IV. Tujuan Percobaan :Mengamati perubahan yang terjadi pada suatu reaksi
V. Tinjauan Pustaka
Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan (air). Perubahan yang terjadi adalah
bukti terjadinya reaksi kimia. Dalam ilmu kimia, reaksi merupakan salah satu cara untuk
mengetahui sifat-sifat kimia dari suatu atau berbagai zat. Perubahan dalam reaksi kimia dapat
berupa perubahan warna, timbulnya panas, timbulnya gas, terjadinya endapan dan sebagainya.
Reaksi kimia secara umum dibagi 2, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi redoks. Pada reaksi
redoks terjadi perubahan biloks (bilangan oksidasi), sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada
1. Reaksi Sintetis
Reaksi dimana dua atau lebih zat tunggal dalam suatu reaksi kimia (kombinasi,
komposisi).,
2. Reaksi Dekomposisi
Reaksi yang menghasilkan dua atau lebih zat yang terbentuk dari suatu zat tunggal.
Cara teringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis suatu
banyaknya atom-atom dari tiap macam dalam suatu satuan zat itu. Jumlah minimal yang
mungkin dalam perbandingan yang benar atom-atom dari tiap macamnya. Tiga kelas umum
reaksi yang dijumpai dengan melaus dalam kimia ialah reaksi kombinasi langsung, reaksi
Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu persamaan kimia
penggunaan bobot atom unsur dan bobot molekul senyawa. Banyaknya suatu hasil reaksi
tertentu yang menurut perhitungan akan diperoleh dalam suatu reaksi kimia rendemen teoritis
untuk suatu reaksi kimia. Penting untuk mengetahui mana yang merupakan pereaksi pembatas
yakni pereaksi yang secara teoritis dapat bereaksi sampai habis, sedangkan pereaksi-pereaksi
lain berlebih.
a. Perubahan Sifat
b. Perubahan Susunan
c. Perubahan Energi
Semua perubahan kimia tentu induk pada hukum pelestarian hukum energi dan hukum
pelestarian energi massa. Susunan senyawa kimia tertentu oleh hukum susunan pasti dan
Azas fundamental yang mendasari semua perubahan kimia merupakan daerah kimia teoritis,
korelasi antara konsep unsur dan senyawa dengan keempat hukum tersebut diatas diperoleh
dalam Teori Asam Dalton, teori modern pertama mengenai atom dan molekul sebagai partikel
fundamental dari zat-zat yang tumbuh dari teori ini antara lain adalah skala, bobot atom relatif
unsur dan meramalkan adanya beberapa unsur yang belum diketahui. Bayaknya dan dari situ
proporsi relatif sebagai atom dalam satuan terkecil senyawa diberikan oleh rumus senyawa,
Teori Asam-Basa
1. ARRHENIUS
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H +disebut asam dan basa
HCl H + + Cl -
NaOH Na + + OH -
Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami hambatan berat karena
profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun 1880, diajukan pada 1883,
meskipun diluluskan teorinya tidak benar. Setelah mendapat bantuan dari Van’ Hoff dan
Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan karangannya mengenai asam basa. Akhirnya dunia
mengakui teori Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu pengetahuan.
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebut merupakan
model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya hantar listrik molar.
Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam
yang terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah
merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam lenyataan
pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan berlaku
secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius sebagai berikut:
NH 4 OH NH 4 + + OH -
Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang mengandung H + dan
basa adalah spesi yang mengandung OH -, dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+ . Basa ialah senyawa
Contoh:
2. BRONSTED-LOWRY
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.Teori asam basa dari
Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua pelarut, karena khusus untuk pelarut air.
Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi penggaraman karena tidak semua garam bersifat netral,
tetapi ada juga yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa.
Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang
dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai perpindahan proton
Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak, melibatkan perpindahan
sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry. Perlu
diperhatikan disini bahwa H +dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion
Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA + H2O ⇄ H3O + + A -
asam
basa asam konjugasi basa konjugasi
Penyajian ini menampilkan hebatnya peranan molekul air yang polar dalam menarik proton
dari asam.
Perhatikanlah bahwa asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam
kehilangan satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari
dua zat yang berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan proton.
Namun demikian disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius, tetapi arti yang
Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam
Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor
proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi
sebuah H+ kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa konjugasi dari asam semula.
Begitu juga bila basa menerima H + maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.
Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H3O+) secara nyata.
Contoh:
HF + H2O ⇄ H3O+ + F–
Asam basa asam konjugasi basa konjugasi
Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai basa dan dapat sebagai asam.
Asam Basa
Basa Asam
Manfaat dari teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai berikut:
1) Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua pelarut yang mengandunh
2) Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa anion dan kation.
Contoh lain:
1) HAc(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + Ac-(aq) asam-1 basa-2 asam-2 basa-1 HAc dengan Ac -
merupakan pasangan asam-basa konyugasi. H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa
konyugasi.
2) H2O(l) + NH3(aq) NH4+(aq) + OH-(aq) asam-1 basa-2 asam-2 basa-1 H2O dengan OH-
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai
basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
3. G. N. Lewis
Selain dua teori mengenai asam basa seperti telah diterangkan diatas, masih ada teori yang
umum, yaitu teori asam basa yang diajukan oleh Gilbert Newton Lewis ( 1875-1946 ) pada
awal tahun 1920. Lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan
proton, sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa adalah donor
pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted merupakan asam Lewis dan begitu juga
Reaksi antara proton dengan molekul amoniak secara Bronsted dapat diganti dengan cara
Lewis. Untuk reaksi-reaksi lainpun dapat diganti dengan reaksi Lewis, misalnya reaksi antara
Ternyata teori Lewis dapat lebih luas meliput reaksi-reaksi yang tidak ternasuk asam basa
Asam ialah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah donor pasangan electron
Asam lewis
Asam Basa
3) Pipet tetes
6) Neraca analitik
9) Erlenmeyer berpipa
Bahan-bahan:
2) CH3COOH 0,05 M
4) Indikator Universal
5) ZnSO4 0,1 M
6) NH4OH 0.5 M
7) BaCl2 0.1 M
8) Ba(OH)2 0.2 M
9) K2CrO4 0,2 M
13) C12H22O11
14) CaCO3
Merah Ungu
-Dicampur
Hijau
Merah Ungu
-Dicampur
Biru
2.Reaksi Senyawa Kompleks
Endapan(+++) Endapan(+++)
Tabung reaksi I
- Ujung pipa dikenakan kertas lakmus merah dan lakmus biru yang sudah dibasahi air
0,2gram CaCO3
Gula
-Dimasukkan kedalam tabung reaksi 1cm dari dasar tabung
- (+)H2O
Setelah ditetesi +
80 tetes 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 : Zn(OH)2(S)
endapan (++)
NH4OH
(berlebihan)
NH4+ +
Zn(OH)32-
CaCO3 (aq) +
Butiran CaCO3
Dari hasilpercobaan ini
berwarna putih, HCl(aq)
CaCO3+HCl: terbentuk endapan BaCO3
larutan HCl CaCl2 (aq) +
jernih tak
jernih tak CO2 (g) + H2O(l)
berwarna
berwarna Larutan Ba(OH)2:
keruh dan sedikit CO2 (g) +
endapan (+)
Larutan Ba(OH)2(aq)
Ba(OH)2 jernih BaCO3 (s)
tak berwarna,
+ H2O (l)
H2O (l) +
CO2 (g)
H2CO3
4 Reaksi Larutan BaCl2: BaCl2+ K2CrO4: 𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞) Larutan BaCl2 yang di
. Pengga Keruh,terdapat tambahkan dengan larutan
jernih tak + 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4(𝑎𝑞)
bungan endapan (++),
K2CrO4 dan K2Cr2O7
berwarna berwarna kuning ⟶ 2𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) menghasilkan perubahan warna
+ 𝐵𝑎𝐶𝑟𝑂4(𝑠) larutan dan endapan. Hal tersebut
LarutanHCl BaCl2+K2Cr2O7: dikarenakan adanya reaksi
Orange,terdapat penggabungan.
:jernih tak
endapan (++) 𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞)
berwarna berwarna putih
+ 𝐾2 𝐶𝑟2 𝑂7(𝑎𝑞)
K2CrO4:kuning
⟶ 2𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞)
LarutanK2Cr2O7 BaCl2+ HCl+
:Kuning
K2CrO4: kuning, + 𝐵𝑎𝐶𝑟2 𝑂7(𝑠)
terdapat endapan
(+)
𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞) +
2𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) +
2𝐾2 𝐶𝑟𝑂4(𝑎𝑞) ⟶
4 𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) +
𝐵𝑎𝐶𝑟𝑂7(𝑠) +
H2O (l)
5 Reaksi Gula : butiran Gula mengkristal 𝐶12 H22 𝑂11(𝑠) Dari hasil percobaan gula
. Hidrasi berwarna putih (caramel) menggumpal berbentuk
+ 𝐻2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞)
caramel berwarna hitam, hal ini
(1cm dari dasar → karena reaksi hidrasi
tabung reaksi) 12 C (s) +
𝐻2 𝑆𝑂4 sebanyak 11 H2O (l)+
7tetes : coklat H2 SO4(aq)
kehitaman
Pada percobaan kedua menyiapkan dua tabung reaksi, tabung yang pertama diisi
1 ml 𝑍𝑛𝑆𝑂4 0,1 M kemudian ditambahkan 2 tetes 𝑁𝑎𝑂𝐻 0,5 M sehingga terjadi
perubahan yaitu warna menjadi putih keruh dan terdapat endapan(+++). Setelah itu
ditetesi hingga 80 tetes NaOH 0,5 M terjadi perubahan yaitu endapannya semakin
sedikit(+). Pada tabung kedua mengisi tabung dengan 1 ml 𝑍𝑛𝑆𝑂4 0,1 M kemudian
ditambahkan 2 tetes 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 0,5 M sehingga terjadi perubahan warna menjadi putih
keruh dan terdapat endapan(+++). Setelah itu ditetesi hingga 80 tetes NH4OH 0,5 M
terjadi perubahan yaitu jumlah endapan masih banyak(++).Keduanya sesuai dengan
persamaan:
Pada percobaan keempat menyiapkan tiga tabung reaksi, pada masing-masing tabung
reaksi dimasukkan 1 ml 𝐵𝑎𝐶𝑙2 0,1 M. Pada tabung pertama ditambah dengan 1 ml 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 0,1
M, pada tabung kedua ditambahkan 1 ml 𝐾2 𝐶𝑟2 𝑂7 0,1 M, pada tabung yang ketiga ditambahkan
1 ml HCl 0,5 dan 1 ml 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 0,1 M. Setelah itu membandingkan hasil dari perubahan yang
terjadi pada masing-masing tabung. Tabung pertama menjadi keruh dan terdapat endapan (++)
berwarna kuning , pada tabung kedua menjadi berwarna orange, dan terdapat endapan (++)
berwarna, pada tabung ketiga menjadi kuning dan terdapat endapan (+). Sesuai dengan persamaan
:
X. Pembahasan
Pada percobaan pertama kami menyiapkan 4 tabung reaksi, tabung pertama diisi
dengan 1 ml 𝐻𝐶𝑙 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator universal sehingga berubah warna
menjadi merah, pada tabung kedua kami isi dengan 1 ml 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 0,05 M yang diberi
1 tetes indikator universal, sehingga berubah warna menjadi merah. Hal ini dikarenakan
𝐻𝐶𝑙 dan 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 sama-sama bersifat asam, sehingga ketika ditetesi dengan indikator
universal, larutan yang mula-mula tak berwarna berubah warna menjadi merah, hanya
saja 𝐻𝐶𝑙 memiliki warna yang lebih gelap dari 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 karena 𝐻𝐶𝑙 merupakan asam
yang lebih kuat jika dibandingkan dengan 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻. Pada tabung ketiga dan keempat
diisi dengan 1 ml 𝑁𝑎𝑂𝐻 0,05 M, kemudian pada masing-masing tabung diberi 1 tetes
indikator universal, sehingga larutan yang mula-mula tak berwarna berubah warna
menjadi ungu, ini dikarenakan 𝑁𝑎𝑂𝐻 bersifat basa, sehingga ketika ditetesi dengan
indikator universal berubah warna jadi ungu. Selanjutnya tabung pertama dicampur
dengan tabung ketiga menghasilkan larutan berwarna hijau. Dalam reaksi ini, warna
larutan yang dihasilkan adalah hijau, karena reaksi ini merupakan reaksi netralisasi
dimana ketika asam kuat (𝐻𝐶𝑙) dan basa kuat (𝑁𝑎𝑂𝐻) direaksikan menghasilkan garam
netral, sesuai dengan persamaan :
Tabung kedua yang berisi 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 direaksikan dengan tabung keempat yang
berisi 𝑁𝑎𝑂𝐻 sehingga menghasilkan warna biru, sesuai dengan persamaan:
Pada percobaan kedua kami menyiapkan dua tabung reaksi, tabung yang
pertama diisi 1 ml 𝑍𝑛𝑆𝑂4 0,1 M kemudian kami menambahkan 2 tetes 𝑁𝑎𝑂𝐻 0,5 M
sehingga terjadi perubahan yaitu warna menjadi keruh dan terdapat endapan (+++).
Setelah itu ditetesi hingga 80 tetes NaOH 0,5 M terjadi perubahan yaitu larutan keruh
berwarna putih dan endapan (+). Pada tabung kedua kami mengisi tabung dengan 1 ml
𝑍𝑛𝑆𝑂4 0,1 M kemudian kami menambahkan 2 tetes 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 0,5 M sehingga terjadi
perubahn warna menjadi keruh dan terdapat endapan (+++). Setelah itu ditetesi hingga
80 tetes NH4OH 0,5 M terjadi perubahan yaitu larutan keruh dan endapan. Sesuai
dengan persamaan:
Pada percobaan keempat kami menyiapkan tiga tabung reaksi, pada masing-
masing tabung reaksi dimasukkan 1 ml 𝐵𝑎𝐶𝑙2 0,1 M. Pada tabung pertama ditambah
dengan 1 ml 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 0,1 M, pada tabung kedua ditambahkan 1 ml 𝐾2 𝐶𝑟2 𝑂7 0,1 M, pada
tabung yang ketiga ditambahkan 1 ml HCl 0,5 dan 1 ml 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 0,1 M. Setelah itu kami
membandingkan hasil dari perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung. Tabung
pertama menjadi berwarna keruh ,terdapat endapan (++) berwarna kuning , pada tabung
kedua menjadi berwarna orange, dan terdapat endapan (++) berwarna putih, pada tabung
ketiga menjadi berwarna kuning dan terdapat endapan (+). Dalam percobaan ini HCL
berfungsi sebagai katalis dan mengurangi endapan yang dihasilkan. Sesuai dengan
persamaan :
Dari percobaan yang telah dilakukan, perubahan yang terjadi pada suatu reaksi
endapan, , timbulnya gas dan adanya senyawa kompleks.. Dapat disimpulkan bahwa
Soal :
Jawaban :
Percobaan pertama :
Percobaan Kedua :
ZnSO4(aq) + 2NaOH(aq) Zn(OH)2(s) + Na2SO4(s) (lalu ditambahkan
80 tetes NaOH)
Zn(OH)2(s) + 2NaOH(aq) 2Na+ + Zn(OH)42-
ZnSO4(aq) + NH4OH(aq) Zn(OH)2(s) + (NH4)2SO4 (s) (lalu
ditambahkan 80 tetes NH4OH)
Zn(OH)2(aq) + NH4OH(aq) NH4+ + Zn(OH)32-
Percobaan ketiga :
Percobaan keempat :
Percobaan kelima :
𝐶12 H22 𝑂11(𝑠) + 𝐻2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) → 12 C (s) + 11 H2O (l)+ H2 SO4(aq)
Brady, James E. 1998. Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi Kelimi Jilid 1. Jakarta:
Binarupa Aksara
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : konsep – konsep inti. Jakarta : Erlangga
Pudjaatmaka. A. Hadyana. Dr dan Setiono. L. Ir. 1994. Vogel Kimia Analisis Kuantitatif
Tim Kimia Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Kimia Umum. Surabaya : Unipress
Lampiran
Perhitungan
- HCl H+ +Cl-
pOH=-log(OH-)=-log(5x10-2)=2-log5
pH=14-(2-log5)=12+log5=12+0,69=12,69
-CH3COOH CH3COO - + H+
pH=-log[H+]=-log(3x10-3,5)=3,5-log3=3,5-0,47=3,03
m: 0,05mmol 0,05mmol
s: - - - 0,05mmol
s: - - 0,05mmol
[OH-]=√𝑘𝑤/𝑘𝑎 × 𝑀 = √10−14 /1,8 × 10−5×
pOH=-log(OH-)=-log(0,37 x 10-5)=5-log0,37
pH=14-(5-log0,37)=9+log 0,37=9+(-0,43)=8,5