Anda di halaman 1dari 17

Isolasi dan Identifikasi Virus

Oleh:
E l s y a N o v y a n a Ya h y a
85AK17042
D-III Analis Kesehatan
Isolasi Virus

Metode Pembiakkan Virus

Inokulasi pada hewan percobaan Inokulasi pada telur berembrio

Kultur jaringan (in vitro) dan telur bertunas


(in vivo)
Pembiakan Virus dengan Hewan Percobaan ( In Vivo)

Pembiakan Virus dengan Hewan Percobaan ( In Vivo) Merupakan salah satu cara tertua
untuk membiakkan virus. Hewan percobaan Pada biakan ini menggunakan hewan
percobaan sebagai media untuk menanam virus. Jenis hewan percobaan, umur, jenis
kelamin, serta cara penyuntikan tergantung dari jenis virus
Contoh Pembiakan Virus dengan Hewan Percobaan ( In Vivo)

Virus Polio Hewan yang digunakan adalah kera, cara penyuntikan intra cerebral/intra
spinal/intra nasal/ intra muskular. Dalam waktu 2 minggu setelah penyuntikan maka
kera akan lumpuh. Berarti didalam tubuh kera ada dan berkembang virus polio dan
didalam tinja kera dapat ditemukan virus polio.
Pembiakan Virus dengan Kultur Jaringan ( In Vitro)

Pembiakan Virus dengan Kultur Jaringan ( In Vitro) Virus dapat diperbanyak dengan
melakukan kultur sel yaitu menumbuhkan sel yang terinfeksi virus secara invitro. Kultur
jaringan merupakan suatu metode untuk memperbanyak jaringan/sel yang berasal atau
yang didapat dari jaringan orisinal tumbuhan atau hewan setelah terlebih dahulu
mengalami pemisahan (disagregasi) secara mekanis, atau kimiawi (enzimatis) secara in
vitro (dalam tabung kaca).
Contoh Pembiakan Virus dengan
Kultur Jaringan ( In Vitro)

Virus dapat diperbanyak dengan melakukan kultur sel yaitu menumbuhkan


sel yang terinfeksi virus secara invitro. Kultur jaringan merupakan suatu
metode untuk memperbanyak jaringan/sel yang berasal atau yang didapat
daari jaringan orisinal tumbuhan atau hewan setelah terlebih daulu mengalami
pemisahan secara mekanis, atau kimiawi (enzimatis) secara in vitro (dalam
tabung kaca)
Pembiakan virus dalam telur berembrio (in ovo)

Pembiakan virus dalam telur berembrio (in ovo) Telur merupakan perbenihan virus yang
sudah steril dan embrio telur yang tumbuh di dalamnya tidak mebentuk zat anti yang dapat
mengganggu pertumbuhan virus. Karena telur merupakan sumber sel hidup yang relatif
murah untuk isolasi virus, maka cara in ovo ini sering digunakan dalam laboratorium.
Telur berembrio yang biasa digunakan adalah telur ayam negeri, telur ayam kampung, atau
telur bebek. Umur dari telur, cara penyuntikan, suhu pengeraman dan lamanya pengeraman
tergantung dari jenis virus yang akan disuntikan.
 Cara pertama: Dengan mempergunakan
 Cara kedua: dengan Cara ketiga :
lapisan luar (lapisan ektoderm) selaput
menyuntikkan bahan ke menyuntikkan virus pada
korioalantois telur berembrio 10 hari. Cara
penanaman ini berguna untuk isolasi virus dalam ruang anion terlur kantung kuning telur
yang menyebabkan kelainan pada kulit yang berembrio yang berumur 10- berembrio 9-12 hari.
dulu digolongkan sebagai virus dermatotrofik 15 hari. Cara ini terutama teknik penanaman ini
seperti virus variola, virus vaccinia, dan virus untuk isolasi virus influenza menggunakanpenyuntikan
herpes. Tiap virion yang infektif akan dan virus parotitis karena langsung melalui lubang
meyerang sel-sel di sekitarnya dan virus ini tumbuh di dalam sel kecil pada kulit telur
menibulkan reaksi inflamasi yang dapat epitel paru-paru embrio yang kedalam kantung telur.
dilihat sebagai bercak putih yang disebut sedang berkembang. Adanya
pock. Pock ini berlainan ukurannya dan
perkembangan virus dikenal
bersifat bergantung pada virus yang
menyebabkannya. Cara penanaman pada dengan adanya reaksi
selaput korioalantois juga berguna untuk hemaglutinasi.
titrasi virus dan titrasi antibodi terhadap virus
dengan teknik menghitung jumlah pock.
Pengertian Identifikasi

Identifikasi mikroorganisme adalah suatu proses yang bertujuan untuk


mengetahui bentuk, sifat-sifat maupun morfologi dari suatu mikroorganisme atau
dengan kata lain untuk memperlihatkan bagian-bagian sel mikroorganisme.
Identifikasi Virus secara Serologis

Uji serologi dilakukan untuk mengidentifikasi virus sebagai agen penyebab penyakit,
dengan menggunakan serum standar yang disebut dengan diagnose pasti. Disamping itu uji
serologi juga dapat digunakan untuk mengetahui munculnya penyakit baru dengan
menggunakan serum dan antigen standar. Untuk penyakit yang sudah endemik, dilakukan
pengambilan serum sepasang (paired sera) yakni serum yang diambil dua kali.
Pengambilan pertama saat penyakit berlangsung akut, sedangkan pengambilan serum yang
kedua dilakukan 2-4 minggu kemudian pada masa kesembuhan.
Tujuan Melakukan uji serologi

Uji serologi dilakukan untuk mengidentifikasi virus guna menentukan agen penyebab
penyakit. Diagnose demikian disebut diagnose pasti. Caranya Dengan menggunakan serum
standar yang sudah diketahui. Prinsip dasar uji Serologi adalah terjadinya ikatan antara
antigen dengan antibodi yang homolog Untuk membentuk ikatan antigen-antibodi
komplek. Pada uji hemaglutinasi, Ikatan tersebut (kompleks antigen- antibodi homolog)
dapat diketahui dengan Menambahkan sel darah merah 1% sebagai indikator uji.
Macam-macam uji serologi

Beberapa uji serologi yang dikenal, diantaranya adalah:


a. Haemaglutination and Haemaglutination Inhibition Test (HA/HI)
b. Enzym-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
c. Agar Gel Presititation Test (AGPT)
d. Flourescent Antibody Technique (FAT)
e. Complement Fixation Test (CFT)
f. Radio Immuno Assay (RIA)
Identifikasi HBV secara Serologis (ICT)
Tes serologi diawali dengan
pengambilan sampel darah. Caranya
dengan memasukkan jarum ke
pembuluh darah, lalu sampel di uji di
laboratorium. Hasil tes terbagi menjadi
dua, yakni:
1. Hasil Tes Normal
2. Hasil Tes Abnormal
Secara khusus, berikut tiga jenis pemeriksaan antigen dan antibodi untuk deteksi
hepatitis B:
 Hepatitis B surface antigen (HbsAg)
 Hepatitis B core antigen (HbcAg)
 Antibodi hepatitis B surface antigen (anti-HbsAg)
Tes Serologis HBsAg (ICT)
Identifikasi Asam Nukleat Hepatitis B (PCR)
Identifikasi agen virus dapat dilakukan melalui analisa genom virus. Penggunaan
reaksi enzim Taq DNA polimerase dalam tehnik PCR (Polymerase Chain Raction)
memungkinkan identifikasi secara molekular yang memiliki sensitifitas tinggi
dengan mengamplifikasi hanya dari satu molekul DNA tunggal dan kopi gen
tunggal dapat diekstraksi dari campuran genomik yang kompleks. Dengan kata lain,
PCR merupakan suatu reaksi in vitro untuk menggandakan (mengamplifikasikan)
jumlah molekul DNA pada target tersebut dengan bantuan enzim Taq DNA
polimerase dan oligonukleotida sebagai primer dalam sebuah mesin thermocycler.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai