Anda di halaman 1dari 15

FLU BURUNG

Nama Kelompok : HARYATI


DELVIA TUBES
CHINDY SARDJE
KLARA WARIJO
ROZQIKA NURHAYATI
SISKA MANSUMBER
TELEVINA WARIJO
WA HANIFAH
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penyakit flu burung yang


ditularkan oleh virus Avian
Flu burung adalah penyakit
Influenza jenis H5N1 pada
akut menular yang disebabkan
unggas dikonfirmasikan telah
oleh virus H5NI. Flu burung
terjadi di Republik Korea,
sangat berbahaya karena
Vietnam, Jepang, Thailand,
menyebabkan kematian
Komboja, Taiwan, Laos,
unggas secara mendadak dan
China, Indonesia dan
menyebar dengan cepat.
Pakistan. Sumber virus diduga
berasal dari migrasi burung
dan tranportasi unggas yang
terinfeksi.
SELANJUTNYA . . .

Tingkat kematian akibat penyakit flu burung angka


kejadiannya sangat tinggi dibandingkan dengan
penyakit menular lainnya mencapai 81,7% di
Indonesia. Masa inkubasi penyakit flu burung pada
manusia sangat cepat yaitu 1-10 hari. Identifikasi
tanda dan gejala klinik penyakit flu burung di awali
dengan ISPA dengan keluhan demam (temperatur ≥
38ºC), batuk, sakit tenggorokan, atau beringus
(Depkes, 2004)
Avian influenza (flu burung) adalah penyakit menular
yang dapat terjadi pada unggas dan mamalia yang
disebabkan oleh virus infl uenza tipe A. Virus influenza
tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya
Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Virus fl u
burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe
H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3–5 hari.
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak
melalui makanan, minuman, dan sentuhan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Flu Burung

Flu Burung merupakan penyakit yang berbahaya


karena dapat membunuh seluruh ternak unggas
di areal usaha peternakan. Flu Burung
merupakan penyakit yang berbahaya karena
dapat menyebar dengan cepat ke areal
peternakan lain dan di seluruh tanah air.
Patofisiologi Tanda dan Gejala

Patofisiologi flu burung


(avian influenza) berbeda Demam
dengan penyakit influenza Batuk
pada umumnya, terjadi Sakit tenggorokan
mutasi genetik baik Nyeri otot
secara antigenic Sakit kepala
drift ataupun antigenic Kelelahan
shift guna Hidung berair atau
mempertahankan diri dan tersumbat
meningkatkan sifat Sesak napas
patogenitasnya dengan
membentuk varian-varian
baru.
TEST DIAGNOSA

 Diagnosis flu burung ditegakkan pada pasien dengan


keluhan flu-like symptoms dengan riwayat kontak, dan
dikonfirmasi melalui pemeriksaan isolasi atau biakan
virus, PCR (Polymerase Chain Reaction), dan uji serologi.
[3,20]
 Anamnesis

Manifestasi klinis flu burung tergantung pada subtipe virus


yang menginfeksi, mulai dari tanpa gejala hingga
pneumonia dengan gagal organ multipel.
 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada penyakit flu burung dapat
ditemukan peningkatan suhu tubuh, laju nadi, dan napas.
 Diagnosis Banding

Diagnosis banding flu burung, antara lain pneumonia


atipikal, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), Middle
East Respiratory Syndrome (MERS), rhinoconjunctivitis
akibat adenovirus, demam berdarah, serta tuberkulosis
paru. Sebagian besar diagnosis banding pada penyakit flu
burung memiliki manifestasi klinis.
 Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis flu burung dapat ditegakkan dengan 1 dari 3
pemeriksaan penunjang, berupa pemeriksaan RT-PCR
(Reverse-Transcriptase Polymerase Chain Reaction) untuk
RNA avian influenza A (H5N1), kultur virus, atau
peningkatan empat kali lipat antibodi spesifik H5.
Untuk pemeriksaan, sampel diambil dari aspirasi
nasofaringeal, serum, apus hidung, apus tenggorok, atau
cairan tubuh seperti cairan pleura dan cairan ETT
(Endotracheal Tube), serta usap dubur pada kasus anak.
 Deteksi virus RNA dengan pemeriksaan RT-PCR
merupakan pemeriksaan yang sensitif untuk membedakan
subtipe virus influenza.
 Pemeriksaan Serologi

 Kombinasi metode virus neutralization, ELISA (Enzyme-


Linked Immunosorbent Assay) dan Western
blotting merupakan alat diagnostik spesifik untuk studi
surveilans epidemiologi dan diagnosis retrospektif
 Pemeriksaan Pencitraan

 Pada pasien dengan gejala sesak napas, dilakukan rontgen


dada. Gambaran radiologis abnormal dapat ditemukan 3-
17 hari setelah timbul demam (rata-rata dalam 7 hari)
. PENATALAKSANAAN

 Pergunakan Alat Pelindung Pribadi (APP) yang sesuai:


masker, gaun proteksi, google/pelindung muka, sarung
tangan.
Pembatasan jumlah tenaga kebersihan, laboratorium dan
perawat yang menangani pasien. Perawat tidak boleh
menangani pasien lainnya.
PROGRAM PEMERINTAH TERKAIT PENYAKIT
INFEKSI ENDEMIS
 Pemerintah dalam hal ini untuk melakukan upaya-upaya
pengendalian flu burung di setiap departemen sudah
banyak melakukan upaya-upya pengendalian. Seperti,
Departemen Kesehatan RI. Untuk menekan jumlah kasus
flu burung, berbagai upaya telah dilakukan, yaitu
melengkapi fasilitas 100 Rumah Sakit (RS) Rujukan flu
burung.
PENUTUP
KESIMPULAN

1. Penyakit flu burung (bird flu, avian influenza/AI) ialah


penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan
ditularkan antar unggas. Unggas penular tersebut ialah
burung, bebek, ayam, selain itu dapat ditularkan oleh
beberapa hewan yang lain seperti babi, kuda, anjing laut,
ikan paus, dan musang.
2. Penyakit influensa unggas (avian influenza), atau lebih
dikenal sebagai “wabah flu burung”, pertama kali
dilaporkan pada tahun 1878 sebagai wabah yang
menjangkiti ayam dan burung di Italia, yang disebut juga
sebagai “Penyakit Lombardia” mengikuti nama sebuah
daerah lembah di hulu sungai Po.
 Flu burung pada manusia belum ada obatnya. Meskipun
tidak semua penderita mengalami kematian, flu burung
tetap harus diwaspadai karena dikhawatirkan virus ini
akan mengalami mutasi menjadi lebih ganas
 Secara umum prinsip-prinsip kerja yang higienis seperti
mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
bila diperlukan merupakan upaya yang harus dilakukan
oleh mereka yang kontak dengan ternak.
SARAN

 Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata


sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan
details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang
tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
 Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar
pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan
tentang daftar pustaka makalah.

Anda mungkin juga menyukai