MIKROBIOLOGI VIROLOGI
PEWARNAAN VIRUS
Disusun Oleh :
Novita Adhariani
( 19133880A )
( 19133892A )
Teori 3 F
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2015
I.
JUDUL
Pewarnaan virus
II.
TUJUAN
Melakukan pemeriksaan virus rabies dan vaccinia secara mikroskopis.
III.
DASAR TEORI
Virologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang virus dan penyakitpenyakit yang disebabkannya. Virus adalah suatu jasad hidup terkecil (20-300 nm)
terdiri dari suatu inti yang tersusun dari asam nukleat yaitu Ribo Nucleic Acid
(RNA) atau Deoxy Ribo Nucleic acid (DNA) dan dikelilingi loeh suatu capsid yang
terdiri dari protein.
Virus merupakan parasit obligat intraseluluer yang akan berkembang biak di
dalam tubuh inang dan jika di luar tubuh akan inaktif.
jika virus memasuki sel hidup maka akan terjadi :
1
Membentuk inclution bodies (badan inklusi) yang letaknya bisa dalam sitoplasma
sel atau dalam inti sel atau dalam sitoplasma dan inti sel tergantung dari jenis
virusnya.
Merangsang sel yang dimasuki untuk membentuk suatu zat yang disebut
interferon.
Interferon
mempunyai
daya
mencegah
pemasukan
dan
perkembangbiakan virus lain meskipun virus kedua adalah virus yang sejenis.
3
Sel akan mengalami perubahan bentuk atau transformasi yang menjurus ke arah
pembentukan tumor (pembengkakan)
dalam sel tersebut, maka sel berubah menjadi bulat berkelompok dan intinya
menjadi besar, struktur inti menjadi kasar dan intinya kelihatan menjadi lebih
gelap bila dilihat di bawah mikroskop.
Hal ini merupkan tanda bahwa virus tersebut hidup di dalam sel tadi
Berbeda dengan mikroorganisme lain,virus tak dapat tumbuh dan berkembangbiak
pada media mati.pertumbuhan dan perkembangannya memerlukan sel hidup. Hal ini
karena komponen virus dibuat dengan bantuan peralatan sel hospes/penjamu yang
diserangnya. Karena itu virus merupakan parasit obligat intra sel.Pembentukan
komponen virus tersebut dimungkinkan karena virus yang merupakan parasit pada
tingkat genetis,setelah menginfeksi sel,genomnya akan mempengaruhi kontrol
mekanisme sintetik sel hospes.
Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan
serabut ekor. Gambar dan Penjelasannya sebagai berikut:
a. Kepala
Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid.
b. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein, Kapsid terdiri atas bagian bagian yang disebut kapsomer, misalnya,kapsid pada TMV dapat terdiri atas satu
rantai polipeptida yang tersusun atas 2.100 kapsomer. Kapsid juga dapat terdiri
dari protein - protein monomer identik, yang masing - masing terdiri dari rantai
polipeptida.
c. Isi tubuh
isi tubuh yang kering disebut virion adalah bahan genetik yakni asam
nukleat (DNA atau RNA), contohnya sebagai berikut:
d. Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus antara lain, virus
polyomyelitis, virus radang mulut dan kuku, dan virus influenza.
e. Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida, contohnya para
mixovirus.
f. Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein dan banyak lipida, contohnya
virus cacar.
g. Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang diserangnya.
Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang dilengkapi benang / serabut.
pada virus dijumpai asam nukleat yang diselubungi kapsid , disebut
nukleokapsid , ada dua macam :
h. Nukleokapsid yang telanjang, misalnya TMV, Adenovirus, dan virus kutil (warzer
virus).
i. Nukleokapsid yang diselubungi suatu membran pembungkus, misalnya pada virus
influenza dan virus herpes.
Pembuatan vaksin
Contoh kasus pada akhir tahun 1700,Edward Jenner seorang dokter asal
Inggris mengetahui dari pasien-pasien di pedesaan bahwa para pemerah susu yang
telah terkena acar sapi (penyakit ringan yang menginfeksi sapi) ternyata resisten
terhadap infeksi cacar sesudahnya. Dalam percobaannya, Jenner menggoreskan
jarum yang mengandung cairan dari luka seorang pemerah sapi yang telah terkena
cacar sapi ke seorang anak laki-laki. Anak tersebut ternyata resisten terhadap wabah
cacar. Virus cacar sapi dengan virus cacar sangat mirip sehingga sistem imun tidak
dapat membedakan adanya partikel asing. Selain vaksin cacar juga sudah ditemukan
vaksin lainnya, misalnya vaksin polio, vaksin rubela, vaksin campak dan vaksin
gondongan.
Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh
virus, bersifat akut serta menyerang susunan syaraf pusat hewan berdarah panas dan
manusia. Rabies bersifat zoonosa artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan
ke manusia dengan gejala yang sangat memilukan. Virus Rabies dikeluarkan bersama
air liur hewan yang terinfeksi dan disebabkan melalui gigitan atau jilatan.
Virus Rabies masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan melalui :
a. Luka gigitan hewan penderita Rabies
b. Luka yang terkena air liur hewan atau manusia penderita Rabies
Tipe Rabies
Rabies Ganas :
Hewan menjaadi ganas, menyerang atau menggigit apa saja yang ditemui dan
ekor dilengkungkan ke bawah perut di antara dua paha
Kelumpuhan, tidak mampu menelan, mulut terbuka dan air liur keluar
berlebihan
padat dan biasanya ditemukan adanya oedema. Pada hewan yang terkena Rabies
apabila dibuka di daerah perut biasanya ditemukan benda asing seperrti kayu, batu
atau sepotong logam. Sedangkan dilihat di bawah mikroskop akan ditemukan
cytoplasmic inclusion bodies (Negri bodies) pada sel-sel syaraf. Pada umumnya
banyak ditemukan di dalam hypocampus tetapi kadang-kadang juga ditemukan di
ganglia.
Diagnosa Laboratorium
Rabies dapat didiagnosa melalui tanda-tanda klinis pada hewan yang terjadi di
lapangan dan melalui pemeriksaan laboratoris dengan memeriksa spesimen. Cara
yang paling sederhana untuk menentukan Rabies secara laboratorium adalah dengan
menemukan Negri bodies (typical inclusion bodies) pada preparat ulas jaringan
otak(hypocampus) yang telah diwarnai dengan pewarnaan Sellers.
prinsipnya sampel diletakkan di atas object glass lalu dihapuskan dengan
object glass lain (deep preparat), lalu difiksasi dengan menggunakan metanol,
kemudian diwarnai dengan pewarnaan Sellers dan diamati dengan menggunakan
mikroskop perbesaran 100x adanya Negri bodies.
Penyakit Cacar
Cacar adalah infeksi virus yang terdapat di seluruh dunia, dengan
kecenderungan untuk menyebar sebagai epidemi, tetapi terutama dijumpai di daerah
tropis dan subtropis. Pada saat ini penyakit cacar sudah dapat diberantas dan dunia
dinyatakan bebas dari cacar.
Penyebab Cacar
Virus cacar termasuk kelompok virus kecil, terdapat dalam 2 bentuk yaitu
bentuk yang ganas (variola major) dan bentuk yang kurang ganas (variola minor).
Terdapat juga jenis yang ketiga, yaitu vaccina yang tidak patogen untuk manusia dan
digunakan untuk menginfeksi sapi dalam usaha mendapatkan vaksin terhadap cacar.
Penyebaran Penyakit Cacar
Infeksi terjadi melalui saluran pernapasan dan penyebaran virus berasal dari
sekresi dan bahan-bahan yang berasal dari lesi kulit. Penyakit juga bisa ditularkan
secara bebas melalui pakaian dan kertas yang tercemar serta debu yang beterbangan di
udara. Kedua jenis kelamin mempunyai kemungkinan yang sama untuk menderita
sakit, sedangkan di daerah dengan penduduk yang tidak mendapatkan vaksinasi anakanak umumnya lebih banyak menderita sakit dibandingkan orang dewasa.
Masa inkubasi berlangsung antara 6-20 hari dengan perjalanan awal penyakit
yang mendadak. Penderita mengeluh sakit kepala dan nyeri punggung yang hebat
serta gejala-gejala lain yang mirip influensa. Dua tiga hari kemudian ruam kulit (rash)
mulai timbul. Selama erupsi kulit berjalan, efek toksis dari virus mereda, digantikan
oleh infeksi sekunder pada lesi kulit. Terdapat suhu bifasik. Ruam kulit yang
sebenarnya, dimulai di daerah dahi dan pergelangan tangan, kemudian menjalar ke
lengan bawah dan kaki serta badan bagian belakang. Penyebaran berlangsung secara
sentrifugal, dan dalam waktu 48 jam meliputi seluruh tubuh kecuali aksila.
Mula-mula lesi berbentuk makula, berwarna kemerahan mirip kelainan kulit
pada morbili (campak). Kemudian dengan cepat berubah menjadi papula, vesikel dan
akhirnya pustula. Papula berbentuk bulat, keras dan dalam, pada umumnya terpisahpisah meskipun kadang-kadang saling berhubungan. Pada infeksi yang berat,
perdarahan dapat terjadi di dalam lesi kulit. Vesikel berbentuk kubah, tidak mudah
pecah dan jika pecah tidak mengempis. Pustula kadang-kadang cekung di tengah
(umbilicated) yang jika mengering meninggalkan kerak. Bila kerak lepas maka bekas
cacar menjadi cekung. Kerak biasanya lepas pada hari ke-14.
Lesi kulit pada variola major ini secara umum perkembangannya berlangsung
dalam waktu yang sama, sehingga stadium lesi kulit adalah sama. Waktu yang
diperlukan dari stadium makula sampai terjadi pustula lebih kurang adalah antara 5-7
hari. Pada infeksi yang berat lesi kulit saling berhubungan. Bila terdapat infeksi
sekunder dapat menimbulkan kematian penderita. Selain terjadi lesi kulit, mukosa
mulut, faring, laring dan trakea juga dapat membentuk vesikel yang bila pecah akan
membentuk ulkus yang dangkal. Vesikulasi di dalam rongga mulut dapat terjadi
sebelum kelainan tersebut terjadi di kulit.
Adenitis umum yang ringan terjadi juga pada penyakit cacar ini. Pada infeksi
dengan virus cacar pada umumnya juga terjadi konjungtivitis dan fotofobi. Selain itu
pustula dapat terbentuk pada konjungtiva dan kornea yang diikuti oleh keratitis dan
ulserasi kornea. Akibat komplikasi ini, maka penderita mengalami gangguan
penglihatan yang menetap. Berat ringannya penyakit tergantung pada virulensi virus
dan ada tidaknya infeksi sekunder. Di daerah yang tidak dilindungi dengan vaksinasi
angka kematian pada anak beusia di bawah 5 tahun dapat mencapai 50 persen. Makin
berat lesi kulit, makin buruk prognosis cacar.
IV.
Jarum ose
Lampu spiritus
Coupling ajar
Gelas benda
sampel
Erlenmeyer 100 ml
Larutan A
Asam asetat glasal 1 ml
Formalin 40%
2 ml
Aquadest
-
100 ml
Larutan B
Fenol
1 gr
Tanin
5 gr
Aquadest
NH4OH 1 % dan 25 %
AgNO3 10 %
Larutan perak
Xylol
100 ml
B. PAWARNAAN SELLER
Alat dan bahan
-
Jarum ose
Pinset
Gelas benda
Sampel
V.
CARA KERJA
A. CARA KERJA PEWARNAAN GISPEN
Buat
preparat
hapus
dari
sampel
yang
ada,
kering
udarakan
VI.
HASIL PENGAMATAN
Nama Virus
Pengecatan
Gambar
Keterangan
Elementeri Bodies
Virus
Vaccinia
VII.
Warna : Ungu
Susunan : Menyebar
PEMBAHASAN
Virus bersifat aseluler (tidak memiliki sel) dan tidak memiliki organel-organel sel.
Virus memiliki ukuran yang sangat kecil, bahkan lebih kecil daripada bakteri yang
berukuran paling kecil. Virus bersifat parasit obligat sehingga infeksi pada sel atau
jaringan inang dapat diamati secara mikroskopis. Virus sukar diwarnai sehingga
memerlukan pengecatan-pengacatan khusus untuk mengidentifikasinya. Sebenarnya
virus tidak dapat dilihat, tetapi untuk membantu diagnosa klinik yang dilihat adalah
perubahan-perubahan dalam jaringan, kelainan-kelainan intracelluler dan sitoplasma.
Kelainan-kelainan jaringan ini dapat dijumpai sebagai Inclusion body dan
Elementair body.
Pada praktikum virus yang diperiksa adalah virus rabies dan virus vaccinia.
Rabies merupakan infeksi akut dari susunan saraf pusat yang berakibat fatal.Virus
rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan (air liur)
hewan yang terinfeksi rabies. Hewan yang dapat menularkan penyakit rabies antara
lain anjing, kucing, kera, dan kelelawar. Virus rabies menpunyai inclution body
disebut Negri- body. Cara pemeriksaan rabies secara laboratoris dapat dilakukan
dengan mikroskopis untuk melihat dan menemukan badan negri, yakni pewarnaan
cepat Sellers. Jika positif virus rabies maka Negri Bodies berwarna merah chery
dengan inti sel saraf berwarna ungu.
Virus Vaccinia merupakan salah satu virus penyebab penyakit cacar. Cacar adalah
penyakit virus sistemik dengan gejala khas adanya erupsi kulit. Penyakit muncul
mendadak dengan gejala demam, tidak nafsu makan, sakit kepala, badan lemah, sakit
pinggang berat, kadang-kadang sakit perut dan muntah. Sesudah 2 4 hari, demam
mulai turun dan timbul ruam yang berisi virus yang infectious kemudian berkembang
menjadi makula, papula, vesikula, pustula dan menjadi krusta yang akan rontok lepas
setelah 3 4 minggu.Virus vaccinia mempunyai Elementeri body yang disebut
Paschen
Bodies
Adanya
Elementeri
Body
ini
dimanfaatkan
untuk
IX.
DAFTAR PUSTAKA