Anda di halaman 1dari 4

INOKULASI VIRUS PADA TELUR AYAM BEREMBRIO

Silvi Fadillah, 20118038

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik , STIKES BTH Tasikmalaya


Email: mail@stikes-bth.ac.id

ABSTRAK
Virus merupakan parasit intraselular obligat yang sangat kecil dan dapat melaksanakan aktivitas metaboliknya
di dalam sel inang yang spesifik. Keberadaan virus dalam tubuh inang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Seperti virus new castle atau Paramyxovirus unggas 1 dapat menyebabkan penyakit New Castle Disease atau
Tetelo Disease. Virus tersebut biasa menyerang unggas ayam yang menyebakan gangguan perkembangan atau
pertumbuhan embrio telur ayam. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara menginokulasikan sample sekret
hidung yang tersangka mengandung virus Haemafhilus Influenza kedalam telur ayam berembrio umur 10-12
dengan metode in ovo yaitu telur ayam dibor pada bagian ruang chorioalantois, sample diinjeksikan, dan ditutup
kembali dengan lilin, inkubasi selama 4 hari telur terdapat bercak-bercak menggumpal warna hitam dan kuning
telur pecah, hasil tersebut dinyatakan adanya virus yang mengganggu perkembangan embrio tersebut.

Kata kunci: Virus, Telur Ayam Berembrio, New Castle Disease

I. PENDAHULUAN

Virus adalah satu set dari satu atau lebih dibantu dengan pembentukan CAM yang sangan
molekul genom berupa asam nukleat (RNA atau vaskuler yang berfungsi sebagai organ respirasi
DNA), yang biasanya dibungkus oleh selubung embrio. (Kencana G.A.Y, et al., 2012)
pengaman berupa protein selubung Newcastle Disease (ND) adalah penyakit
atau lipoprotein dan hanya dapat memperbanyak yang sangat menular, dengan angka kematian
diri dalam sel inang hidup yang sesuai dengan yang tinggi, disebabkan oleh virus genus
memanfaatkan metabolisme, materi, dan energi Paramyxoviru dengan family Paramyxoviridae.
dari sel inang. Virus merupakan unit elemen yang Nama latin untuk ND adalah tetelo,
masih menunjukkan tanda kehidupan (Pelczar & pseudovogolpest, sampar ayam, Rhaniket,
Chan, 2009). Pnemoencephalitis dan Tontoor furens,
Telur ayam berembrio merupakan sistem Newcastle Disease dipandang sebagai salah satu
yang yang telah digunakan secara luas untuk penyakit penting di bidang perunggasan.
isolasi. Embrio dan membran pendukungnya Kejadian wabah penyakit ND seringkali terjadi
menyedeiakan keragaman tipe sel yang pada kelompok ayam yang tidak memiliki
dibutuhkan untuk kultur berbagai tipe virus yang kekebalan atau pada kelompok yang memiliki
berdeba. Membran kulit telur yang fibrinous kekebalan rendah akibat terlambat divaksinasi
dengan membentuk rongga udarara pada sisi atau karena kegagalan program vaksinasi.
tumpul telur. Distribusi gas di dalam telur Penyakit ND menyebabakan gangguan yang

1
sangan berat pada sistem pernafasan, syaraf, dan udara (dapat memncapai radous 5 km). Virus ND
pencernaan pada ayam. Kerugian yang dituemukan dalam jumlah tinggi selama masa
ditimbulkan penyakit ND anatara lain berupa inkubasi sampai masa kesembuhan. Virus ini
kematian ayam, penurunan produksi telur pada terdapat pada udara yang keluar dari pernafasan
ayam petelur, gangguan pertumbuhan dan ayam, kotoran, telur-telur yang diproduksi
penurunan berat badan pada ayam pedaging. selama gejala klinis dalam karkas selama infeksi
(Tabbu, 2012) akut sampai kematian. (Cavanagh & Gelb, 2010)
Penyebaran penyakit ini biasanya memalui Tujuan dari praktikum inokulasi virus pada
kontak langsung dengan ayam yang sakit dan telur ayam berembrio yaitu untu mengetahui
kotorannya, melalui ransum, air minum, kadang, metode dan cara inokulasi virus pada telur ayam
tempat ransum/minum, peralatan lainnya yang serta mengetahui ciri-ciri embrio ayam yang
tercemar oleh kuman penyakit, melalui terinfeksi viru New Castle Disesase.
pngunjung, serangga, burung liar, dan angin atau
II. BAHAN DAN METODE
A. Bahan 3. Ditentutkan batas kantung udara dan letak
Bahan yang digunakan praktikum ini yaitu kepala embrio, diberi tanda
telur bermbrio umur 9-12 hari, kapas, alkohol 4. Dioleskan alkohol 70%, kemuadian
70%, betadine, spuit 1 cc, bor telur, suspensi diinokulasikan suspensi virus ke dalam ruang
virus New Castle Disease alantois (melewati batas kantung udara)
B. Metode dengan cara jarum dimasukkan ¾ inci
Pengamatan inokulasi virus pada telur ayam dengan sudut 45o dan diinjeksikan 0,1- 0,2 cc
berembroi dilakukan dengan metode in ovo virus yang akan diinokulasikan
dengan cara kerja sebagai beriku : 5. Di tutup lubang dengan lilin
1. Disiapakan embrio ayam dengan umur 10-12 6. Diinkubasi selama 4 x24 jam dalam
hari inkubator dengan suhu 370C.
2. Dilakukan peneropongan pada telur yang 7. Diamati embrio tersebut
digunakan

III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Sumber: hasil foto setelah diinkubasi 4


hari

2
B. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan praktikum Inokulasi virus dengan metode ini
inokulasi virus ke dalam telur ayam dilakukan dengan menanam virus pada
berembrio yang telah diinkubasi selama 4 kultur jaringan.
hari pada suhu 37oC hasil didapatkan positif 3. In Vivo
terdapat adanya virus ND karena embrio Virus dapat ditanam pada hewan
pada telur ayam menunjukkan gejala adanya laboratorium yang peka. Hewan
hemoragi pada daerah kepala dan leher serta laboratorium yang digunakan antara
mebrio terlihat kerdil atau kecil bahkan lain,mencit, tikus putih, kelinci ataupun
sampai hancur, serta terdapat warna bercak marmut.
hitam dengan gumpalannya. Inokulasi dilakukan dengan
Digunakan telur ayam berembrio menggunakan metode in ovo yaitu di ruang
umur 10-12 hari karena : chorioalantois karena cairan kario-
1. embrio telue ayam merupakan sel yang alantoisnya sedang berkembang sehingga
mengandung protein serta RNA dan daerahnya menjadi luas, maka inokulasi
DNA yang dibutuhkan virus dalam pada ruang alantois ini akan lebih mudah
bereplikasi saat itu dan mengurangi resiko. Injeksi dilakukan ke
2. Embrio ayam termasuk makhluk yang dalam cairan korio-alantois untuk membuat
hidup sehingga virus dapat berkembang daerah aman sehingga lingkungan internal
biak embrio tidak terganggu dan agar virus
3. Embrio ayam kaya akan nutrisi yang mudah menyebar dan melekat pada sel yang
diperlukan untuk virus berkembang mempunyai reseptor yang cocok dengan
biak. virus sebab pada ruang kori-alantois
Cara menginokulasikan virus ke terdapat banyak pembuluh darah, yang
embrio ayam terdapat beberapa merode nantinya dapat membawa virus memasuki
yaitu : inangnya dan melakukan infeksi lebih cepat.
1. In Ovo Faktor faktor yang menentukan
Metode ini merupakan penanaman virus keberhasil inokulasi pada embrio ayam
pada telur ayam yang berembrio. Merode yaitu :
ini dapat dilakukan dengan berbagai cara 1. Rute inokulasi. Inokulasi pada embrio
antara lain inokulasi pada ruang dimana virus akan segera mendapatkan
chorioalantoi, membran chorioalantois, tempat untuk menginfeksi organ. Hasil
dan yolk sac. paling baik yaitu ketika embrio
2. In Vitro mengalami abnormal organ sejak 24 jam
setelah diinokulasi

3
2. Strain virus, menetukan efek infeksi pada infeksi yang terlihat jelas pada embrio
masing-masing embrio yang yang diujikan dengan kontrolnya.
diinokulasikan virus. Strain yang paling 4. Tahapan perkembangan embrio,
viruler merupakan strain yang paling perkembangan embrio yang sudah
baik untuk digunakan pada uji in ovo mengalami tahap dewasa akan lebih
karena mudah terlihat gejalanya. resisten terhadap virus karena sudah
3. Titer virus, banyaknya titer virus yang dibekali sistem imun pada tubuhnya,
diinokulasikan merupakan hal yang sebaliknya embrio dengan umur yang
penting untuk mencapai keberhasilan lebih muda akan lebih rentan terkena
inokulasi dan akan menyebabkan efek virus karena sistem imunnya belum
berkembang.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum inokulasi terbentuknya bercak-bercak hitam sampai
virus pada telur ayam berembrio didapatkan hasil gumpalan yang menyebabkan kematian embrio.
terjadinya hemoragi pada embrio telur dengan

V. UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan selesainya artikel hasil praktikum kerjasama dalam melakukan praktikum.
inokulasi virus pada telur ayam berembrio, saya Sehingga praktikum dan pembuatan artikel
mengucapkan terimakasih kepada dosen dan terlaksana dengan baik, lancar dan sukses.
asisten dosen yang telah membingbing saya
dalam melakukan praktikum ini, serta kepada
teman-teman yang memberikan bantuan dan

VI. DAFTAR PUSTAKA

Cavanagh & Gelb, 2010. Infectious Bronchitis In Pelczar, M. & Chan, E., 2009. Dasar-Dasar
Disease of Poultry. Saif, Y. M.: Lowa: Backwell Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Publishing.
Tabbu, C., 2012. Penyakit Ayam dan
Kencana G.A.Y, Kardena, I,M., & Mahardika, I, Penanggulangannya. Yogyakarta: Kanisius.
G,N,K, 2012. Peneguhan Diagnosis Penyakit
https://www.academia.edu/12945059/
Newcastle Disease Lapang Pada Ayam Bursas si
New_Castle_Disease_Virus DIUNDUH PUKUL
Bali Menggunakan Teknik Rt-Pcr.. Jurnal
11:59 WIB pada tanggal 7 Desember 2019
Kedokteran Hewan Udayana, Issue 6 (1), pp. 28-31.

Anda mungkin juga menyukai