Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi sebanding dengan bertambahnya waktu,
menuntut manusia untuk terus mencari dan menemukan alternatif-alternatif
untuk memenuhi kebutuhannya. Bioteknologi merupakan salah satu penerapan
teknologi dalam menjawab tantangan yang ada. Bioteknologi adalah suatu
teknologi yang melibatkan reaksi antara agen-agen biologis melalui reaksi
kimia. Enzim merupakan salah satu hasil dari bioteknologi yang terkenal.
Enzim adalah protein pengkatalis reaksi biokimia yang secara kolektif
membentuk metabolisme perantara dari sel. Enzim bekerja dengan urutan
yang teratur, mengkatalisis ratusan reaksi yang menyimpang, mengubah
energi kimiawi dan membuat makromolekul sel dari prekursor sederhana.
Enzim dapat mempercepat suatu reaksi tanpa ikut mengalami perubahan.
Percepatan reaksi tersebut terjadi karena enzim dapat menurunkan energi
aktivasi. Enzim mampu mempercepat reaksi kimia namun enzim sendiri tidak
ikut bereaksi. Enzim dapat digunakan untuk menghasilkan suatu produk yang
memiliki nilai jual yang tinggi.
Enzim masih dihasilkan dalam jumlah terbatas dan hanya
digunakan untuk sekali pemakaian, maka nilai jualnya menjadi sangat tinggi.
Kinetika enzim juga penting untuk awal perancangan produk, maka perlu
sekali diketahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya dan juga
bagaimana afinitas enzim yang terjadi terhadap beberapa perlakuan. Untuk
mengendalikan aktivitas enzim tersebut dalam kegiatan proses, maka perlu
dipahami dasar‐dasar kinetika reaksi yang dikatalisis oleh enzim, baik dalam
satu substrat atau lebih. Kerja enzim dapat diaktifkan dengan adanya kofaktor,
seperti ion logam, koenzim atau spesies yang lain. Enzim menaikan laju reaksi
karena enzim dapat menurunkan energi aktifasi substrat yang terlibat dalam
reaksi. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat
yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan
terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya

1
akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara
khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu senyawa
atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia setiap enzim
yang bersifat tetap, dan masing-masing memiliki kecepatan bekerja yang
berbeda-beda sehingga kinetika enzim penting dan berkaitan erat dengan
seberapa cepat enzim bekerja.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah dan pengertian enzim?
2. Apakah komponen penyusun enzim?
3. Bagaimanakah teori mekanisme kerja enzim?
4. Apakah sifat dan jenis enzim?
5. Bagaimanakah aktifitas dari enzim?
6. Macam-macam inhibitor?
1.3 Tujuan
1.   Mengetahui sejarah dan pengertian enzim.
2.   Mengetahui komponen penyusun enzim.
3.   Memahami teori mekanisme kerja enzim.
4. Memahami sifat dan jenis enzim.
5.   Memahami aktivitas enzim.
6. Mengetahui macam-macam inhibitor.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah dan Pengertian Enzim
Pada awalnya, enzim dikenal sebagai protein oleh Sumner ( 1926 ) yang
telah berhasil mengisolasi urease dari tumbuhan kara pedang. Urease adalah
enzimysng dapat menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3. Beberapa tahun
kemudian Northrop dan Kunits dapat mengisolasi pepsin, tripsin, dan kinotripsin.
Kemudian makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah dibuktikan
bahwa enzim tersebut ialah protein.
Dari hasil penelitian para ahli biokim ternyata banyak enzim mempunyai
gugus bukan protein, jadi termasuk golongan protein majemuk. Gugus bukan
protein ini disebut dengan kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan ada
pula yang tidak terikat kuat oleh protein. Gugus terikat kuat pada bagian protein
artinya sukar terurai dalam larutan yang disebut dengan Prostetik, sedang yang
tidak begitu terikat kuat ( udah dipisahkan secara dialisis ) disebut dengan
Koenzim. Keduanya ini dapat memungkinkan enzim bekerja terhadap substrat.
Enzim merupakan senyawa organik jenis protein yang dihasilkan oleh sel
dan berperan sebagai katalisator (pemercepat suatu reaksi kimia)sehingga disebut
Biokatalisator. Reaksi metabolisme dalam sel sangat membutuhkan keberadaan
enzim. Seluruh reaksi kimia yang membangun proses metabolisme merupakan
reaksi enzimatis. Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia
yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim di buat di dalam sel, tetapi untuk
bertindak sebagai katalis tidak harus selalu di dalam sel.

2.2 Komponen Penyusun Enzim


Berdasarkan senyawa pembentuknya yaitu protein enzim dibedakan atas 2
bagaian yaitu:
a. enzim sederhana
. enzim dengan seluruh komponen penyusunnya adalah protein

3
b. Enzim kompleks / Enzim konjugasi / Haloenzim
Enzim yang komponen penyusunnya tidak hanya terdiri atas protein.
Apoenzim merupakan bagian dari enzin konjugasi yang berupa protein.
Prostetik merupakan bagian dari protein konjugasi yang bukan senyawa
protein. Gugus prostetik yang terbuat dari senyawa logam disebut
kofaktor. Gugus prostetik yang terbuat dari bahan organik seperti vitamin
disebut koenzim.

Bagan 1: komponen enzim

 Enzim sederhana komponen utama penyusun tubuhnya adalah protein


 Enzim konjugasi / halo enzim merupakan enzim yang tersusun atas
senyawa protein dan senyawa selain protein.

 Bagian dari enzim konjugasi yang berupa protein disebut Apoenzim,


sedangkan bagian yang bukan protein disebut prostetik.

Gambar 1: enzim konjugasi

4
 Struktur prostetik yang terbuat dari logam disebut kofaktor, sedangkan
yang terbuat dari bahan organik seperti protein disebut ko enzim.

2.3 Teori Mekanisme Kerja Enzim


ada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:
a. Teori kunci dan anak kunci (Lock and key)
Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja
enzim seperti kunci dan anak kunci, melalui hidrolisis senyawa gula
dengan enzim invertase, sebagai berikut:
1. Enzim memiliki sisi aktivasi, tempat melekat substrat
2. Hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi aktivasi
3. Hubungan antara enzim dan substrat membentuk ikatan yang lemah

Gambar 2: Lock and key

4. Enzim + substrat -- Kompleks enzim substrat -- Hasil akhir +


Enzim

Gambar 3: Enzim + substrat -- Kompleks enzim substrat -- Hasil akhir + Enzim

5
b. teori kecocokan induksi (induced fit theory)
 Bukti dari kristalografi sinar x, diketahui bahwa sisi aktif enzim
bukan merupakan bentuk yang kaku, tapi bentuk yang fleksibel
 Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif akan
termodifikasi menyesuaikan bentuk substrat, sehingga terbentuk
kompleks enzim substrat

Gambar 4: induced fit theory

 Ketika substrat terikat pada enzim, sisi aktif enzim mengalami


beberapa perubahan sehingga ikatan yang terbentuk antara enzim
dan substrat menjadi menjadi lebih kuat.
 Interaksi antara enzim dan substrat disebut Induced fit.

2.4 Sifat dan Jenis Enzim


1) jenis-jenis enzim
Enzim dalam metabolisme dibedakan menjadi 6 golongan yaitu:
1. Oksido-reduktase yaitu enzim yang bekerja pada reaksi oksidasi dan
reduksi
2. Transferase bekerja untuk memindahkan gugus kimia
3. Hidrolase bekerja mengubah bentuk kimia tanpa menambah atau
mengurangi unsur

6
4. Hidrolase bekerja pada reaksi yang menggunakan air
5. Ligase bekerja pada reaksi penggabungan dua senyawa atau lebih

6. Liase bekerja pada reaksi pemutusan senyawa

2). Sifat Enzim

a. sebagai Biokatalisator
Enzim adalah senyawa organik, yaitu senyawa protein yang
dihasilkan oleh sitoplasma sel dan berperan sebagai katalisator, yang
disebut biokatalisator Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat atau
memperlambat reaksi kimia , tetapi zat itu sendiri tidak ikut dalam reaksi.
Enzim mempengaruhi kecepatan reaksi, tetapi tidak terpengaruh atau
dipengaruhi oleh reaksi tersebut Enzim mengatur kecepatan dan
kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung dalam sel, dan bertindak
tidak harus selalu dalam sel
b. Enzim menurunkan energi aktivasi
Enzim mengkatalis reaksi dengan meningkatkan kecepatan reaksi,
dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi yang diperlukan untuk
memulai suatu reaksi)

Bagan 2: Enzim menurunkan energi aktivasi

c. Enzim merupakan protein


1). Enzim merupakan protein, sehingga sifat-sifat enzim sama dengan
protein, yaitu dipengaruhi oleh suhu dan pH

7
2). Pada suhu rendah dan tinggi enzim akan mengalami kerusakan
koagulasi (penggumpalan), yang akhirnya akan terdenaturasi
enzim akan terdenaturasi
d. Enzim bekerja spesifik
Enzim bekerja spesifik satu enzim hanya khusus untuk satu substrat.
Contoh enzim maltase hanya dapat memecah maltosa menjadi glukosa
2.5 Aktivitas Enzim
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
1. Suhu Reaksi yang dikatalisis oleh enzim akan meningkat seiring dengan
kenaikan suhu 0 - 35 derajad celcius. Secara umum kenaikan 10 derajad
celcius maka kecepatan reaksi menjadi dua kali lipatnya dalam batas suhu
yang wajar. Suhu ideal kerja enzim adalah 30 – 40 oC, dengan suhu
optimum 36 oC. Dibawah atau diatas suhu tersebut kerja enzim lemah
bahkan mengalami kerusakan. Enzim akan menggumpal (denaturasi) dan
hilang kemampuan katalisisnya jika dipanaskan.
2. Logam berat Logam berat seperti Ag, Zn, Cu, Pb dan Cd, menyebabkan
enzim menjadi tidak aktif.

3. Logam Aktivitas enzim meningkat jika bereaksi dengan ion logam jenis
Mg, Mn, Ca, dan Fe.

4. pH Enzim bekerja pada pH tertentu, enzim hanya dapat bekerja pada pH


yang ideal. Enzim Ptialin hanya dapat bekerja pada pH netral, enzim
pepsin bekerja pada pH asam sedangkan enzim tripsin bekerja pada pH
basa.

Bagan kerja enzim dan pengaruhnya terhadap pH

8
Bagan 3: kerja enzim dan pengaruhnya terhadap pH

9
5. Konsentrasi
 Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kerja waktu yang dibutuhkan
untuk suatu reaksi semakin cepat, sedangkan kecepatan reaksi dalam
keadaan konstan
 Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin cepat kerja enzim, tapi
jika kerja enzim telah mencapai titik maksimal, maka kerja enzim
berikutnya akan konstans.

Bagan 4 : Konsentrasi

6. Faktor dalam (faktor internal)


 Vitamin dan hormon berpengaruh terhadap aktivitas kerja enzim.
 Hormon tiroksin merupakan hormon yang mempengaruhi proses
metabolisme tubuh. semakin tinggi konsentrasi hormon tiroksi yang
dihasilkan oleh kelenjar tiroid, makan semakin cepat proses
metabolisme dalam tubuh, demikian sebaliknya.
 Vitamin dalam tubuh berfungsi sebagai alat pengaturan seluruh proses
fisiologi dalam tubuh.
7. keberadaan Aktivator dan inhibitor

10
2.6 Macam-macam Inhibitor
Inhibitor merupakan molekul yang menghambat ikatan antara enzim
dengan substrat.
Ada dua macam inhibitor yaitu:
1. Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang kerjanya bersaing dengan
substrat untuk mendapatkan sisi aktif enzim.
2. Inhibitor non kompetitif aalah inhibitor yang melekat pada tempat selain
sisi aktif sehingga bentuk enzim berubah dan substrat tidak dapat melekat
pada enzim

Gambar 5: a). masuknya substrat kedalam sisi aktif enzim, b). adanya inhibitor
kompetitif, c). adanya inhibitor nonkompetitif.

Contoh-contoh kerja enzim dalam proses metabolisme sebagai berikut.

1. Enzim katalase, Enzim katalase berfungsi membantu pengubahan


hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
2. Enzim oksidase, Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan
O2 dengan suatu substrat yang pada saat bersamaan juga mereduksikan
O2, sehingga terbentuk H2O.

11
3. Enzim hidrase, Enzim hidrase berfungsi menambah atau mengurangi air
dari suatu senyawa tanpa menyebabkan terurainya senyawa yang
bersangkutan. Contoh: fumarase, enolase
4. Enzim dehidrogenase, Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan
hydrogen dari suatu zat ke zat yang lain.

5. Enzim transphosforilase, Enzim transphosforilase berfungsi


memindahkan H3PO4 dari molekul satu ke molekul lain dengan bantuan
ion Mg2+.

6. Enzim karboksilase, Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan


asam organic secara bolak-balik. Contoh pengubahan asam piruvat
menjadi asetaldehida dibantu oleh karboksilase piruvat.

7. Enzim desmolase, Enzim desmolase berfungsi membantu dalam


pemindahan atau penggabungan ikatan karbon. Contohnya, aldolase
dalam pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan
dehidroksiaseton.

8. Enzim peroksida, Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi


senyawa fenolat, sedangkan oksigen yang dipergunakan diambil dari
H2O2.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang
berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada
permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat
proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan
yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Cairns, D., 2008, Intisari Kimia Farmasi, Ed.2. Kedokteran EGC, Jakarta.

Colby, 1985, Biochemistery: a chemistry, Lange Medical Publications, California.

Hamdani, S., 2012, Kaliberasi Spektrofotometer UV-Vis, Kaliberasi-


spektrofotometer-uv-vis.html (diakses pada 6 Maret 2013).

Hermansyah, H. dkk, 2008, Kinetika Sintesis Biodiesel Menggunakan Biokatalis


Novozyme 435. JURNAL TEKNOLOGI, Edisi No. 3 Tahun XXII, 109 .

Lehninger AL, 1997, Dasar-Dasar Biokimia (edisi ke-1, diterjemahkan oleh M.


Thenawidjaja),Erlangga,Jakarta.

Poedjiadi,Anna.,1994,Dasar-dasar Biokimia, UI Press, Jakarta.

Rochmah, S.N., dkk, 2009, Biologi : SMA dan MA kelas XII. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. .

Underwood, A. L., 1990, Analisis Kimia Kiantitatif Edisi ke Enam, Erlangga,


Jakarta.

Widjoseputro, 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta.

Wirahadikusumah, M., 1989, Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam nukleat,


ITB, Bandung.

14

Anda mungkin juga menyukai