Anda di halaman 1dari 6

TES HEMAAGLUTINASI INHIBISI / PENGHAMBAT HEMAGLUTINASI

Hemaglutinasi inhibisi merupakan yang diinduksikan oleh virus sebagai


prosedur untuk mengidentifikasi hemaglutinasi oleh virus atau metode untuk
mengukur kensentrasi dari antigen terlarut dalam specimen biologis dimana
specimen diinduksi dengan antibody spesifik dan kemudian dengan eritrosit.
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya
dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil
asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan
untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur
hidupnya. stilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi
sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal),
sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang
jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus
sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel inang.
Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu,
baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu
burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV.
Tes aglutinasi dapat dimodifikasi untuk pemeriksaan antigen yang
terlalut, tes ini disebut hemaglutinasi inhibisi . disebut hemaglutinasi inhibisi
karena dapat mengukur kemampuan antigen yang terlarut untuk menghambat
aglutinasi antara antigen dengan eritrosit oleh antibodi . Jika sempel mengandung
antigen, antigen terlarut akan bersaing dengan eritrosit untuk berikatan dengan
antibody, sehingga menghambat aglutinasi sel darah merah dengan menipiskan
atau mengencerkan sampel, anda dapat menghitung jumlah antigen melalui titer
pada sempel yang belum diketahui (Mayer, 2010) HI test (uji hemaglutinasi
inhibisi) telah menjadi metode yang tepat dalam mendeteksi kehadiran antibodi
spesifik dalam serum yang terinfeksi atau dari individu yang sembuh/ pulih dari
sakit. Selanjutnya, dengan mendilusi (diencerkan) serum, jumlah komparatif dari
antibodi dapat ditentukan. (Merchant, Ival Arthur)
Prinsip dari pratikum hemaglutinasi inhibition adalah antigen virus
antibodi serum dan eritrosit ditambahkan dengan perbandingan yang sama
sehingga terjadi ikatan antigen dan antibodi saja , tidak terjadi ikatan antara
antigen dengan eritrosit . Sehingga tidak terbentuk hemaglutinasi , hal ini
menunjukkan tes hemaglutinasi inhibisi positif. Hemaglutinasi inhibisi
merupakan yang diinduksikan oleh virus sebagai prosedur untuk mengidentifikasi
hemaglutinasi oleh virus atau metode untuk mengukur kensentrasi dari antigen
terlarut dalam specimen biologis dimana specimen diinduksi dengan antibody
spesifik dan kemudian dengan eritrosit.
Pada pemeriksaan ini hemaglutinasi inhibition menggunakan antigen 4
HA, dimana ini antigen 4 HA didapatkan dari hasil HA. Pemeriksaan
hemaglutinasi inhibition pertama-tama dimasukksan PBS pada microwell dan
selanjutnya ditambahkan serum yang kemudian dilakukan pengenceran dengan
cara memindahkan dari microwell pertama ke microwell selanjutnya dengan
volume yang sama. Setelah dilakukan pengenceran ditambahkan lagi antigen
virus 4 HA pada masing-masing microwell, maka akan terjadi reaksi antibody
dengan antigen virus tersebut. Dan selanjutnya ditambahkan dengan sel darah
merah 1 %. Pemeriksaan hemaglutinasi inhibition ini selain untuk
mengidentifikasi virus juga digunakan untuk menentukan kekebalan hewan
terhadap suatu agen (virus) melalui pengukuran titer antibody spesifik dalam
serum hewan tersebut.
PRA ANALITIK
A. Tujuan : Untuk mengetahui kenaikan titer zat anti hemaglutinin selama
sakit.

B. Metode : Metode hemaglutinasi inhibisi menggunakan makroplate.

C. Prinsip :
Antigen virus antibodi serum dan eritrosit ditambahkan dengan
perbandingan yang sama sehingga terjadi ikatan antigen dan antibodi saja,
tidak terjadi ikatan antara antigen dengan eritrosit. Sehingga tidak
terbentuk hemaglutinasi, hal ini menunjukkan tes hemaglutinasi inhibisi
positif .

Reaksi :

O O XXXX
oooo XXXX O O O XXXX
oooo+ XXXX O XXXX
XXXX O O
oooo+ + Ikatan antigen- Eritrosit +
Antibodi Eritrosit antibodi nonhemagluti
antigen spesifik 0,5% nasi
positif

ANALITIK
A. Alat dan Bahan
1. Alat
- Spuit
- Tabung reaksi
- Alas untuk ayam
- Sentrifuge
- Tabung mikrohematokrit
- Mikrohematrokrit reader
- Erlenmeyer
- Mikro well
- Tabung dengan tutup

2. Bahan
- Ayam hidup
- Darah ayam
- EDTA
- NaCl
- Suspesi darah 1%
- Larutan PBS (Phospat Buffer Saline)
- Virus Ab ND
- Virus ND inaktif
- - Ab

B. Cara Kerja
1. Pengambilan darah ayam
a) Alat dan bahan disiapkan di atas meja praktikum
b) Spuit ditambahkan EDTA kurang lebih 0,2 ml
c) Ayam diletakkan diatas alas
d) Pengambilan darah ayam dilakukan oleh 2 orang
e) Kaki dan 1 sayap ayam dipegang
f) Phlebotomis memegang sayap ayam yang akan diambil darahnya pada
bagian bawah sayap ayam.
g) Darah ayam diambil dengan menusukkkan jarum spuit pada daerah
dekat vena ayam kemudian menusukkan pada vena ayam.
h) Darah ayam diambil sebanyak 3 cc
i) Darah ayam ditampung di tabung dengan EDTA
2. Pencucian Eritrosit Ayam
a) Darah pada tabung EDTA disentrifugasi 3000 rpm selama 2 menit
b) Supernatan dibuang
c) Darah ditambahkan NaCl sampai tabung
d) Sentrifugasi 3000 rpm selama 2 menit
e) Supernatan dibuang
f) Darah ditambahkan NaCl sampai tabung
g) Sentrifugasi 3000 rpm selama 2 menit
h) Supernatan dibuang
i) Darah ditambahkan NaCl sampai tabung
j) Sentrifugasi 3000 rpm selama 2 menit
k) Suspensi ayam 100% siap digunakan
3. Pemeriksaan PCV darah ayam
a) Alat dan bahan dipersiapkan di atas meja
b) Tabung mikrohematokrit dimasukkan pada tabung EDTA dengan
memiringkan tabung EDTA
c) Tabung mikrohematokrit di tambahkan sabun pada bagian ujungnya
dengan menancapkan pada sabun
d) Sentrifugasi pada kecepatan 7500-15000 rpm selama 5 menit
e) Hasilnya dibaca pada mikrohematokrit reader
4. Pembuatan Suspensi darah ayam 1%
a) Pembuatan suspensi ayam 1% dilakukan dengan pengenceran dari
suspensi ayam 100% (Hasil pemeriksaan PCV yaitu 25)
b) Pengenceran dilakukan dengan
Penambahan 24 ml NaCL ditambah 1 ml suspensi eritrosit ayam
100%
c) Dihomogenkan
d) Suspensi eritrosit ayam 1% siap digunakan
5. Pemeriksaan Hemaglutination Inhibition (HI) Virus ND (Newcastle Disease)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A

a) Pada lubang A (1-12) ditambahkan 25 mikron PBS


b) Pada lubang A1 ditambahkan 25 virus Ab ND
c) Dilakukan pengenceran:
Dilakukan pemipetan pada lubang 1 secara tarik mundur sebanyak 3 kali
kemudian dipipet 25 mikron dan dipindahkan ke lubang 2
d) Pada lubang 11 ditambahkan 25 mikron virus ND inaktif
e) Inkubasi 30 menit
f) Ditambahkan pada semua lubang A (1-12) 50 mikron eritrosit ayam 1%
g) Digoyang pada shaker selama 30 detik
h) Diinkubasi 15 30 menit

PASCA ANALITIK

Interpretasi Hasil:
(+) = mengendap
(-) = menyebar

Anda mungkin juga menyukai