Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rimalia Fircia Fransisca

Npm : 2114241040

Vidio 1 Cara Pengambilan Sampel Darah Ayam

Pemateri :
Drh. Evamita Gersang (Veterinary & Tech. Development)

Adapun tujuan dari pengambilan sampel darah ini adalah :


1. mengetahui titer antibodi pada ayam;
2. mengetahui identifikasi suatu penyakit dilingkungan farm;
3. mengetahui identifikasi penyakit pada ayam.

percobaan dilakukan dengan pengambilan sampel darah dari 5 kandang dengan


berbagai macam umur, salah satunya dengan umur 30 minggu, 15 minggu, 27
minggu, 25 minggu, dan 47 minggu.

pengambilan sampel darah bertujuan untuk pengujian :


1. ND (Newcastle Disease)
2. IB (infectiouns Bronchitis)
3. AI (Avian Influenza)

salah satu alat yang dibutuhkan dalam pengambilan sampel darah yaitu suntikan
Spuit 3ml yang berfungsi untuk mengambil darah dari sayap ayam yaitu Vena
Bronkialis.

Posisi ayam saat ingin diambil sampel darahnya yaitu dengan cara diangkat lalu
dimiringkan kesamping dan kita akan caru vena bronkialis, Mengapa harus vena
bronkialis dikarenakan vena bronkialis adalah vena yang cukup besar untuk
mengambil darah ayam tersebut. Posisi vena bronkialis berada di arah pangkal
sayap ayam yang berwarna kebiru-biruan agak besar disitulah sampel darah dapat
diambil, seperti gambar berikut :

Setelah sampel darah diambil berikan ruang dijarum suntik tersebut fungsinya
untuk memisahkan sel darah merahnya dengan serum yang dibutuhkan, posisi
yang tepat untuk memisahkan serum tersebut dengan menelentangkan jarum
suntik yang telah digunakan tadi lalu disimpan kedalam tempat steril yang sudah
disediakan. Sampel yang diambil sebanyak 1ml dan diambil 10-15
sampel/kandang. Sampel darah yang sudah diambil akan disimpan dalam marina
cooler box dengan tambahan dry ica agar menjaga kualitas serum yang akan
dibawa ke laboratorium untuk pengujian selanjutnya yaitu pengujian Elisa
terhadap ND (Newcastle Disease), IB (infectiouns Bronchitis), AI (Avian
Influenza).
Reviewer: Farhan Dwitama (2114241024) dan Kaleb Wisnu Nugroho
(2114241030)

Artikel Tentang Titer Antibodi

Titer antibodi merupakan jenis tes darah yang digunakan untuk menentukan
keberadaan dan tingkat antibodi dalam darah. Tes ini berguna untuk menyelidiki
apakah terdapat reaksi kekebalan yang dipicu oleh penyerbu asing (antigen) di
dalam tubuh. Jadi ketika ada patogen (mikroorganisme penyebab penyakit) masuk
ke dalam tubuh, antigen yang berada pada patogen tersebut akan memicu sistem
imunitas untuk menghasilkan antibodi.

Antibodi sendiri adalah protein khusus yang diproduksi oleh sistem kekebalan
tubuh untuk mengidentifikasi serta menghancurkan penyerbu asing, seperti virus
dan bakteri. Di sinilah peran tes titer antibodi untuk mengetahui secara kualitatif
(keberadaan) dan kuantitatif (jumlah) antibodi dalam darah.

Vaksinasi adalah memasukkan antigen kedalam tubuh organisme (misalkan


hewan ayam) diharapkan muncul antibodi sehingga ayam akan kebal terhadap
suatu penyakit tertentu seperti jenis vaksin yang dipakai untuk vaksinasi.

Vaksinasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi penyebaran virus ini,
dimana host yang mempunyai titer kekebalan dapat menetralisasi jumlah virus
yang masuk. Program vaksinasi yang sesuai dengan subtipe virus kasus lapang
dilaporkan dapat menahan kematian dan sekresi virus.

Penyakit Newcastle adalah penyakit ayam yang serius dan umumnya fatal yang
disebabkan oleh paramyxovirus. Penyakit ini merupakan penyebab kematian
terpenting pada ayam. Ini adalah salah satu penyakit pernapasan unggas yang
paling umum dan terjadi di seluruh dunia. Virus Penyakit Newcastle adalah virus
RNA terdampar, tidak tersegmentasi, dan terbungkus tunggal yang termasuk
dalam genus paramyxovirus dari keluarga paramyxoviridae. Ada tiga patotipe
atau strain virus penyakit tetelo. Strain tersebut bersifat sangat virulen
(velogenik), intermediet (mesogenik) atau avirulen (lentogenik) berdasarkan
patogenisitasnya pada ayam. Semua strain virus Penyakit Newcastle
mengaglutinasi sel darah merah ayam secara in vitro (dan terkadang sel darah
merah dari spesies lain). Proses ini dikenal sebagai hemaglutinasi dan merupakan
dasar dari uji serologis umum, uji penghambatan hemaglutinasi, yang digunakan
untuk mendeteksi antibodi terhadap virus ini. Virus Newcastle Disease
mempunyai potensi memperluas jangkauan inangnya di alam. Penularan NDV
terjadi melalui unggas yang baru diperkenalkan, penjualan atau pemberian unggas
yang sakit, paparan feses dan lain-lain.

Pada ayam, ND ditandai dengan lesi pada otak, saluran pernapasan, dan saluran
cerna. Tingkat penularan hampir 100% dan tingkat kematian hingga 90% telah
tercatat pada ayam yang rentan. Gejala neurologis adalah tanda klinis ND yang
paling jelas, dan beberapa unggas yang tidak divaksinasi mungkin ditemukan mati
tanpa ada tanda-tanda penyakit yang terdeteksi sebelumnya.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa unggas pada kelompok umur 18-26 minggu
menunjukkan titer antibodi serum yang relatif lebih tinggi terhadap NDV, diikuti
oleh kelompok umur 27-40 minggu u dan 41-57 minggu dan menunjukkan relatif
kerentanan yang lebih kecil terhadap infeksi klinis. Titer antibodi lebih tinggi
karena kami memperkirakan bahwa melalui vaksinasi atau paparan infeksi
sebelumnya, tingkat titer antibodi serum akan meningkat pada usia dewasa.
Kisaran titer virus Newcastle Disease yang lebih luas pada unggas mungkin
disebabkan oleh infeksi alami yang diketahui menghasilkan titer antibodi lebih
tinggi dibandingkan vaksinasi.

Hasil keseluruhan menunjukkan bahwa tingginya titer antibodi yang ditemukan


pada ayam petelur disebabkan oleh lamanya pemeliharaan, lamanya jadwal
vaksinasi booster dan lamanya waktu serta paparan terhadap infeksi sebelumnya.
Studi ini menunjukkan bahwa, untuk mempertahankan praktik peternakan yang
baik, sangat penting untuk memvaksinasi unggas dalam kawanan pada waktu
yang tepat dengan dosis dan jadwal yang tepat. Vaksinasi rutin harus dilakukan
dan sebelum vaksinasi, tingkat titer antibodi HI unggas terhadap virus Newcastle
Disease harus dipantau.

Akan tetapi, Perlu diketahui titer antibodi tidak selalu dapat mendeskripsikan
secara rinci keberadaan infeksi. Seperti misalnya ketika kita memperoleh hasil tes
titer antibodi yang tinggi, itu tidak selalu berarti ada infeksi dalam tubuh kita.
Begitupun jika kita memperoleh hasil titer yang rendah, ini tidak berarti kita
memiliki tingkat infeksi yang rendah atau tidak ada infeksi sama sekali.

Hal ini dikarenakan titer antibodi hanya dapat mendeteksi antibodi yang ada
dalam darah. Tes titer antibodi tidak memungkinkan untuk mendeteksi antibodi
yang sudah terikat di antigen. Dengan begitu, seseorang dengan infeksi berat
dapat memiliki hasil titer antibodi yang rendah, karena jumlah kompleks antigen
antibodi yang lebih tinggi, dan jumlah antibodi yang lebih rendah dalam darah.

Dalam kondisi tertentu, hasil titer antibodi yang rendah dapat menunjukkan
efektivitas sistem kekebalan tubuh dalam menghilangkan patogen penyebab
infeksi. Juga sebaliknya, hasil titer antibodi yang tinggi mungkin terjadi karena
adanya sisa atau residu antibodi dari infeksi sebelumnya, atau gagalnya tubuh
dalam membentuk antigen-antibodi secara kompleks.
Nama : Aulia Faradilla Azhari
NPM : 2114241028

Resume Video Haemagglutination Assay

Hemaglutinasi adalah reaksi yang menyebabkan penggumpalan sel darah merah di


hadapan beberapa virus yang diselimuti, seperti virus influenza. Glikoprotein pada
permukaan virus, yaitu hemagglutinin, berinteraksi dengan sel darah merah
sehingga menyebabkan penggumpalan sel darah merah dan terbentuknya kisi-kisi.

Prinsip dasae uji hemaglutinasi yaitu Jika tidak ada virus yang terbungkus, sel
darah merah mengendap di dasar wadah, membentuk titik berwarna
merah. Namun, jika ada virus, gumpalan sel darah merah akan tersebar dan tidak
membentuk titik berwarna merah.

Bagian eksperimental
- piring mikrotiter
- mikropipet
- agen kimia: PBS / NS & EDTA
- agen biologis: rbc yang dicuci
- virus hemaglutinasi

Prosedur HA
1. Mengambil piring mikrotiter
2. Mempatkan tabung mikro di baki ini
3. Menambahkan 0,5 ml larutan normal saline ke semua lubang mikrotiter
4. Menambahkan 0,5 ml sampel yang mengandung virus
5. Menggunakan katup pertama untuk membuat pengenceran serial dua kali lipat
6. Memindahkan 0,5 ml dari lubang pertama ke lubang berikutnya
7. Menambahkan satu rbc yang sudah dicuci sebelumnya ke setiap lubang
8. Semua lasan dicampur dengan mengetuk pelat dengan lembut
9. Membiiarkan rbc mengendap selama 30 menit
10. Pengenceran tertinggi dari sampel tertentu di mana terlihat penggumpalan
dianggap sebagai titer hemaglutinasil

Anda mungkin juga menyukai