Anda di halaman 1dari 10

lOMoARcPSD|33527290

Nabila Meisyenur SAP Promkes

Perawat, ilmu kesehatan (Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Fonna Zaharatul (zaharatulfonna@gmail.com)
lOMoARcPSD|33527290

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan dalam Promosi Kesehatan
Dosen Pengampu: Ida Herdiani, S.Si.,M.Kes

Disusun Oleh:
Nabila Meisyenur
C2114201091
1B

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2021/2022

Downloaded by Fonna Zaharatul (zaharatulfonna@gmail.com)


lOMoARcPSD|33527290

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok bahasan. : Penyakit yang disebabkan oleh unggas
Sub pokok bahasan: Penyakit Flu Burung
Sasaran : Ibu – Ibu Perum Sirnagalih Kencana RT 04
Hari/Tanggal : Rabu / 27 Juli 2022
Jam/Waktu : 09.00-09.30 WIB
Tempat : Masjid An-Naimah Perum Sirnagalih Kencana
Penyuluh : Nabila Meisyenur

I. Analis Situasi
Burung-burung liar adalah tempat tinggal alami, maka dinamakan flu burung atau “aviab
influenza”. Virus ini beredar diantara burung-burung di seluruh dunia. Virus ini sangat mudah
berjangkit dan dapat menjadi sangat mematikan bagi mereka, terutama pada unggas jinak
misalnya ayam. Dan dari hasil survei masyarakat Perum Sirnagalih Kencana Rt 04 ini banyak
masyarakat yang memelihara unggas seperti burung dan ayam. Seperti kita ketahui bahwa
hewan ini sangat rentan terkena virus avian flu, maka dari itu perlu dilakukan penyuluhan
pada masyarakat Perum Sirnagalih Kencana Rt 04.
II. Diagnosa Keperawatan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi sebagai penyakit flu
burung
III. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan ini, diharapkan masyarakat Perum Sirnagalih
Kencana Rt 04 dapat menghindari dari terjangkit virus flu burung dengan membiasakan
PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat).
IV. Isi Materi
1. Pengertian Flu Burung
Flu Burung (Avian Influenza – AI) adalah penyakit unggas yang menular disebabkan
virus influenza tipe A dari keluarga Orthomyxoviridae. Virus ini paling umum menjangkiti
unggas (misalnya ayam peliharaan, Kalkun, Itik, Puyuh, dan Angsa) juga berbagai jenis
burung liar. Beberapa virus flu burung juga diketahui bisa menyerang mamalia, termasuk
manusia (Darel W. 2008 : 17).
Flu burung adalah penyakit influenza pada unggas, baim burung, bebek, ayam, serta
beberapa binatang seperti babi. Data lain menunjukkan penyakit ini juga dapat pula mengena
pada burung puyuh dan burung onta. Penyakit pada binatang ini telah ditemukan sejak 100
tahun lalu di Italia, tepatnya 1878. Pada tahun 1924-1925 wabah ini merebak di Amerika
Serikat. (Tjandra. 2005 : 2).
Virus influenza merupakan virus RNA termasuk dalam famili Orthomyxoviridae.
Asam nukleat virus ini beruntai tunggal, terdiri dari 8 segmen gen yang mengkode sekitar 11
jenis protein. Virus influenza mempunyai selubung/simpai yang terdiri dari kompleks protein
dan karbohidrat. Virus ini mempunyai tonjolan (spikes) yang digunakan untuk menempel

Downloaded by Fonna Zaharatul (zaharatulfonna@gmail.com)


lOMoARcPSD|33527290

pada reseptor yang spesifik pada sel-sel hospesnya pada saat menginfeksi sel. Terdapat 2 jenis
spikesyaitu yang mengandung hemaglutinin (HA) dan yang mengandung neuraminidase
(NA), yang terletak dibagian terluar dari virion (Horimoto T, Kawaoka Y. 2001 :129-149).
Menurut (soejoedono,et al., 2005) avian influenza (flu burung) adalah penyakit menular yang
dapat terjadi pada unggas dan mamalia yang disebabkan oleh virus infl uenza tipe A. Virus
influenza tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan
Neuramidase (N). Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang
memiliki waktu inkubasi selama 3–5 hari. Virus ini dapat menular melalui udara ataupun
kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Perilaku hidup bersih dan sehat misalnya
mencuci tangan dengan antiseptic, kebersihan tubuh dan pakaian, dan memakai alat pelindung
diri (APD) waktu kontak langsung dengan unggas dapat mencegah penularan virus AI.

2. Penyebab Flu Burung


Penyebab / Etiologi serta Gejala Penyakit Flu Burung
Penyebab flu burung adalah virus influenza dari famili Orthomyxoviridae yang
termasuk tipe A subtipe H 5, H 7, dan H 9. Virus H9N2 tidaklah menyebabkan penyakit
berbahaya pada burung, tidak seperti H5 dan H7. Virus flu burung atau avian influenza hanya
ditemukan pada binatang seperti burung, bebek dan ayam, namun sejak 1997 sudah mulai
dilaporkan “terbang” pula ke manusia. Subtipe virus yang terakhir ditemukan yang ada di
negara kita adalah jenis H5N1.
Gejala penyakit flu burung pada manusia adalah demam, anoreksia, pusing,
gangguan pernafasan (sesak), nyeri otot, Muntah, Sakit perut, Diare, Gusi berdarah, Mimisan,
Nyeri dada, dan mungkin konjungtivitis yang terdapat pada penderita dengan riwayat kontak
dengan unggas yang terinfeksi semisal peternak atau pedagang unggas. Gejalanya tidak khas
dan mirip gejala flu lainnya, tetapi secara cepat gejala menjadi berat dan dapat menyebabkan
kematian karena terjadi peradangan pada paru (pneumonia).
Gejala pada unggas yang terinfeksi diantaranya jengger dan pial kebiru-biruan, keluar
darah dari hidung, feses kehijau-hijauan dan banyak mengandung air, pada paha sering
terdapat bercak-bercak darah, kematian unggas serentak terjadi dalam hitungan hari selain itu,
pada burung liar akan menjadi karier.

3. Penyebaran Flu Burung


Meskipun reservoir alami virus AI adalah unggas liar yang sering bermigrasi (bebek
liar), tetapi hewan tersebut resisten terhadap penyakit ini. Menurut WHO, kontak hewan
tersebut dengan unggas ternak menyebabkan epidemik flu burung dikalangan unggas.
Penularan penyakit terjadi melalui udara dan ekskret (kotoran, urin, dan ingus) unggas yang
terinfeksi.
Ciri VirusVirus influensa pada manusia dan binatang ada beberapa tipe yaitu tipe A,
tipe B dan Tipe C. Pada manusia virus A dan virus B dapat menjadi penyebab wabah flu yang
cukup luas, sementara virus C menyebar secara periodic, ringan dan tidak menyebabkan
wabah. Virus influensa tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat
menyebabkan epidemic dan pandemi. Virus A mempunyai permukaan yang terdapat dua
glikoprotein, yaitu hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N). Untuk mengklasifikasikannya
secara rinci, maasing-masing tipe virus itu dibagi lagi menjadi subtipe berdasarkan kelompok
H dan N, yaitu H1 sampai H15 dan N1 sampai N9. Perbedaan H merupakan dasar subtype.
Influensa pada manusia sejauh ini disebabkan virus H1N1, H2N2 dan H3N2 serta virus avian
H5N1, H9N2 dan H7N7. Strain yang sangat virulen atau ganas dan menyebabkan flu
burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari
pada suhu 220 C dan lebih dari 30 hari pada 00 C. Virus akan mati pada pemanasan
600 C selama 30 menit atau 560 C selama 3 jam

Downloaded by Fonna Zaharatul (zaharatulfonna@gmail.com)


lOMoARcPSD|33527290

Virus AI dapat hidup selama 15 hari diluar jaringan hidup. Virus pada unggas akan
mati pada pemanasan 80ᵒC selama satu menit dan virus pada telur akan mati pada suhu 64 ᵒC
selama lima menit. Virus akan mati dengan pemanasan sinar matahari dan pemberian
desinfektan.
Secara genetik virus influenza tipe A sangat labil dan tidak sulit beradaptasi untuk
menginfeksi spesies sasarannya. Virus ini tidak memiliki sifat proof reading, yaitu
kemampuan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi dan memperbaiki kesalahan pada saat
replikasi. Ketidakstabilan sifat genetik virus inilah yang mengakibatkan terjadinya
strain/jenis/mutan virus yang baru. Akibat dari proses tersebut virulensi virus AI dapat
berubah menjadi lebih ganas dari sebelumnya.
Karakteristik lain dari virus ini adalah kemampuannya bertukar, bercampur, dan
bergabung dengan virus influenza strain lain sehingga menyebabkan munculnya strain baru
yang bisa berbahaya bagi manusia. Mekanisme ini juga menyebabkan kesulitan dalam
membuat vaksin untuk program penanggulangan.
Mekanisme penularan flu burung pada manusia melalui beberapa cara:
1. Virus unggas liar  unggas domestik manusia.
2. Virus  unggas liar unggas domestik babi manusia.
3. Virus  unggas liar unggas domestik (dan babi) manusia manusia.
Sampai bulan Maret 2006, penularan dari manusia ke manusia lain (human to human
transmission) masih sangat jarang. Meskipun demikian, para ahli mengkhawatirkan adanya
kasus-kasus kalster keluarga karena merupakan indikator penualaran antar manusia.
Munculnya kasus-kasus klaster dalam skala kecil dan simultan yang diikuti klaster-klaster
skala besar merupakan tanda munculnya pandemi.
4. Gejala Flu Burung
Gejala klinis yang ditemui seperto gejala flu pada umumnya, yaitu:
 Demam
 Sakit tenggrokan
 Batuk dan pilek
 Nyeri otot
 Sakit kepala
 Lemas
 Peradangan paru-paru (pneumonia)

5. Pengobatan Flu Burung


Pasien yang telah terbukti menderita flu burung biasanya akan dirawat di ruang
isolasi di rumah sakit untuk menghindari penularan. Selain dianjurkan untuk minum banyak
cairan, mengonsumsi makanan sehat, istirahat, dan minum obat pereda rasa sakit, dokter juga
biasanya akan memberikan obat-obatan antivirus agar penyakit tidak berkembang makin
parah. Contoh obat-obatan antivirus yang bisa diberikan dalam kasus flu burung adalah
seltamivir dan zanamivir Oseltamvir adalah obat pilihan utama.
Sebenarnya kedua obat ini diperuntukkan guna mengobati flu biasa dan sangat efektif
jika penggunaannya tidak melebihi dua hari setelah gejala muncul. Obat ini bisa diberikan
secepatnya setelah pasien dinyatakan positif terjangkit flu burung.
Selain berguna untuk pengobatan, oseltamivir dan zanamivir juga bisa dikonsumsi
sebagai obat pencegah flu burung, terutama diberikan kepada para petugas medis yang

Downloaded by Fonna Zaharatul (zaharatulfonna@gmail.com)


lOMoARcPSD|33527290

menangani pasien penyakit ini dan kepada mereka yang aktivitas sehari-harinya berdekatan
dengan unggas.
Pengobatan bagi penderita flu burung adalah.
1) Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
2) Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
3) Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
4) Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam
pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila
berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.

6. Pencegahan Flu Burung


Menurut Ririh (2006: 187-188) Tindakan pencegahan yang bisa kita lakukan adalah:
1) Menjaga kebersihan diri sendiri antara lain mandi dan sering cuci tangan dengan
sabun, terutama yang sering bersentuhan dengan unggas.
2) Membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal kita.
3) Menggunakan Alat Pelindung Diri (masker, sepatu, kaca mata dan topi serta sarung
tangan) bagi yang biasa kontak dengan unggas.
4) Melepaskan sepatu, sandal atau alas kaki lainnya di luar rumah.
5) Bersihkan alat pelindung diri dengan de terjen dan air hangat, sedangkan benda yang
tidak bisa kita bersihkan dengan baik dapat dimusnahkan.
6) Memilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala flu burung) hindari membeli
unggas dari daerah yang diduga tertular flu burung.
7) Memilih daging unggas yang baik yaitu segar, kenyal (bila ditekan daging akan
kembali seperti semula), bersih tidak berlendir, berbau dan bebas faeces dan kotoran
unggas lainnya serta jauh dari lalat dan serangga lainnya.
8) Sebelum menyimpan telur unggas dicuci lebih dulu agar bebas dari faeces dan
kotoran unggas lainnya.
9) Memasak daging dan telur unggas hingga 70 ºC sedikitnya selama 1 menit. Sejauh
ini bukti ilmiah yang ada mengatakan aman mengkonsumsi unggas dan produknya
asal telah dimasak dengan baik.
10) Pola hidup sehat secara umum dapat mencegah flu seperti istirahat cukup untuk
menjaga daya tahan tubuh ditambah dengan makan dengan gizi seimbang serta olah
raga teratur dan jangan lupa komsumsi vitamin C.

V. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan sasaran mampu:
1. Menjelaskan kembali pengertian penyakit Flu Burung dengan bahasanya sendiri
2. Menjelaskan penyebab Flu Burung
3. Menjelaskan salah satu dari rute penyebaran Flu Burung
4. Menyebutkan kembali 3 dari 7 gejala penyakit Flu Burung
5. Menjelaskan cara pengobatan penyakit Flu Burung
6. Menyebutkan kembali 3 dari 10 upaya pencegahan penyakit Flu Burung
VI. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
VII. Media
1. Laptop dan LCD (power point)
2. Leaflet
VIII. Kegiatan Pembelajaran

Downloaded by Fonna Zaharatul (zaharatulfonna@gmail.com)


lOMoARcPSD|33527290

No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan sasaran


1 5 menit Pembukaan:
• Mengucapkan salam • Menjawab salam
• Memperkenalkan diri • Menyimak
• Menjelaskan maksud dan
tujuan
2 20 menit Isi materi:
• Menjelaskan pengertian • Menyimak
Flu Burung
• Menjelaskan penyebab
penyakit Flu Burung
• Menjelaskan cara
penyebaran Flu Burung
• Menyebutkan gejala
penyakit Flu Burung
• Menjelaskan cara
pengobatan Flu Burung
• Menyebutkan upaya
pencegahan penyakit Flu
Burung
3 5 menit Penutup:
• Memberikan kesempatan • Bertanya
bertanya • Merespon
• Memberikan leaflet • Menjawab salam
• Mengucapkan salam
penutup

IX. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian Flu Burung
2. Jelaskan penyebab penyakit Flu Burung
3. Jelaskan cara penyebaran Flu Burung
4. Sebutkan gejala penyakit Flu Burung
5. Bagaimana pengobatan Flu Burung
6. Sebutkan upaya pencegahan penyakit Flu Burung

DAFTAR PUSTAKA
Darrell Withworth, dkk. 2008. Burung Liar Dan Flu Burung. Jakarta: FAO
Horimoto T, Kawaoka Y. Pandemic threat posed by avian influenza A viruses. Clin Microbiol Rev.
2001. 14(1) : 129-149.
Ririh Y, Sudarmaji. 2006. Mengenal Flu Burung dan Bagimana Kita Menyikapinya.Forum Penelitian,
1 (2): 183-196
Soejoedono, Retno D. Dan Ekowati Handharyani, 2005. Flu Burung Seri Agriwawasan. Depok ;
Penebar Swadaya.
Yoga A, Tjandra. 2005. Flu Burung di Manusia. Jakarta: UI-PRESS

Downloaded by Fonna Zaharatul (zaharatulfonna@gmail.com)


lOMoARcPSD|33527290

Downloaded by Fonna Zaharatul (zaharatulfonna@gmail.com)


lOMoARcPSD|33527290

Downloaded by Fonna Zaharatul (zaharatulfonna@gmail.com)


lOMoARcPSD|33527290

Downloaded by Fonna Zaharatul (zaharatulfonna@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai