Anda di halaman 1dari 3

Cara Isolasi Virus Pada Unggas

Untuk menumbuhkan virus dalam rangka mengisolasi virus dapat dilakukan secara :

- in ovo yaitu metode menumbuhkan virus pada media telur berembrio (TAB)
- in vivo adalah metode menumbuhkan virus pada hewan percobaan sebagai model.
- in vitro yaitu menumbuhkan virus di dalam gelas- gelas atau tabung menggunakan media
biakan jaringan (tissue culture) atau biakan sel (cell culture).

(Kencana, 2017)

a. Isolasi Virus Pada Telur Ayam Berembrio (TAB)

Cara inokulasi virus melalui Ruang Alantois dipilih untuk virus: Newcastle Disease,
Avian Influenza, Infectious Bronchitis, Egg Drop Syndrome. Telur yang digunakan biasanya
berumur 9-10 hari. Jalur inokulasi adalah sebagai berikut :

 Telur di candling untuk menentukan fertile atau tidak

 Ditandai ruang udaranya dengan menggunakan pensil

 Kulit telur didesinfeksi dengan alkohol 70%

 Dibuat lubang pada cangkang telur dengan menggunakan jarum penusuk

 Dilakukan inokulasi 0.2 ml inokulum/ butir telur dengan menggunakan spuit dengan jarum
berukuran 1 ml

 Lubang tempat suntikan tadi ditutup dengan menggunakan kuteks

 Diberikan label pada telur tentang isolat yang diisolasikan

 Telur diinkubasikan di inkubator bersuhu 37ºC dan diamati setiap hari dengan cara di
canding

 Kematian telur kurang dari 24 jam diabaikan dan dianggap telur terkontaminasi

 Telur yang mati lebih dari 24 jam atau telur dengan embrio yang sudah lemah selanjutnya
dimasukkan ke almari pendingin selama satu malam

 Dilakukan pemanenen cairan alantois.

(Kencana, 2017)

Inokulasi melalui membrane korioalantois dilakukan untuk mengisolasi virus –virus


yang bersifat epiteliotrofik, misalnya: virus Marek, Gumboro, Distemper, Pox, Variola,
Vaccinia. Biasanya pertumbuhan virus bersifat lambat yang ditandai dengan pembentukan
pox pada CAM. Cara inokulasi pada CAM:
 Telur dipilih yang fertile dan berumur 11-13 hari

 Dilakukan candling dan ditandai ruang udaranya dengan pensil

 Dibuat satu tanda dibagian horizontal yang dekat dengan pembuluh darah

 Kulit telur didesinfeksi dengan alkohol 70 % kemudian dibuat lubang pada posisi ruang
udara alami dengan menggunakan jarum penusuk steril

 Dibuat lubang satu lagi di bagian horizontal yang telah diberikan tanda

 Udara dihisap keluar dari lubang ruang udara alami (point d) untuk membuat ruang udara
buatan pada lubang

 Diinokulasikan 0,1 ml inokulum melalui ruang udara buatan, lalu lubang tadi didesinfeksi
dan ditutup dengan kutek

 Telur diinkubasikan pada inkubator bersuhu 37ºC dengan posisi horizontal, dan diamati
setiap hari selama maximal 5 hari

 Telur dipanen dan dimasukkan ke almari pendingin

(Kencana, 2017)

b. Isolasi Virus Pada Kultur Sel

Virus dapat diperbanyak dengan melakukan kultur sel yaitu menumbuhkan sel yang
terinfeksi virus secara in vitro. Dengan kultur sel pembiakan virus dapat dilakukan berbagai
macam tindakan, misalnya penemuan berbagai virus baru, penelitian sifat virus dalam jangka
panjang misalnya virus polio dan juga usaha untuk menemukan vaksin terhadap penyakit virus.
Terdapat tiga dasar jenis kultur sel hewani yaitu kultur primer dan kultur sekunder, diploid cell
strains, dan continous cell lines. (Maksum, 2015)

Kultur primer berasal langsung dari jaringan hewan atau telur berembrio dan merupakan
sel-sel satu lapis (monolayer) sedangkan kultur sekunder merupakan subkultur dari kultur primer
jaringan normal. Sesudah melalui 30 sampai 50 subkultur atau bila dilakukan subkultur ulangan,
sel-sel mengalami degenerasi atau mati. Kadang-kadang sel mengalami perubahan sehingga
mampu hidup sesudah melewati subkultur lebih dari 50 kali atau lebih. Sel-sel ini umumnya telah
mengalami perubahan morfologi meskipun jumlah kromosom tidak berubah dan disebut sebagai
diploid cell strains. Selama mengadakan kultur dari cell strains dapat terjadi continuous cell lines
yang berubah sifat-sifat khasnya, tumbuh dengan cepat, membentuk beberapa lapis sel dan juga
berubah jumlah kromosomnya. Continuous cell lines ini juga dapat terbentuk dari kultur primer
dari jaringan maglina secara langsung atau tumbuh dari kultur primer yang diinfeksi dengan virus
onkogenik. (Maksum, 2015)
c. Isolasi Virus Pada Hewan Coba

Metode ini sudah jarang dilakukan terkait dengan kesejahteraan hewan. Selain itu
dikarenakan Penelitian mengenai isolasi virus sudah demikian maju, sehingga sudah banyak jenis
kultur sel yang dapat digunakan untuk menumbuhkan virus dibandingkan dengan metode ini.
Banyak perbedaan kepekaan hewan percobaan terhadap infeksi dengan virus sehingga timbul
reaksi berbeda baik bagi yg spesiesnya tidak sejenis maupun spesiesnya sejenis. (Maksum, 2015)

Metode ini pada nyatanya masih digunakan untuk mempelajari sifat2 onkogenik virus,
patogenesis penyakit virus. Reaksi imun trhdp virus, pengaruh lingkungan terhadap infeksi virus
dan isolasi primer trhdp beberapa jenis virus, misalnya: virus coxsackie A. (Maksum, 2015)

Referensi :

Kencana, Gusti Ayu Yuniati. 2017. Cara Mengisolasi Virus Dan Mengidentifikasi Dengan Uji
Serologi Hemaglutinasi. Denpasar : Universitas Udayana.

Radji, Maksum. 2015. Imunologi Dan Virologi. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan.

Anda mungkin juga menyukai