Oleh :
Nama : Dian Kusumawardani
NIM : B1J013053
Kelompok :3
Rombongan : IV
Asisten : Chairunisa Fadhilah
A. Latar Belakang
Tujuan dari acara praktikum Inokulasi Virus Pada Telur Ayam Berembrio
yaitu untuk memberikan pemahaman tentang macam-macam inokulasi virus,
mengetahui bagaimana cara menginokulasikan virus pada telur ayam berembrio, dan
mengetahui ciri-ciri embrio ayam yang terinfeksi virus New Castle Disease (ND).
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan pada acara praktikum kali ini yaitu: spuit injeksi 1
cc, jarum, senter atau alat peneropong, cawan petri, sarung tangan latex, pensil dan
masker.
Bahan yang digunakan pada acara praktikum kali ini yaitu: telur ayam
berembrio usia 9-12 hari, tissue, alkohol 70%, lilin, dan susupensi virus New Castle
Disease (ND) sejumlah 0,1 cc, 0,2 cc, dan 0,3 cc. Commented [i1]: saat praktikum volume yang digunakan berapa
aja?
B. Metode
Metode yang dilakukan pada acara praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
1. Embrio ayam usia 9-12 hari diteropong.
2. Setelah diteropong, lalu ditentukan batas kantung udara dan letak embrio dan
ditandai menggunakan pensil.
3. Permukaan telur yang telah ditandai tersebut diolesi dengan alkohol 70%, lalu
dilubangi dengan jarum.
4. Setelah telur dilubangi lalu diinjeksikan suspensi virus New Castle Disease
(ND) sebanyak 0,2 cc dengan arah sudut penginjeksian sebesar 45⁰.
5. Kemudian ditutupi lubang tersebut menggunakan lilin.
6. Diinkubasikan selama 4 hari dengan suhu 38-39⁰C.
7. Setelah diinkubasi, kedua telur ayam dipecahkan masing-masing pada cawan
petri.
8. Telur berembrio non-injeksi dan telur berembrio yang telah diinjeksikan
suspensi virus New Castle Disease (ND) diamati dan dibandingkan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 3.1. Pengamatan Perubahan pada Embrio yang Diinjeksi Virus ND.
Volume Perubahan Warna Lesi pada Lesi pada Kaki dan
NO
Virus (cc) Hijau pada Kaki Embrio Bulu
1 0,1 cc - - -
2 0,1 cc - +++ -
3 0,2 cc - - -
4 0.2 cc - ++ -
5 0,3 cc - +++ -
6 0,3 cc - +++ -
Keterangan
- : Tidak ada gejala
+ : Ada gejala
++ : Sedang
+++ : Banyak gejala
Newcastle Disease (ND) adalah penyakit yang sangat menular, dengan angka
kematian yang tinggi, disebabkan oleh virus genus Paramyxovirus dengan family Commented [i2]: capital
Paramyxoviridae. Nama lain untuk ND adalah tetelo, pseudovogolpest, sampar Commented [i3]: capital
negatif yang terdiri dari 15.186 nukleotida. Virus tetelo termasuk dalam genus
Avulavirus memiliki viral envelope dengan diameter 100-500 nm dan berbentuk
pleomorfik. Genom virus terdiri dari 6 gen yang menyandi protein nucleocapsid
(NP), Phosphoprotein (P), protein Matriks (M) dan protein Fusion (F), protein
Haemagglutinin-Neuraminidase (H/N) yang berfungsi untuk attachment dan protein
polymerase besar (Large) atau L. Genom virus ini juga terdapat dua protein
tambahan yaitu protein V dan W yang berasal dari gen P yang mengalami proses
editing RNA. Terdapat sembilan serotype dari avian Paramyxovirus yaitu APMV-1
sampai APMV-9 (Fournier et al., 2012).
Sifat-sifat virus ND penting untuk diketahui guna menentukan model atau
cara-cara pencegahan dan penanganan vaksin. Sifat virus ND antara lain
menggumpalkan butir darah merah, di bawah sinar ultra violet akan mati dalam dua
detik, mudah mati dalam keadaan sekitar yang tidak stabil dan rentan terhadap zat-
zat kimia, seperti : kaporit, besi, klor dan lain-lain. Desinfektan yang peka untuk ND,
antara lain NaOH 2%, Formalin (1 – 2%), Phenol-lisol 3%, alkohol 95 dan 70%,
fumigasi dengan Kalium permanganat (PK) 1 : 5000. Aktivitas ND akan hilang pada
suhu 100⁰C selama satu menit, pada suhu 56⁰C akan mati selama lima menit sampai
lima jam, pada suhu 37⁰C selama berbulan-bulan. Virus ND stabil pada pH 3 sampai
dengan 11. Masa inkubasi penyakit ND adalah 2 – 15 hari, dengan rata-rata 6 hari.
Ayam yang tertular virus ND akan mulai mengeluarkan virus melalui alat pernapasan
antara 1 sampai dengan 2 hari setelah infeksi. Infeksi oleh virus ND di alam yang
tidak menyebabkan kematian akan menimbulkan kekebalan selama 6 – 12 bulan,
demikian juga halnya kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi (Kencana et al., Commented [i5]: et al atau tidak?
2013).
Berdasarkan atas virulensinya, virus ND (VND) dikelompokkan menjadi tiga
patotype yaitu: lentogenik adalah strain virus yang kurang virulen, mesogenik
merupakan strain virus dengan virulensi sedang, dan velogenik adalah strain virus
ganas. Strain velogenik dibedakan lagi menjadi bentuk neurotrofik dengan gejala
gangguan saraf dan kelainan pada sistem pernafasan, dan bentuk viserotrofik yang
ditandai dengan kelainan pada sistem pencernaan. Kerugian akibat penyakit ND
disebabkan karena angka kesakitan (morbiditas) maupun angka kematian (mortalitas)
pada ternak unggas yang sangat tinggi. Mortalitas maupun morbiditas dapat
mencapai 50-100% akibat infeksi VND strain velogenik terutama pada kelompok
ayam yang peka, 50% pada strain mesogenik, dan 30% pada infeksi virus strain
velogenik (Kencana et al., 2012).
Masa inkubasi dan gejala klinis penyakit ND pada ayam bervariasi,
tergantung pada strain virus dan status kebal ayam saat terinfeksi. Kondisi infeksi
virus strain lentogenik, penyakit bersifat subklinis, atau ditandai dengan gangguan
respirasi yang bersifat ringan seperti bersin dan keluar leleran dari hidung. Infeksi
virus strain mesogenik bersifat akut ditandai dengan gangguan respirasi dan kelainan
saraf. Gejala klinis pada ayam ditandai dengan penurunan nafsu makan, jengger dan
pial sianosis, pembengkakan di daerah kepala, bersin, batuk, ngorok, dan diare putih
kehijauan. Infeksi virus strain velogenik bersifat fatal, seringkali diikuti dengan
angka kematian yang tinggi. Gejala tersebut sangat bervariasi, diawali dengan
konjungtivitis, diare serta dikuti dengan gejala saraf seperti tremor, tortikolis, atau
kelumpuhan pada leher dan sayap (Kencana et al., 2012).
Berdasarkan gejala klinis yang ditimbulkan pada ayam, ND dapat
dikelompokkan menjadi 5 patotipe yaitu viscerotropic velogenic, neurotropic
velogenic, mesogenic, lentogenic dan asymptomatic enteric. Viscerotropic velogenic
merupakan suatu bentuk ND yang sangat patogen dimana lesi pendarahan pada
sistem pencernaan sering terlihat pada bentuk ini. Neurotropic velogenic adalah
bentuk ND yang menyebabkan mortalitas yang tinggi dan biasanya diikuti dengan
gangguan sistem respirasi dan syaraf. Newcatle disease bentuk mesogenic
menunjukkan gejala klinis gangguan sistem pernafasan tetapi gangguan sistem syaraf
tidak selalu terlihat dan mortalitas yang rendah, sedangkan asymptomatic enteric
merupakan suatu bentuk infeksi subklinik pada sistem pencernaan. Virus ND strain
avirulent (lentogenik dan mesogenik) digunakan sebagai vaksin hidup untuk
meningkatkan pengendalian penyakit ND pada ayam tetapi pemilihan jenis vaksin
tergantung pada kondisi penyakitnya. Vaksin inaktif juga digunakan dalam
pengendalian penyakit ND. Patogenitas yang ditimbulkan virus ND dapat ditentukan
oleh beberapa faktor diantaranya virulensi virus ND dan inang (Herwajuli dan Commented [i6]: dan
Dharmayati, 2011).
Penularan VND dapat terjadi secara langsung antar ayam dalam satu
kelompok ternak tertular. Sumber virus biasanya berasal dari ekskreta ayam
terinfeksi baik melalui pakan, air minum, lendir, feses, maupun udara yang tercemar
virus, peralatan, dan pekerja kandang. Patogenisitas VND dipengaruhi oleh galur
virus, rute infeksi, umur ayam, lingkungan, dan status kebal ayam saat terinfeksi
virus. Selama sakit, ayam mengeluarkan virus dalam jumlah besar melalui feses
(Tabbu, 2012). Commented [i7]: tabbu atau tabu?
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan pada acara praktikum inokulasi virus pada telur
ayam berembrio yaitu:
1. Macam-macam cara menginokulasikan virus ke embrio ayam yaitu: In Ovo
merupakan penanaman virus pada telur ayam yang berembrio, In Vitro yaitu
metode Inokulasi virus yang dilakukan dengan menanam virus pada kultur
jaringan, dan In Vivo yaitu metode dimana virus dapat ditanam pada hewan
laboratorium yang peka.
2. Inokulasi virus ke dalam telur ayam berembrio yaitu dengan menggunakan
metode In Ovo, dengan cara memasukkan suspensi virus ke dalam lubang yang
berada di atas embrio dengan menggunakan spuit 1 cc. Penyuntikan dilakukan
dengan sudut 450 ke arah bagian runcing telur agar tidak mengenai embrio dan
suspensi virus ND tersebut diinjeksikan ke dalam ruang korio-alantois.
3. Ciri-ciri embrio ayam yang terinfeksi virus New Castle Disease (ND) diantaranya
yaitu terdapat perubahan warna hijau pada kaki, lesi embrio, dan lesi pada kaki
dan bulu.
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini yaitu sebaiknya, praktikan pada saat mencari
telur ayam berembrio harus memastikan dengan pasti dan jelas usia dari telur ayam
bermbrio tersebut, agar tingkat keberhasilan pada saat inokulasi virus ke dalam telur
ayam berembrio dapat berpeluang lebih besar untuk terinfeksi dan dapat melihat
gejala-gejala perubahan yang ditimbulkannya.
DAFTAR REFERENSI
Cavanagh & Gelb. 2010. Infectious Bronchitis In: Disease of Poultry. Saif, Y. M.
Lowa: Blackwell Publishing.
Cattoli, G., Susta, L., Terregino, C., Brown, C. 2011. Newcastle disease: a review of
field recognition and current methods of laboratory detection. Journal of
Veterinary Diagnostic Investigation, 23 (4) pp: 637–656.
Kencana, Gusti Ayu Yuniati. 2013. Penentuan Kandungan Virus Vaksin Newcastle
Disease Dari Dua Poultry Shops Yang Berbeda Pada Kultur Sel Primer
Fibroblast Embrio Ayam. Jurnal Veteriner Udayana. 5 (2), pp: 51-69.
Putra H. H., Wibowo, M. H., Untari, T., Kurniasih. 2012. Studi Lesi Makroskopis
dan Mikroskopis Embrio Ayam yang Diinfeksi Virus Newcastle Disease
Isolat Lapang yang Virulen. Jurnal Sains Veteriner. 30 (1), pp: 57-67.