Anda di halaman 1dari 48

Hasil Diag Lab tergantung pd:

1. Pemilihan specimen (specimen of choice)


2. Pengambilan, penanganan, pengiriman,
dan penyimpanan specimen
3. Yang paling sensitif pada isolasi virus
adalah pemilihan sistem atau medium
hidup yg akan digunakan.
 Saliva
 Bilasan nasal
 Apusan atau aspirasi dari tenggorok , nasopharyng
 Bilasan bronchus atau bronchoalveolar
 Rectal swabs & tinja
 Urine
 Apusan lesi pada kulit dan membran mukos
 LCS fluids dll cairan tubuh steril
 Darah
 Sumsum tulang
 Jaringan
 Serum untuk antibody testing
 Idealnya specimen harus segera diproses
 Bahan pemeriksaan untuk diag virus biohazard
potensial , perlu langkah2 prosessing & kontrol
kualitas yg canggih → perlu laboratorium khusus.
 Specimen ditempatkan dlm es dan segera dikirim ke
laboratorium.
Kl hrs ada penundaan → lemsari es, bukan frizer
 Specimen hrs sdh diproses paling lambat 12-24 jam
setelah pengamblan.
 Kl mau disimpan sampai 5 hari, simpan specimen
pada 4oC .
Penyimpanan selama ≥ hari, harus pd -20oC
atau yg lebih baik lagi - -70oC.
• Specific clinical diagnosis
• Need Specific Laboratory Setting
• Supporting Laboratory:
1. Direct microscopic examination
2. Serologic examination
3. Viral isolation and identification
4. Experiments to animals
5. Molecular biology detection
Nutrien broth
Sterile aqua destilata

Pengiriman jarak jauh: gunakan glycerol


50% sebagai pengawet atau dry ice,dan
segera dikirim ke laboratorium.
Prosedur pengiriman
Specimen gbr

• Harus ada izin pengiriman


• Specimen dipak menurut peraturan
internasional.
• Semua Vial diberi label
• Disertai surat pengantar berisi kunci
sampel
• Kuestionnair diisi, daftar specimen
1. Cytology
2. Electron Microscopy
3. Immuno-diagnosis
4. Nucleic acid Probes & PCR
5. Isolasi Virus
 Rapid test → ntuk melihat viral inclusion yg khas,
Viral inclusion: Struktur intrasellular yg terbentuk
oleh aggregat virus di dalam st sel yg terinfeksi,
atau akumulasi abnormal dari dari bahan-bahan
sellular sebagai akibat gangguan metabolisme yg
diinduksi oleh virus.
 Inclusion terdapat pd sel tunggal atau pada
syncytial cells,
Syncytial cells: Kumpulan sel-sel dengan
aggregat membentuk sel besar dengan inti
multipel.
 Untuk melihat inclusion atau syncyttia
biasanya digunakan Papanicolaou (Pap)
smear atau preparat hapus yang diwarnai
dgn pewarnaan Giemsa.

Cytology : untuk mendeteksi virus2


varicella-zoster, herpes simplex, &
cytomegalo virus
Syncytial Cells
HVS 2 Cytophatic Effect
Keuntungan dan Kerugian Rapid Test
Keuntungan
 Hasil cepat didapat :  30 menit
 Bermanfaat untuk mendeteksi wabah influenza
 Bisa digunakan untuk penatalaksanaan klinik
Prosedurnya sederhana, bisaa dilakukan dgn
berbagai metode
Kekurangan
 Kurang akurat dibanding dgn biakan virus atau PCR
 Bbrp test tdk bs bedakan infeksi A & B
 Tdk bs mengidentifikasi subtype virus
 Tdk ada data strain, molecular atau sequence
 Test kurang sensitif
2. Electron Microscopy
 Bbrp lab gunakan EM → Banyak kerja , tp relatif
tdk sensitif.
 EM : sgt membantu dlm mendeteksi viruses yg
lambat tumbuh pd cell culture dan hasilnya
bagus pd jumlah virus yg sedikit → 106 to 107
particles perml.
 Immune EM → visualisasi partikel virus dlm
jumlah kecil → terlalu kecil untuk bs dideteksi
secara langsung. Dgn menambah antiserum
spsifik pd suspensi test → partikel virus
membentuk aggregat (Virus-Ab bound
aggregates)
3. Immunodiagnosis
 Sangat baik, sdh bisa dibeli
 Metode:
- Fluorescence Antibody Test
- Enzymes Immuno Assay
- Radioimmunoassay
- Latex Agglutination Test
- Immunoperoxidase Test
 Sudah tersedia sistem deteksi virus :
- Fluorescence
- Elisa
4. Nucleic acid Probes & PCR
Nucleic acid Probes
 Probe: sepotong kecil DNA dipakai untuk
menghibridasi DNA atau RNA yg sesuai pd
sampel.
Probe ini dilabel dengan fluorescent
chromogenic, atau radioactive tag, shg
bisa dideteksi bila terjadi hibridisasi.
 Reaksi probe terjd in situ, misalnya pd
irisan jaringan yg tipis, cairan, atau pd st
permukaan pembuluh darah atau membaran.
DNA
4. Nucleic acid Probes & PCR
Polymerase Chain Reaction = PCR
 Pd metode ini terjd duplikasi st segmen pendek
DNA menjd seribu sampai sejuta segmen.
 Lebih sensitif bl diabnding dgn probe.
 Sudah tersedia primer untuk deteksi virus.
Polymerase Chain Reaction = PCR
Polymerase Chain Reaction = PCR
5. Isolasi Virus
1. In ovo → dlm telur berembrio
2. Invitro →dlm tissue/cell culture
3. In vivo → dlm biatang percobaan
di laboratorium
1. In ovo → dlm telur berembrio
Lbh baik dp in vivo, karena:
1. Embrio telur bersih dan steril, bebas
bakteri
2. Tdk memiliki mekanisme kekebalan
seperti yg dimiliki binatang percobaan
3. Tdk butuh makanan & kandang
4. Embrio ayam mempunyai beberap
amnionic pouch, allantoic cavity, dan
corialantoic membrane.
Kelemahan in OVO
• Telur bs terkontaminasi mycoplasma &
latent poultry virus yg bs mengganggu
pertumbuhan virus lain
• Embrio ayam sensitif hanya pada
beberapa jenis viruse
2. Invitro →dlm tissue/cell culture
Ada 3 jenis tissue culture:
1.Culture of organs; dari tracheal ring
digunakan untuk isolasi coronavirus
2. Explant culture, tissue slash diletakkan pd
bekuan plasma. Cara ini tak digunakan lg.
Dulu dipakai untuk kulturi adenoviruses.
3. Cell culture; Cara yang terbaik dan banyak
dipakai secara rutin pd virologi.
Cell culture
• Sel-sel pd irisan jaringan dilepaskan dengan
proteolytic enzym; tripsin dll atau secara
mekanik
• Sel dicuci, kemudian disuspensikan dlm
medium untuk kultur, dismpan dlm lempeng
petri, tabung reaksi, atau botel.
• Sel melekat dan membentuk sat lapisan
(monolayer) pd dinding yg bisa dilihat dgn
mikroskop pembesaran kecil
3 macam cell culture
1. Primary cell culture
2. Diploid cell strain
3. Continous cell pathway
3 kinds of cell culture

1. Primary cell culture


 Sel normal diambil dari tubuh untuk
pertama kalinya, yang kemudiaan bs
dipindahkan dan dibiak berulang-ulang.
 Dipakai untuk isolasi viral dan biakan untuk
membuat vaccin;
 Kidney cell culture dari rhesus monkey,
amnion cell culture manusia, chicken
embryo fibroblast culture, etc. .
2. Diploid cell strain
Mampu membelah 100 kali dlm
culture. Dipakai untuk isoslasi virus
patogen yg sulit dibiak dan pada
pembuatan vaccine; strains of human
embryo lung cells (WI-38) dan strain of
rhesus embryo cells (HL-8)
3. Continous cell pathway
Kelompok sel yg bisa membelah tanpa batas
seperti sel yang berasal dari sel kanker.
Bisa dibiak dlm beberapa generasi dgn
memindahkan dr st tabung ke tabung yg lain.
Misalnya HeLa cells (cell strain dari human ca
cervix), KB (cell strain dari human ca nasoph), EP2
(cell strain dari epitelioma), Mc Coy (cell strain dari
human ca sinovia), BAK21 (cell strain dari hamster
baby kidney) dan Detroid-6 (cell strain dari human
chest SST)
Substansi Anti viral
1. Isatin beta-thiosemikarbason (IBT)
 Menghambat pembentukan nuclear protein dan
menyebabkan kerusakan DNA → menghambat
reproduksi pox dan adenovirus .
 3 mg/lt IBT menghambat reproduksi virus vaccinia
 Marboran (N-metil IBT) oral rmenurunkan infeksi
pox di India dan Pakistan
 Cocok untuk profilaksis
Substansi Anti viral
2. 2-Hidroksi-bensil-bensimidasol (HBB)
dan guanidin
 Menghambat enterovirus—polio virus
 Menghambat replikasi RNA SS
 In vivo tdk bermanfaat sebagai antivirus,
mudah bermutasi.
Substansi Anti viral
3. Rifampisin
 Dihasilkan dari fermentasi Streptomyces
mediterania
 Berx dgn RNA polymerase menghambat
transkripsi
 Konsentrasi tinggi menghambat reproduksi
pox dan adenovirus
Substansi Anti viral
4. Cytarabine
 Menghambat sintesis DNA dgn cara bergabung
dengan dan menghambat polimerasi DNA
 Berbahaya bl diberikan secara sistemik,
karena toksisitasnya
5. Dactinomycin
Menghambat ssintesis RNA
Imenghambat reproduksi Myxovirus
Toksik terhadap sel binatang
Substansi Anti viral
6. Phosphonoacetic acid
 Menghambat repslikasi virus herpes symplex
 Meghambat polimerasi DNA herpes, bagus
dipakai sebagai khemoterapi infeksi herpes
virus
Substansi Anti viral
7. Amantadine dan rimantadine
 Menghambat proses awal infeksi dan
morfogenesis virus
 Mempengaruhi proses penetrasi dan
pelepasan envelope virus.
 Menghambat M protein dari influenza A
virus
 Dgn cell membrane
 Bagus juga untuk rubella virus dan
arenavirus.
Substansi Anti viral
8. Vidarabine
 Aktif terhadap human herpes virus
 Menghambat sintesis DNA virus
 Bukan immunosupressive
 Indeks terapeutiknya tinggi untuk herpes bl
dibandingkan dgn ARA-C--cytarabine
Substansi Anti viral
9. Acyclovir
 Menghambat sintesis DNA virus tetapi
memerlukan enzim dr sel (viral thymidine
kinase dan cellular thymidin kinase)
 Khusus untuk herpes simplex virus dan
varicella zoster tp bs juga dipakai untuk
cytomegalovirus dan epstein barr
Substansi Anti viral
10. Ganciclovir
 Menganggu sintesis DNA synthesis dgn
polimerasi DNA
 Lebih bagus untuk cytomegalovirus dp untuk
herpes simplex
 Reaksi toksiknya kecil
Substansi Anti viral
11. Zidovudine (AZT)
 Analog Pyrimidine, bekerja pada perubahan
transcriptase enzyme.
 Menghentikan sisntesis DNA
 Aktif terhadap retrovirus;HTLV1, HIV1 dan
HIV2
Substansi Anti viral
12. Ribavirin (virazole)
Aktif terhadap bermacam-2 virus RNA dan
DNA; RSV, influenza A dan B, parainfluenza 1,
rubeola virus, hepatitis A dan HIV

13. Phosphonoformat PFA


Menghambat aktivitas polimerasi DNA dari
Herpes simplex, cytomegalo, hep B. dan
juga retrovirus
Anti viral substance
14. Thymidine analog
 IDU; 5-iodo-2-deoksi uridin
 TFT; triflorotimidin
 BVDU; bromovinil deoksiuridin
 Mengganggi translasi dan transkripsi genome
 Aktif terhadap simplex and cytomegalo
 Pemakaian sistemik → toksik
Anti viral substance
15. Protein synthesis inhibitor
 Berguna pd penelitian virus c;
 Menghambat replikasi virus pd berbagai stadium
siklus replikasi.
 Cyclohexamida, puromycin,
p-fluronilalanin
 Semua menghambat sintesis protein virus dan sel.
Interferon
• Substansi Antiviral yang dihasilkan oleh sel
host yg preinfektif dan bs digunakan untuk
mencegah reinfeksi pada sel binatang
normal
• Sifat utama;
1. Sangat aktif, biasanya bergabung dgn
protein lain dlm serum. Interferon adalah
protein pd pH=2, 4oC, selama 48 jam,
melindungi sel dari infeksi virus.
Interferon
2. Interferon: species specific, dan terbentuk setelah
infeksi virus atau bakteri, atau setelah uptake
bahan kimia tertentu.
3. Interferon tidak menghambat reproduksi virus
tetapi melindungi sel dari effect yang disebabkan
oleh virus. Interferon menstimulasi sel untuk
membentuk protein yang menghambat
reproduksi virus.
4. Ada 3 jenis interferon manusia; Interferon
leucocyte dari leucocyte, Interferon fibroblast
dan Interferon immune dari lymphocyte.
Obat-obat lain
• Levamisol isoprinosin In-osiplex
• sebagai immunostimulant
• Effective terhadap virus RNA dan DNA
• Amonium 21 tungsto 9 antimonate (HPA)
suramin dicoba terhadap HIV AIDS
• Beberapa zat untuk pewarnaan
• Penggunaan pewarnaan dan illuminasi untuk
mematikan virus infektif yang baru terbentuk

Anda mungkin juga menyukai