Anda di halaman 1dari 43

VIRUS : suatu jasad hidup terkecil (20-300 nm) yg ditemukan dan diakui sebagai jasad penyebab infeksi oleh

Beyerinck pd th 1898. Bahasa latin Racun. 1883, Adolf Meyer (Jerman) : meneliti tumbuhan tembakau yg terdpt bercak kuning dan hijau tua pd daun. Kesimpulan : bakteri jenis baru. 1892, Dimitri Ivanosky (Rusia), kesimpulan : bakteri patogen. 1893, Marthinus Beyerinck (Belanda), cairan hidup yg menular1898 : Virus 1935, Wendel Meredith Stanley (US) TMV(Tobacco Mosaic Virus) 1939, TMV pertama kali divisualisasikan melalui mikroskop elektron.

PERBEDAAN VIRUS DAN BAKTERI

1. Ukuran sangat kecil Virus : 20-300 nm Bakteri : 200-2000 nm Virus dpt dilihat dg mikroskop elektron, dpt melewati saringan bakteri

2. Susunan kimiawi sangat sederhana Tdd satu inti berupa 1 mol DNA atau RNA yg dikelilingi oleh suatu lapisan protein yaitu kapsid (polipeptida)

Inti+polipeptida : Nukleokapsid, merupakan susunan virus yg paling sederhana disebut VIRION alat transfortasi gen. - Komponen selubung dan kapsid bertg jwb dlm mekanisme penginfeksian sel hospes. Virus sejati : DNA + Protein RNA + Protein Virus tidak sejati : RNA + DNA + Protein contoh : - Trachoma, Limfogranuloma venerum, Psittacosis Bakteri : RNA + DNA + Protein 3. Virus tdk mengandung enzim untuk metabolisme tdk dpt tumbuh dan bereproduksi tanpa adanya sel hospes 4. Untuk pertumbuhannya virus memerlukan sel atau jaringan hidup

Susunan Kimiawi Virus : A. Protein

Fungsi : - Melindungi genom terhadap daya kerja nuklease -Berperan dalam penempelan partikel virus pd sel -Mempermudah transfer as nukleat virus dari sel hospes ke sel hospes lainnya -Menentukan sifat antigenik virus.

B. Asam Nukleat Virus mengandung suatu jenis asam nukleat : RNA atau DNA yg mengatur informasi genetik yg diperlukan untuk replikasi virus.

Sifat ; - Berbeda dari asam nukleat sel hospes - Besifat genetik yg menentukan sifat keturunan

virus baru yg sesuai dgn virus pertama yg masuk C. Lipid Virus Beberapa virus mengandung lipid biasanya bersifat sensitif terhadap eter inaktif (kehilangan daya infektifitas).

5. Virus mempunyai daya mutasi yaitu daya untuk mengubah sifat antigennya shg antibodi berubah Mutasi bisa terjadi karena : secara spontan, diolah dgn bahan kimia tertentu, radiasi (uv)

6. Bakteri berkembang biak dgn belah pasang. Virus dgn cara : Virus masuk (infeksi) melekat pd sel (viropeksis) menembus sel (pinositosis), di dlm sel : asam nukleat dilepaskan, merangsang inti sel untuk membentuk asam nukleat dan protein yg sesuai dgn yg dimiliki oleh virus yg masuk.

Virus memasuki sel hidup :


1. Membentuk badan inklusi (inclusion bodies) adalah kumpulan dari elementary bodies yaitu virusnya sendiri. Dpt ditemukan pd : inti, sitoplasma, inti dan sitoplasma sel. ib dlm inti sel : Polio, ECHO, Coxsackie, Herpes, Rubella, Influenza. ib dlm inti+sitoplasma sel: Morbilli,Cytomegalovirus,Verruca vulgaris

Ib dalam sitoplasma sel :


Virus Variola/Vaccinia Rabies Fowl pox Psittacosis Inclusion bodies Guarnieri bodies Negri bodies Bollinger bodies Elementary bodies Paschen bodies Borrel bodies Leventhal Coles Lilie bodies (LCL)

Trachoma

Halbersteadter Prowazek bodies

2. Sel mengalami kemunduran dlm metabolisme Virus mengubah metabolisme untuk membentuk virus baru yg menjurus ke arah kematian sel 3. Sel mengalami perubahan bentuk yg mengarah ke pembentukkan tumor 4. Sel tdk mengalami degenerasi atau transformasi, tetapi sel tetap hidup dan mengandung komponen-komponen virus baru. 5. Sel akan dirangsang untuk membentuk suatu zat yg disebut Interferon adalah suatu protein tahan asam yg dibentuk oleh sel hidup yg dimasuki virus dan mempunyai daya menolak virus baru yg homogen maupun heterogen. Prosesnya : interferensi. 6. Sel mengalami perubahan yg disebut Cytopthogenic effect (Cpe) adalah suatu perubahan morfologi sel biakan jaringan monolayer yg semula berbentuk kumparan dan tersusun rapi, kemudian berubah selnya menjadi bundar, berkelompok, inti membesar, struktur inti kasar dan tampak lebih gelap.

Pengaruh Fisika dan kimia terhdp virus :


Suhu Dipanaskan 56-60 oC 30 mnt : inaktivasi, hilang daya infeksi Dibekukeringkan : tahan hidup lebih lama Pada lemari es : beberapa bulan Pada freezer : bertahun-tahun 2. Stabilisasi virus Bila ditambah garam tertentu : stabil terhdp pemansan 56-60 oC selama 1 jam Ditambah MgCl2 : menstabilkan Polio, ECHO,Coxsackie
1.

3. Derajat keasaman (pH) Hidup subur : pH 5-7,5 Arbovirus : tahan sampai pH 9 4. Radiasi Sinar UV : menginaktivasi, mutasi atau mematikan virus 5. Inaktivasi fotodinamik Dengan penambahan zat warna (toluidin blue, merah netral ) mengikat asam nukleat inaktivasi 6. Kepekaan terhadap ether Menunjukkan virus di dlm envelopenya mengandung : a. Lipida yg dpt larut oleh ether b. Envelopenya tdk mengandung lipida

7. Pengaruh khemoterapeutika Yang bisa diobati : virus tidak sejati Untuk gol virus sejati harus diusahakan obat yg : a. Mencegah/menghambat absorpsi virus oleh sel b. Mencegah/ menghambat perlepasan virus baru dari satu sel ke sel lain c. Mencegah pembentukkan komponen virus baru dlm sel 8. Efek terhadap desinfektans a. Chlorida : dlm konsentrasi tinggi bisa membunuh virus b. Formalin : menginaktivasi Polio (pembuatan vaksin) c. Betapropiolakton : menginaktivasi Rabies

Cara Pembiakan Virus


1. Hewan Percobaan

Jenis, umur, jenis kelamin dan cara penyuntikan berbeda tergantung jenis virus Contoh : a. Rabies : tikus putih bayi/dewasa, suntik intaserebral; setelah 1-3 mg gejala ensephalitis tikus mati b. Dengue : tikus bayi, intraserebral dan sunkutan; 3-7 hr terlihat tremor, kemudian paralisis mati c. Polio : kera, intrakutan, intra muskular mati

2. Telur Berembrio Bisa telur bebek, ayam kampung, ayam negri ada janin. Lapisan lilin di luar telur tdk boleh dicuci dgn sabun mencegah masuknya bakteri Umur, suhu, lama pengeraman, cara penyuntikkan berbeda tergantung jeins virus. Cara Penyuntikkan : a. Tetes pada Chorio Allantois Membran (CAM) - Variolla : terbetuk pocks - Vaccinia : terbentuk pocks - Herpes : terbentuk plaque

b. Intra amnion : Influenza, Herpes simplex, Parotitis epidemika c. Intra allantois : Influenza, Herpes simplex. Parotitis epidemika d. Intra yalk sac : Trachoma, Javanese encephalitis, Rickettsia e. Intra embrional : Javanese ensephalitis

Bila ditanam pd telur berembrio, kemungkinan yg terjadi :


Embrio mati Mis : virus JE disuntikkan secara intra yalk sac 2. Akan tumbuh pock atau plaque Pocks : bintik putih yg bundar dan menonjol pd permukaan CAM Plaque : bintik putih, bundar, tdk menonjol pd permukaan CAM Virus membentuk pocks : Variola, Vaccinia, Fowl pox, Cow pox Virus membentuk plaques : Herpes simplex
1.

c. Pembentukkan antigen - antigen hemaglutinasi - antigen ikatan komplemen

d. Daya infeksi virus terhdp manusia/ hewan berubah menjadi virulen atau kurang virulen Contoh : virus Influenza disuntikkan intra amnion, dpt menyebabkan sakit pd manusia, tetapi tdk pd tikus. Bila dilanjutkan pasasi secara intra allantois, maka Influenza kurang virulen pd manusia tetapi menjadi lebih virulen pd tikus
GAMBAR STRUKTUR TELUR BEREMBRIO !

3. Biakan Jaringan Berasal dari : - Hewan : jaringan ginjal kera, jaringan ginjal paru - Manusia : Normal paru manusia (2 jam stlh meninggal) preputsium : jaringan alat kelamin anak yg dikhitan Abnormal tumor pd manusia Pembuatan biakan jaringan !
Biakan jaringan primer : Bj paru kera, Bj ginjal kera Biakan jaringan stabil : LLCMK 1 : berasal dr ginjal kera He La cell : berasal dr kanker kelamin perempuan KB cell : berasal dr kanker tenggorokan

Faktor yg mempengaruhi pertumbuhan virus pd biakan jaringan :


Suhu Bj masih tahan hidup smp suhu 40 oC, tetapi virus akan mati. Suhu paling baik adalah 36-37,5 oC 2. Derajat Keasaman (pH) Virus paling baik tumbuh pd pH 7-7,5, bl terlalu asam virus akan mati. Untuk menghindari keasaan pd mediumnya ditambahkan Na2HCO3 atau jangan diberi glukosa. 3. Keadaan biakan jaringan Diam atau rotasi. Virus Polio tumbuh baik dlm keadaan rotasi 4. Jenis virus, jenis biakan jaringan, jenis dan konsentrasi sumber protein serta komposisi medium Polio: Bjgk + Earles medium + serum kuda 10% Cpe
1.

Tanda adanya pertumbuhan virus pd biakan jaringan :


Cytopthogenic effect (Cpe) Contoh : Bjgk ditanami Polio 4-5 hr (37 oC) Cpe 2. Adanya perubahan metabolisme biakan jaringan 3. Adanya penbentukan antigen dlm biakan jaringan : netralisasi, ikatan komplemen, hemaglutinasi 4. Terjadi hemadsorpsi adalah pengikatan erit tertentu dlm konsentrasi tertentu oleh Bj, ditandai dgn tersusunnya erit spt kalung mutiara disekitar sel yg mengandung virus
1.

Contoh : Bjgk + JE Cpe. Medium dibuang + erit angsa, eram 37 0C 1 jam lihat di bwh mikroskop tampak erit angsa tersusun disekelilingi sel yg mengandung virus. Hal ini membuktikan virus JE tumbuh dan hidup dlm sel meskipun tdk ada cpe
5. Adanya interferensi Bj Hella cell + Coxsackie, eram 37 0C 1 mg cpe (-) tanam lg virus yag pasti membentuk cpe (Polio) cpe (-) menandakan adanya interfernsi 6. Adanya perubahan morfologis Dikarenakan adanya virus onkogenik (virus yg mempunyai daya membentuk tumor) tampak perubahan morfologis berupa beberapa mikrotumor. Mis : Adenovirus, SV 40

Cara Penularan PenyakitVirus


Kontak Langsung a. Droplet infection perinhalasi : -Influenza, Para influenza, Campak (Morbili), Mumps, Variola, Varicela. b. Droplet infection peroral -Polio, Hepatitis, ECHO, Coxsackie c. Kontak langsung antara bag sakit dan bag sehat : -Peny kulit : Veruca vulgaris, Molluscum contagiosum -Peny kelamin : Lymphogranuloma venerum
1.

2. Kontak Tidak Langsung a. Debu : Variola b. Makanan dan minuman : Polio, ECHO c. Gigitan hospes reservoar : Rabies d. Perantaraan suatu vektor : 1).Vektor mekanis serangga : virus hanya menempel pada moncong, sayap, kaki - lalat, semut 2).Vektor sejatiserangga pengisap darah ada masa tunas ekstrinsik - A. aegypti.

Lingkaran Hidup Virus


1.

Artropoda

Manusia Artropoda

Manusia Artropoda : hospes perantara Manusia : hospes reservoiar

Contoh : Dengue : A. aegypti Chikungunya : A. aegypti, Culex fatigans

2.

Artropoda Vertebrata

Vertebrata Artropoda Manusia

Vertebrata : hospes reservoar Artropoda : hospes perantara Manusia : hospes insidentil Contoh : Javanese ensephalitis hospes reservoar : kera vektor : Culex sp

3. Vertebrata

Artropoda
Artropoda

Manusia

Artropoda : hospes perantara, reservoar dan carrier Manusia dan vertebrata : hospes indidentil Contoh : Colorado tick fever Rocky Mountain Spotted Fever disebar oleh sengkenit Dermasentor andersonii

Cara Mendiagnosa Virus


Diagnosa dapat ditegakkan dgn cara : Gejala klinik yg khas a. Polio : demam + 1 mg, stlh demam timbul kelumpuhan b. Variola : demam tinggi selama 7-10 hari, kmd timbul gejala kelainan kulit di seluruh tubuh yg bersifat single crope. c. Morbilli : demam tinggi, bersamaan dgn turunnya demam timbul skin rash di seluruh tubuh disertai konjungtivitis.
1.

2. Tes Laboratorium
a. Mikroskopis ( dgn mikroskop biasa)

Keuntungan : Cepat Kerugian : - belum semua i.b dan e.b ditemukan - belum semua pewarnaan diketahui - bila hasil negatif belum tentu diagnosa negatif -sulit membedakan virus yg mempunyai i.b dan e.b yg sama

2. Isolasi Menggunakan : 1) Hewan percobaan 2) Telur berembrio 3) Biakan jaringan Keuntungan : dapat memperoleh virus Kerugian : - Belum semua virus berhasil diisolasi - Memerlukan waktu lama - Biaya mahal
Berhasil tidaknya isolasi tergantung pada : 1. Stadium penyakit pd saat pengambilan sampel 2. Seleksi bahan pemeriksaan 3. Seleksi perbenihan 4. Cara penanaman

3. Tes Serologi Mempunyai nilai diagnostik lebih tinggi dibandingkan isolasi virus. Tes ini berpedoman bahwa diagnosa positif bila terjadi kenaikkan titer zat anti paling sedikit 4 kali. Kegunaan : 1. Mendiagnosa virus dgn melihat kenaikkan titer zat anti 2. Menentukan tipe virus yang berhasil diisolasi Keuntungan : 1. Tidak mahal krn bisa dilakukan invitro 2. Bisa dibaca dgn cepat, hanya menunggu serum konvalesen 3. Meskipun isolasi negatif, tetapi bila ada kenaikkan titer 4 kali atau lebih, maka diagnosa positif.

Tes Serologi Penyakit Virus


Kegunaan : 1. Melihat ada tdknya kenaikkan titer zat anti selama sakit 2. Mencari virus dalam bahan pemeriksaan 3. Melakukan identifikasi atau menentukan tipe virus yg berhasil diisolasi. Macam Pemeriksaan Serologi 1. Tes Aglutinasi : melihat kenaikkan zat anti aglutinin a. Tes Paul Bunnel : mendiagnosa Mononukleosus infeksiosa b. Tes Weill Felix : mendiagnosa Rickettsia

2. Tes Presipitasi
Prinsip : antigen atau antibodi didifusikan pd agar, bila atg dan ab sesuai, pd perembesan kedua komponen tsb akan membentuk garis oresipitasi putih. Kegunaan : 1. Mencari ag dlm bahan pemeriksaan 2. Menentukan kenaikkan titer zat anti presi[itasi dlm serum penderita.

* hasil positip (+) :

*hasil (+) :

*hasil negatif (-) :

3. Tes Ikatan Komplemen (CFT)


Prinsip : Antigen + Antibodi + C + HS CFT +(keruh) CFT (lisis) C : Serum cavia normal HS : Hemolitik System yaitu campuran sama banyak antara amboceptor dan eritrosit domba. Amboceptor : Serum kelinci yang disuntik berulang-ulang dengan suspensi eritrosit domba. CFT +(positif) keruh mengapa ? CFT (negatif) hemolisis mengapa?

4. Tes Hemaglutinasi (HA)


Hemaglutinasi adalah pengikatan virus tertentu dengan eritrosit tertentu dalam konsentrasi tertentu

Virus Influenza

Virus diikat dgn reseptor eritrosit Titer HA(I Unit HA) : Pengenceran virus tertinggi yang masih mampu menyebabkan hemaglutinasi secara total. Kegunaan tes HA : untuk menentukan kekuatan antigen (virus).

Erit ayam 0,5%

5. Tes Hemaglutinasi Inhibisi (HI)


Kegunaan : 1. Menentukan kenaikkan titer zat anti hemaglutinasi 2. Mencari antigen dalam bahan pemeriksaan. 3. Menentukan tipe virus. Prinsip : Antigen + antibodi spesifik + erit HI Titer zat anti hemaglutinin : Pengenceran serum tertinggi yang masih menghambat hemaglutinasi secara total.

6. Tes Netralisasi
Kegunaan : 1. Menentukan titer zat anti netralisasi 2. Menentukan tipe virus yang berhasil diisolasi Tes netralisasi dilakukan secara in vivo yaitu bisa pada hewan percobaan, telur berembrio atau biakan jaringan. Prinsip : Mencampur antigen dan antibodi dgn kekuatan dan volume tertentu, dilihat daya antibodi untuk menetralisir daya infeksi virus. Contoh : -Ag Dengue + Ab Dengue suntik i.c tikus bayitdk sakit -Ag Polio + Ab Polio tanam pd BJGK CPE (negatif)

Titrasi Antigen untuk tes Netralisasi


Contoh : Dengue : pd hewan percobaan Vaccinia : pd telur berembrio Polio : pd biakan jaringan ginjal kera

Contoh pemeriksaan : -Ag Polio diencerkan 10 kali lipat ganda : 10-1, 10-210-8 -Tiap pengenceran tanam pada 4 buah bjgk -Awasi tiap hari selama 2 mg, lihat ada tdknya CPE -Tentukan berapa nilai 1 TCD50
1TCD50 : Pengenceran virus tertinggi yg masih bisa menyebabkan cpe pd 50% dari seluruh BJ yg ditanami virus.

Pembacaan :
10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-7 10-8 ++++ ++++ ++++ ++-- ---- ---- ---1 TCD50 =10-4 100TCD50 = 10-2 1 LD50 : Pengenceran virus tertinggi yg msh menyebabkan kematian pd 50% dr jml hewan percobaan yg disuntik virus 1 ID50 : Pengenceran virus tertinggi yg mampu menyebabkan sakit pd 50% dr jml telur berembrio atau hewan percobaan yg disuntik virus.

REED&MUENCH
10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 ++++ ++++ ++++ ++++ +++- +--Pengenceran
10-1 10-2

10-7 ----

10-8 ---% ( Cpe+ )


100 100

CPE(+)

CPE(-)

Jml kumulatif CPE(+)


20 16

Jml kumulatif CPE(-)


0 0

4 4

0 0

10-3
10-4 10-5 10-6 10-7 10-8

4
4 3 1 0 0

0
0 1 3 4 4

12
8 4 1 0 0

0
0 1 4 8 12

100
100 80 20 0 0

1 TCD50 = 10-5 x 10 - 80-50 80-20

= 10-5 x 10-0,5 1 TCD50 = 10-5,5 100 TCD50 = 100 x 10-5,5 = 10-3,5 Menentukan kenaikkan titer zat anti netralisasi 1.Buat pengenceran serum sepuluh kali lipat 2. Tiap pengenceran ditambahkan antigen 100TCD50 sama banyak. 3. Tanam masing-masing pengenceran pada 4 tb biakan jaringan. 4. Eram pada suhu 370C, lihat adanya CPE.

Pembacaan hasil :

10-1 10-2 10-3 Serum I : ------++++ Serum II: ---- ------Jadi titer serum I = 10-2 titer serum II = 10-4 Titer serum II >4 serum I Kesimpulan : diagnosa positif

10-4 ++++ ----

10-5 ++++ ++++

10-6 ++++ ++++

Anda mungkin juga menyukai