Anda di halaman 1dari 4

Fluoresensi antibodi tes

1. Pengertian dan sejarah FTA


Antibodi Fluorescent Teknik adalah alat diagnostik di mana pewarna fluorescent
ditambahkan ke jaringan yang mengandung anti gen. Hasilnya menyebabkan wilayah
yang ditargetkan bersinar dengan sinar ultraviolet bila dilihat dengan mikroskop
fluorescent.
Imunofluoresen adalah metode imunologi untuk mendeteksi antibodi dari berbagai
kelas immunoglobulin dalam serum, cairan ludah, cairan otak dengan cara mereaksikan
antibody dan antigen spesifik dan anti-antibodi yang dilabel denagan Fluoresence
Isothiocyanat (FITC), sehingga terpancar sinar warna hijau atau merah jika di label
dengan Rodhamin. Tetapi dalam perkembangan sekarang imunofluoresen banyak
digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi antigen antigen atau antibody dalam
mukosa usus, mukosa mulut, dan dalam jaringan, urine, cairan mata.
Fluorescent Antibody Technique (FAT) untuk penggunaan didalam mikrobiologi
telah diperlihatkan pertama kali oleh Coons, at all pada tahun 1942. sebelumnya telah
diperkenelka penandaan protein antibodi dengan zat warna yang dapat berfluoresensi.
Fluoresensi merupakan pemancaran sinar oleh atom atau molekul setelah terlebih dahulu
disinari. Zat warna yang dapat befluoesensi disebut fluorokrom. Pada dasarnya teknik
fluoresen antibodi ini merupakan kombinasi cara-cara imunologis dan pewarnaan.
Adanya antigen akan diperlihatkan dengan perantaraan antibodi yang telah
disenyawakan dengan fluorkrom.
Dan tes ini mulai diperkenalkan sejak tahun 1962 dalam bidang pemeriksaan
parasitologi dengan memakai tekhnik indirect fluorescent antibody test. Tes ini berguna
mendeteksi adanya antibody specific terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit
sangat minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibody baru
terjadi setelah beberapa hari parasitemia. Manfaat tes serologi terutama untuk penelitian
epidemiologi atau alat uji saring donor darah.
Pendeteksi antibody dan antigen yang perlu diperhatikan adalah fiksasi protein
spesifik dengan bahan kimia, sehingga diperlukan pemilihan yang tepat bahan kima yang
terbaik seperti Formaldehyde, aceton, methanol, dan alcohol. Sehingga tidak merusak
epitop dan paratope pada saat direaksikan untuk ikatan komplek antigen dan antibody.

2. Regensia serta Alat dan Bahan yang digunakan dalam Metode FAT (IFA)
Deck glass
objek glas
serum sampel
antigen dari sel kultur atau antigen dari jaringan
Aceton
Feotal Calf Serum (FCS)
Phospat Buffer Saline (PBS)
Pinset
Gelas Inkubator
Kotak inkubator
Inkubator 37oC
Konjugat Fragmen immunoglobulin
Mikroskop Fluorescent
Rhodamin.

3. Macam-macam Pemeriksaan Pemeriksaan FAT (IFA)


Metode FAT (IFA) dikenal ada 2 macam pemeriksaan yaitu
A. Antibodi Fluorescent Teknik, Langsung
Suatu bentuk teknik antibodi fluorescent memanfaatkan terkonjugasi fluorochrome ke
antibodi, yang ditambahkan secara langsung ke jaringan atau suspensi sel untuk
mendeteksi antigen tertentu. Atau dengan cara melabel langsung antibodinya.

B. Antibodi Fluorescent Teknik, tidak Langsung


Suatu bentuk teknik antibodi fluorescent yang biasa digunakan untuk mendeteksi
antibodi serum dan kompleks imun pada jaringan dan mikroorganisme dalam spesimen
dari pasien dengan penyakit menular. Teknik ini melibatkan pembentukan sebuah
kompleks antigen-antibodi yang diberi label dengan fluorescein-conjugated anti-antibodi
immunoglobulin. Atau melalui perantara antibody yang kedua dalam produk pasar
dikenal dengan Konjugat Imunoglobulin Fragment.

4. Cara Pemeriksaan.
A. Direct Imunofluoresen (Deteksi Antigen)
1. Sel pada deck cover glass yang diinfeksi dengan virus difiksasi dengan aceton-20oC
2.
3.
4.
5.
6.

selama 15 menit.
Cuci dengan PBS dan keringkan pada temperature ruangan sampai kering.
Masukan deck cover glass pada PBS yang mengandung 1%FCS dan biarkan 15 menit.
Siapkan serum sampel dan encerkan dengan PBS sesuai keperluan.
Teteskan 20l serum sampel di atas glass obyek.
Taruh deck cover glass di atas sampel dengan bagian sel di bawah dan letakkan dalam

kotak dan kertas yang telah dibasahi dengan air.


7. Inkubasi pada incubator denagan temperatur 37oC selama 45 menit.
8. Cuci dengan PBS 1%FCS selama 15 Menit.
9. Siapkan Konjugat fragmen Imunoglobulin dengan pengenceran 1:100l.
10. Teteskan Konjugat 20l di atas glas obyek dan letakkan deck cover glass di atasnya.
11. Inkubasi pada incubator dengan temperatur 37oC selama 15 menit
12. Cuci dengan PBS 1%FCS selama 15 menit dan selanjutnya angkat deck cover glass dan
sentuhkan deck cpver glass pada kertas tissue agar airnya berkurang, sehingga kering
tapi basa.

13. Teteskan Glycerin 50% 20l di atas glass obyek dan selanjutnya deck cover glass di
taruh diatasnya dan langsung dilihat hasilnya dengan mikroskop fluorescent pada
pembesaran 40x. catatan preparat ini dapat disimpan pada 4oC sampai 2-3 minggu.

B. Indirek Imunofluoresen
a. Antigen mikroba diletakkan dalam kaca objek dan diberi bahan
fiksatif
b. Serum pasien yang telah diencerkan diinkubasi bersama antigen
pada kaca
objek, kemudian dicuci
c. Ditambahkan Antibodi berlabel flouresen (konjugat)
d. Kaca objek dicuci hemudian dikeringkan, kemudian dibaca dibawah
mikroskop flouresen
e. Preparat diamati adanya area terang berfloresensi warna hijau dan
dibandingkan dengan control positif dan negatif. Adanya floresensi
hijau menandakan adanya antibodi terhadap antigen.

5. Kelemahan Pemeriksaan Antibodi Fluorescent Teknik


Peralatan yang canggih dan mahal
Perlu tenga yang terlatih
Perhari maks 25 slide/analisa
Sukar dibuat otomatis
Pelaksanaan agak kompleks

Anda mungkin juga menyukai