Disusun Oleh:
Nabila Meisyenur
C2114201091
1B
I. Analis Situasi
Burung-burung liar adalah tempat tinggal alami, maka dinamakan flu burung atau “aviab
influenza”. Virus ini beredar diantara burung-burung di seluruh dunia. Virus ini sangat mudah
berjangkit dan dapat menjadi sangat mematikan bagi mereka, terutama pada unggas jinak
misalnya ayam. Dan dari hasil survei masyarakat Perum Sirnagalih Kencana Rt 04 ini banyak
masyarakat yang memelihara unggas seperti burung dan ayam. Seperti kita ketahui bahwa
hewan ini sangat rentan terkena virus avian flu, maka dari itu perlu dilakukan penyuluhan
pada masyarakat Perum Sirnagalih Kencana Rt 04.
II. Diagnosa Keperawatan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi sebagai penyakit flu
burung
III. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan ini, diharapkan masyarakat Perum Sirnagalih
Kencana Rt 04 dapat menghindari dari terjangkit virus flu burung dengan membiasakan
PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat).
IV. Isi Materi
1. Pengertian Flu Burung
Flu Burung (Avian Influenza – AI) adalah penyakit unggas yang menular disebabkan
virus influenza tipe A dari keluarga Orthomyxoviridae. Virus ini paling umum menjangkiti
unggas (misalnya ayam peliharaan, Kalkun, Itik, Puyuh, dan Angsa) juga berbagai jenis
burung liar. Beberapa virus flu burung juga diketahui bisa menyerang mamalia, termasuk
manusia (Darel W. 2008 : 17).
Flu burung adalah penyakit influenza pada unggas, baim burung, bebek, ayam, serta
beberapa binatang seperti babi. Data lain menunjukkan penyakit ini juga dapat pula mengena
pada burung puyuh dan burung onta. Penyakit pada binatang ini telah ditemukan sejak 100
tahun lalu di Italia, tepatnya 1878. Pada tahun 1924-1925 wabah ini merebak di Amerika
Serikat. (Tjandra. 2005 : 2).
Virus influenza merupakan virus RNA termasuk dalam famili Orthomyxoviridae.
Asam nukleat virus ini beruntai tunggal, terdiri dari 8 segmen gen yang mengkode sekitar 11
jenis protein. Virus influenza mempunyai selubung/simpai yang terdiri dari kompleks protein
dan karbohidrat. Virus ini mempunyai tonjolan (spikes) yang digunakan untuk menempel
pada reseptor yang spesifik pada sel-sel hospesnya pada saat menginfeksi sel. Terdapat 2 jenis
spikesyaitu yang mengandung hemaglutinin (HA) dan yang mengandung neuraminidase
(NA), yang terletak dibagian terluar dari virion (Horimoto T, Kawaoka Y. 2001 :129-149).
Menurut (soejoedono,et al., 2005) avian influenza (flu burung) adalah penyakit menular yang
dapat terjadi pada unggas dan mamalia yang disebabkan oleh virus infl uenza tipe A. Virus
influenza tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan
Neuramidase (N). Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang
memiliki waktu inkubasi selama 3–5 hari. Virus ini dapat menular melalui udara ataupun
kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Perilaku hidup bersih dan sehat misalnya
mencuci tangan dengan antiseptic, kebersihan tubuh dan pakaian, dan memakai alat pelindung
diri (APD) waktu kontak langsung dengan unggas dapat mencegah penularan virus AI.
Virus AI dapat hidup selama 15 hari diluar jaringan hidup. Virus pada unggas akan
mati pada pemanasan 80ᵒC selama satu menit dan virus pada telur akan mati pada suhu 64 ᵒC
selama lima menit. Virus akan mati dengan pemanasan sinar matahari dan pemberian
desinfektan.
Secara genetik virus influenza tipe A sangat labil dan tidak sulit beradaptasi untuk
menginfeksi spesies sasarannya. Virus ini tidak memiliki sifat proof reading, yaitu
kemampuan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi dan memperbaiki kesalahan pada saat
replikasi. Ketidakstabilan sifat genetik virus inilah yang mengakibatkan terjadinya
strain/jenis/mutan virus yang baru. Akibat dari proses tersebut virulensi virus AI dapat
berubah menjadi lebih ganas dari sebelumnya.
Karakteristik lain dari virus ini adalah kemampuannya bertukar, bercampur, dan
bergabung dengan virus influenza strain lain sehingga menyebabkan munculnya strain baru
yang bisa berbahaya bagi manusia. Mekanisme ini juga menyebabkan kesulitan dalam
membuat vaksin untuk program penanggulangan.
Mekanisme penularan flu burung pada manusia melalui beberapa cara:
1. Virus unggas liar unggas domestik manusia.
2. Virus unggas liar unggas domestik babi manusia.
3. Virus unggas liar unggas domestik (dan babi) manusia manusia.
Sampai bulan Maret 2006, penularan dari manusia ke manusia lain (human to human
transmission) masih sangat jarang. Meskipun demikian, para ahli mengkhawatirkan adanya
kasus-kasus kalster keluarga karena merupakan indikator penualaran antar manusia.
Munculnya kasus-kasus klaster dalam skala kecil dan simultan yang diikuti klaster-klaster
skala besar merupakan tanda munculnya pandemi.
4. Gejala Flu Burung
Gejala klinis yang ditemui seperto gejala flu pada umumnya, yaitu:
Demam
Sakit tenggrokan
Batuk dan pilek
Nyeri otot
Sakit kepala
Lemas
Peradangan paru-paru (pneumonia)
menangani pasien penyakit ini dan kepada mereka yang aktivitas sehari-harinya berdekatan
dengan unggas.
Pengobatan bagi penderita flu burung adalah.
1) Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
2) Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
3) Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
4) Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam
pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila
berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.
IX. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian Flu Burung
2. Jelaskan penyebab penyakit Flu Burung
3. Jelaskan cara penyebaran Flu Burung
4. Sebutkan gejala penyakit Flu Burung
5. Bagaimana pengobatan Flu Burung
6. Sebutkan upaya pencegahan penyakit Flu Burung
DAFTAR PUSTAKA
Darrell Withworth, dkk. 2008. Burung Liar Dan Flu Burung. Jakarta: FAO
Horimoto T, Kawaoka Y. Pandemic threat posed by avian influenza A viruses. Clin Microbiol Rev.
2001. 14(1) : 129-149.
Ririh Y, Sudarmaji. 2006. Mengenal Flu Burung dan Bagimana Kita Menyikapinya.Forum Penelitian,
1 (2): 183-196
Soejoedono, Retno D. Dan Ekowati Handharyani, 2005. Flu Burung Seri Agriwawasan. Depok ;
Penebar Swadaya.
Yoga A, Tjandra. 2005. Flu Burung di Manusia. Jakarta: UI-PRESS