KOEFISIEN DISTRIBUSI
Oleh :
Ni Made Tiara Chandra Acintya
1908511046
Kelompok 2
I. Tujuan
1. Mengetahui prinsip dasar pemisahan berdasarkan ekstraksi cair – cair.
2. Mengetahui kecendrungan distribusi suatu zat melalui koefisien distribusi.
3. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi koefisien distribusi.
4. Menentukan harga koefisien distribusi senyawa dalam dua pelarut yang saling tidak
bercampur.
5. Meembandingkan harga koefisien distribusi zat di dalam berbagai konsentrasi.
Kd = Koefisien distribusi
Metode ini dapat digunakan untuk emenentukan aktivitas zat terlarut dalam suatu
pelarut jika aktifitas zat terlarut dalam pelarut lain diketahui, asalkan kedua pelarut tidak
bercampur satu sama lain (Dogra, 1990). Koefisien partisi atau koefisien distribusi merupakan
rasio konsentrasi suatu zat kimia antara dua media (pelarut) pada keadaan kesetimbangan.
Media dapat berupa gas seperti udara, cairan seperti air atau minyak. (Johansen, 2017). Jika
kedalam sistem dua fase cair yang tak dapat saling bercampur dapat ditambahkan zat ketiga
yang dapat melarutkan keduanya maka zat ketiga akan terdistribusi diantara kedua fasa tadi
dalam jumlah tertentu. Contohnya adalah bila larutan asam asetat dikocok didalam dua pelarut
seperti air dan dietil eter yang tidak saling melarutkan, maka asam asetat akan terbagi ke dalam
air dan ke dalam dietil eter. Setelah dicapai keadaan ideal atau setimbang akan didapatkan
perbandingan konsentrasi asam asetat didalam air dan didalam dietil eter yang disebut dengan
kosfisien distribusi (Keenan,1980)
V. Data Pengamatan
Tabel 5.1. Data Pengamatan Percobaan Koefisien Adsorbsi
10 7,65 0,5
10 15,65 1,0
VI. Pembahasan
Percobaan penentuan koefisien distribusi dilakukan dengan mengukur konsentrasi
asam asetat di dalam fase air dan di dalam fase organik. Pelarut organik yang digunakan di
dalam percobaan adalah Dietil eter, dimana dietil eter ini tidak akan saling melarutkan dengan
air. Dietil eter yang digunakan di dalam percobaan memiliki konsentrasi 0,5 M dan 1 M, hal
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi terhadap koefisien distribusi.
Metode yang digunakan dalam pemisahan larutan yaitu dengan ekstraksi cair-cair
menggunakan corong pisah. Pemisahan ini berprinsip pada perbedaan kelarutan suatu zat,di
dalam 2 pelarut yang berbeda, sehingga di dalam percobaan ini yang digunakan adalah asam
asetat di dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan yaitu air dan dietil eter. Hal ini
disebabkan air dan dietil eter akan membentuk dua fasa yang kemudian dipisahkan dengan
menggunakan corong pisah.
Percobaan dilakukan dengan proses pengocokan asam asetat, air, dan dietil eter
sebagai pelarut organik. Proses pengocokan yang dilakukan ini berfungsi untuk mempercepat
distribusi dari asam asetat ke dalam pelarut air dan pelarut organic dietil eter yang keduanya
saling tidak melarutkan. Pengocokan dilakukan selama 30 menit sampai distribusi dari asam
asetat berjalan sempurna, hal ini ditandai dengan sedikitnya atau habisnya gas yang keluar
dari corong pisah saat pengocokan berlangsung. Campuran yang dihasilkan kemudian
didiamkan beberapa saat sampai terbentuk dua fase yang disebabkan oleh perbedaan densitas
antara air dan dietil eter. Air memiliki tingkat densitas yang lebih tinggi dari dietil eter
sehingga fase dari air akan berada di bawah fase organik (dietil eter). Fase organik ini akan
berupa lapisan minyak yang sama – sama mengandung asam asetat sebagai zat terlarutnya.
Lapisan air kemudian dipisahkan dari lapisan minyak dengan menggunakan corong pisah,
selanjutnya dititrasi dengan NaOH. Lapisan air digunakan sebagai sampel dalam proses titrasi
karena apabila menggunakan lapisan minyak untuk sampel titrasi maka akan terjadi reaksi
penyabunan (saponifikasi) sehingga titik akhir dari titrasi akan sulit untuk diamati.
Di dalam proses titrasi, lapisan air bertindak sebagai titrat, NaOH sebagai titran, dan
di dalam titrasi ditambahkan indikator Fenoftalein (PP), sehingga akan terjadi reaksi
penetralan saat titrasi berlangsung, berikut reaksi yang terjadi :
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
Dari reaksi yang berlangsung dapat dilihat bahwa asam asetat ersifat ekivalen dengan NaOH
sehingga jumlah dari NaOH sama seperti jumlah asam asetat. Koefisien distribusi dari
senyawa organik di dalam dua fase yang saling tidak melarutkan harus sama dengan 1
sehingga hal ini akan menandakan bahwa senyawa tersebut terdistribusi secara merata di
dalam kedua pelarut tersebut. Apabila diperoleh koefisien distribusi lebih kecil daripada 1,
maka senyawa tersebut tidak terdistribusi secara merata di dalam dua pelarut tersebut
melainkan hanya terdistribusi di dalam satu pelarut saja.
Hasil yang diperoleh pada titrasi adalah volume NaOH 0,5 M yang digunakan untuk
mentitrasi lapisan air pada konsentrasi asam asetat 0,5 M sebanyak 7,65 mL dan pada
konsentrasi asam asetat 1 M sebanyak 15,65 mL. Setelah dilakukan perhitungan maka
diperoleh harga koefisien distribusi (Kd) asam asetat pada konsentrasi 0,5 M sebesar 0,3072
dan pada konsentrasi awal 1 M sebesar 0,2760. Berdasarkan data perhitungan tersebut
koefisien distribusi (Kd) asam asetat dengan konsentrasi yang lebih rendah memiliki harga
koefisien yang lebih tinggi daripada konsentrasi asam asetat yang lebih tinggi. Nilai harga
koefisien distribusi yang diperoleh dari konsentrasi asam asetat 0,5 M dan 1 M adalah kurang
dari 1. Dari perolehan harga koefisien distribusi ini, asam asetat cenderung atau lebih dominan
terdistribusi ke dalam salah satu pelarut saja. Dengan demikian, maka konsentrasi dapat
mempengaruhi harga koefisien ditribusi. Selain itu, koefisien distribusi juga dapat dipengaruhi
oleh prose spengocokan yang dilakukan dalam percobaan, hal ini disebabkan karena
mempengaruhi tingkat meratanya distribusi suatu senyawa dan suhu saat dilakukan proses
ekstraksi harus konstan.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa
kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1. Pemisahan dengan ekstraksi cair-cair berdasarkan pada prinsip pemisihan suatu senyawa
cair dengan pelarut tertentu yang tidak saling melarutkan dengan pelarut awalnya.
2. Koefisien distribusi asam asetat yang diperoleh dari kedua konsentrasi yaitu 0,5 M dan 1
M adalah kurang dari 1 sehingga asam asetat akn cenderung atau domain terdistribusi ke
dalam salah satu pelarut saja.
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi koefisien distribusi adalah proses pengocokan larutan,
konsentrasi larutan, dan suhu.
4. Harga koefisien distribusi asam asetat di dalam percobaan pada konsentrasi awal 0,5 M
sebesar 0,3072 dan pada konsentrasi awal 1 M sebesar 0,2760
5. Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh koefisien distribusi asam asetat dengan
konsentrasi awal 0,5 M lebih besar dibandingkan dengan asam asetat dengan konsentrasi
awal 1 M.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Dogra, SK dan Dogra, S. 1990. Kimia Fisik dan Soal – Soal, Jakarta : UI Press.
Mirwan, A dan Wicaksono, R, D. 2016. Pengaruh Isian Jenis Bola Kaca Terhadap Dinamika
Tetes dan Koefisien Pindah Massa Ekstraksi Cair-Cair dalam Kolom Isian. Info Teknik.
Vol. 9 :112-116.
A. Data Pengamatan
Tabel 5.1. Data Pengamatan Percobaan Koefisien Adsorbsi
10 7,65 0,5
10 15,65 1,0
B. Perhitungan
Konsentrasi Asam Asetat (CH3COOH) 0,5 M
Diketahui:
M CH3COOH = 0,5 M
V CH3COOH = 25 mL = 0,025 L
V CH3COOH dalam sampel (titrasi) = 10 mL = 0,01 L
M NaOH = 0,5 M
V NaOH = 7,65 mL = 0,00765 L
Ditanya:
1. C0 CH3COOH = …..?
2. C1 CH3COOH = …..?
3. C2 CH3COOH = …..?
4. Kd = …..?
5. n = …..?
Jawab:
1. C0 CH3COOH
C0 CH3COOH = M CH3COOH awal x V CH3COOH
4. Kd (Koefisien Distribusi)
𝑚𝑜𝑙
𝐶 0,1175
Kd = 𝐶2 = 𝐿
𝑚𝑜𝑙 = 0,3072
1 0,3825
𝐿
Jawab:
1. C0 CH3COOH
C0 CH3COOH = M CH3COOH awal x V CH3COOH
= 1 Mol / L x 0,025 L
4. Kd (Koefisien Distribusi)
𝑚𝑜𝑙
𝐶 0,2160
Kd = 𝐶2 = 𝐿
𝑚𝑜𝑙 = 0,2760 mol / L
1 0,7825
𝐿
C. Pertanyaan
1. Hitunglah konsentrasi awal larutan asam asetat sebelum diekstraksi (C0).
Jawab :
Konsentrasi awal asam asetat yaitu :
C0 CH3COOH 0,5 M= 0,0125 mol
C0 CH3COOH 1 M = 0,025 mol
2. Tentukan konsentrasi asam asetat pada masing – masing corong setelah pengocokan pada
setiap lapisan, dimana C1 sebagai konsentrasi pada lapisan air dan C2 sebagai konsentrasi
pada lapisan eter.
Jawab :
Konsentrasi asam asetat setelah percobaan (C 1 dan C2)
CH3COOH 0,5 M
C1 CH3COOH dalam air = 0,3825 mol / L
C1 CH3COOH dietil eter = 0,1175 mol / L
CH3COOH 1 M
C1 CH3COOH dalam air = 0,7825 mol / L
C1 CH3COOH dietil eter = 0,2160 mol / L
3. Hitunglah harga Kd dan n berdasarkan persamaan di awal.
Jawab :
Harga Koefisien Distribusi (Kd) dan n :
CH3COOH 0,5 M
Kd = 0,3072 ; n=1
CH3COOH 1 M
Kd = 0,2760 ; n=1
4. Apakah memang benar asam asetat dalam pelarut non polar membentuk n-mer, kalua
tidak mengapa.
Jawab :
Benar, asam asetat jika di dalam pelarut non polar akan membentuk n-mer.