Anda di halaman 1dari 8

Avian Influenza (Flu Burung)

Mardi Santoso, Herman Salim, Hasanudin Alim


A. Definisi
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular
yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Flu Burung adalah
penyakit influenza pada unggas, baik burung, bebek, ayam, serta beberapa binatang yang lain
seperti babi. Data lain menunjukkan penyakit ini bisa terdapat burung puyuh dan
burung onta.
(1)

Penyakit ini menular dari burung ke burung, tetapi dapat juga menular ke manusia. Penyakit ini
dapat menular lewat udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta
burung atau unggas yang menderita influenza. Sampai saat ini belum terbukti adanya penularan
dari manusia ke manusia. Penyakit ini terutama menyerang peternak unggas ( penyakit akibat kerja
).
B. Epidemiologi
Penyebaran penyakit flu burung jelas melintasi batas negara; tetapi walau mewabah di benua Asia,
penyakit ini merupakan penyakit eksotis (belum pernah ada ) di Indonesia. Penyakit
yangmenjangkiti pekerja atau orang yang hidup di lingkungan peternakan unggas ini merupakan
penyakit mematikan.
Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas
dikonfirmasikan telah terjadi di Korea Selatan, Vietnam, Jepang, Hongkong, Belanda, Thailand,
Kamboja, Taiwan, Laos, China, Pakistan dan Indonesia. Sumber virus diduga berasal dari migrasi
burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Jalur Pantura-Indonesia, khususnya Kabupaten
Indramayu bisa saja termasuk daerah terjangkit virus penyebab penyakit flu burung karena
wilayah udaranya selama ini menjadi jalur lalu lintas jutaan burung setiap pergantian musim.
Burung dari Australia atau Eropa, dalam perjalanan migrasinya yang menempuh ribuan kilometer,
mengambil kepulauan Rakit sebagai tempat peristirahatan atau transit. Pulau Rakit Utara, Gosong
dan Rakit Selatan atau Pulau Biawak menjadi tempat persinggahan jutaan ekor burung yang
tinggal cukup lama, 2 - 2,5 bulan, bereproduksi, kawin dan banyak yang sampai menetaskan
telurnya.
(2)

Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan kejadian kematian ayam ternak yang luar
biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh virus NewCastle, namun konfirmasi terakhir
oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung / Avian influenza (AI). Jumlah unggas
yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar
yaitu3.842.275 ekor (4,77%); paling tinggi di propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor).
Kehebohan bertambah ketika wabah tersebut menyebabkan sejumlah manusia juga meninggal.
Pada 19 Januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan lima warga Vietnam tewas akibat flu
burung.
(4)

Sementara itu di negara Thailand sudah enam orang tewas akibat terserang flu burung, seorang
anak berusia 6 tahun dipastikan menjadi orang Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat
wabah tersebut.
Epidemiologist dari Pusat Pengawasan Penyakit - Dr. Danuta Skowronski, mengatakan bahwa
80% kasus flu burung menyerang anak-anak dan remaja.
( Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. Di Vietnam, WHO menemukan bahwa 8 dari 10
orang yang terinfeksi meninggal, seorang sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis.
(6)

Jika dibandingkan dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) flu burung ini lebih sedikit
kasusnya ; hanya dilaporkan 25 kasus di seluruh dunia dan yang meninggal 19 orang (Case
Fatality Rate / CFR=76%).
(7) Sedangkan pada penyakit SARS dari 8098 kasus yang meninggal hanya 774 orang (CFR =
9,6%). Penelitian sementara (serosurvei) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan
(

Dirjen P2MPLP, Depkes RI pada tanggal 1-3 Februari 2004 di sejumlah wilayah Indonesia
(Kabupaten Tangerang - Banten dan Kabupaten Tabanan & Karang Asem - Bali) belum
menemukan kasus flu burung pada manusia.
Melihat kenyataan ini seyogyanya masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kasus flu burung
di Indonesia, tetapi tetap waspada, terutama bagi kelompok yang berisiko karena di negara lain
virus ini telah menginfeksi manusia.
(

PATOFISIOLOGI
A. Etiologi
Penyebab flu burung adalah virus influenza, yang termasuk tipe A subtipe H5, H7 dan H9. Virus
H9N2 tidak menyebabkan penyakit berbahaya pada burung, tidak seperti H5 dan H7. Virus flu
burung atau avian influenza ini awalnya hanya ditemukan pada binatang seperti burung, bebek dan
ayam. Namun sejak 1997, virus ini mulai "terbang" ke manusia ( pe-nyakit zoonosis ).
(1,2)

Subtipe virus yang ditemukan pada akhir tahun 2003 dan awal tahun 2004, baik pada unggas
maupun pada pasien di Vietnam dan Thailand, adalah jenis H5N1. Perlu diketahui bahwa
(1)

virusinfluenza pada umumnya, baik pada manusia atau pada unggas, adalah dari kelompok famili
Orthomyxoviridae. Ada beberapa tipe virus influenza pada manusia dan binatang yaitu virus
influenza tipe A, B dan C. Virus influenza tipe A memiliki dua sifat mudah berubah :
antigenic shift dan antigenic drift, dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Pada
manusia,virus A dan B dapat
menyebabkan wabah flu yang cukup luas. Sementara virus C menyebar secara periodik, ringan,
dan tidak menyebabkan wabah. Pada permukaan virus A, ada dua glikoprotein, yaitu hemaglutinin
(H) dan neuraminidase (N). Untuk meng-dibagi menjadi subtipe berdasar kelompok hemaglutinin
(H) dan neuraminidase (N). Klasifikasinya adalah H1 sampai H15 dan N1 sampai N9. Perbedaan
H merupakan dasar subtipe. Influenza pada manusia sejauh ini disebabkan pada virus H1N1,
H2N2 dan H3N2, serta virus avian H5N1, H9N2, H7N7.
(1,2,9,10)

Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Hasil
studi menunjukkan bahwa unggas sakit (oleh influenza A H5N1) dapat mengeluar-kan virus dalam
jumlah besar dalam kotorannya. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu
22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C. Di dalam kotoran dan tubuh
unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama. Virus akan mati pada pemanasan 60°C
selama30 menit atau 56°C selama 3 jam dan dengan detergen, desinfektan misalnya formalin, serta
cairan mengandung iodin.
(2,9)

Masa Inkubasi :
· Pada unggas : 1 minggu
· Pada manusia : 1-3 hari , masa infeksi - 1 hari sebelum
sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala; pada anak sampai 21 hari.
B. Patogenesis
Flu burung bisa menulari manusia bila manusia bersing-gungan langsung dengan ayam atau
unggas yang terinfeksi flu burung. Virus flu burung hidup di saluran pencernaan unggas. Unggas
yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan
hancur menjadi
semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia atau binatang lainnya. Menurut WHO,
flu burung lebih mudah menular dari unggas ke manusia dibanding dari manusia ke manusia.
Belum ada bukti penyebaran dari manusia ke manusia, dan juga belum terbukti penularan pada
manusia lewat daging yang di-konsumsi. Satu-satunya cara virus flu burung dapat menyebar
dengan mudah dari manusia ke manusia adalah jika virus flu burung tersebut bermutasi dan
bercampur dengan virus flu manusia.
(2)

Virus ditularkan melalui saliva dan feses unggas. Penularan pada manusia karena kontak langsung,
misalnya karena menyentuh unggas secara langsung, juga dapat terjadi melalui kendaraan yang
mengangkut binatang itu, di
kandangnya dan alat-alat peternakan ( termasuk melalui pakan ternak ). Penularan dapat juga
terjadi melalui pakaian, termasuk sepatu para peternak yang langsung menangani kasus unggas
yang sakit dan pada saat jual beli ayam hidup di pasar serta berbagai mekanisme lain. (1)

Secara umum, ada 3 kemungkinan mekanisme penularan dari unggas ke manusia ( bagan 1 dan 2)
Bagan 1
Unggas liar
Unggas domestik
Babi terinfeksi virus influenza-burung dan virus
influenza manusia
Manusia
Menular ke manusia lainnya
Bagan 2
Unggas liar
Unggas domestik
Babi terinfeksi virus influenza-burung dan virus
influenza manusia
Menular ke manusia lainnya
Bagan 3
Unggas liar
Unggas domestik
Manusia terinfeksi virus influenza-burung
Menular ke manusia lainnya
Dalam hal penularan dari unggas ke manusia, perlu ditegaskan bahwa penularan pada dasarnya
berasal dari unggas sakit yang masih hidup dan menular. Unggas yang telah
dimasak, digoreng dan lain-lain, tidak menularkan flu burung ke orang yang memakannya.
Virusflu burung akan mati dengan pemanasan 80°C selama 1 menit.
(1)

Kemampuan virus flu burung adalah membangkitkan hampir keseluruhan respon "bunuh diri"
dalam sistem imunitas tubuh manusia. Makin banyak virus itu tereplikasi, makin banyak pula
produksi sitokin-protein dalam tubuh yang peningkatan respons imunitas dan berperan penting
dalam peradangan. Sitokin yang membanjiri aliran darah karena virus yang bertambah banyak,
justru melukai jaringan tubuh (efek bunuh diri).
(2)

Flu Burung banyak menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun. Hampir separuh kasus flu
burung pada manusia menimpa anak-anak, karena sistem kekebalan tubuh yang belum begitu kuat.
(2)

GAMBARAN KLINIS
A. Tanda dan Gejala pada unggas
Gejala pada unggas yang sakit cukup bervariasi, mulai dari gejala ringan (nyaris tanpa gejala),
sampai sangat berat. Hal ini tergantung dari keganasan virus, lingkungan, dan keadaan unggas
sendiri. Gejala yang timbul seperti jengger berwarna biru, kepala bengkak, sekitar mata bengkak,
demam, diare, dan tidak mau makan. Dapat terjadi gangguan pernafasan berupa batuk dan bersin.
Gejala awal dapat berupa gangguan reproduksi berupa penurunan produksi telur. Gangguan sistem
saraf dalam bentuk depresi. Pada beberapa kasus, unggas mati tanpa gejala. Kematian dapat terjadi
24 jam setelah timbul gejala. Pada kalkun, kematian dapat terjadi dalam 2 sampai 3 hari.
B. Tanda dan Gejala pada manusia
Gejala flu burung pada dasarnya adalah sama dengan flu biasa lainnya, hanya cenderung lebih
sering dan cepat menjadi parah. Masa inkubasi antara mulai tertular dan timbul gejala
adalah sekitar 3 hari; sementara itu masa infeksius pada manusia adalah 1 hari sebelum, sampai 3-
5 hari sesudah gejala timbul; pada anak dapat sampai 21 hari.
(1)

Gejalanya demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, sampai infeksi
selaput mata ( conjunctivitis ). Bila keadaan memburuk, dapat terjadi severe respiratory distress
yang ditandai dengan sesak nafas hebat, rendahnya kadar oksigen darah serta meningkatnya
kadarCOKeadaan ini umumnya terjadi karena infeksi flu yang menyebar
ke paru dan menimbulkan pneumonia. Radang paru (pneumonia) ini dapat disebabkan oleh virus
itu sendiri atau juga oleh bakteri yang masuk dan menginfeksi paru yang
memang sedang sakit akibat flu burung ini. (1,2,11)

KLASIFIKASI DIAGNOSIS
Departemen Kesehatan RI membagi diagnosis flu burung pada manusia menjadi kasus suspek,
probable dan kasus konfirmasi.
(1)

Kasus suspek flu burung adalah seseorang dengan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
dengangejala demam (suhu > 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dengan salah satu
keadaan :
a. Seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang
terjangkit KLB flu burung
b. Kontak dengan kasus konfirmasi flu burung dalam masa
penularan
c. Bekerja di laboratorium yang memproses spesimen
manusia atau hewan yang dicurigai menderita flu burung.
Sementara itu kasus probable adalah kasus suspek disertai
salah satu keadaan :
a. Bukti laboratorium terbatas mengarah ke virus influenza A
H5N1, misalnya tes menggunakan antigen H5N1.
b. Dalam waktu singkat, berlanjut menjadi pneumonia /
gagal pernafasan / meninggal.
c. Terbukti tidak ada penyebab lain.
Klasifikasi diagnosis ketiga adalah kasus yang sudah pasti
atau kasus konfirmasi, yang definisinya adalah kasus yang :
a. Hasil kultur virus influenza H5N1 (+)
b. Hasil PCR influenza H5 (+)
c. Terjadi peningkatan titer antibodi H5 sebesar 4 kali.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan
Dapat bersifat simtomatik sesuai gejala yang ada; jika batuk dapat diberi obat batuk dan jika sesak
dapat diberi bronkodilator. Pasien juga harus mendapat terapi suportif,
makanan yang baik dan bergizi, jika perlu diinfus dan istirahat cukup. Secara umum daya tahan
tubuh pasien haruslah ditingkatkan. Selain itu dapat pula diberikan obat anti virus. Ada 2 jenis
rimantadine serta kelompok dari neuraminidase inhibitors yaitu oseltamivir dan zanimivir.
Amantadine dan rimantadine diberikan pada awal penyakit, 48 jam pertama selama 3 5 hari,
dengan dosis 5 mg/kg bb./ hari, dibagi 2 dosis. Jika berat badan lebih dari 45 kg diberikan
100 mg 2 kali sehari. Sedangkan oseltamivir diberikan 75 mg, 1 kali sehari selama 1 minggu.
Pengalaman tahun 1997 di Hongkong menunjukkan bahwa amantadine dan rimantadine
masih sensitif terhadap H5N1 secara in vitro, sementara di Vietnam (2004) pernah dilaporkan
kedua obat itu sudah tidak mempan lagi terhadap jenis virus yang ada di sana. Tetapi laporan
WHO Global Influenza Surveillance Network yang melakukan penelitian pada 4 isolat H5N1 dari
manusia dan 33 isolat dari unggas pada bulan Februari 2004 menunjukkan
oseltamivir masih sensitif terhadap virus yang ada. (1,2,13)

Pencegahan
Kebiasaan pola hidup sehat tetap berperanan penting. Secara umum pencegahan flu tentunya tetap
menjaga daya tahan tubuh, makan yang seimbang dan bergizi, istirahat teratur
dan olahraga teratur. Penanggulangan terbaik saat ini memang berupa penanganan langsung pada
unggas yaitu pemusnahan unggas atau burung yang terinfeksi flu burung, dan vaksinasi unggas
yang sehat.
Pencegahan pada manusia
1. Kelompok berisiko tinggi ( pekerja peternakan dan peda -
gang )
a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
b. Hindari kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung.
c. Menggunakan alat pelindung diri ( contoh : masker dan pakaian kerja ).
d. Meninggalkan pakaian kerja di tempat kerja.
e. Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas, seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik
( ditanam atau dibakar ) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya. f. Kandang
dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.
g. Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan.
h. Bersihkan kandang dan alat transportasi yang membawa unggas.
i. Lalu lintas orang keluar masuk kandang dibatasi.
j. Imunisasi unggas yang sehat
2. Masyarakat Umum
a. Menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi dan istirahat cukup.
b. Tidak mengimpor daging ayam dari tempat yang diduga terkena wabah avian flu
c. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :
- Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit di tubuhnya).
-

Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 80°C selama 1 menit dan telur sampai dengan suhu
± 64°C selama 5 menit.
(1,2,12)

KESIMPULAN
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular
yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.
Penyakit ini dapat menular lewat udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau
sekreta burung atau unggas yang menderita influenza. Sampai saat ini
Penyakit ini terutama menyerang peternak unggas (penyakit akibat kerja).
Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas
dikonfirmasikan telah terjadi di Korea Selatan, Vietnam, Jepang, Hongkok, Belanda, Thailand,
Kamboja, Taiwan, Laos, China, Pakistan dan Indonesia. Sumber virus diduga berasal dari migrasi
burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Dibandingkan dengan SARS (Severe Acute
Respiratory Syndrome) flu burung lebih sedikit kasusnya - hanya 25 kasus di seluruh dunia dan
tetapi yang meninggal mencapai 19 orang (Case Fatality Rate / CFR=76%).
Sedangkan pada penyakit SARS dari 8098 kasus yang meninggal hanya 774 orang (CFR = 9,6%).
Penyebab flu burung adalah virus influenza, yang termasuk tipe A subtipe H5,H7 dan H9. Strain
yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1.
Flu burung bisa menular pada manusia jika manusia bersinggungan langsung dengan ayam atau
unggas yang terinfeksi flu burung. Virus ditularkan melalui saliva dan -
feses unggas. Penularan pada manusia karena kontak dengan berbagai jenis unggas terinfeksi, atau
tidak langsung. Tanda dan gejala pada unggas berupa jengger berwarna biru, kepala bengkak,
sekitar mata bengkak, demam, diare, dan tidak mau makan. Gejala awal dapat berupa gangguan
reproduksi berupa penurunan produksi telur. Tanda dan gejala pada manusia berupa demam,
batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi sampai infeksi selaput mata (
conjunctivitis ). Jika keadaan memburuk, dapat terjadi severe respiratory distress yang ditandai
dengan sesak nafas hebat, rendahnya kadar oksigen darah serta meningkatnya kadar CO
. Departemen Kesehatan RI membagi diagnosis flu burung pada manusia menjadi kasus suspek,
probable dan kasus konfirmasi. Pengobatan bersifat simtomatik sesuai gejala yang ada.
Selain itu dapat pula diberi obat anti virus. Ada 2 jenis yang tersedia, yaitu kelompok M2
inhibitors (amantadine dan rimantadine) serta kelompok neuraminidase inhibitors (oseltamivir dan
zanimivir). Amantadine dan rimantadine diberikan pada awal penyakit, 48 jam pertama selama 3
5 hari, dengan dosis 5 mg/kg bb. pasien / hari, dibagi dalam 2 dosis. Sementara oseltamivir
diberikan 75 mg, 1 kali sehari selama 1 minggu. Secara umum cara pencegahan terkena flu
tentunya tetap menjaga daya tahan tubuh, makan yang seimbang dan bergizi, istirahat teratur dan
olahraga teratur. Penanggulangan terbaik saat ini berupa penanganan langsung pada unggas
danpencegahan pada manusia yaitu pada kelompok berisiko tinggi dan masyarakat umum.

Anda mungkin juga menyukai