Anda di halaman 1dari 9

Nama : Aji Indraayan Pratama

NIM : 2103001

Latihan Soal Pancasila-10 (Pancasila sebagai Sistem Etika)

Setelah membaca, menyimak dan memahami materi dengan baik, selesaikan tugas
berikut ini dengan benar dan kumpulkan sesegera mungkin sebelum waktu berakhir

1. Sebutkan 2 makna nilai yang terkandung dalam Sila I Pancasila. Berikan contoh
nyata penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari

2. Pancasila sebagai sistem etika berarti Pancasila dapat dijadikan sebagai


pedoman untuk membentuk sikap, watak, cara berpikir dan adat kebiasaan
masyarakat Indonesia. Jelaskan menurut pandangan anda sendiri maksud dari
pernyataan tersebut jika dikaitkan dengan masih banyaknya kasus-kasus
pelanggaran HAM dan KKN yang sering terjadi di negara kita.

3. Baca dan cermati buku elektronik Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan
Tinggi. Kemudian buatlah inti sari dari hasil membaca dan mencermati buku
tersebut (minimal 3 halaman ukuran kertas A-4, boleh diketik atau tulis tangan)

Jawab :

1. - Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan
segala sifat-sifatnya yang sempurna dan suci, seperti Maha Pengasih, Maha Kuasa, Maha
Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya.
- Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing, tanpa adanya
paksaan bagi para pemeluk agama dan kepercayaan.
Contohnya :
a) Sholat lima waktu sebgai tanda percaya akan adanya Tuhan Yang Maha
Esa
b) Toleransi dengan tidak memaksa teman yang berbeda agama dengan kita
untuk masuk ke agama yang kita percayai.

2. Pelanggaran HAM dan KKN hanya dilakukan oleh orang yang tidak menjadikan Pancasila
sebagai pedoman hidup artinya didalam dirinya masih terdapat ke egoisan yang besar
dalam menjalani kehidupan, kasus-kasus seperti ini juga sering terjadi kepada seseorang
yang kurang edukasi tentang Pancasila atau sejak ia kecil tidak pernah di tanamkan
Pancasila dalam kehidupannya oleh orang tuanya. Edukasi tentang Pancasila sangat
perlu dilakukan, karena di jaman yang sekarang ini banyak budaya asing yang masuk ke
Indonesia dan melenceng dari Pancasila maka dari itu pentingnya edukasi ke masyarakat
agar Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia tidak punah.
3. Indonesia yang telah selama hampir dua dasawarsa mengalami dan menjadi negara dem
okrasi terbesar ketiga setelah India dan AS harus diakui -sekali lagi-
belum berhasil dalam penguatan integritas penyelenggara negara baik eksekutif, legislat
if dan yudikatif.

Sejak 2001 sampai 2016, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia cenderung membaik, tapi tid
ak signifikan; pada 2016 indeks IPK Indonesia hanya meningkat satu poin dari 36 ke 37 p
oin dan menduduki posisi 90 dari 176 negara.

Integritas secara definisi berarti: kepengikutan dan ketundukan kepada prinsip-


prinsip moral dan etis; keutuhan karakter moral; kejujuran; tidak rusak secara moral atau
keadaan moral sempurna tanpa cacat.

Untuk melengkapi, PBB mendefinisikan 'integritas' sebagai "Sikap jujur, adil, tidak memih
ak. Integritas mengacu kepada kejujuran, kebenaran, dan keadilan. Integritas adalah 'kep
aduan, dan keutuhan karakter diri berdasarkan prinsip-
prinsip etika dan moral dalam kehidupan dan pekerjaan pribadi maupun publik".

Integritas dalam konteks pemerintahan dan birokrasi adalah penggunaan kekuasaan res
mi, otoritas dan wewenang oleh para pejabat publik untuk tujuan-
tujuan yang syah menurut hukum.

Integritas dengan demikian adalah keteguhan diri aparatur birokrasi dan pejabat publik u
ntuk tidak meminta atau menerima apapun dari Dengan demikian, integritas merupakan
antitesis dari korupsi yang merupakan penggunaan kekuasaan untuk tujuan-
tujuan tidak syah atau ilegal baik oleh individu maupun kelompok yang memegang kekua
saan, otoritas dan wewenang.

Penguatan integritas para pejabat publik yang berada pada sektor publik kepemerintaha
n dan juga dalam otoritas pada sektor swasta dan masyarakat secara keseluruhan terbuk
ti di banyak negara sebagai salah satu cara efektif untuk membangun sikap dan kesadara
n dalam pemerintahan dan publik secara keseluruhan dalam memberantas atau setidak-
tidaknya mengurangi korupsi secara lebih efektif.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20


Tahun 2001. Ada 30 delik tindak pidana korupsi yang dikategorikan menjadi 7 jenis.
Jenis-jenis korupsi di antaranya adalah:

Kerugian Keuangan Negara

Jenis perbuatan yang merugikan negara ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu mencari
keuntungan dengan cara melawan hukum dan merugikan negara serta
menyalahgunakan jabatan untuk mencari keuntungan dan merugikan negara.

Suap-Menyuap

Suap-menyuap merupakan tindakan pemberian uang atau menerima uang atau hadiah
yang dilakukan oleh pejabat pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan kewajibannya sebagimana perbedaan hukum formil dn
materiil.

Penggelapan dalam Jabatan

Penyalahgunaan jabatan, yakni tindakan seorang pejabat pemerintah dengan


kekuasaaan yang dimilikinya melakukan penggelapan laporan keuangan, menghilangkan
barang bukti atau membiarkan orang lain menghancurkan barang bukti yang bertujuan
untuk menguntungkan diri sendiri dengan jalan merugikan negara.

Pemerasan

Pemerasan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau penyelenggara
negara untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum atau
dengan menyalahgunakan kekuasaaannya dengan memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.

Perbuatan Curang

Perbuatan curang yang dimaksud dalam jenis korupsi ini biasanya dilakukan oleh
pemborong, pengawas proyek, rekanan TNI/Polri, pengawas rekanan TNI/Polri, yang
melakukan kecurangan dalam pengadaan atau pemberian barang yang mengakibatkan
kerugian bagi orang lain atau terhadap keuangan negara atau yang dapat
membahayakan keselamatan negara pada saat perang.

Benturan Kepentingan dalam Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghadirkan barang atau jasa
yang dibutuhkan oleh suatu instansi atau perusahaan. Orang atau badan yang ditunjuk
untuk pengadaan barang atau jasa ini dipilih setelah melalui proses seleksi yang disebut
dengan tender.

Jika ada instansi yang bertindak sebagai penyeleksi sekaligus sebagai peserta tender
maka itu dapat dikategorikan sebagai korupsi.

Gratifikasi

Gratifikasi merupakan pemberian hadiah yang diterima oleh pegawai Negeri atau
Penyelenggara Negara dan tidak dilaporkan kepada KPK dalam jangka waktu 30 hari
sejak diterimanya gratifikasi. Gratifikasi dapat berupa uang, barang, diskon, pinjaman
tanpa bunga, tiket pesawat, liburan, biaya pengobatan, serta fasilitas-fasilitas lainnya.

Belakangan ini badan pemberantas korupsi yaitu KPK semakin gencar memberantas dan
menelusuri korupsi yang terjadi di Indonesia. Tak putus asa mereka menelusuri setiap
pergerakan para oknum yang dicurigai telah melakukan tindak korupsi.

Padahal jika dipikirkan kembali, korupsi menyebabkan banyak kerugian negara. Tidak
hanya itu, korupsi juga menyebabkan banyak rakyat kecil menderita.

Dan berikut ini akan kami sebutkan dampak masif dari korupsi yang terjadi di Indonesia.
1. Dampak Terhadap Ekonomi

Ekonomi berfungsi sebagai faktor terpenting bagi masyarakat. Apabila korupsi sudah
masuk pada perekonomian negara mana mungkin bisa makmur masyarakatnya jikalau
semua proses ekonomi dijalankan oleh oknum yang korup.

Hasil dari dampak korupsi terhadap ekonomi yakni :

• Lambatnya Pertumbuhan ekonomi dan Investasi

• Turunnya Produktifitas

• Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa

• Menurunnya Pendapatan Negara dari Sektor Pajak

• Meningkatnya Hutang Negara

2. Dampak Sosial dan Kemiskinan Rakyat

Dari dampak sosial dan kemiskinan rakyat akan menyebabkan :

• Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik

• Lambatnya pengentasan kemiskinan rakyat

• Akses bagi masyarakat sangat terbatas

• Bertambahnya angka kriminalitas

3. Runtuhnya Otoritas Pemerintahan

Penyebab dari runtuhnya Otoritas pemerintahan yakni :

• Matinya Etika Sosial Politik

Para wakil rakyat sudah tidak dapat dipercaya sebagai pelindung rakyat, karena mereka
hanya memikirkan anak buah mereka, jika salah satu dari mereka melakukan tindak
korupsi, dengan kekuatan politiknya mereka akan melakukan berbagai cara untuk
menyelamatkannya.

• Tidak Berlakunya Peraturan dan Perundang-Undangan

Peraturan perundang-undangan tidak lagi berlaku karena, kebanyakan para pejabat


tinggi, pemegang kekuasaan atau hakim sering kali dijumpai bahwa mereka mudah
sekali terbawa oleh hawa nafsu mereka. Dan juga sering kali semua permasalahan
selalu diselesaikan dengan korupsi.

4. Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi

Dari dampak terhadap politik dan demokrasi tersebut menghasilkan

• Munculnya kepemimpinan yang korup

• Hilangnya kepercayaam publik pada demokrasi

• Menguatnya sistem politik yang dikuasai oleh pemilik modal

• Hancurnya kedaulatan rakyat.


5. Dampak Terhadap Penegak Hukum

Korupsi terhadap penegak hukum dapat melemahkan suatu pemerintahan.


Bahwasanya setiap pejabat atau pemegang kekusaan memiliki peran penting dalam
membangun suatu negara, apabila pejabat sudah melalaikan kewajibannya maka
yang akan terjadi yakni :

• Fungsi pemerintahan tidak berjalan dengan baik

• Masyarakat akan kehilangan kepercayaan kepada pemerintah

6. Dampak terhadap Pertahanan dan keamanan

Dampak terhadap pertahanan dan keamanan mengakibatkan :

• Lemahnya alutista (senjata) dan SDM

• Lemahnya garis batas negara

• Menguatnya kekerasan dalam masyarakat

7. Dampak Terhadap Lingkungan

Dampak korupsi terhadap lingkungan dapat menyebabkan:

• Menurunnya kualitas lingkungan

• Menurunnya kualitas hidup

Upaya pencegahan korupsi dapat dimulai dengan menanamkan nilainilai


antikorupsipada semua individu. Setidaknya ada sembilan nilainilai
antikorupsi yang pentinguntuk ditanamkan pada semua individu, kesembilan nilai
antikorupsi tersebut terdiridari:

1. JUJUR

Indikatornya sederhana, terdapat beberapa contoh budaya ketidakjujuran


mahasiswa,misalnya:Pertama, contoh budaya ketidakjujuran mahasiswa adalah perilaku
mencontek, makateman yang di contek tentunya telah ́terampas keadilan dan kemampu
annya.
Ketikamahasiswa yang di contek belajar siang malam, tetapi penyontek yang suka hura-
huradengan gampangnya mencuri hasil kerja keras temannya.
Bila kebiasaan tersebut berlanjut makapercaya diri akan kemampuan diri menjadi luntur,
sehingga semangat belajar jadihilang, mahasiswa akan terkungkung oleh pendapatnya s
endiri, yang merasuki alampikirnya bahwa untuk pintar tidak harus dengan belajar, tapi
mencontek.
Mahasiswa yang hadir terlihat tidakbanyak tapi tandatangan di absensi penuh dan maha
siswa hadir semua.
Banyak orang pintar yang lulus perguruan tinggi, tapi sangat langka orangpintar yang juju
r, sehingga berakibat sulitnya mengukur kadar kesuksesan prosesbelajar-mengajar.
Ini jelas berbanding terbalik dengan hakekat pendidikan yang benar,yakni ingin mencipta
kan manusia yang berilmu dan bermoral.
Dan apabila budayaketidakjujuran mahasiswa seperti mencontek, plagiasi, titip absen, dll
tidak segeradiberantas, maka perguruan tinggi akan menjadi bagian dari ṕ embibitan mo
ral yang dekstruktif di Indonesia.
2. Disiplin

Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilaikedisiplinan tidakakan


terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengancara
mudah.Kepatuhan pada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di
kampus,mengerjakan sesuatunya tepat waktu, dan fokus pada perkuliahan.

Manfaat dari hidup yang disiplin adalah mahasiswa dapat mencapaitujuan hidupnya
dengan waktu yang lebih efsien.Selain itu disiplin dalam belajar perlu dimilikioleh
mahasiswaagar diperoleh hasil belajar yang maksimal.

Misalnya: sering kita jumpaimahasiswa yang malas, sering tidak hadir, motivasi yang
kurang dalambelajar, tidak mengerjakan tugas, melanggar tata tertib kampus,
tidakterlambat masuk kuliah, melaksanakan jadwal piket atau dinas sesuai jadwalyang
ditetapkan, tidak membuat gaduh di kelas atau kampus, duduk denganrapi, tidak
mengganggu orang lain, mengumpulkan tugas tepat waktu, tidakberbicara sendiri atau
diskusi dengan teman ketika dosen menjelaskan,mengisi jam kosong pembelajaran
dengan hal-hal yang positif, misalnyamengerjakan tugas, membaca buku, diskusi dengan
teman tentang pelajaran,mematuhi semua tata tertib yang ada.

Atas hal tersebut, punishment yangtegas harus diberikan tanpa toleransi apa pun,
misalnya: mahasiswa tidakdiizinkan memasuki kelas apabila datang terlambat,
namamahasiswa tidak dicantumkan apabila ia tidak mengerjakan tugas kelompok, dan
mahasiswatidak diberikan nilai apabila tidak melaksanakan tugas individu dengantepat
waktu.

Hal tersebut merupakan sebuah pembelajaran yang sederhananamun akan berdampak


luar biasa kedepannya, seperti kata pepatah sedikitdemi sedikit lama-lama menjadi
bukit, begitu pula apabila kebiasaan burukdibiarkan maka kejahatan yang lebih besar
dapat dilakukan.

PEMBERANTASAN KORUPSI

Dari survei Persepsi Masyarakat Terhadap KPK dan Korupsi Tahun 2008, didapati bahwa belum t
erlalu banyak orang yang tahu bahwa tugas dan wewenang yang diamanahkan kepada KPK buka
n hanya tugas yang terkait dengan penanganan kasus korupsi dan penanganan pengaduan masy
arakat.

Dari mulai gedung KPK yang dirancang sebagai smart building, paper-
less information system yang diberlakukan sebagai mekanisme komunikasi internal di KPK, dan
program-
program kampanye serta pendidikan antikorupsi KPK. Dalam meningkatkan peran serta masyara
kat, informasi elektronik sangat dibutuhkan agar informasi yang disampaikan dapat lebih cepat
diterima, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.Investasi diharapkan akan mas
uk karena pemerintahan yang melayani dengan baik dipersepsikan sebagai pemerintahan yang
bersih, baik karena kemudahan yang diberikan, maupun karena tidak adanya biaya-
biaya siluman yang memberatkan.
Kesimpangsiuran informasi terjadi, ketika salah satu stasiun televisi swasta menayangkan progra
m yang memuat upaya penindakan KPK lengkap dengan pemutaran rekaman hasil penyadapan
yang dilakukan KPK. Terkait dengan banyaknya tayangan dalam program tersebut yang menamp
ilkan para terperiksa, terdakwa, dan terpidana kasus-
kasus yang ditangani KPK, ada sebagian masyarakat yang menduga ada andil KPK di dalamnya.
Kalimat di atas bisa jadi merupakan salah satu alasan undang-
undang ini mengatur kembali pemberian kewenangan penyadapan kepada KPK, sekalipun kewe
nangan yang sama telah diberikan dalam Undang-
Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tentang dimungkinkannya alat bukti petunjuk be
rupa informasi yang diucapkan, dikirim, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat o
ptik atau yang serupa dengan itu; dan dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang
dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan sua
tu sarana, baik yang tertuang di atas kertas, benda fisik apapun selain kertas, maupun yang tere
kam secara elektronik, yang berupa tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda,
angka, atau perforasi yang memiliki makna.

Dari keinginan rakyat yang diterjemahkan dalam undang-


undang yang menyatakan bahwa korupsi merupakan kejahatan luar biasa, seharusnya membaw
a implikasi pada penanganan korupsi dengan cara-cara yang luar biasa pula -
sekalipun tetap dalam koridor aturan hukum yang berlaku.

Mengingat itu semua, masih bisakah kita dengan percaya diri mengatakan bahwa bukan perilak
u koruptif kitalah yang menyebabkan rakyat di bumi yang kaya raya ini harus berdiri berjam-
jam sekedar untuk mendapatkan sembako atau uang sekedarnya? Alangkah tidak sepadan jika b
oleh kita membandingkan antara uang suap yang berpindah tangan itu dengan ongkos dan azab
yang harus ditanggung.

GERAKAN ORGANISASI INTERNASIONAL

Sebagai bagian dari masyarakat internasional, indonesia telah menjadi negara peserta dalam
beberapa konvensi internasional yang mengatur kejahatan transnational diantaranya : A. UN
convention against lllicit traffic in narcotic drugs and psychotropic substances yang diratifikasi
dengan Undang - Undang No.7 tahun 1997, B. UN convention against corruption yang
diratifikasi dengan Undang - Undang No.7 tahun 2006, dan C. UN convention against
transnational organized crime yang diratifikasi dengan Undang-Undang No.5 tahun 2009.

Dalam Kongres PBB ke-10 yang diadakan di Vienna pada tahun 2000, isu mengenai Korupsi
menjadi topik pembahasan yang utama.

Pemberantasan juga 2 Marcella elwina S, mutual legal assistance: kerjasama internasional


pemberantasan korupsi , Hal.131 5 dilakukan dengan mengeluarkan kebijakan pencegahan
korupsi baik tingkat nasional maupun internasional, mengembangkan cara atau praktek
pencegahan serta memberikan contoh pencegahan korupsi yang efektif di berbagai
negara.Pelibatan lembaga-lembaga donor yang potensial dapat membantu pemberantasan
korupsi harus pula terus ditingkatkan.Perhatian perlu diberikan pada cara-cara yang efektif
untuk meningkatkan resiko korupsi atau meningkatkan kemudahan menangkap seseorang yang
melakukan korupsi.

Semua itu harus disertai dengan :3 a. Kemauan politik yang kuat dari pemerintah; b. adanya
keseimbangan kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif dan peradilan; c. pemberdayaaan
masyarakat sipil; serta d. adanya media yang bebas dan independen yang dapat memberikan
akses informasi pada publik.
TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERUNDANG-UNDANGAN

Di Indonesia, tindak pidana korupsi dijadikan sebagai tindak pidana khusus sehingga menjadikan
tindak pidana korupsi diatur secara lebih terperinci di luar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
dan menyelisihi ketentuan umum yang berlaku di dalam KUHP. Hal tersebut dilandasi adanya
ketentuan Pasal 103 KUHP yang menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan dalam BAB I sampai
dengan BAB VIII buku ini juga berlaku bagi perbuatan-perbuatan yang oleh ketentuan
perundangundangan lainnya diancam dengan pidana, kecuali jika oleh undangundang
ditentukan lain.

68 Hal tersebut dijelaskan pada bagian konsideran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan dan Pemeriksaan Tindak
Pidana Korupsi disebutkan bahwa: 69 a. Untuk perkara-perkara pidana yang menyangkut
keuangan Negara atau daerah atau badan hukum lain yang 68 Mahrus Ali, Hukum Pidana
Korupsi,, hlm.

52 mempergunakan modal dan atau kelonggaran-kelonggaran lainnya dari Negara atau


masyarakat, misalnya bank, koperasi, wakap dan lain-lain atau yang bersangkutan dengan
kedudukan seperti tindak pidana, perlu diadakan beberapa aturan pidana khusus dan
peraturan-peraturan khusus tentang pengusutan, penuntutan dan pemeriksaan yang dapat
memberantas perbuatan-perbuatan itu yang disebut tindak pidana korupsi

Hal tersebut disebutkan pada bagian konsideran Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu sebagai berikut:70 a. bahwa perbuatan-perbuatan
korupsi sangat merugikan keuangan /perekonomian negara dan menghambat pembangunan
Nasional; b. bahwa Undang-Undang No. 24 Prp. Tahun 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan
dan Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi berhubung dengan perkembangan masyarakat kurang
mencukupi untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan, dan oleh karenanya Undang-undang
tersebut perlu diganti.

Dalam perkembangannya, walaupun keberadaan Undang Nomor 3 Tahun 1971 hakikatnya lebih
maju dan progresif dibandingkan dengan Undang-undang Nomor 24 Prp Tahun 1960, namun
perkembangan masyarakat dan teknologi informasi yang memicu munculnya tindak pidana
korupsi baru dengan modus operandi yang sama sekali baru, mau tidak mau harus terekover
dalam perundang-undangan pidana korupsi.

56 b. bahwa untuk lebih menjamin kepastian hukum, menghindari keragaman penafsiran


hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, serta
perlakuan secara adil dalam memberantas tindak pidana korupsi, perlu diadakan perubahan
atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Sehingga atas dasar hal tersebut, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dilakukan beberapa perubahan dengan dibentuknya
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berlaku hingga saat ini sebagai
landasan hukum dalam melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.

MAHASISWA DALAM UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI

Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah pembenahan
terhadap diri dan kampusnya. Dimana mahasiswa harus mendemonstrasikan bahwa diri dan
kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi. Upaya pemberantasan korupsi
dimulai dari awal masuk perkuliahan. Masa ini merupakan masa penerimaan mahasiswa,
dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus melakukan
pressure kepada pemerintah agar undang-undang yang mengatur pendidikan tidak memberikan
peluang terjadinya korupsi. Selanjutnya pada proses perkuliahan. Pada masa ini, perlu
penekanan terhadap moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang
setinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang. Upaya preventif yang dapat dilakukan
adalah dengan membentengi diri dari rasa malas belajar. Pada tahap akhir perkuliahan, dimana
mahasiswa memperoleh gelar kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara formal.
Mahasiswa harus memahami bahwa gelar kesarjanaan yang diemban memiliki konsekuensi
berupa tanggung jawab moral sehingga perlu dihindari upaya-upaya melalui jalan pintas.

Dalam masyarakat peram mahasiswa adalah sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat
melakukan peran preventif terhadap korupsi dengan membantu masyarakat dalam
mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus
mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat. Mahasiswa juga
dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada
masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja lapangan mengenai masalah korupsi dan
mendorong masyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak yang
berwenang. Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan melakukan
pendampingan kepada masyarakat dalam upaya penegakan hukum terhadap pelaku korupsi
serta melakukan tekanan kepada apparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap
pelaku tindak pidana korupsi.

Anda mungkin juga menyukai