pp. 1-8.

Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N. A., J. B, Reece., L. G. Mitchell. 2004. Biologi. Edisi kelima/jilid 2.


Jakarta : Erlangga.

Ershov, Y. A. & Kuznetsov, M. A. 2017. Kinetic Model of Growth of Arthropoda


Populations. Russian Journal of Physical Chemistry A. 92 (5), pp. 838–842.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Surabaya: Sinar


Wijaya.

Johnson, N. F : & Triplehorn, C. A. 1992. An introduction to the study of insect. 6 th ed.


New York: Reinhart and Winston.

Mayr, Ernest. 1982. Principles of Systematic Zoologi. New Delhi: Tata McGraw-Hill
Publishing Company.

Mente, E. 2003. Nutrition, physiology, and metabolism of crustaceans. Enfield: Science


Publisher Inc.

Moore, Janet. 2006. An Introduction Invertebrates Second Edition.Cambridge New


York: University Press.

Rahayu, S., Yustian, I., Kamal, M. 2011. Keanekaragaman Jenis Arthropoda di Gua
Putri dan Gua Selabe Kawasan Karst Padang Bindu, OKU Sumatera Selatan.
Jurnal Penelitian Sains, 14 (1).

Sharma, P.P., Evelyn E. S., Cassandra, G.E., Gonzalo, G. 2012. Evolution of the
chelicera: a dachshund domain is retained in the deutocerebral appendage of
Opiliones (Arthropoda, Chelicerata). Journal Evolution and Development, 14
(6), pp. 522–533.

Soemadji. 1995. Materi Pokok Zoologi. Jakarta: Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai