Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

ACARA 3
TIPE KAKI SERANGGA

Disusn Oleh :

Nama : Ika Indayati

NIM : 18/436647/PBI/01585

Asisten : Manap Trianto

LABORATORIUM ENTOMOLOGI
FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2019
Acara 3

Tipe Kaki Serangga

1. Tujuan : Mengenal dan mempelajari bermacam-macam tipe kaki serangga

2. Dasar Teori
Serangga merupakan kelompok hewan dominan di muka bumi dengan jumlah spesies
hampir 80% dari jumlah total hewan di bumi. Habitatnya di darat, air tawar, tanah atau lumpur
dan di dalam tumbuh-tumbuhan. Serangga mampu bertahan dari seleksi alam karena memiliki
beberpaa keunggulan seperti tingkat reproduksi yang tinggi, kemampuan memakan jenis
makanan yang berbeda dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya. Menurut
Chapman.R.S (2013), serangga merupakan salah satu makhluk hidup yang mengalami adaptasi
morfologi. Bagian serangga yang paling mudah untuk diamati adalah bagian kaki. Kaki
serangga terdiri atas beberapa bagian yang saling bekerjasama satu sama lain. Tetapi beberpaa
jenis serangga memiliki bagian kaki mengalami modifikasi sesuai dengan habitat dan perilaku
yang dimilki oleh serangga. Setiap kaki biasanya terdiri dari enam segmen saling berartikulasi
dengan mono atau dicondik artikulasi diatur dalam membran corium. Enam segmen dasar yang
terdaftar dari yang paling proksimal ke yang paling distal adalah coxa, trochanter, femur, tibia,
tarsus, dan pretarsus. Kaki-kaki serangga memiliki sistem sensorik yang luas. Beberapa dari
elemen sensorik adalah proprioceptors, pemantauan posisi segmen pada kaki dan kuda-kuda
dari serangga. Mechanoreceptors lainnya dan kemoreseptor terlibat dalam persepsi rangsangan
lingkungan. Kaki serangga banyak juga dilengkapi dengan bantalan halus atau berbulu yang
berfungsi sebagai perangkat lampiran dan memungkinkan serangga untuk berjalan di tempat
yang licin. Coxa berbentuk kerucut terpotong dan berartikulasi secara mendasar dengan
dinding thorax. Mungkin hanya ada satu artikulasi dengan pleuron. Dimana pergerakan coxa
sangat bebas, tetapi sering ada artikulasi kedua dengan trochantin.
Gambar Legs and articulations
Sumber: Chapman.R.S, (2013)

Pada Lepidoptera, coxa dari tengah dan hindlegs menyatu dengan thorax dan ini juga
berlaku dari coxa belakang di Coleoptera. Bagian dari bantalan coxa kuat karena menyatu
dengan punggung secara eksternal oleh sulkus akar dasar yang menandai bagian basal coxa
sebagai basicoxite. Basicoxite dibagi menjadi anterior dan bagian posterior oleh punggung
diperkuat artikulasinya, bagian posterior yang disebut meron. Pada diptera itu menjadi terpisah
dari coxa sama sekali dan membentuk bagian dari dinding thorax. Trochanter adalah segmen
kecil yang artikulasi dengan coxa sedemikian rupa sehingga bisa bergerak. Femur pada larva
serangga sangat kecil berbeda dengan femur serangga dewasa semakin besar dan paling kuat
dari kaki (Guschlbauer. C, Scharstein. H and Buschges. A, 2007).
Menurut Hess D & Buschges A (1999), tibia adalah kaki terpanjang dari kaki,
mengartikulasikan dengan tulang femur dengan sendi dicondis sehingga bergerak bebas. Pada
kebanyakan serangga, ujung tibia dibengkokkan sehingga betis dapat melentur kembali ke
femur. Tarsus di sebagian besar serangga dibagi menjadi 2-5 tersomer. Ini dibedakan dari benar
segmen dengan ada tidaknya otot. Di protura beberapa Collembola dan larva paling
holometabolous serangga, tarsus adalah segmen terakhir yang menyatu dengan tibia. Pretarsus
sebagian besar serangga terdiri dari dasar membran yang mendukung lobus median, arolium,
sebagian sclerotized dan sepasang cakar. Pada diptera pulvillus membran muncul dari
pangkalan masing-masing auxilia. Diptera tidak memiliki arolium selain tipulidae.
Perkembangan cakar bervariasi pada kelompok serangga yang berbeda. Biasanya lebih banyak
atau kurang sama berkembang dengan baik tetapi di Thysanopterasebagian pretarsus terdiri
dari arbium seperti kandung kemih. Dalam beberapa larva holometabolous seluruh pretarsus
terdiri dari satu segmen mirip cakar (Chapman.R.F, 2013).
Mantid adalah serangga besar, memanjang dan bergerak lambat yang mencolok dalam
penampilan karena kaki depan yang dimodifikasi secara khsusus. Prothorax sangat panjang
dan bergerak melekat pada pterothorax, coxa depan sangat panjang dan femur depan dengan
tibia yang kuat dan memiliki duri dan cocok untuk menangkap mangsa. Mantid biasanya
berbaring menunggu mangsa dengan kaki depannya dalam posisi terangkat. Posisi ini memiliki
nama umum belalang sembah dan peramal yang sering diterapkan pada serangga ini. Kecoa
adalah serangga dengan tipe kaki cursorial dengan lima segmen tarsian dan tidak ada kaki yang
dimodifikasi untuk digali atau menggenggam dan memiliki kaki untuk berlari sangat cepat
(Triplehorn C.A & John. N.F, 2005).
Coxa kumbang sangat bervariasi dalam ukuran dan bentuk. Beberapa kumbang
memiliki sclerite kecil yang trochantin dibagian anterolateral dari rongga coxa. Ketika
diganggu, banyak kumbang menarik pelengkap didekat tubuh dan membuat mati. Kumbang
dengan kaki yang tertarik biasanya memiliki alur di coxa (terutama coxa tengah atau belakang)
dimana femur cocok ketika kaki ditarik dan mereka mungkin memiliki alur di segmen kaki
lainnya. Segmen tarsal kumbang dibagi menjadi unit tak terhitung. Cakar praremaja kumbang
agak berbeda. Kebanyakan sederhana yaitu tanpa cabang atau gigi tetapi sebagian ada yang
bergigi atau celah (Akay.T, et.al, 2007). Pada ordo Hymenoptera memiliki karakter kaki yang
digunakan dalam identifikasi adalah paling utama jumlah segmen trokanter, jumlah dan bentuk
taji spion dan bentuk segmen tarsal. Lalat memiliki dua segmen trokanter. Kedua trokanter
disebut basal pembagian dari femur dan tidak pernah bergerak diartikulasikan secara distal.
Pada lebah segmen pertama dari tarsus belakang biasanya sangat membebesar dan rata seperti
tibia.
Ordo Lepidoptera memiliki karakter kaki nilai dalam identifikasi termasuk taji spurs
dan cakar tarsal, kehadiran atau tidak adanya duri di kaki, kadang-kadang struktur seperti
epiphysis. Yang mana dapat digerakkan struktur pada permukaan bagian dalam tibia depan
yang mungkin digunakan dalam membersihkan antena. Kaki depan sangat banyak berkurang
di beberapa bagian kupu-kupu (Triplehorn C.A & John. N.F, 2005). Bagian permukaan telapak
kaki serangga memiliki gaya adesif yang memungkinkan serangga untuk menempel pada
substrat. Struktur yang mengakibatkan gaya adesif ini ditemukan pada Blattodea, Orthoptera
dan Coleoptera. Umumnya kaki serangga terdiri dari coxa (ruas pangkal), trochanter, femur,
tibia, tarsus dan pretarsus.

3. Hasil
Pengamatan yang dilakukan menggunakan alat tipe kaki serangga dari beberapa
spesimen yang terdiri dari beberapa ordo. Beberapa ordo yang digunakan adalah Orthoptera
dengan menggunakan spesies Valanga Nigricornis, ordo Hymenoptera dengan menggunakan
spesies Apis sp, ordo Lepidoptera dengan menggunakan spesies Attacus atlas, ordo Coleoptera
dengan menggunakan spesies Dysticus marginalis, dan ordo Blattodea dengan menggunakan
spesies Periplaneta americana. Masing-masing spesimen dilihat struktur dan morfologi dari
kakinya, kemudian di bedakan dengan spesimen lainnya. Setelah itu disebutkan bagian-bagian
dari tipe kakinya dan dilengkapi dengan fungsinya.
Setelah pengamatan preparat yang dilakukan, adapun hasil sebagai berikut :
1) Tipe kaki Saltatorial (peloncat)
Dengan spesimen menggunakan belalang kayu, adapaun sistematika dari Valanga
nigricornis (Belalang Kayu) yaitu :
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Sub Classis : Pterygota
Ordo : Orthoptera
Family : Acrididae
Genus : Valanga
Species : Valanga nigricornis
Keterangan:

1. Coxa 11. pretarsus


2. Trochanter 12. Claws
3. Carinula 13. Arolium
4. Carina 14. Tibia
5. Pulvilus 15. Tarsus
6. Femur
7. Spura
8. Spina
9. Basi tarsus
10. Medi tarsus

Gambar. Bagian dari tipe kaki saltatorial menggunakan spesimen Valanga nigricornis
2) Tipe kaki Foragial Leg (pengambil pollen)
Dengan spesimen menggunakan Apis sp, adapun sistematika dari Apsi sp yaitu :
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Sub Classis : Pterygota
Ordo : Hymenoptera
Family : Apidae
Genus : Heterotrigona
Species : Heterotrigona itama

Keterangan:

1. Coxa 11. Kantung polen


2. Trochanter 12. Auriculae
3. Femur 13. Schopa
4. Tibia
5. Tarsus
6. Basi tarsus
7. Medi tarsus
8. Pretarsus
9. Ungeus
10. Spura

Gambar. Bagian dari tipe kaki Foragial Leg menggunakan spesimen Heterotrigona itama

3) Tipe kaki Cursorial (pelari)


Dengan spesimen menggunakan kecoa, adapaun sistematika dari Periplaneta
americana (kecoa) yaitu :
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Sub Classis : Pterygota
Ordo : Blattodea
Family : Blattidae
Genus : Periplaneta
Species : Periplaneta americana

Gambar dibawah ini digambarkan sesuai dengan spesimen yang ada dan ditulis
berdasarkan pengamatan yang dilihat.
Keterangan:

1. Coxa
2. Trochanter
3. Femur
4. Tibia
5. Tarsus
6. Spina
7. Claw

Gambar. Bagian dari tipe kaki Cursorial menggunakan spesimen Periplaneta americana

4) Tipe kaki Penggenggam saat Larva


Dengan spesimen menggunakan kupu-kupu, adapaun sistematika dari Attacus atlas
(Kupu-kupu Gajah) yaitu :
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Sub Classis : Pterygota
Ordo : Lepidoptera
Family : Saturniidae
Genus : Attacus
Species : Attacus atlas

Keterangan:

1. Prolegs / pseudolegs/ abdominal legs


2. Kaki untuk jalan
3. Clasper untuk menggantung
4. Eye
5. Spina

Gambar. Bagian dari tipe kaki penggenggam saat larva menggunakan spesimen Attacus atlas

5) Tipe kaki Raptorial (Pencengkram)


Dengan spesimen menggunakan Belalang sembah, adapaun sistematika dari Mantis sp
yaitu :
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Sub Classis : Pterygota
Ordo : Mantodea
Family : Mantidae
Genus : Mantis
Species : Mantis sp

Keterangan:

1. Coxa
2. Femur
3. Tibia
4. Tarsus
5. Trochanter
6. Spina
7. Spura tibialis

Gambar. Bagian dari tipe kaki Raptorial (Pencengkram) menggunakan spesimen Mantis sp

6) Tipe kaki Fossorial


Dengan spesimen menggunakan Anjing tanah, adapaun sistematika dari Gryllotalpa
hexadactyle yaitu :
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Sub Classis : Pterygota
Ordo : Orthoptera
Family : Gryllotalpidae
Genus : Gryllotalpa
Species : Gryllotalpa hexadactyle

Gambar dibawah ini gambar sesuai dengan spesimen yang ada dan ditulis berdasarkan
pengamatan yang dilihat.
Keterangan:

1. Coxa
2. Trochanter
3. Femur
4. Tibia
5. Sucker
6. Dactyla (2)
7. Tarsus
8. Dactyla (4)
9. Spura
Gambar. Bagian dari tipe kaki Fossorial menggunakan spesimen Gryllotalpa hexadactyle
7) Tipe kaki Natatorial
Dengan spesimen menggunakan Kumbang air, adapaun sistematika dari Dysticus
marginalis yaitu :
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Sub Classis : Pterygota
Ordo : Coleoptera
Family : Dysticidae
Genus : Dysticus
Species : Dysticus marginalis

Keterangan:

1. Coxa
2. Trochanter
3. Femur
4. Tibia
5. Tarsus
6. Spura tibialis
7. Claw
8. Rumbai-rumbai

Gambar. Bagian dari tipe kaki Natatorial menggunakan spesimen Dysticus marginalis

4. Pembahasan
Setelah dilakukan pengamatan dengan beberapa spesimen sebagai sampel dalam
menentukan dan melihat bagian-bagian dari tipe kaki serangga beserta memiliki fungsinya,
adapun jenis-jenis tipe kaki serangga seperti, saltatorial (peloncat), natatorial (mendayung),
foragial leg (pengambil pollen), fossorial (menggali), cursorial (pelari), raptorial
(pencengkram) dan penggenggam tipe saat larva dari kupu-kupu gajah.
Tungkai atau kaki adalah salah satu bagian toraks serangga selain sayap. Kaki terdiri
dari beberapa segmen. Segemen pertama disebut coxa yang merupakan bagian yang melekat
langsung pada toraks, segmen kedua disebut trochanter yang berukuran lebih pendek daripada
coxa dan sebagian bersatu dengan segmen ketiga. Segmen ketiga disebut femur, meruapakan
segmen yang terbesar. Segmen keempat disebut dengan tibia, biasanya lebih ramping tetapi
sama panjang dengan femur. Pada bagian ujung tibi ini biasanya terdapat spina atau duri-duri.
Segmen terakhir disebut dengan tarsus, biasanya terdiri dari 1-5 ruas. Diujung segmen tarsus
terdapat pretarsus yang terdidi dari sepasang kuku tarsus. kuku tarsus disebut dengan claw.
Diantara kuku tarsus terdapat struktur sepeti bantalan yang disebut aroluim. Tetapi pada
beberapa serangga dibawah setiap kuku tarsus terdapat struktur seperti bantalan yang
dinamakan pulvillus. Biasanya pada serangga yang memiliki pulvillus, diantara kuku ada
bentuk meruncing disebut dengan empodium. Ada beberapa kaki serangga yang memiliki
struktur khsusus sesuai dengan fungsinya seperti kurubikulum terdapat pada kaki lebah madu
sebagai wadah tepung sari, ada timpanum yang terdapat pada tibia kaki depan dari belalang
berantena panjang dan jangrik dimana alat ini berfungsi sebagai alat pendengar, dan ada
beberapa jenis serangga memiliki tipe struktur alat indera pada kakinya seperti sesilli pada tarsi
kaki depan lalat rumah yang berfungsi untuk merasakan makanan.
Pada pengamatan pertama menggunakan spesimen Valanga nigricornis dengan
mempunyai tipe kaki saltatorial (peloncat). Tipe saltorial adalah tungkai atau kaki yang
berfungsi untuk meloncat ditandai dengan pembesaran femur tungkai belakang. Kaki serangga
terletak pada bagian torax dan setiap segmen toraks terdapat datu pasang kaki. Kaki serangga
terlindugi oleh eksoskeleton yang mana dibawahnya memiliki otot-otot yang menggerakkan
kaki serangga. Kaki dari elalang ini termodifikasi dengan memiliki kaki belakang lebih panjang
daripada kaki depan. Kaki yang panjang memiliki fungsi khusus seperti melompat. Pada femur
memiliki harpa yang memiliki fungsi sebagai alat untuk komunikasi dengan cara digesekkan
sehingga menimbulkan bunyi. Pada kaki belalang ini memiliki otot yang disebut dengan
extensor dan flexor.
Pada pengamatan kedua menggunakan spesimen Heterotrigona itama dengan memiliki
tipe kaki foragial leg/kurubikulum (pengambil pollen) yang terdapat pada kaki lebah madu
yang merupakan wadah tepung sari. Pada tipe kaki jenis serangga ini memiliki modifikasi kaki
pada bagian tibia dan femur. Pada tibia terdapat bentuk seperti rambut tetapi bukan rambut itu
adalah kantong pollen. Tarsus dari tipe kaki ini memiliki tiga bagian yaitu diksitarsus,
meditarsus dan pretarsus. Kaki pada serangga lebah ini memiliki fungsi yang spesial, dimana
lebah saat hinggap pada bunga dia menggambil pollen sebagai makanannya dengan cara
dimasukkan ke dalam kantong pollen yang terdapat pada kaki bagian tibia kemudian pollen di
kantong tersebut di pres menjadi lebih padat atau pengepak pollen dengan auriculae sehingga
pollen yang dibawa sudah berbentuk butir butir besar bukan beberapa butiran kecil.
Pada pengamatan ketida menggunakan spesimen Dysticus marginalis dengan memiliki
tipe kaki natatorial (pendayung), yang merupakan tipe kaki yang berfungsi untuk berenang,
ditandai dengan bentuk yang pipih serta adanya sekelompok rambut-rambut renang yang
panjang. Kaki yang memiliki modifikasi berupa bentuk rumbai-rumbai panjang dan lebat itu
untuk berenang hanya pada kaki bagian mesotoraks dan metatoraks saja, sedangkan kaki
bagian depan hanya untuk berjalan pada umumnya. Pada pengamatan keempat menggunakan
spesimen Gryllotalpa hexadactyla dengan memiliki tipe kaki fossorail (menggali), merupakan
tipe kaki yang digunakan untuk menggali ditandai dengan adanya kuku depan yang keras
sekali. Pada tipe kaki ini di tibia memiliki empat dactyla dan pada tarsus memiliki dua dactyla.
Dactyla disebut juga dengan alat sensor yang memiliki fungsi sebagai pertahanan diri dari
bahaya jika ada mangsa yang ini mendekat.
Pada pengamatan kelima menggunakan spesimen Periplaneta americana dengan
memiliki tipe kaki cursorial (pelari) merupakan kaki yang digunakan untuk berjalandan berlari.
Pada pengamatan keenam menggunakan spesimen Mantis sp memilikii tipe kaki raptorial
(pencengkram) yang merupakan tipe kaki yang berfungsi untuk menangkap dan mencengkram
mangsa, ditandai dengan pembesaran femur kaki depan. Pada pengamatan ketujuh
menggunakan spesimen larva Attacus atlas dengan memiliki tipe kaki penggenggam yang
berfungsi untuk menggenggam batang agar dapat bertahan di bagian batang tanaman. Saat
dewasa kupu-kupu memiliki tpe kaki ambalatorial yang mana kakinya berfungsi untuk berjalan
ditandai dengan femur dan tibia yang lebih panjang dari bagian kaki lainnya. Kaki ini
merupakan bentuk umum kaki serangga. Pada larva kaki memiliki bagian-bagiannya seperti
kaki palsu berjumlah tiga pasang berada di depan dekat dengat caput kemudian ada kaki
berjalan dengan jumlah lebih banyak dari kaki palsu dan ada clasper dibagian belakang dimana
memiliki fungsi untuk menggantung. Kaki palsu tersebut biasa disebut dengan prolegs atau
pseudolegs atau abdominal legs dimana pada kaki tersebut tidak memiliki segmen yang sama
pada kaki serangga memilikinyaa.
5. Tugas Evaluasi
(1) Perbandigan ke tujuh tipe kaki serangga yang diamati!
Jawaban:
 Berdasarkan perbedaan tipe kaki dan fungsinya:
1. Valanga nigricornis : serangga dengan tipe kaki peloncat atau saltatorial, memiliki
femur kaki belakang lebih besar dibandingkan dengan femur kaki depan. Tipe kaki
saltatorial berfungsi untuk membantu serangga meloncat.
2. Gryllotalpa hexadactyla : serangga dengan tipe kaki menggali atau fossorial. Berfungsi
untuk menggali. Selain itu, tibia kaki depan lebih besar dari kaki belakang.
3. Dysticus marginalis : serangga dengan tipe kaki mendayung atau natatorial. Serangga
dengan tipe kaki seperti ini, pasangan kaki tengah dan belakang bentuknya pipih dan
pada bagian tepinya terdapat rambut-rambut kasar. Berfungsi untuk mendayung.
4. Apis mellifera : serangga dengan tipe kaki pengumpul polen atau foragial leg. Berfungsi
untuk membantu serangga dalam proses pengumpulan polen.
5. Mantis Sp. : serangga dengan tipe kaki pencengkram atau raptorial. Serangga dengan
tipe kaki seperti ini mempunyai sepasang kaki depan yang berfungsi sebagai lengan
untuk memegang dan menangkap mangsanya.
6. Periplaneta americana : serangga dengan tipe kaki pelari atau cursorial. Serangga
dengan tipe kaki seperti ini berfungsi untuk membantu serangga agar dapat berlari secara
cepat.
7. Pediculus humanus : serangga dengan tipe kaki penggaruk. Serangga dengan tipe kaki
seperti ini berfungsi untuk membantu serangga menggaruk.

 Berdasarkan perbedaan struktur atau bagian-bagian:


1. Valanga nigricornis : Tipe kaki peloncat atau saltatorial. Bagian-bagiannya adalah spina
(ada), tibia (ada), rumbai/rambut (tidak ada), spura (ada), tarsus (ada) dan aurikula (tidak
ada).
2. Gryllotalpa hexadactyla : Tipe kaki menggali atau fossorial. Bagian-bagiannya adalah
spina (tidak ada), tibia (ada), rumbai/rambut (ada), spura (tidak ada), tarsus (ada) dan
aurikula (tidak ada).
3. Dysticus marginalis : Tipe kaki mendayung atau natatorial. Bagian-bagiannya adalah
spina (tidak ada), tibia (ada), rumbai/rambut (ada), spura (ada), tarsus (ada) dan aurikula
(tidak ada).
4. Apis mellifera : Tipe kaki pengumpul polen atau foragial leg. Bagian-bagiannya adalah
spina (tidak ada), tibia (termodifikasi), rumbai/rambut (ada), spura (ada), tarsus
(termodifikasi) dan aurikula (ada).
5. Mantis Sp. : Tipe kaki pencengkram atau raptorial. Bagian-bagiannya adalah spina
(ada), tibia (termodifikasi), rumbai/rambut (tidak ada), spura (ada), tarsus (ada) dan
aurikula (tidak ada).
6. Periplaneta americana : Tipe kaki pelari atau cursorial. Bagian-bagiannya adalah spina
(ada), tibia (ada), rumbai/rambut (tidak ada), spura (ada/banyak), tarsus (ada) dan
aurikula (tidak ada).
7. Pediculus humanus : serangga dengan tipe kaki penggaruk. Bagian-bagiannya adalah
spina (tidak ada), tibia (ada), rumbai/rambut (tidak ada), spura (ada), tarsus
(termodifikasi) dan aurikula (tidak ada).

(2) Sebutkan sistematika dari 3 spesimen yang digunakan dalam praktikum!


Jawaban:
Valanga nigricornis Gryllotalpa hexadactyla
Phylum : Arthropoda Phylum : Arthropoda
Klassis : Insecta Klassis : Insecta
Ordo : Orthoptera Ordo : Orthoptera
Familia : Acrididae Familia : Gryllotalpidae
Genus : Valanga Genus : Gryllotalpa
Spesies : Valanga nigricornis Spesies : Gryllotalpa hexadactyla

Dysticus marginalis
Phylum : Arthropoda
Klassis : Insecta
Ordo : Coleoptera
Familia : Dystiscidae
Genus : Dysticus
Spesies : Dysticus marginalis
DAFTAR PUSTAKA

Akay. T, Ludwar.B.C, Goritz.M.L, Schmitz.J, and Buschges.A, 2007. Segment Specificity of


Load Signal Processing Depends on Walking Direction in The Stick Insect Leg Muscle
Control System. The Journal of Neuroscience 27(12):3285-3294. Germany

Chapman R.F et al. 2013. The Insects Structure and Function Fifth Edition. Cambridge
University Press: UK Claridge

Guschlbauer. C, Scharstein. H and Buschges. A, 2007. The Extensor Tibiae Muscle of The Stick
Insect: Biomechanical Properties of an Insect Walking Leg Muscle. The Journal of
Experimental Biology 210, 1092-1108 : Germany

Hess. D & Buschges Ansgar, 1999. Role of Proprioceptive Signals From an Insect Femur-
Tibia Joint in Patterning Motoneuronal Activity of an Adjacent Leg Joint. Department
of Animal Physiology, Germany

Triplehorn C.A & John. N.F, 2005. Introduction to The Study of Insects Ed. 7. Thomson Brooks
cole : Australia

Anda mungkin juga menyukai