Di Susun Oleh:
KELOMPOK IV
1. TRI OKTAVIANI
2. MAYA NOVITA SARI
3. ESTER KRISTIYANI
4. ALPHIN D
5. DIAH MARDIYANA
6. SRI ASTUTI
7. KETUT DARMANTI
8. EKO SETIAWAN
9. KURNIATI
10. IRWAN RACHMANTO
11. ACHMAD NAWAWI
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Flu burung telah menjadi perhatian yang luas dari masyarakat
karena telah menewaskan banyak korban baik unggas maupun manusia.
Pada awal tahun 1918, wabah pandemi virus influenza telah membunuh
lebih dari 40.000 orang, dimana subtipe yang mewabah saat itu adalah
virus H1N1 yang dikenal dengan “Spanish Flu”. Tahun 1957 virus
bermutasi menjadi H2N2 atau “Asian Flu” menyebabkan 100.000
kematian. Tahun 1968 virus bermutasi menjadi H3N2 atau “Hongkong
Flu” menyebabkan 700.000 kematian. Tahun 1977 virus bermutasi
menjadi H1N1 atau “Russian Flu”. Akhirnya pada tahun 1997, virus
bermutasi lagi menjadi H5N1 atau “Avian Influenza”. Beberapa tahun
kemudian, awal wabah pada peternakan di dunia telah dikonfirmasi sejak
Desember 2003. Pada 8 Februari 2006, Organisasi Kesehatan Hewan
Dunia menyatakan bahwa wabah flu burung pertama kali terjadi di
Nigeria, kemudian menyebar hingga ke Mesir dan Kamerun.
Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur
transportasi atau peternakan unggas sebagai jalur migrasi burung liar.
Sehingga pada 21 Juli 2005, tiga kasus fatal terjadi di Tangerang, yang
disebabkan oleh flu burung subtipe H5N1. Hingga 6 Juni 2007, WHO
telah mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 kematian pada manusia
yang disebabkan virus ini termasuk Indonesia dengan 99 kasus dengan 79
kematian. Hal ini dipengaruhi oleh matapencaharian penduduk Indonesia
sebagai peternak unggas sehingga Indonesia rawan pada penyebaran
penyakit flu burung. Selain itu, kurangnya pengetahuan sebagian
penduduk Indonesia terhadap dampak dari flu burung juga ikut
berpengaruh pada kasus penyebaran flu burung.
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A yang menyebar
antar unggas. Virus influenza ini termasuk famili Orthomyxoviridae.
Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (drift, shift), dan dapat
menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus flu burung yang sedang
berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang ditandai adanya
Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N) dan memiliki waktu inkubasi
selama 1 minggu pada unggas dan 3 hari pada manusia. Burung liar dan
unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Virus
ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan,
minuman, dan sentuhan. Virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi (60ᵒC
selama 30 menit), namun dapat bertahan hidup pada suhu rendah (0ᵒC
selama lebih dari 30 hari). Gejala flu burung pada unggas adalah kematian
secara mendadak dengan laju mortalitas mendekati 100%, jengger
berwarna biru, dan luka pada kaki. Sedangkan gejala umum yang terjadi
pada manusia adalah demam tinggi (suhu badan di atas 38ᵒC), batuk dan
nyeri tenggorokan, radang saluran pernapasan atas, pneumonia, infeksi
mata, dan nyeri otot. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat
sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis. Virus H5N1
lebih patogen daripada subtipelainnya sehingga disebut dengan Highly
Pathogenic H5N1 Avian Influenza (HPAI).
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Flu Burung?
2. Etiologi Flu Burung?
3. Patogenesis Flu Burung?
4. Tanda dan Gejala Flu Burung?
5. Pengobatan Flu Burung?
6. Pencegahan Flu Burung?
7. Hubungan Flu Burung dengan Epidemiologi Kesehatan Lingkungan?
8. Teori Simpul Flu Burung?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Flu Burung.
2. Mengetahui penyebab dari Flu Burung.
3. Mengetahui bagaimana perkembangan atau perjalanan penyakit Flu
Burung.
4. Mengetahui bagaimana tanda dan gejala dari penyakit Flu Burung.
5. Mengetahui cara pengobatan Flu Burung.
6. Mengetahui cara pencegahan Flu Burung.
7. Mengetahui apa hubungannya Flu Burung dengan Epidemiologi
Kesehatan Lingkungan.
8. Mengetahui bagaimana teori simpul dari Flu Burung.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Flu burung atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan avian flu atau
avian influenza (AI) adalah penyakit menular yang disebabkan virus
influenza A sub tipe H5N1 yang biasanya menyerang unggas tetapi juga
dapat menyerang manusia. Virus ini termasuk family Orthomyxoviridae dan
memiliki diameter 90-120 nanometer. Virus avian influenza ini menyerang
alat pernapasan, pencernaan dan system saraf pada unggas.
Secara normal, virus tersebut hanya menginfeksi ternak unggas seperti
ayam, kalkun dan itik, akan tetapi tidak jarang dapat menyerang spesies
hewan tertentu selain unggas misalnya baabi, kuda, haarimau, macan tutul
dan kucing. Walaupun hampir semua jenis unggas dapat terinfeksi virus
yang terkenal sangat ganas ini, tetapi diketahui yang lebih rentan adalah
jenis unggas yang diternakkan secara massal. Penyakit flu burung atau flu
unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas baik
berupa burung, bebek, ayam, serta beberapa binatang lain seperti babi. Data
lain menunjukkan penyakit ini dapat juga mengena pada puyuh dan burung
unta. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis
H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea,
Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan
Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi
unggas yang terinfeksi.
Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali,
Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat
dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya
kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun
konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu
burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah
penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275
ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi
Jawa Barat (1.541.427 ekor). Kehebohan itu bertambah ketika wabah
tersebut menyebabkan sejumlah manusia juga meninggal. Pada tanggal 19
Januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan lima warga Vietnam tewas
akibat flu burung. Sementara itu di negara Thailand sudah enam orang
tewas akibat terserang flu burung, seorang remaja berusia 6 tahun dipastikan
menjadi orang Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat wabah
tersebut. Seorang Epidemiologis dari Pusat Pengawasan Penyakit Dr.
Danuta Skowronski, mengatakan bahwa 80% kasus flu burung menyerang
anak-anak dan remaja. Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus flu burung
di Vietnam, WHO menemukan bahwa dari 10 orang yang terinfeksi 8 orang
yang meninggal, seorang sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis.
E. Pengobatan
Pengobatan flu burung pada ternak virus flu burung yang dapat
menyerang pada hewan saat ini belum diketahui obat maupun vaksin yang
tepat untuk mengobatinya. Pemberian obat maupun vaksin dilakukan lebih
ke arah pencegahan supaya tidak menular kepada hewan lain maupun
manusia di sekitarnya. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam
penanggulangan pengobatan flu burung antara lain sebagai berikut:
1. Biosekuriti
Disebut juga keamanan hayati, yaitu perlakuan yang
ditujukan untuk menjaga keamanan hayati demi
pemeliharaan kesehatan dan memperkecil ancaman terhadap
individu yang dilindungi. Usaha ini antara lain:
a. Membatasi secara ketat lalu lintas unggas atau ternak,
produk unggas, pakan, kotoran, bulu, dan alas kandang.
b. Membatasi lalu lintas pekerja atau orang dan kendaraan
keluar masuk peternakan.
c. Peternak dan orang yang hendak masuk peternakan harus
memakai pakaian pelindung seperti masker, kaca mata
plastik, kaos tangan, dan sepatu.
d. Mencegah kontak antara unggas dengan burung liar.
2. Depopulasi
Depopulasi adalah tindakan pemusnahan unggas secara
selektif di peternakan yang tertular virus flu burung.
Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit
lebih luas. Cara pemusnahan unggas yang terinfeksi virus flu
burung adalah menyembelih semua unggas yang sakit dan
yang sehat dalam satu kandang (peternakan). Selain itu, dapat
juga dilakukan dengan cara disposal, yaitu membakar dan
mengubur unggas mati, sekam dan pakan yang tercemar,
serta bahan dan peralatan yang terkontaminasi.
3. Vaksinasi
Dilakukan pada semua jenis unggas yang sehat di daerah
yang telah diketahui ada virus flu burung. Vaksin yang
digunakan adalah vaksin inaktif (killed vaccine) yang resmi
dari pemerintah.
Pengobatan flu burung pada manusia Flu burung pada manusia
belum ada obatnya. Meskipun tidak semua penderita mengalami kematian,
flu burung tetap harus diwaspadai karena dikhawatirkan virus ini akan
mengalami mutasi menjadi lebih ganas.
F. Pencegahan
1. Pada Unggas:
a. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
b. Vaksinasi pada unggas yang sehat
2. Pada Manusia:
Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang):
a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
b. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi
flu burung.
c. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian
kerja).
d. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
e. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
f. Imunisasi.
3. Masyarakat umum:
a. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi &
istirahat cukup.
b. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu : Pilih unggas
yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya)
c. Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800 °C selama 1
menit dan pada telur sampai dengan suhu ± 640 °C selama 4,5
menit.
d. Basuh tangan sesering mungkin, penjamah sebaiknya juga
melakukan disinfeksi tangan (dapat dengan alcohol 70%, atau
larutan pemutih/khlorin 0,5%untuk alat2/instrumen)
e. Lakukan pengamatan pasif terhadap kesehatan mereka yang
terpajan dan keluarganya. Perhatikan keluhan-keluhan seperti Flu,
radang mata, keluhan pernafasan.
Lingkungan Biologi
Virus
H. Teori Simpul
A. Kesimpulan
Flu Burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza
yang menyerang burung/unggas/ayam . Salah satu tipe yang perlu
diwaspadai adalah yang disebabkan oleh virus influenza dengan kode
genetik H5N1 (H=Haemagglutinin, N=Neuramidase) yang selain dapat
menular dari burung ke burung ternyata dapat pula menular dari burung ke
manusia Flu burung bisa menulari manusia bila manusia bersinggungan
langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung. Virus flu
burung hidup di saluran pencernaan unggas. Unggas yang terinfeksi dapat
pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan
hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia
atau binatang lainnya. Menurut WHO, flu burung lebih mudah menular
dari unggas ke manusia dibanding dari manusia ke manusia. Belum ada
bukti penyebaran dari manusia ke manusia, dan juga belum terbukti
penularan pada manusia lewat daging yang dikonsumsi. Saat ini, penyebab
flu burung adalah Highly Pothogenic Avian Influenza Viru, strain H5N1
(H=hemagglutinin; N= neuraminidase). Hal ini terlihat dari basil studi
yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus
Influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus
Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas.
Secara umum, virus Flu Burung tidak menyerang manusia, namun
beberapa tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang
manusia. Ada berbagai macam cara pengobatan dan pencegahan dari
penyakit flu burung ini.
B. Saran
Saran dari kami kelompok VI yaitu masyarakat tetap menanamkan
pola pikir dan perilaku hidup bersih dan sehat agar bisa terhindar dari
berbagai macam penyakit terutama penyakit flu burung ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13409-Chapter1.pdf
http://rivafauziah.wordpress.com/2006/02/25/pengertian-flu-burung/
http://dreamfile.wordpress.com/2012/03/09/flu-burung-gejala-cara-penularan-
pencegahan-dan-pengobatannya/
http://individuasi.blogspot.com/2011/10/makalah-flu-burung-dbd.html
http://fluburung.org/gejala-pada-manusia.asp
http://tiopenta.wordpress.com/tag/flu-burung/