Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Subjek ilmu koloid sangat luas, meliputi sistem-sistem yang kelihatannya sangat
berbeda, dari cat, kosmetik dan soft drink sampai ke sel-sel biologi. Kesamaan dari sistem-
sistem tersebut adalah semuanya terdiri dari partikelpartikel kecil dari suatu substansi yang
terdistribusi hampir secara merata pada substansi lainnya. Fasa yang terakhir disebut sebagai
fasa kontinu sedangkan partikel-partikel adalah fasa diskontinu. Fasa kontinu ini dapat berupa
gas, cairan atau padatan sedangkan fasa diskontinunya juga dapat berupa gas, cairan ataupun
padatan. Sistem tersebut akan bersifat koloid jika partikel-partikelnya cukup kecil, biasanya
berdiameter kurang dari 1 m paling tidak pada satu dimensinya yang penting, (Hudayanti,
2017).
Ada beberapa sistem-sistem alam dan sintesis yang penting dimana partikal-partikel
padat atau cair terdispersi dalam gas (disebut aerosol) dan ada beberapa dimana fasa
kontinunya padat (seperti pada beberapa alloy), tetapi ada lagi sistem-sistem yang lebih
penting dimana fasa kontinunya adalah cair, dan pada sistem-sistem inilah perhatian
diarahkan, kecuali pada situasi-situasi khusus. Jika suatu substansi larut pada substansi lain
untuk membentuk larutan murni maka partikel-partikel solut akan berdimensi molukelar.
Dalam hal ini diameter molekul solut paling besar adalah beberapa nanometer, sedangkan
biasanya hanya beberapa pikometer. Ukuran ini sangatlah berbeda dari ukuran molekul-
molekul solvennya. Sebaliknya pada sistem koloid, partikel-partikel yang merupakan
solutnya sangatlah lebih besar dari fasa kontinu atau solvennya, (Hudayanti,2017).
Koloid adalah sistem dispersi yang relatif kurang stabil dibandingkan dengan larutan.
Suatu produk industri dalam bentuk koloid umumnya didinginkan dalam kondisi yang stabil,
misalnya, minyak rambut, bedak, obat-obatan dan lain-lain. Untuk menjaga kestabilan koloid
dapat dilakukan dengan cara menghilangkan muatan koloid dan penambahan stabilitor
koloid. Koagulasi dapat dicegah dengan cara menghilangkan muatan dari koloid tersebut
yang dilakukan dengan cara dialisis. Penambahan suatu zat ke dalam suatu system koloid
dapat meningkatkan kestabilan koloid misalnya emulgator dan koloid, (Sarosa, 2010).
Dapus
Hudiyanti, Dwi. 2017. Kimia Koloid dan Permukaan. Undip, Semarang.
Sarosa, W.,J. 2010. Super Kimia SMA. PT. Wahyumedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai