Sifat ;
- Berbeda dari asam nukleat sel hospes
- Besifat genetik yg menentukan sifat
Ib dalam sitoplasma
sel :
Virus
Inclusion bodies
Elementary bodies
Variola/Vaccinia
Guarnieri bodies
Paschen bodies
Rabies
Negri bodies
Fowl pox
Bollinger bodies
Borrel bodies
Psittacosis
Trachoma
Halbersteadter
Prowazek bodies
7. Pengaruh khemoterapeutika
Yang bisa diobati : virus tidak sejati
Untuk gol virus sejati harus diusahakan obat yg :
a. Mencegah/menghambat absorpsi virus oleh sel
b. Mencegah/ menghambat perlepasan virus baru dari
satu sel ke sel lain
c. Mencegah pembentukkan komponen virus baru dlm
sel
8. Efek terhadap desinfektans
a. Chlorida : dlm konsentrasi tinggi bisa membunuh
virus
b. Formalin : menginaktivasi Polio (pembuatan vaksin)
c. Betapropiolakton : menginaktivasi Rabies
2. Telur Berembrio
Bisa telur bebek, ayam kampung, ayam negri
ada janin. Lapisan lilin di luar telur tdk
boleh dicuci dgn sabun mencegah
masuknya bakteri
Umur, suhu, lama pengeraman, cara
penyuntikkan berbeda tergantung jeins virus.
Cara Penyuntikkan :
a.Tetes pada Chorio Allantois Membran (CAM)
- Variolla : terbetuk pocks
- Vaccinia : terbentuk pocks
- Herpes : terbentuk plaque
c. Pembentukkan antigen
- antigen hemaglutinasi
- antigen ikatan komplemen
d. Daya infeksi virus terhdp manusia/ hewan
berubah menjadi virulen atau kurang virulen
Contoh : virus Influenza disuntikkan intra
amnion, dpt menyebabkan sakit pd manusia,
tetapi tdk pd tikus. Bila dilanjutkan pasasi secara
intra allantois, maka Influenza kurang virulen pd
manusia tetapi menjadi lebih virulen pd tikus
GAMBAR STRUKTUR TELUR BEREMBRIO !
3. Biakan Jaringan
Berasal dari :
- Hewan : jaringan ginjal kera, jaringan ginjal paru
- Manusia :
Normal paru manusia (2 jam stlh meninggal)
preputsium : jaringan alat kelamin anak
yg dikhitan
Abnormal tumor pd manusia
Pembuatan biakan jaringan !
Biakan jaringan primer : Bj paru kera, Bj ginjal kera
Biakan jaringan stabil :
LLCMK 1 : berasal dr ginjal kera
He La cell : berasal dr kanker kelamin perempuan
KB cell : berasal dr kanker tenggorokan
Faktor yg mempengaruhi
pertumbuhan virus pd biakan
1. Suhu
jaringan
:
Contoh :
Bjgk + JE Cpe. Medium dibuang + erit angsa, eram 37
0C
1 jam lihat di bwh mikroskop tampak erit angsa
tersusun disekelilingi sel yg mengandung virus.
Hal ini membuktikan virus JE tumbuh dan hidup dlm
sel meskipun tdk ada cpe
5. Adanya interferensi
Bj Hella cell + Coxsackie, eram 37 0C 1 mg cpe (-)
tanam lg virus yag pasti membentuk cpe (Polio)
cpe (-) menandakan adanya interfernsi
6. Adanya perubahan morfologis
Dikarenakan adanya virus onkogenik (virus yg
mempunyai daya membentuk tumor) tampak
perubahan morfologis berupa beberapa mikrotumor.
Mis : Adenovirus, SV 40
Artropoda
Manusia
Manusia
Artropoda
Artropoda : hospes perantara
Manusia : hospes reservoiar
Contoh :
Dengue : A. aegypti
Chikungunya : A. aegypti, Culex fatigans
2.
Artropoda
Vertebrata
Vertebrata
Artropoda
Manusia
Vertebrata : hospes reservoar
Artropoda : hospes perantara
Manusia
: hospes insidentil
Contoh : Javanese ensephalitis
hospes reservoar : kera
vektor
: Culex sp
3. Vertebrata
Artropoda Manusia
Artropoda
Artropoda : hospes perantara, reservoar dan
carrier
Manusia dan vertebrata : hospes indidentil
Contoh : Colorado tick fever
Rocky Mountain Spotted Fever
disebar oleh sengkenit Dermasentor andersonii
kelumpuhan
b.Variola : demam tinggi selama 7-10 hari, kmd
timbul gejala kelainan kulit di seluruh tubuh yg
bersifat single crope.
c.Morbilli : demam tinggi, bersamaan dgn turunnya
demam timbul skin rash di seluruh tubuh disertai
konjungtivitis.
2. Tes Laboratorium
a.Mikroskopis ( dgn mikroskop biasa)
Keuntungan : Cepat
Kerugian : - belum semua i.b dan e.b
ditemukan
- belum semua pewarnaan diketahui
- bila hasil negatif belum tentu diagnosa
negatif
-sulit membedakan virus yg mempunyai i.b
dan e.b yg sama
2. Isolasi
Menggunakan : 1) Hewan percobaan
2) Telur berembrio
3) Biakan jaringan
Keuntungan : dapat memperoleh virus
Kerugian : - Belum semua virus berhasil diisolasi
- Memerlukan waktu lama
- Biaya mahal
Berhasil tidaknya isolasi tergantung pada :
1.Stadium penyakit pd saat pengambilan sampel
2.Seleksi bahan pemeriksaan
3.Seleksi perbenihan
4.Cara penanaman
3. Tes Serologi
Mempunyai nilai diagnostik lebih tinggi
dibandingkan isolasi virus. Tes ini berpedoman
bahwa diagnosa positif bila terjadi kenaikkan
titer zat anti paling sedikit 4 kali.
Kegunaan :
1.Mendiagnosa virus dgn melihat kenaikkan titer
zat anti
2.Menentukan tipe virus yang berhasil diisolasi
Keuntungan :
1.Tidak mahal krn bisa dilakukan invitro
2.Bisa dibaca dgn cepat, hanya menunggu
serum konvalesen
3.Meskipun isolasi negatif, tetapi bila ada
kenaikkan titer 4 kali atau lebih, maka
diagnosa positif.
2. Tes Presipitasi
Prinsip : antigen atau antibodi didifusikan pd
agar, bila atg dan ab sesuai, pd perembesan
kedua komponen tsb akan membentuk garis
oresipitasi putih.
Kegunaan :
1.Mencari ag dlm bahan pemeriksaan
2.Menentukan kenaikkan titer zat anti presi[itasi
dlm serum penderita.
*hasil (+) :
Virus Influenza
dgn
Virus diikat
reseptor
eritrosit
Titer HA(I Unit HA) : Pengenceran virus tertinggi yang
masih mampu menyebabkan hemaglutinasi secara total.
Kegunaan tes HA : untuk menentukan kekuatan antigen
(virus).
hemaglutinasi
2.Mencari antigen dalam bahan pemeriksaan.
3.Menentukan tipe virus.
Prinsip :
Antigen + antibodi spesifik + erit HI
Titer zat anti hemaglutinin : Pengenceran serum
tertinggi yang masih menghambat
hemaglutinasi secara total.
6. Tes Netralisasi
Kegunaan :
1.Menentukan titer zat anti netralisasi
2.Menentukan tipe virus yang berhasil diisolasi
Tes netralisasi dilakukan secara in vivo yaitu bisa pada
hewan percobaan, telur berembrio atau biakan
jaringan.
Prinsip : Mencampur antigen dan antibodi dgn kekuatan
dan volume tertentu, dilihat daya antibodi untuk
menetralisir daya infeksi virus.
Contoh :
-Ag Dengue + Ab Dengue suntik i.c tikus bayitdk
sakit
-Ag Polio + Ab Polio tanam pd BJGK CPE (negatif)
Pembacaan :
10-1
10-2
10-3
10-4
10-5
10-6
10-7
REED&MUENCH
10-1
10-2
10-3 10-4 10-5
10-6
10-7
10-8
Pengen++++CPE(+)
++++CPE(-)
++++ Jml
++++ Jml
+++- %+--ceran
kumulati kumulati ( Cpe+ )
------f
f
CPE(+)
CPE(-)
10-1
20
100
10-2
16
100
10-3
12
100
10-4
100
10-5
80
10-6
20
10-7
10-8
12
Pembacaan hasil :
10-1
10-2
10-3
10-4
10-5
10-6
Serum I : ------++++
++++
++
++
++++
Serum II: ------------++++
++++
Jadi titer serum I = 10-2
titer serum II = 10-4
Titer serum II >4 serum I
Kesimpulan : diagnosa positif