PENDAHULUAN
Avian Influenza (AI) atau flu burung atau sampar unggas merupakan penyakit
zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe H5N1 dari family
Orthomyxoviridae. Pada tahun 2012 CFR kasus flu burung di Indonesia naik menjadi
100% (9 kasus dengan 9 kematian) dari tahun sebelumnya. Selain menginfeksi ayam,
virus tersebut juga dapat menginfeksi babi, kalkun, dan manusia. Jumlah konfirmasi
kasus flu burung di Indonesia paling banyak dilaporkan pada tahun 2006, setelah itu
jumlah kasus flu burung terus menurun dari tahun ke tahun, yaitu dari 55 kasus pada
tahun 2006 menjadi 9 kasus pada tahun 2012. Penyakit flu burung atau flu unggas
(Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas baik berupa burung, bebek, ayam, serta
beberapa binatang lain seperti babi. Data lain menunjukkan penyakit ini dapat juga
mengena pada puyuh dan burung unta. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh
virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di
Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China,
Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan
transportasi unggas yang terinfeksi. (Budi Tri.2006).
flu burung atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan avian flu atau avian
influenza (AI) adalah penyakit menular yang disebabkan virus influenza A sub tipe
H5N1 yang biasanya menyerang unggas tetapi juga dapat menyerang manusia. Virus
ini termasuk family Orthomyxoviridae dan memiliki diameter 90-120 nanometer.
Virus avian influenza ini menyerang alat pernapasan, pencernaan dan system saraf
pada unggas. Secara normal, virus tersebut hanya menginfeksi ternak unggas seperti
ayam, kalkun dan itik, akan tetapi tidak jarang dapat menyerang spesies hewan
tertentu selain unggas misalnya baabi, kuda, haarimau, macan tutul dan kucing.
Walaupun hampir semua jenis unggas dapat terinfeksi virus yang terkenal sangat
ganas ini, tetapi diketahui yang lebih rentan adalah jenis unggas yang diternakkan
secara massal.(Irianto.20017).
BAB II
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, Budi Tri. 2006. Waspada Flu Burung. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.
Bakhtiar. Manifestasi klinis, Tatalaksana dan Pencegahan Avian Influenza pada Anak. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala. Vol. 11 No. 1 April 2011
Budiman. 2009. Kajian Peranan Lingkungan Sebagai Faktor Risiko Kejadian Luar Biasa
(KLB) Penyakit Flu Burung Pada Manusia. Tesis. Institus Pertanian Bogor.
Budiman 2014. Penyakit Flu Burung: Riwayat Alamiah dan Pencegahannya. Diunduh : 2
Juni 2021. http://e-journal.kopertis4.or.id/file.php?file=karyailmiah&id=74
Candra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC.
Irianto, K., 2007. Mikrobiologi, Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid I, Yrama Widya.
Jakarta.
Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Flu Burung. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Maksum Radji. 2006. Avian Influenza A (H5N1) : Patogenesis, pencegahan dan penyebaran
pada manusia. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No.2, 55 – 65, Agustus 2006.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Asosiasi Dietisien Indonesia. 2019. “Asuhan Gizi Klinik”
dalam Supariasa, I Dewa Nyoman dan Dian Handayani. Jakarta : EGC
Sitti Rochmayati.2019.Gambaran pelaksanaan joint risk asessement kejadian flu burung di
Bali pada tahun 2017. Jph record no 3 (1) vol 8 (18) Oktober 2019.
Zainal Abidin.2011. Faktor Penyebab Terjadinya Penularan Penyakit Flu Burung pada
Manusia di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan.