Anda di halaman 1dari 3

PEMELIHARAAN FASE STARTER

STARTER PHASE MAINTENANCE

(Indonesia)

Fase starter merupakan tahap kedua dalam pemeliharaan ayam broiler.


Peningkatan volume tulang, organ dalam, dan massa otot terjadi pada fase ini.
Memasuki fase starter , akan terjadi peralihan pakan dimana yang sebelumnya
menggunakan pakan pre starter menjadi pakan starter . Peralihan pakan tersebut
biasa disebut dengan phase feeding . Manajemen phase feeding ini dilatar
belakangi perbedaaan kebutuhan nutrisi, baik dari kebutuhan energi maupun
protein.

Pada fase starter , ukuran pakan akan lebih besar dibandingkan pada fase
sebelumnya. Hubbard dalam panduan manajemen guideline (2018) menyatakan
bahwa pakan fase starter memiliki ukuran partikel sebesar 5% untuk < 0,5 mm
dan ≤ 50% untuk ≥ 2 mm. Penelitian yang dilakukan Saveewonlop (2019)
mengungkapkan data bahwa ayam yang diberikan pakan starter (3 mm) mulai
umur 8 hingga 17 hari menghasilkan bobot badan dan FCR sedikit lebih baik
dibandingkan pakan starter yang diberikan mulai umur 10 hari.

Kandungan nutrisi pakan pada periode starter harus lebih tinggi kandungan
nutrisinya dibandingkan fase yang lainnya.. Nutrisi ayam broiler fase starter
adalah 21-23% untuk kandungan protein, lemak kasar lebih dari 3%, serat kasar
kurang dari 4% , kalsium 0,9-1,1% phospor 0,7-0,9% dan energi metabolis 3000
Kkal/kg. Pada fase starter dibutuhkan protein yg tinggi karena pada fase ini ayam
sedang mengalami yg namanya perbanyakan sel sehingga membutuhkan protein
dalam jumlah yang banyak.

Standar energi ransum ayam pedaging untuk periode starter adalah 2800-3200
kkal/kg dan untuk periode akhir metabolisme sebesar 2800-3300 kkal/kg.
Kandungan energi dalam ransum harus sesuai dengan kebutuhan. Kelebihan
energi dalam ransum akan menurunkan konsumsi, sehingga timbul defisiensi
protein, asam-asam amino, mineral dan vitamin. Apabila ternak kekurangan
energi, maka cadangan energi dalam tubuh akan digunakan sehingga akan
menghambat pertumbuhan ayam.

Untuk memaksimalkan asupan nutrisi yang masuk selama fase starter dapat
dilakukan dengan manajemen brooding yang baik (manajemen kandang, suhu,
dll), pemberian pakan padat nutrisi yang sesuai fase starter, serta meminimalisir
faktor stres yang dapat mempengaruhi feed intake ayam. Tak kalah penting,
pemberian suplemen multivitamin dengan konsentrasi tinggi dapat berperan
sebagai nutritional modulator yang membantu mencukupi kebutuhan gizi untuk
hyperplasia sel dan membantu tercapainya standar feed intake serta nutrient
intake.

(Bahasa Inggris)

The starter phase is the second stage in raising broiler chickens. An increase in
bone volume, internal organs, and muscle mass occurs during this phase. Entering
the starter phase, there will be a transition of feed where previously using pre
starter feed becomes starter feed. This feed transition is commonly referred to as
phase feeding. The management of this feeding phase is motivated by differences
in nutritional needs, both in terms of energy and protein requirements.

In the starter phase, the feed size will be larger than in the previous phase.
Hubbard in the management guideline (2018) states that the starter phase feed has
a particle size of 5% for < 0.5 mm and ≤ 50% for ≥ 2 mm. Research conducted by
Saveewonlop (2019) revealed data that chickens given starter feed (3 mm) from 8
to 17 days of age produced slightly better body weight and FCR than starter feed
given from 10 days of age.

The nutritional content of the feed during the starter period must be higher in
nutritional content than the finisher phase. The nutrition of broler chickens in the
starter phase is 21% protein, more than 3% crude fat, less than 4% crude fiber,
0.9-1.1% calcium, 0.7-0.9% phosphorus and 3000 Kcal/kg metabolic energy. The
finisher period requires 19% crude protein, more than 3% crude fat, less than 5%
crude fiber, 0.9-1.1% calcium, 0.7-0.9% phosphorus and 3100 Kcal/kg metabolic
energy (NRC , 1994).

The energy standard of broiler rations for the starter period is 2800-3200 kcal/kg
and for the final period of metabolism is 2800-3300 kcal/kg. The energy content
in the ration must be in accordance with the needs. Excess energy in the ration
will reduce consumption, resulting in deficiencies of protein, amino acids,
minerals and vitamins. If livestock lacks energy, the energy reserves in the body
will be used. the protein standard for the starter period is 21-23%. In the starter
phase, high protein is needed because in this phase the chicken is experiencing
what is called cell multiplication, so it requires large amounts of protein.

To maximize the intake of nutrients that enter during the starter phase, it can be
done with good brooding management (cage management, temperature, etc.),
providing nutrient-dense feed according to the starter phase, and minimizing
stress factors that can affect feed intake of chickens. Equally important, giving
multivitamin supplements with high concentrations can act as a nutritional
modulator that helps meet the nutritional needs for cell hyperplasia and helps
achieve standard feed intake and nutrient intake.

Anda mungkin juga menyukai