Oleh:
Nama : Laely Cahya Wulandari Permata Putri
NIM : BIA016142
Rombongan : II
Kelompok :4
Asisten : Kirana Pangestuti
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari acara praktikum Inokulasi Virus Pada Telur Ayam Berembrio yaitu
untuk memberikan pemahaman tentang macam-macam inokulasi virus, mengetahui
bagaimana cara menginokulasikan virus pada telur ayam berembrio, dan mengetahui
ciri-ciri embrio ayam yang terinfeksi virus New Castle Disease (ND).
II. MATERI DAN CARA KERJA
A. Materi
Alat-alat yang digunakan pada acara praktikum kali ini yaitu: spuit injeksi 1
cc, jarum, senter atau alat peneropong, cawan petri, sarung tangan latex, pensil dan
masker.
Bahan yang digunakan pada acara praktikum kali ini yaitu: telur ayam
berembrio usia 10-12 hari, tissue, alkohol 70%, lilin, dan susupensi virus New Castle
Disease (ND) sejumlah 0,1 cc, 0,3 cc, dan 0,5 cc. Commented [i2]: saat praktikum volume yang digunakan berapa
aja?
B. Cara Kerja
Metode yang dilakukan pada acara praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
1. Embrio ayam usia 10-12 hari diteropong.
2. Setelah diteropong, lalu ditentukan batas kantung udara dan letak embrio dan
ditandai menggunakan pensil.
3. Permukaan telur yang telah ditandai tersebut diolesi dengan alkohol 70%, lalu
dilubangi dengan jarum.
4. Setelah telur dilubangi lalu diinjeksikan suspensi virus New Castle Disease
(ND) sebanyak 0,3 cc dengan arah sudut penginjeksian sebesar 45⁰.
5. Kemudian ditutupi lubang tersebut menggunakan lilin.
6. Diinkubasikan selama 4 hari dengan suhu 38-39⁰C.
7. Setelah diinkubasi, kedua telur ayam dipecahkan masing-masing pada cawan
petri.
8. Telur berembrio non-injeksi dan telur berembrio yang telah diinjeksikan
suspensi virus New Castle Disease (ND) diamati dan dibandingkan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 3.1 Telur ayam berembrio Gambar 3.2 Telur ayam berembrio
kontrol yang telah diinjeksikan NDV 0,5
Berdasarkan hasil yang diperoleh oleh kelompok 4 tidak terjadi lesi ataupun
perubahan warna kaki, hanya terjadi hemoragi pada tubuh. Menurut Cattoli et al.,
(2011), produksi antibodi berlangsung dengan cepat setelah terinfeksi NDV. Antibodi
penghambat hemaglutinasi dapat diamati dalam waktu 4-6 hari setelah infeksi.
Antibodi yang berasal dari induk dapat melindungi anak ayam sampai 3-4 minggu
setelah menetas. Antibodi IgA yang dihasilkan secara lokal berperan penting dalam
melindungi saluran pernafasan dan saluran pencernaan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan pada acara praktikum inokulasi virus pada telur
ayam berembrio yaitu:
1. Macam-macam cara menginokulasikan virus ke embrio ayam yaitu: In Ovo
merupakan penanaman virus pada telur ayam yang berembrio, In Vitro yaitu
metode Inokulasi virus yang dilakukan dengan menanam virus pada kultur
jaringan, dan In Vivo yaitu metode dimana virus dapat ditanam pada hewan
laboratorium yang peka.
2. Inokulasi virus ke dalam telur ayam berembrio yaitu dengan menggunakan metode
In Ovo, dengan cara memasukkan suspensi virus ke dalam lubang yang berada di
atas embrio dengan menggunakan spuit 1 cc. Penyuntikan dilakukan dengan sudut
450 ke arah bagian runcing telur agar tidak mengenai embrio dan suspensi virus
ND tersebut diinjeksikan ke dalam ruang korio-alantois.
3. Ciri-ciri embrio ayam yang terinfeksi virus New Castle Disease (ND) diantaranya
yaitu terdapat perubahan warna hijau pada kaki, lesi embrio, dan lesi pada kaki dan
bulu.
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini yaitu sebaiknya, praktikan pada saat mencari
telur ayam berembrio harus memastikan dengan pasti dan jelas usia dari telur ayam
bermbrio tersebut, agar tingkat keberhasilan pada saat inokulasi virus ke dalam telur
ayam berembrio dapat berpeluang lebih besar untuk terinfeksi dan dapat melihat
gejala-gejala perubahan yang ditimbulkannya.
DAFTAR REFERENSI