Anda di halaman 1dari 14

LOGAM BERAT CADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) DALAM AIR

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kimia Air Semester VII

Disusun oleh :

Eva Nurhasanah 24030112120002

Norma Aprilia Hantanti 24030112120005

Ismi Simpang Anggia 24030112120008

Christiana Suci Prihantini 24030112120013

Daru Seto Bagus 24030112130040

Zenima P M 24030112130042

Labib Munzakka 24030112130055

Ratna Indria Sari 24030112130061

Nabila Yaman 24030112140067

Dini hayati 24030112130102

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. penulis panjatkan, karena berkat rahmat serta
bimbingan-Nya penulis berhasil menyelesaikan makalah yang penulis beri judul "Makalah
Preparasi, Analisis dan Dampak Logam Mercuri dan Kadmium.”Adapun makalah ini dibuat
guna memenuhi tugas Kimia Air yang bertujuan mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan
dari merkuri.

Penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak


yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penulis
yakin makalah ini masih jauh dari nilai kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat’ diharapkan oleh penulis demi menjadikan makalah ini lebih baik
lagi.

Semoga makalah “Makalah Logam Berat Cd dan Hg dalam Air" memberikan


informasi yang berguna bagi masyarakat serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua, khususnya dalam bidang pengetahuan tenang
lingkungan.

Semarang, November 2015


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pencemaran lingkungan saat ini terus meningkat berasal dari industri,
pertambangan, domestik, maupun sumber alami dari batuan akhirnya sampai ke
sungai/ laut selanjutnya mencemari manusia melalui ikan, air minum, atau air sumber
irigasi lahan pertanian, sehingga tanaman sebagai sumber pangan manusia tercemar.
Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan
oleh banyak hal dan yang paling utama yang menjadi penyebabnya adalah limbah,
antara lain limbah kimia yang mengandung bahan toksik seperti logam berat ( Palar,
2008 ). Salah satu jenis logam berat adalah merkuri yang banyak dimanfaatkan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan seperti dalam bidang pertambangan ( Widowati,
2008).
Penambangan emas tradisional yang berkembang dewasa ini dengan cara
amalgamasi yang merupakan pengolahan bahan galian emas memakai merkuri untuk
mengikat emas dan sangat berpotensi menimbulkan dampak pencemaran terhadap
lingkungan perairan seperti sungai dan laut. Dimana dalam teknik pengoperasiannya 3
limbah daripada tailing yang mengandung merkuri langsung dibuang ke sungai tanpa
diolah terlebih dahulu dan dapat mencemari biota air seperti ikan dan tumbuhan air
lainnya. Nilai Ambang Batas logam Hg di perairan sebesar 0,001 mg/l berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI Nomor: 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Dalam perairan, kelarutan logam (Cd) dalam konsentrasi tertentu dapat
membunuh biota perairan. Biota‐biota yang tergolong crustacea akan mengalami
kematian dalam waktu 24‐504 jam bila dalam badan air dimana rentang konsentrasi
kadmium dalam perairan adalah 0,005‐0,15 ppm. Untuk biota yang tergolong insecta
akan mengalami kematian 24‐672 jam dimana rentang konsentrasi kadmium adalah
0,0028‐4,6 ppm. Sedangkan untuk perairan tawar,seperti ikan emas akan mengalami
kematian dalam waktu 96 jam dengan rentang konsentrasi Cd dalam perairan yaitu
1,092‐1,104 ppm (Palar, H. 2004).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan merkuri dan kadmium?
2. Sumber limbah logam merkuri dan kadmium?
3. Apa dampak yang ditimbulkan dari limbah merkuri dan cadmium?
4. Metode apa yang digunakan untuk menggurangi merkuri dan cadmium dalam air?
5. Bagaimana penanganan merkuri dan kadmium?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan merkuri dan cadmium.
2. Mengetahui sumber yang mengakibatkan adanya limbah logam merkuri dan
kadmium.
3. Mengetahui dampak yang dihasilkan dari limbah merkuri dan kadmium
4. Mengetahui metode yang digunakan untuk mengatasi merkuri dan kadmium
dalam air.
5. Mengetahui cara penanganan merkuri dan kadmium.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Merkuri dan Cadmium


II.1.1 Merkuri
Merkuri atau raksa merupakan logam dengan ikatan metalik terlemah di antara semua
logam, dan satu-satunya logam berfase cair pada temperatur kamar. Lemahnya ikatan
metalik mengakibatkan tingginya tekanan uap pada temperatur kamar, dan ini sangat
berbahaya sebagai racun jika terhisap oleh makhluk hidup.
Merkuri sebagai unsur ataupun ionnya dalam larutan merupakan bahan beracun
berbahaya. Oleh karena itu limbah yang mengandung merkuri dengan segala bentuk juga
merupakan limbah yang beracun. Batas konsentrasi ion merkuri yang diperbolehkan
sangat kecil, dalam satuan mg/mL. Upaya untuk mengetahui konsentrasi merkuri dalam
suatu limbah bersifat membahayakan ataukah tidak, juga memerlukan metode analisis
yang dapat menjangkau analit dalam jumlah yang relatif kecil. Merkuri di alam dibagi
dalam tiga bentuk yaitu logam merkuri, merkuri organik, dan merkuri anorganik. Menurut
Oda dan Ingle (1981) dikatakan bahwa merkuri organik, khususnya metil merkuri lebih
toksik dibandingkan dengan senyawa merkuri yang lain. Nilai Ambang Batas logam Hg di
perairan sebesar 0,001 mg/l berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor: 82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

II.1.2 Kadmium
Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini
beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam
jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal.

Kadmium ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan jerman bernama Friedric
Strohmeyer pada tahun 1817. Logam Cd ini ditemukan dalam bebatuan calamine (seng
carbonat). Nama cadmium sendiri diambil dari nama latin “calamine” yaitu “cadmia”.
Cadmium selalu ditemukan dalam jumlah kecil dalam bijih – bijih seng. Unsur ini lunak
logam putih yang kebiru-biruan yang dapat dengan mudah dipotong dengan pisau,
Penanganannya harus hati-hati karena uap dari Kadmium sangat berbahaya. Contohnya
solder Perak. Pengekposan terhadap debu-debu Kadmium tidak boleh melewati 0.01
mg/m3 (rata-rata waktu-berat selama 8jam, 40 jam/minggu. Konsentrasi maksimum tidak
boleh melewati 0.14 mg/m3. Pengeksposan terhadap uap Kadmium oksida tidak boleh
melewati 0,05 mg/m3 dan konsentrasi maksimum tidak boleh melewati 0,05 mg/m 3. Nilai-
nilai konsentrasi di atas sedang dievaluasi kembali dan rekomendasi sementara adalah
untuk mengurangi pengeksposan terhadap Kadmium.

II.2 Sumber Merkuri dan Cadmium

II.2.1 Sumber Merkuri


Kadar merkuri yang tinggi pada perairan umumnya diakibatkan oleh buangan industri
(industrial wastes). Industri yang menggunakan merkuri antara lain :

1. Industri klor-alkali, di mana produksi klorin (Cl 2) dan kaustik soda (NaOH) dengan
cara elektrolisis garam NaCl. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai katode
dari sel elektroda.
2. Produksi alat-alat listrik untuk berbagai keperluan contoh, misalnya lampu uap
merkuri yang banyak digunakan dalam penerangan jalan dan pabrik karena
mempunyai biaya instalasi dan operasi yang lebih rendah daripada lampu pijar dan
dapat dioperaasikan pada tegangan tinggi.
3. Dalam hal ini merkuri digunakan untuk membunuh jamur di dalam cat, pulp, kertas
dan industri-industri pertanian. Cat yang digunakan untuk kapal sering ditambah
merkuri okside (HgO) sebagai antijamur atau merkuri asetat sebagai antilapuk. Fenil
merkuri asetat (FMA) merupakan komponen organomerkuri yang banyak digunakan
secara komersil untuk mecegah pembentukan lendir pada pulp kertas yang masih
basah selama pengolahan dan penyimpanan.
4. Logam merkuri juga digunakan di dalam termometer dan alat-alat pencatat suhu
karena bentuk cairannya ada pada kisaran suhu yang lebar, sifatnya uniform, koefisein
muai panasnya besar dan konduktivitas litriknya besar.
5. Industri penambangan logam, industri biji besi, termasuk metal plating, industri yang
memproduksi bahan kimia, baik organic maupun anorganik, dan offshore dumping
sampah domestik dan lain-lain.

II.2.2 Sumber Cadmium


Logam kadmium mempunyai penyebaran sangat luas di alam, hanya ada satu jenis
mineral kadmium di alam yaitu greennockite (CdS) yang selalu ditemukan bersamaan
dengan mineral spalerite (ZnS). Mineral greennockite ini sangat jarang ditemukan di alam,
sehingga dalam eksploitasi logam Cd biasanya merupakan produksi sampingan dari
peristiwa peleburan bijih-bijih seng (Zn). Biasanya pada konsentrat bijih Zn didapatkan
0,2 sampai 0,3 % logam Cd.Di samping itu, Cd juga diproduksi dalam peleburan bijih-
bijih logam Pb(timah hitam) dan Cu(tembaga). Namun demikian, Zn merupakan sumber
utama dari logam Cd, sehingga produksi dari logam tersebut sangat dipengaruhi oleh Zn.
Dalam lingkungan,menurut Clark (1986) sumber kadmium yang masuk ke perairan
berasal dari:
1. Uap, debu dan limbah dari pertambangan timah dan seng.
2. Air bilasan dari elektroplating.
3. Besi, tembaga dan industri logam non ferrous yang menghasilkan abu dan uap serta
air limbah dan endapan yang mengandung kadmium.
4. Seng yang digunakan untuk melapisi logam mengandung kira-kira 0,2 % Cd sebagai
bahan ikutan (impurity); semua Cd ini akan masuk ke perairan melalui proses
korosidalam kurun waktu 4-12 tahun.
5. Pupuk phosfat dan endapan sampah
Sumber kadmium terutama dari biji seng, timbal-seng, dan timbal-tembaga-seng.
Kandungan logam Cd bersumber dari makanan dan lingkungan perairan yang sudah
terkontaminasi oleh logam berat. Kontaminasi makanan dan lingkungan perairan tidak
terlepas dari aktivitas manusia didarat maupun pada perairan. Sifat logam Cd yang
akumulatif pada suatu jaringan organisme serta sulit terurai. Kadmium dalam air juga berasal
dari pembuangan industri dan limbah pertambangan. Logam ini sering digunakan sebagai
pigmen pada keramik, dalam penyepuhan listrik, pada pembuatan alloy, dan baterai alkali.
Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara
mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga mengandung Cd bahkan ada yang
sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri dan pembuangan minyak pelumas bekas yang
mengandung Cd masuk ke dalam perairan laut serta sisa-sisa pembakaran bahan bakar yang
terlepas ke atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke laut.

II.3 Dampak Merkuri dan Cadmium


II.3.1 Merkuri
Elemen air raksa relatif tidak berbahaya kecuali kalau menguap dan terhirup secara
langsung pada paru-paru. Bentuk racun dari air raksa pada proses masuk pada tubuh manusia
adalah methyl mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, partikel mercuric
khlor (HgCl2). Methyl mercury dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan air yang
bersifat asam. Ion merkuri anorganik adalah bersifat racun akut yang menyebabkan
menyebabkan tidak berfungsinya otak, gelisah/gugup, ginjal, dan kerusakan liver pada
kelahiran (cacat lahir).
II.3.2 Cadmium
Keracunan kronis terjadi bila memakan Cadmium (Cd) dalam waktu yang lama.
Gejala akan terjadi setelah selang waktu beberapa lama dan kronis seperti:
a. Keracunan pada nefron ginjal yang dikenal dengan nefrotoksisitas, yaitu gejala
proteinuria atau protein yang terdapat dalam urin, juga suatu keadaan sakit dimana
terdapat kandungan glukosa dalam air seni yang dapat berakibat kencing manis atau
diabetes yang dikenal dengan glikosuria, dan aminoasidiuria atau kandungan asam amino
dalam urine disertai dengan penurunan laju filtrasi (penyaringan) glumerolus ginjal.
b. Cadmium kronis juga menyebabkan gangguan kardiovaskuler yaitu kegagalan sirkulasi
yang ditandai dengan penurunan tekanan darah maupun tekanan darah yang meningkat
(hipertensi). Hal tersebut terjadi karena tingginya aktifitas jaringan ginjal terhadap
cadmium. Gejala hipertensi ini tidak selalu dijumpai pada kasus keracunan Cadmium
(Cd) krosik.
c. Cadmium dapat menyebabkan keadaan melunaknya tulang yang umumnya diakibatkan
kurangnya vitamin B yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan daya keseimbangan
kandungan kalsium dan fosfat dalam ginjal yang dikenal dengan nama osteomalasea atau
penyakit Itai-iatai . Kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteoporosis sehingga
orang tidak dapat berdiri dengan tegak tetapi membungkuk.
d. Dalam badan perairan, kelarutan Cd dalam konsentrasi tertentu dapat membunuh biota
perairan. Biota-biota yang tergolong crustacea akan mengalami kematian dalam waktu
24-504 jam bila dalam badan air dimana rentang konsentrasi Cd dalam perairan adalah
0,005-0,15 ppm. Untuk biota yang tergolong insecta akan mengalami kematian 24-672
jam dimana rentang konsentrasi Cd adalah 0,0028-4,6 ppm. Sedangkan untuk perairan
tawar,seperti ikan emas akan mengalami kematian dalam waktu 96 jam dengan rentang
konsentrasi Cd dalam perairan yaitu 1,092-1,104 ppm (Sumber : Murphy P.M.,Unv. Of
Wales Ins. Of tech and Sciences, 1974)
Kasus Minamata di Jepang
Pada tahun 1958 penyakit minatama yang terjadi di Jepang disebabkan oleh kelainan
fungsi saraf yang terjadi karena terkontaminasi logam Hg. Menurut penelitian masyarakat
terkontaminasi methyl merkuri dari mengkonsumsi ikan, hal ini bisa terjadi karena ikan
terpapar limbah logam merkuri yang berasal dari pabrik batrai chisso. Penyakit ini biasanya
ditandai dengan tangan gemetar, penglihatan kurang jelas, degradasi pendengeran dan
berbicara, kelumpuhan, kegilaan bahkan koma dan meninggal.

Kasus Pencemaran Kadmium di Sungai Jinzu, Jepang

Itai-itai disease yang terjadi di Jepang pertama kali ditemui pada area yang sangat
tercemar di lembah sungai Jinzu, terletak di Prefektur Toyama, Jepang.

Penyakit ini sendiri menunjukkan gejala nephropathy (terjadi akibat komplikasi


diabetes dan hipertensi yang menyebabkan timbulnya penyakit ginjal kronik) dan
osteomalacia (kelainan pada tulang  yang menyebabkan tulang menjadi lunak dan rapuh
sehingga tulang mudah mengalami patah tulang). Kedua penyakit ini merupakan penyakit
yang timbul akibat adanya kandungan kadmium dalam tubuh (Istarani, 2014).

II. 4 Metode Analisis Merkuri dan Kadmium


Analisis kandungan logam berat merkuri dan kadmium salah satunya dengan SSA.

Metode ini sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah.

Prinsip: Pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang
gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya

Contoh Tahapan analisis:

1. Sampling
2. Pengukuran logam berat

a) Persiapan contoh uji


b) Pembuatan larutan baku logam Merkuri dan Kadmium 100 mg/L
c) Pembuatan larutan baku logam Merkuri dan Kadmium 10 mg/L
d) Pembuatan larutan kerja logam kadmium.
e) Prosedur dan pembuatan kurva kalibrasi

Analisis dengan cara ekstraksi pada Hg organic

Dilakukan pemisahan menggunakan pelarut organik seperti kloroform, karbon tetra


klorida, dan n-heksana. Dengan cara ekstraksi diharapkan spesies merkuri organik
(khususnya metil merkuri) akan berada dalam fasa organik; sedangkan merkuri anorganik
akan berada dalam fasa air, yang selanjutnya dapat dianalisis dengan metode CV-AAS.

II.5 Cara Penanggulangan

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengatasi masalah limbah logam berat
merkuri dan cadmium, antara lain:
1. Adsorbsi
Suatu proses pemisahan dimana terjadinya perpindahan suatu fluida (cairan atau gas)
pada padatan dan akhirnya membentuk lapisan tipis pada permukaan tersebut. Dalam
proses adsorbsi harus ada adsorbat dan adsorbennya. Adsorbent yang digunakan
biasanya Zeolit, Kaolin, karbon aktif, kitosan, lempung, pasir besi, dll.
2. Elektrolisis (pengendapan)
Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi
kimia. Komponen  yang terpenting dari proses elektrolisis ini adalah elektroda dan
elektrolit. Pengambilan logam dalam campurannya dengan metode elektrokimia dapat
dilakukan pada kondisi optimal meliputi pengaruh kuat arus, potensial terpasang, pH
larutan elektrolit, adanya ligan tertentu, elektrolit pendukung, dan bahan elektroda.
3. Biosorpsi (Mikrobiologi)
Bioabsorpsi merupakan bagian dari bioremoval. Bioremoval dapat diartikan sebagai
terkonsentrasi dan terakumulasinya bahan penyebab polusi atau polutan dalam suatu
perairan oleh material biologi, yang mana material biologi tersebut dapat merecovery
polutan, sehingga dapat dibuang dan ramah terhadap lingkungan.
Jenis mikroba untuk bioadsorbsi:

4. Pertukaran Ion
Pertukaran ion merupakan suatu metode yang digunakan untuk memisahkan ion-ion
yang tidak dikehendaki berada dalam larutan , untuk dipindahkan kedalam media
padat yang disebut dengan media penukar ion, dimana media penukar ion ini
melepaskan ion lain kedalam larutan. Resin penukar ion ( ion exchange ) yang
merupakan media penukar ion sintetis pertama kali dikembangkan oleh Adam dan
Holmes.
5. Metode Flotasi
Flotasi merupakan pemisahan satu mineral atau lebih dengan mineral lainnya melalui
pengapungan. Flotasi dari mineral – mineral umumnya dibagi atas dua bagian yaitu :

• flotasi mineral – mineral logam (metallic minerals) umumnya mineral –


mineral sulfida.
• fotasi mineral – mineral bukan logam ( non metallic minerals ), meliputi
logam – logam oksida, silikat, sulfat, karbona, halit dan fosfat , juga felsfar,
garnet, muskovit, batu semen, fluosfar dan lain-lain.

Cara terbaik untuk menghilangkan Merkuri dalam air ini adalah dengan pertukaran ion.
Yang mempergunakan suatu resin yang mampu mengikat ion Merkuri hingga menjadi jenuh,
kemudian di regenerasi kembali dengan penambahan suatu asam, sehingga Merkuri bisa
dinetralisasi. Namun karena biaya ionisasi ini sangat mahal, maka biaya termurah dan terbaik
adalah dengan mencegah Merkuri tidak masuk perairan. Cara lain, yaitu penyulingan. Tapi
setali tiga uang, biaya yang akan dikeluarkan untuk penyulingan pun sangat mahal.

- Alternatif untuk pencegahan logam merkuri dan cadmium


Proses Fitoremidiasi pada tanah yang tercemar merkuri dengan tanaman yang dapat
menyerap logam berat seperti tanaman jarak pagar, Pembuatan bak/kolam penampungan
limbah dan pengolahan, Memberikan penyuluhan tata cara penambangan dan pengolahan
emas yang baik dan benar, Material buangan (tailing) dibuang ke daerah-daerah tertentu
dan akan dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

 Merkuri atau raksa merupakan logam dengan ikatan metalik terlemah di antara semua
logam, dan satu-satunya logam berfase cair pada temperatur kamar dan merupakan bahan
beracun berbahaya.Merkuri digunakan pada berbagai aplikasi dalam bidang industri
seperti amalgam gigi dan dampak bagi kesehatan dari merkuri adalah tidak berfungsinya
otak, gelisah/gugup, ginjal, dan kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir).Metode yang
paling cocok untuk pengolahan merkuri yaitu pertukaran ion dengan menggunakan resin.
 Kadmium merupakan logam yang banyak digunakan dalam industria salah satunya untuk
industria elektroplating. Limbah Cd dalam air memiliki ambang batas yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Jika terpapar logam kadmium dapat menyebabkan kerusakan
ginjal, paru-paru, kanker, menghambat kerja enzim, osteoporosis, osteomalasea, tekanan
darah tinggi bahkan kematian.

 Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk pengolahan limbah logam merkuri
dan kadmium dalam air, antara lain : adsopsi, elektrolisis, biosopsi, pertukaran ion dan
flotasi. Metode ini memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. KimBaughman. 2005. An Overview of Mercury and Methods For Its Analysis. Director of
Development Microbac Laboratories, Inc.

Kaur, Bhupinder, Rishi Kumar Saxena, Ranmeet Kaur. 2014. Quantitative analysis of
mercury burden in waste water released from hospital in Jhansi. Department of
Microbiology, Bundelkhand University,Jhansi : India
Khopkar, M.S. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia

Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Cetakan kedua, Penerbit
Rhieneka Cipta : Jakarta

www.oseanografi.lipi.go.id

Anda mungkin juga menyukai