NIM: A201701011
KELAS: C1
SLIDE 1
Kultivasi VIRUS
• Virus bersifat parasit intraseluler obligat / hanya bisa hidup pada media yang hidup.
• Berkaitan dengan sifatnya tersebut, virus hanyadapat dibiakan pada sel hidup.
• Pemilihan media yang digunakan tergantung dari jenis virusnya dan organ target
dari virus tersebut
SLIDE 3
SLIDE 4
kultur jaringan ini selain pembiakan virus dapat juga dilakukan berbagai
macam tindakan, misalnya penemuan berbagai macam virus baru, penelitian sifat
virus dalam jangka panjang dan juga usaha untuk menemukan vaksin terhadap
virus. Terdapat tiga dasar jenis kultur sel hewani yaitu kultur primer dan kultur
sekunder, diploid cell strains dan continuous cell lines CPE adalah suatu perubahan
morfologis sel biakan jaringan monolayer yang semula sel-selnya terbentuk
kumparan dan tersusun teratur kemudian berubah selselnya menjadi bundar-bundar,
berkelompok, sebagian terlepas dari dinding botol, inti membesar, struktur inti
menjadi kasar dan tampak lebih gelap (piknotis). Keadaan ini menunjukkan adanya
pertumbuhan virus.Contohnya adalahbiakan ginjal kera yang ditanami virus Polio,
setelah 4-5 hari kemudian (suhu 37°C) akan menunjukan CPE.Hal yang sama terjadi
pada biakan ginjal kelinci yang ditanami virus Rubella dan pada biakan jaringan
ginjal kera yang ditanami virus Coxsackie B atau kera Hela cell yang ditanami
Coxsackie A. Adanya perubahan metabolisme sel biakan jaringan dan kegagalan
pembentukan asam dari biakan jaringan. Adanya pembentukan antigen dalam
biakan jaringan tergantung dari jenis virusnya, bisa antigen netralisasi, antigen
ikatan komplemen dan antigen hemaglutinin
SLIDE 5
Uji serologi dilakukan untuk mengidentifikasi virus guna menentukan agen penyebab
penyakit. Diagnose demikian disebut diagnose pasti. Caranya dengan menggunakan
serum standar yang sudah diketahui. Prinsip dasar uji serologi adalah terjadinya
ikatan antara antigen dengan antibodi yang homolog untuk membentuk
ikatan antigen-antibodi komplek. Uji serologi juga dapat digunakan untuk mengukur
titer antibodi hewan pascavaksinasi. Darah diambil dari hewan satu atau dua
minggu setelah divaksinas Disamping itu uji serologi juga dapat digunakan untuk
mengetahui munculnya penyakit baru dengan menggunakan serum dan antigen
standar. Untuk penyakit yang sudah endemik, dilakukan pengambilan serum
sepasang (paired sera) yakni serum yang diambil dua kali. Pengambilan pertama
saat penyakit berlangsung akut, sedangkan pengambilan serum yang kedua
dilakukan 2-4 minggu kemudian. Selanjunya dibandingkan titer antibodinya.
Beberapa uji serologi yang dikenal, diantaranya adalah:
Haemaglutination and Haemaglutination Inhibition Test (HA/HI)
Enzym-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Agar Gel Presititation Test (AGPT)
Flourescent Antibody Technique (FAT)
Complement Fixation Test (CFT)
Radio Immuno Assay (RIA)