Anda di halaman 1dari 24

PENGOLAHAN LIMBAH AMMONIA DENGAN

PROSES NITRIFIKASI

MAKALAH

oleh
LAYFA MEILLATINA AZMI 19813034
ADYA DHIVARA SAMPURNO 19813069
KHANZA JAMALINA BODI 19813089
MUHAMAD GIDRY A. 19813144
SARI WULANDARI 19813148


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2014



DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ..........................................................................................
BAB 2 PENGOLAHAN LIMBAH AMMONIA DENGAN PROSES NITRIFIKASI
2.1 Informasi Biologis Komoditas ......................................................................
2.2 Potensi Industri .............................................................................................
2.3 Teknologi ......................................................................................................
2.4 Industri yang Ada ..........................................................................................
2.5 Manajemen .....................................................................................................
2.6 Pasar ...............................................................................................................
2.7 Kebijakan .......................................................................................................
2.8 Aspek Sosial dari Komoditas .........................................................................
2.9 Industri Prospektif ..........................................................................................

BAB 3 KESIMPULAN ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................






i


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Limbah cair yang mengandung amoniak pada masa industri saat ini semakin
banyak jumlahnya, karena semakin berkembangnya pabrik-pabrik yang memproduksi
produk yang mengandung unsur nitrogen. Akibat limbah cair yang mengandung
konsentrasi nitrogen yang tinggi antara lain:
a. Eutrofikasi pada badan air yaitu menurunnya oksigen terlarut pada badang
penerima air sehingga kemampuan self purification ekosistem air semakin
rendah.
b. Terbentuknya ammonia bebas (NH
3
) yang dihasilkan dari temperatur dan
pH yang tinggi sehingga menyebabkan proses nitrifikasi tidak stabil dan
keracuan pada biota air.
c. Konsentrasi ammonia pada rentang 0,2-2 mg/L kerancunan pada
organisme yang lebih tinggi.
Berdasarkan hal ini telah dilakukan penelitian dalam upaya untuk memperoleh
suatu sistem pengolahan yang cukup sederhana yang dapat diterapkan di industri-
industri kecil. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan pengolahan limbah yang
mengandung amoniak konsentrasi tinggi dengan menerapakan sistem nitrifikasi biologis
yang menggunakan reaktor biofilter tercelup. Penelitian ini diharapkan dapat diperoleh
karakteristik proses nitrifikasi yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar
pembuatan alat pengolahan limbah amoniak. Penelitian yang berkembang saat ini
merupakan penelitian awal, karena hanya melakukan proses nitrifikasi yaitu suatu
proses penurunan/penghilangan zat amoniak, yang kemudian hasil dari proses ini masih
menghasilkan zat polutan nitrit dan nitrat, karena proses nitrifikasi adalah proses
perubahan zat amoniak menjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena itu disebut tahap awal
karena untuk menghasilkan hasil olahan yang memenuhi standar baku air limbah, perlu
dilakukan proses selanjutnya untuk menghilangkan nitrit dan nitrat yaitu melalui proses
denitrifikasi. Hasil percobaan proses nitrifikasi yang telah dilakukan menghasilkan
1

penurunan rata-rata amoniak sebesar 97,98 %, dengan volume reaktor (15x20x150)cm
atau 45 liter, kapasitas maximum 4,8 l /jam dan waktu tinggal 24 jam.
Proses nitrifikasi ini diperlukan dalam mengolah air limbah yang
mengandung unsur N dikarenakan beberapa faktor, yaitu:
1. Ammonia yang terkandung dalam air limbah akan mempengaruhi konsentrasi
Dissolve Oksigen (DO) dan bersifat racun terhadap ikan.
2. Nitrogen yang ada harus diremoval agar tidak terjadi Eutrophikasi pada
permukaan air.
Proses ini dilakukan untuk menjaga badan air yang diperuntukkan sebagai
air minum. Tingkatan Nitrat N sebagai air minum adalah 45 mg/l, sedangkan
untuk nitrat sebagai Nitrogen adalah 10 mg/l. Dan total konsentrasi organic dan
konsentrasi Ammonia Nitrogen dalam air limbah antara 25 mg/l 45 mg/l.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah mengenai proses nitrifikasi oleh Nitrosomonas dan
Nitrobacter adalah untuk memberikan informasi bagaimana proses nitrifikasi terjadi dan
bagaimana peran nitrosomonas dan nitrobacter dalam proses ini. Selain itu, untuk
menjelaskan teknologi yang melibatkan proses nitrifikasi yang berkembang saat ini,
industri yang menggunakan proses ini, dan dampak pada sosial terkait dengan kebijakan
yang ada dalam masyarakat.










2


BAB II
PENGOLAHAN LIMBAH AMMONIA
DENGAN PROSES NITRIFIKASI

2.1. Informasi Biologis Komoditas

Nirobacter dan nitrosomonas merupakan bakteri nitrifikasi karena
bakteri ini dapat mengubah nitrit menjadi nitrat. Klasifikasi nitrobacter adalah
berawal dari kingdom Bacteria, filum Proteobacteria, kelas Alpha
Proteobacteria, Orde Rhizobiales, famili Bradyrhizobiaceae, dan genus
nitrobacter. Spesies dari nitrobacter adalah Nitrobacter winogradskyi,
Nitrobacter hamburgensis, Nitrobacter vulgaris, dan Nitrobacter alkalicus.
Nitrobacter memiliki pH optimum 7,3 dan 7,5 serta akan mati pada suhu 120F
(49C) atau di bawah 32F (0C). Bakteri ini dapat tumbuh optimal pada suhu
38C dan pH 7,9. Nitrobakter termasuk bakteri aerob, pada umumnya
berbentuk batang, seperti pir atau pleomorfhic dan berkembang biak dengan
budding.
Nitrosomonas adalah mikrobakteria yang menggunakan amonia sebagai
bahan baku metabolisme. Klasifikasi nitrosomonas berawal dari kingdom
Bacteria, filum Proteobacteria, kelas beta Proteobacteria, orde
Nitrosomanadales, famili Nitrosomonadaceae, dan genus nitrosomonas. Salah
satu spesies nitrosomonas adalah nitrosomonas europaea. Nitrosomanas dapat
tumbuh optimal pada suhu 35C dan pH 8,1.
Alam menyediakan bakteri menguntungkan (nitrosomonas dan
nitrobacter) yang mampu menguraikan ammonia. Bakteri ini bisa ditemukan
pada hampir semua ekosistem. Umumnya bakteri ini termasuk bakteri aerobik
yang membutuhkan oksigen untuk hidup dan berkembangbiak. Bakteri ini
membentuk koloni dimana saja asalkan tersedia cukup ammonia dan oksigen.
Contoh sederhana proses nitrifikasi terjadi di kolam ikan. Nitrosomonas
3

menguraikan ammonia menjadi nitrit yang merupakan senyawa beracun bagi
ikan. Nitrit menjadi makanan nitrobacter dan menghasilkan senyawa nitrat.
Inilah yang disebut proses nitrifikasi. Ikan melakukan respirasi dan berekresi
membuang kotoran yang mengandung ammonia. Sama halnya dengan sisia
pakan, kotoran di dasar kolam, atau ikan mati yang sudah lama. Pada bagian
akhir, nitrat diserap tumbuhan air atau menguap seelah melalui proses oksidasi
di permukaan air.
Nitrosomonas dan nitrobacter terminologi bakteri Lithotrophic. Bakteri
ini membutuhkan oksigen dan makanan hidup dan membangun koloni di media
dengan permukaan yang leras dan bersih. Kedua jenis bakteri tersebut
termasuk lama dalam replikasi dibanding bakteri lain yang ada. Pada kolam air
tawar, bakteri membutuhan waktu setiap 8 jam untuk bereplikasi sedangkan
untuk air laut jauh lebih lama yaitu sekitar 24 jam.

Gambar 1 : Siklus Nitrogen Di Lingkungan Perairan
Siklus nitrogen yang terjadi di lingkungan perairan secara sederhana
dapat diilustrasikan pada Gambar 1. Senyawa nitrat dan amoniak dalam air
digunakan oleh tumbuhan dan mikroorganisme dalam proses biosintesis
(asimilasi) untuk membentuk sel baru yang akan menghasilkan nitrogen
organik.
4NO
3
-
+ 8H
2
O 4NH
3
+ 4O
2
+ 4OH
-

NH
3
+ CO
2
+ tumbuhan hijau + cahaya matahari protein
4


Setelah hewan dan tumbuhan mati, makan akan didekomposisi melalui
proses biokimia dan bahan-bahan nitrogen organik yang terkandung akan
diubah kembali menjadi bentuk amoniak. Proses ini dinamakan sebagai proses
mineralisasi. Sebagian besar amoniak di alam akan dioksidasi menjadi nitrit
(NO
2
-
) dan kemudian menjadi nitrat (NO
3
-
) yang dilakukan oleh dua macam
bakteri autotrof melalui proses yang disebut nitrifikasi. Senyawa nitrit
merupakan bahan peralihan yang terjadi pada siklus biologi. Senyawa ini
dihasilkan dari suatu proses oksidasi biokimia ammoniumm tetapi sifatnya
tidak stabil karena pada konsisi aerobik selama nitrit terbentuk, dengan cepat
nitrit dioksidasi menjadi nitrat oleh bakteri bitrobacter. Senyawa nitrat adalah
bentuk senyawa nitrogenyang merupakan senyawa yang stabil. Senyawa ini
dapat berasal dari buangan ndustri bahan peledak, pupuk dan cat. Secara
alamiah kadar nitrat relatif rendah, tetapi kadar ini dapat menjadi sangat tinggi
pada air tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung nitrat. Di
Indonesia konsentrsi dalam air minum tidak boleh melebihi 10 mg/l.
Proses nitrifikasi adalah proses perubahan senyawa amonia (NH
4
+
)
menjadi senyawa nitrit (NO
2
-
). Selanjutnya nitrit yang terbentuk dioksidasi
menjadi nitrat (NO
3
-
)
Berikut adalah tahap-tahap nitrifikasi:
1. Nitritasi
Tahap ini merupakan tahap oksidasi ion ammonium (NH
4
+
)
menjadi ion nitrit (NO
2
-
) yang dilaksanakan oleh bakteri
nitrosomonas menurut rekasi NH
4
+
+ O
2
+ OH
-
NO
2
-
+ H
+
+
2H
2
O + 59,4 Kcal. Reaksi ini memerlukan 3,43 gram O
2
untuk
mengoksidasi 1 gram nitrogen menjadi nitrit.
2. Nitrasi
Tahap ini merupakan tahap oksidasi ion nitrit menjadi ion nitrat
(NO
3
-
) yang dilaksanakan oleh bakteri nitrobacter menurut
reaksi
NO
2
-
+ 1/2O
2
NO
3
-
+ 18 Kcal. Reaksi ini memerlukan 1,14
gram O
2
untuk mengoksidasi 1 gram nitrogen menjadi nitrat.

5

Secara keseluruhan proses nitrifikasi dapat dilihat dari persamaan
berikut:
NH
4
+
+ 2O
2
NO
3
-
+ 2H
+
+ H
2
O
Kedua reaksi nitritasi dan nitrasi diatas berlangsung secara rekasi
eksotermik (rekasi yang menghasilkan energi). Jika kedua jenis bakteri tersebut
ada, baik di tanah maupun di perairan maka konsentrasi nitrit yang dibentuk
oleh bakteri nitrosomonas akan dioksidasi oleh bakteri nitrobacter menjadi
nitrat.

2.2. Potensi Industri

Potensi industri penggunaan nitrobakter dan nitrosomonas di bidang
bioremedisi sebagian besar dalam pengelolaan limbah industri diatara lain
proses nitrifikasi dengan sistem biofilter untuk pengolahan air limbah yang
mengandung amoniak konsentrasi tinggi.
Bioremediasi adalah usaha yang dilakukan manusia berupa pemanfaatan
jasa mikroba atau makhluk hidup untuk mengembalikan fungsi dari kondisi
lingkungan yang tercemar karena polutan tertentu. Bioremediasi dapat
didefinisikan sebagai penggunaan organisme hidup terutama mikroorganisme
untuk mendegrasi pencemar yang merugikan ke tingkat atau bentuk yang lebih
aman.
Bioremediasi inilah salah satu aplikasi yang digunakan dalam industri
yaitu sebagai pengolah limbah industri yang mengandung amoniak berlebih.
Teknologi yang mendukung proses ini adalah biofilter. Biofilter pereduksi
amoniak akan memanfaatkan mikroba denitrifor. Mikroba tersebut diinokulum
atau dimobilisasi dalam media kompos yang telah dimasukkan pada reaktor
bersistem batch. Setiap gas NO yang ada dialirkan ke dalam reaktor tersebut.
biofilter pada reaktor tersebut akan memfiltrasi gas NO dan mengubahnya
menjadi gas N
2
yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan.


6



2.3. Teknologi

Teknologi pada pengolahan limbah menggunakan biofilter yang
melibatkan nitrobacter dan nitrosomonas dalam proses nitrifikasi. Teknologi ini
digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang dilakukan secara alami
dengan cara mengalirkan air limbah domestik secara kontinu ke dalam reaktor
(biofilter) melalui media penyangga. Pertumbuhan nitrobacter dan nitrosomonas
ini juga didukung oleh suplai udara secara terus-menerus dengan
menginjeksikan udara ke dalam reaktor melalui alat pompa udara. Selanjutnya
air limbah dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam reaktor.
Nitrogen oksida diproduksi dan dikonsumsi oleh mikroba melalui proses
nitrifikasi dan denitrifikasi. Umumnya hal seperti ini berasal dari tanah. namun,
kali ini diaplikasikan dalam teknologi biofilter. Pada teknologi biofilter, bakteri
denitrifikasi akan mengikat senyawa-senyawa nitrogen yang bebas di udara.
Senyawa nitrogen oksida yang dialirkan ke biofilter akan diadsorpsi oleh media
kompos. Adsorpsi ini sesuai dengan adsorpsi Langmuir (Sontheimer, 1998).
Bakteri nitrifikasi akan mengubahnya menjadi amoniak (NH
4
). Amoniak ini
nantinya akan digunakan oleh bakteri denitrifikasi menjadi gas N
2
.
Teknologi biofilter bersifat aman karena teknologi biofilter mengonversi
senyawa organik yang berbahaya menjadi anorganik yang tidak berbahaya.
Teknologi biofilter ini juga tidak mengeluarkan produk sampingan sehingga
fokus keluaran lebih mudah diawasi. Selain itu, teknologi biofilter ini juga tidak
melibatkan peralatan-peralatan berbahaya. Dengan desain yang sederhana dan
mudah digunakan membuat teknologi ini bersifat aman untuk diterapkan.
Teknologi biofilter bersifat efisien karena teknologi ini mampu
mereduksi gas NO yang merupakan polutan dengan hasil yang memuaskan.
Dengan konfigurasi tinggi kolom biofilter dan laju alir gas serta dengan
menambahkan nutrisi pada pupuk akan menghasilkan efisiensi reduksi hingga
angka 91,49%. Selain itu, teknologi ini hanya menggunakan konsumsi energi
yang rendah. Hal ini terlihat dari peranan mikroba yang merupakan satu-satunya

7

pemberi energi pada sistem. Pada teknologi biofilter ini tidak diperlukan energi
dari pembakaran karena sistem ini murni memakai energi yang berasal dari
mikroba.

Gambar 2. Diagram Proses Nitrifikasi Menggunakan Reaktor Biofilter Aerobik.
.














8



2.4. Industri yang Ada

Masalah pencemaran oleh air limbah di Indonesia baik limbah domestik
maupun air limbah industri sampai saat ini masih menjadi masalah yang serius.
Air limbah kota-kota besar di Indonesia khususnya Jakarta secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga yaitu air limbah industri dan air limbah domistik yakni
yang berasal dari buangan rumah tangga dan yang ke tiga yakni air limbah dari
perkantoran dan pertokoan (daerah kemersial). Saat ini selain pencemaran akibat
limbah industri, pencemaran akibat limbah domistikpun telah menunjukkan
tingkat yang cukup serius.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa untuk wilayah Jakarta misalnya,
dilihat dari segi jumlah, air limbah domistik (rumah tangga) memberikan
kontribusi terhadap pencemaran air sekitar 75 %, air limbah perkantoran dan
daerah komersial 15 %, dan air limbah industri hanya sekitar 10 %. Sedangkan
dilihat dari beban polutan organiknya, air limbah rumah tangga sekitar 70 %, air
limbah perkantoran 14 %, dan air limbah industri memberikan kontribusi 16 %.
Dengan demikan air limbah rumah tangga dan air limbah perkantoran adalah
penyumbang yang terbesar terhadap pencemaran air .
Teknologi Pengolahan Air Limbah Biofilter Anaerob-Aerob Dengan
Media Plastik Sarang Tawon adalah teknologi pengolahan air limbah yang
murah dan handal dengan proses Biofilter Tercelup Anaerob-Aerob dengan
media plastik sarang tawon.
Mekanisme proses metabolisme di dalam sistem biofilter secara aerobik
secara sederhana dapat diterangkan seperti pada Gambar 3. Gambar tersebut
menunjukkan suatu sistem biofilm yang terdiri dari media penyangga, lapisan
biofilm yang melekat pada media, lapisan air limbah dan lapisan udara yang
terletak di luar. Senyawa pencemar yang terletak di dalam air limbah misalnya
senyawa organik (BOD, COD), ammonia, phospor dan lainnya akan terdifusi ke
dalam lapisan atau film biologis yang melekat pada permukaan media. Pada saat
yang bersamaan dengan menggunakan oksigen terlarut di dalam air limbah
senyawa pencemar tersebut akan diuraikan oleh mikroorganisme yang ada di
9

dalam lapisan biofilm dan energi yang dihasilkan akan diubah menjadi
biomassa. Suplai oksigen pada lapisan biofilm dapat dilakukan dengan beberapa
cara misalnya pada sistem RBC yakni dengan cara kontak dengan udara luar,
pada sistem trickling filter dengan aliran balik udara, sedangkan pada sistem
biofilter tercelup dengan menggunakan blower udara atau pompa sirkulasi.
Jika lapisan mikrobiologis cukup tebal, maka pada bagian luar lapisan
mikrobiologis akan berada dalam kondisi aerobik sedangkan pada bagian dalam
biofilm yang melekat pada medium akan berada pada kondisi anaerobik. Pada
kondisi anaerobik akan terbentuk gas H
2
S, dan jika konsentrasi oksigen terlarut
cukup besar maka gas H
2
S yang terbentuk tersebut akan diubah menjadi sulfat
(SO
4
) oleh bakteri sulfat yang ada didalam biofilm. Selain itu pada zona aerobik
nitrogen-ammonium akan diubah menjadi nitrit dan nitrat dan selanjutnya pada
zona anaerobik nitrat yang terbentuk mengalami proses denitrifikasi menjadi gas
nitrogen. Oleh karena di dalam sistem biofilm terjadi kondisi anaerobik dan
aerobik pada saat yang bersamaan maka dengan sistem tersebut proses
penghilangan senyawa nitrogen menjadi lebih mudah.


Gambar 3 : Mekanisme proses metabolisme di dalam proses dengan sistem
Biofilm
10


Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilter Anaerob-Aerob
secara sederhana dapat ditujukkan seperti pada Gambar 3:


Gambar 4 : Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob.

Pertama air limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal, untuk
mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspesi. Selain
sebagai bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak pengontrol aliran, serta
bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion
(pengurai lumpur) dan penampung lumpur. Air limpasan dari bak pengendap
awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas
ke bawah, dan dari bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi
dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon. Jumlah bak kontaktor
anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada
dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik.
Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan
film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat
organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor
aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan pasltik
tipe rarang tawon, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro
organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah
11

serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air
limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air
maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat
meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat
proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar.
Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).
Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini
lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan
dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak
kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk
membunuh micro-organisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah
proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan
kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat
organik (BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan
lainnya.
Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob tercelup
mempunyai beberapa keunggulan antara lain :
1. Tahan terhadap fluktuasi jumlah air limbah maupun fluktuasi
konsentrasi.
2. Operasional dan perawatannya mudah dan sederhana.
3. Konsumsi energi (listrik untuk blower) lebih rendah.
4. Tahan terhadap fluktuasi debit maupun konsentrasi.
5. Dapat diaplikasikan untuk pengolahan berbagai macam air limbah
baik limbah domestic maupun limbah industri.
Dapat dirancang untuk skala kecil maupun skala besar. Industri ini
dikembang oleh PT. Air Nusantara yang merupakan perusahaan suplier dan
installer yang bergerak dalam bidang pengilahan air bersih (water treatment), air
limbah domestik (wastewater treatment), dan air limbah industri (sewage
treatment).

12



Gambar 5: Beberapa contoh teknologi biofilter anaerob-aerob yang telah diaplikasikan untuk
pengolahan air limbah baik limbah domestik.

















13

2.5. Manajemen

Dalam manajemen pengolahan limbah cair secara biologis, ada dua
kategori proses yaitu :
a. Suspended-growth process, adalah proses pengolahan secara biologi yang
melibatkan aktivitas mikroorganisme untuk mengurai bahan organik untuk
mengurai bahan organik atau unsur-unsur lainnya di dalam air limbah menjadi
gas dan mikroorganisme tumbuh dalam keadaan tersuspensi di dalam aliran.
b. Attached-growth process, adalah proses pengolahan secara biologi yang
melibatkan aktivitas mikroorganisme untuk mengurai bahan organik atau unsur-
unsur lainnya di dalam air limbah menjadi gas dan mikroorganisme tumbuh
terlekat pada media tumbuh terlekat pada media tumbuh, seperti batu, keramik,
plastik. Proses ini juga disebut dengan fixed film processes.
Nitrosomonas dan nitrobacter merupakan bakteri nitrifikasi yang paling
berperan dalam proses biologis oksidasi ammonia menjadi nitrat. Transformasi
nitrifikasi dari ammonia menjadi nitrat melibatka dua tahapan, yaitu tahap
nitritasi dan nitrasi. Kedua proses tersebut diperlukan pula dalam proses
berlangsungnya reaktor biofilter. Dalam proses biofilter terdapat proses isolasi
bakteri atau berupa pembiakan bakteri. Proses pembiakan berjalan selama 5
minggu hingga dicapai air umpan total 100 % adalah air limbah dari pabrik
amonium nitrat yang akan diolah. Kondisi reaktor yang semakin lama semakin
baik, menunjukkan semakin lama lapisan mikro-organisme semakin tebal atau
banyak sehingga proses biologis nitrifikasi semakin banyak terjadi.
Dalam reaktor biofilter terdapat air baku, air baku yang digunakan
konsentrasinya tidak stabil, sehingga kadang-kadang diperoleh air baku dengan
konsentrasi ammonia yang kecil, namun tetap mampu mengolah air baku dengan
konsentrasi ammonia tinggi.




14


Mekanisme perpindahan massa limbah dalam biofilter terjadi pada
permukaan suatu media dinyatakan sebagai berikut:
a. Difusi subtansi air buangan dari cairan limbah ke dalam massa mikroba yang
melapisi medianya.
b. Reaksi penguraian bahan organik maupun anorganik oleh mikroba tersebut.
c. Difusi produk penguraian ke luar ke cairan induk limbah.

Hasil dari proses biofilter adalah suatu proses yang dapat menurunkan
kandungannitrit dan nitrat sehingga air hasil pengolahan limbah dari proses
denitrifikasi dapat langsung dibuang ke sistem perairan umum.Optimasi
bioremediasi terhadap limbah cair dipengaruhi faktor sebagai berikut
Lingkungan, Temperatur, Oksigen, dan Nutrien.
Bakteri nitrobacter dan nitrosomonas dapat diisolasi pula menjadi suatu
produk yang mampu bekerja secara sinergis pada limbah sehingga kualitas air
yang bersih dapat tercapai. Penggunaan produk tersebut memiliki takaran
tertentu agar tercapai optimalisasi dalam pemurnian air limbah.
Satu liter dari produk nitrobacter dan nitrosomonas digunakan untuk
limbah sebanyak 10 30 M. Sistem pengolahan limbah harus diberikan
persediaan oksigen (aerasi) yang cukup dan stabil karena bakteri yang digunakan
merupakan bakteri aerob. Oksigen dapat diperoleh dengan menggunakan aerator
atau blower sesuai dengan kapasitas limbah. Kandungan minimal oksigen
terlarut adalah 2,5 ppm dan pH limbah pH 6,58,0. Pengolahan limbah harus
terhindar dari sinar matahari langsung dan penggunaan zat-zat yang dapat
mematikan bakteri seperti: karbol, Lysol, sianida betalaktam, formaldehyde,
arsen.






15

2.6. Pasar

Aplikasi kemampuan bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter dalam
proses nitrifikasi merupakan suatu hal yang dapat dikomersialisasikan. Selain
karena kemampuan bakteri ini dalam proses nitrifikasi, jumlah kedua bakteri
ini terdapat melimpah di alam dan teknologi untuk memproduksi kedua
bakteri ini relatif murah untuk ukuran industri. Hal ini dapat membuka peluang
untuk industri produk-produk yang menggunakan kedua bakteri tersebut.
Dengan demikian, komersialisasi produk-produk ini pun dapat dilakukan.
Komersialisasi ini membutuhkan target target pemasaran yang tepat
agar dapat memberikan keuntungan ekonomi yang maksimal. Produk-produk
dari bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter dapat dimanfaatkan dalam bidang
industri dan pertanian. Sehingga kedua sektor ini dapat dijadikan target
pemasaran yang menjanjikan.
Target pemasaran produk-produk bioremediasi yang melibatkan
bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter di sektor industri adalah industri-industri
yang menghasilkan limbah terutama limbah cair yang mengandung amonia.
Industri pupuk nonorganik seperti NPK dan urea adalah salah satu jenis
industri yang menghasilkan banyak limbah amonia.
Penanganan limbah cair yang mengandung amonia dengan proses
bioremediasi (yang melibatkan bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter pada
prosesnya) merupakan cara yang relatif lebih efektif dan berkelanjutan, serta
memberikan beberapa hasil positif sampingan dibandingkan cara penanganan
yang lainnya, seperti presipitasi dan klorinasi. Selain itu biaya produksi produk
bioremediasi yang bahan dasarnya melimpah di alam dan mudah diperbanyak
ini relatif cukup murah dalam ukuran industri, sehingga harga jualnya pun akan
relatif cukup terjangkau, terutama bagi industri-industri skala besar. Sehingga
potensi pemasaran produk-produk bioremediasi yang menggunakan bakteri
Nitrosomonas dan Nitrobacter seperti reaktor biofilter aerobik akan sangat
menjanjikan.

16


2.7. Kebijakan

Indonesia memiliki beberapa kebijakan yang berkaitan dengan
penggunaan bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter. Salah satu aplikasi dari
kemampuan kedua bakteri ini dalam proses nitrifikasi adalah remediasi limbah
cair. Pencemar / polutan air yang dapat ditanggulangi oleh bakteri
Nitrosomonas dan Nitrobacter adalah amonia. Menurut Penjelasan PP No. 85
Tahun 1999 Pasal 7 ayat (3) huruf (c), amonia termasuk dalam kategori limbah
reaktif yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap
atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan. Sedangkan dalam PP No. 85 Tahun 1999 Pasal 7 ayat (3), limbah
reaktif termasuk dalam kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Berdasarkan hal ini, amonia termasuk limbah B3 yang memiliki tingkat bahaya
yang sangat tinggi.
Menurut PP No. 18 Tahun 1999 Pasal 9 ayat (1) dan (3), setiap orang
yang menggunakan B3 dan/atau menghasilkan limbah B3 wajib mereduksi
(meremediasi) dan mengolah limbah B3 sesuai dengan teknologi yang ada.
Dengan demikian, setiap orang/badan yang menghasilkan limbah amonia
sebagai B3 wajib meremediasinya dengan teknologi yang ada, salah satunya
dengan teknologi proses bioremediasi menggunakan bakteri Nitrosomonas dan
Nitrobacter
Indonesia memiliki undang-undang yang didalamnya mengandung
pengelolaan kualitas air, yang mana di dalamnya termasuk ketentuan-ketentuan
pengolahan limbah yang dapat menjadi pencemar sumber daya air. Dalam UU
RI No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, pasal 23 ayat 4 yang berbunyi:






17

Pengendalian pencemaran air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan cara mencegah masuknya pencemaran air pada sumber
air dan prasarana sumber daya air...

Dengan demikian sesuai dengan undang-undang ini, bioremediasi limbah
cair menggunakan bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter hendaknya dilakukan
sebelum limbah cair itu masuk ke sumber air dan prasarananya.
























18


2.8. Aspek Sosial dari Komoditas

Pemanfaatan Nitrobacter dan Nitrosomonas sebagai sebuah produk yang
merupakan solusi bagi pembersihan limbah ammonia mempunyai dampak dalam
aspek sosial, diantaranya:
Sosial Ekonomi
Pembuatan produk Nitrobacter dan Nitrosomonas dalam skala pabrik
dapat memperluas lapangan kerja bagi masyarakat. Pembuatan pabrik ini
tentu akan membutuhkan sumber daya manusia untuk menjalankannya.
Perekrutan masyarakat sekitar akan mengurangi pengangguran dan juga
akan membuat peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah sekitar
pabrik.
Selain itu, dari segi di luar pabrik, akan ada peningkatan kualitas dan
daya jual bagi masyarakat yang membudidayakan ikan. Karena, dengan
adanya produk Nitrobacter dan Nitrosomonas, limbah amonia di kolam
ikan dapat teratasi dan tidak akan ada ikan yang keracunan, hal ini juga
akan berdampak pada peningkatan ekonomi bagi masyarakat tersebut.
Sosial dan Lingkungan
Adanya produk Nitrobacter dan Nitrosomonas yang dipasarkan ke
industri terutama industri yang menghasilkan limbah ammonia, akan
berdampak pada lingkungan masyarakat. Penggunaan produk dengan
benar dan tidak berlebihan akan membuat limbah dapat diolah dengan
baik sehingga tidak mencemari lingkungan masyarakat di sekitar industri
tersebut. Lingkungan akan menjadi lebih bersih dan masyarakat akan
dapat menjalan kegiatannya dengan baik.






19

2.9. Industri Prospektif

Pemanfaatan bakteri Nitrobacter dan Nitrosomonas menjadi sebuah
produk untuk memurnikan (membersihkan) limbah cair yang mengandung
ammonia memiliki prospek yang cerah di masa depan. Industri-industri akan
terus berkembang, perkembangan itu akan sebanding dengan jumlah limbah
yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukan alat atau produk yang dapat
mengolah dan mengurangi limbah tersebut, salah satunya adalah produk dari
bakteri Nitrobacter dan Nitrosomonas. Selain itu, bakteri ini mudah ditemukan
di alam sehingga lebih mudah untuk membudidayakan bakteri ini.
Saat ini, produk Nitrobacter dan Nitrosomonas yang ada di pasaran
berupa cairan yang mengandung campuran kedua bakteri tersebut, produk ini
digunakan dengan cara mencampur limbah dengan cairan berisi bakteri sehingga
limbah ammonia dapat dikurangi. Tetapi cara ini dinilai kurang efektif, karena
pengaturan kadar bakteri dan kondisi untuk membuat bakteri bekerja secara
optimal dilakukan manual.
Teknologi yang berkembang saat ini adalah pembuatan suatu reaktor
biofilter. Di dalam reaktor tersebut limbah yang mengandung ammonia akan
diolah dan bakteri Nitrobacter dan Nitrosomonas akan ditambahkan untuk
proses nitrifikasi. Dalam reaktor tersebut akan diatur semua kondisi yang
diperlukan bakteri seperti suhu, pH, kelembapan dan lain-lain sehingga
diperoleh hasil yang optimal. Tetapi, pembuatan reaktor ini masih dalam tahap
penelitian dan percobaan.
Untuk selanjutnya, penelitian tersebut diharapkan akan dapat
diaplikasikan, sehingga dapat didirikan industri yang memproduksi reaktor
biofilter. Jadi, pemanfaatan bakteri Nitrobacter dan Nitrosomonas tidak hanya
sebatas pada pembuatan produk berupa cairan yang merupakan gabungan kedua
bakteri tersebut, tetapi juga pembuatan sebuah reaktor biofilter yang lebih efektif
dan efisien dalam pengolahan limbah.


20


BAB III
KESIMPULAN


Nitrobacter dan Nitrosomanas sangat penting dalam siklus nitrogen,
dengan keberadaan nitrogen yang semakin banyak maka kedua bakteri ini dapat
mengatasi pencemaran tersebut. Khusunya limbah cair yang mengandung
Ammonia dapat dibersihkan dengan bantuan kedua bakteri tersebut.
Pembersihan ammoniak dalam limbah tersebut di oleh dengan suatu reactor
yang disebut dengan Biofilter. Fungsi dari bioreactor adalah dapat
membersihkan limbah yang memiliki senyawa ammonia hingga dapat dibuang
kelingkungan. Oleh karena itu, pentingnya pengetahuan dari manfaat bakteri
nitrobacter dengan nitrosomonas dan penting pula pengetahuan cara mengolah
limbah yang benar.







21

DAFTAR PUSTAKA

Hammer, Mark.1975.Water and Waste Water Technolog:John Wiley & Sons Inc.
Pengolahan Air Limbah Biofilter
http://www.watertreatment-
sewagertreatment.com/?page=pt_artikel&ida=1415
&judul=Pengolahan%2520Air&2520Limbah%2520Biofilter
diunduh tanggal 15 April 2014 pukul 09.35
Nitrobacter
http://en.wikipedia.org/wiki/Nitrobacter
diunduh tanggal 9 April 2014 pukul 19.10
Nitrosomonas
http://en.wikipedia.org/wiki/Nitrosomonas
diunduh tanggal 9 April 2014 pukul 19.10
Marsidi, Ruliasih.2002.Proses Nitrifikasi dengan Sistem Biofilter untuk Pengolahan
Air Limbah yang Mengandung Amoniak Konsentrasi Tinggi.
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/view/340
diunduh tanggal 9 April 2014 pukul 19.30











22

Anda mungkin juga menyukai