Anda di halaman 1dari 31

I.

Judul Percobaan : Reaksi-Reaksi Kimia

II. Hari/Tanggal Percobaan : Jum’at/ 06 Desember 2013; 10.30 WIB

III. Selesai Percobaan : Jum’at/ 06 Desember 2013; 12.50 WIB

IV. Tujuan Percobaan :Mengamati perubahan yang terjadi pada suatu reaksi

V. Tinjauan Pustaka

Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan (air). Perubahan yang terjadi adalah

bukti terjadinya reaksi kimia. Dalam ilmu kimia, reaksi merupakan salah satu cara untuk

mengetahui sifat-sifat kimia dari suatu atau berbagai zat. Perubahan dalam reaksi kimia dapat

berupa perubahan warna, timbulnya panas, timbulnya gas, terjadinya endapan dan sebagainya.

Reaksi kimia secara umum dibagi 2, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi redoks. Pada reaksi

redoks terjadi perubahan biloks (bilangan oksidasi), sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada

perubahan biloks. Keduanya ini terdapat ke dalam 4 tipe reaksi, yaitu :

1. Reaksi Sintetis

Reaksi dimana dua atau lebih zat tunggal dalam suatu reaksi kimia (kombinasi,

komposisi).,

2. Reaksi Dekomposisi

Reaksi yang menghasilkan dua atau lebih zat yang terbentuk dari suatu zat tunggal.

3. Reaksi Penggantian Tunggal

Reaksi dimana suatru unsur menggantikan unsure lainnya.

4. Reaksi Penggantian Ganda

Reaksi dimana ion-ion positif dari dua senyawa saling dipertukarkan.

Cara teringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis suatu

persamaan kimia berimbang yang merupakan pernyataan kualitatif maupun kuantitatif


mengenai pereaksi yang terlibat. Tiap zat diwakili oleh rumus molekulnya. Menyatakan

banyaknya atom-atom dari tiap macam dalam suatu satuan zat itu. Jumlah minimal yang

mungkin dalam perbandingan yang benar atom-atom dari tiap macamnya. Tiga kelas umum

reaksi yang dijumpai dengan melaus dalam kimia ialah reaksi kombinasi langsung, reaksi

penukargantian sederhana dan reaksi penukargantian rangkap.

Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu persamaan kimia

berimbang memberikan dasar stoikiometri. Perhitungan stoikiomentri mengharuskan

penggunaan bobot atom unsur dan bobot molekul senyawa. Banyaknya suatu hasil reaksi

tertentu yang menurut perhitungan akan diperoleh dalam suatu reaksi kimia rendemen teoritis

untuk suatu reaksi kimia. Penting untuk mengetahui mana yang merupakan pereaksi pembatas

yakni pereaksi yang secara teoritis dapat bereaksi sampai habis, sedangkan pereaksi-pereaksi

lain berlebih.

Jika terjadi reaksi kimia, dapat diamati tiga macam perubahan :

a. Perubahan Sifat

b. Perubahan Susunan

c. Perubahan Energi

Semua perubahan kimia tentu induk pada hukum pelestarian hukum energi dan hukum

pelestarian energi massa. Susunan senyawa kimia tertentu oleh hukum susunan pasti dan

hukum perbandingan berada.

Azas fundamental yang mendasari semua perubahan kimia merupakan daerah kimia teoritis,

korelasi antara konsep unsur dan senyawa dengan keempat hukum tersebut diatas diperoleh

dalam Teori Asam Dalton, teori modern pertama mengenai atom dan molekul sebagai partikel

fundamental dari zat-zat yang tumbuh dari teori ini antara lain adalah skala, bobot atom relatif

unsur-unsur dilarutkan menurut bertambahnya bobot atom, munculnya unsur-unsur secara


teratur dengan sifat-sifat tertentu mendorong meddeleu menyusun tabel berkala dari unsur-

unsur dan meramalkan adanya beberapa unsur yang belum diketahui. Bayaknya dan dari situ

proporsi relatif sebagai atom dalam satuan terkecil senyawa diberikan oleh rumus senyawa,

dalam mana digunakan lambang unsur kimia itu.

Teori Asam-Basa

1. ARRHENIUS

Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H +disebut asam dan basa

adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - .

HCl H + + Cl -

NaOH Na + + OH -

Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami hambatan berat karena

profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun 1880, diajukan pada 1883,

meskipun diluluskan teorinya tidak benar. Setelah mendapat bantuan dari Van’ Hoff dan

Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan karangannya mengenai asam basa. Akhirnya dunia

mengakui teori Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu pengetahuan.

Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebut merupakan

model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya hantar listrik molar.

Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam

yang terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah

merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam lenyataan

pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan berlaku

secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius sebagai berikut:

NH 4 OH NH 4 + + OH -
Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang mengandung H + dan

basa adalah spesi yang mengandung OH -, dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh

terhadap sifat asam dan basa.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa:

Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+ . Basa ialah senyawa

yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH - .

Contoh:

1) HCl(aq) H + (aq) + Cl - (aq)

2) NaOH(aq) Na + (aq) + OH - (aq)

2. BRONSTED-LOWRY

Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.Teori asam basa dari

Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua pelarut, karena khusus untuk pelarut air.

Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi penggaraman karena tidak semua garam bersifat netral,

tetapi ada juga yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa.

Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang

dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai perpindahan proton

dari asam ke basa.

HCl + H2O H3O + + Cl -

Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak, melibatkan perpindahan

proton dari HCl ke NH 3 .

HCl + NH3 ⇄ NH4 + + Cl -

Ionisasi asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.

HOAc + H2O ⇄ H3O + + OAc -


Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry juga mengajukan hal yang

sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry. Perlu

diperhatikan disini bahwa H +dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion

poliatomik H3 O + disebut ion Hidronium.

Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:

HA + H2O ⇄ H3O + + A -
asam
basa asam konjugasi basa konjugasi

Penyajian ini menampilkan hebatnya peranan molekul air yang polar dalam menarik proton

dari asam.

Perhatikanlah bahwa asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam

kehilangan satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari

dua zat yang berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan proton.

Namun demikian disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius, tetapi arti yang

sebenarnya harus kita fahami.

Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam

mengandung ion H + dan tidak semua basa mengandung ion OH - .

Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor

proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi

sebuah H+ kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa konjugasi dari asam semula.

Begitu juga bila basa menerima H + maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.

Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H3O+) secara nyata.

Contoh:

HF + H2O ⇄ H3O+ + F–
Asam basa asam konjugasi basa konjugasi

HF merupakan pasangan dari F - dan H 2 O merupakan pasangan dari H3O + .

Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai basa dan dapat sebagai asam.

HCl + H2O H3O+ + Cl-

Asam Basa

NH3 + H2O ⇄ NH4+ + OH -

Basa Asam

Manfaat dari teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai berikut:

1) Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua pelarut yang mengandunh

atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.

2) Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa anion dan kation.

Contoh lain:

1) HAc(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + Ac-(aq) asam-1 basa-2 asam-2 basa-1 HAc dengan Ac -

merupakan pasangan asam-basa konyugasi. H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa

konyugasi.

2) H2O(l) + NH3(aq) NH4+(aq) + OH-(aq) asam-1 basa-2 asam-2 basa-1 H2O dengan OH-

merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai

basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).

Penulisan Asam Basa Bronsted Lowry

3. G. N. Lewis
Selain dua teori mengenai asam basa seperti telah diterangkan diatas, masih ada teori yang

umum, yaitu teori asam basa yang diajukan oleh Gilbert Newton Lewis ( 1875-1946 ) pada

awal tahun 1920. Lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan

proton, sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa adalah donor

pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted merupakan asam Lewis dan begitu juga

basanya. Perhatikan reaksi berikut:

Reaksi antara proton dengan molekul amoniak secara Bronsted dapat diganti dengan cara

Lewis. Untuk reaksi-reaksi lainpun dapat diganti dengan reaksi Lewis, misalnya reaksi antara

proton dan ion Hidroksida:

Ternyata teori Lewis dapat lebih luas meliput reaksi-reaksi yang tidak ternasuk asam basa

Bronsted-Lowry, termasuk kimia Organik misalnya:

CH3+ + C6H6 ⇄ C6H6 + CH3+

Asam ialah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah donor pasangan electron

Asam lewis

Asam Basa

VI.Alat dan Bahan


 Alat-alat:
1) Tabung reaksi

2) Rak tabung reaksi

3) Pipet tetes

4) Selang tabung reaksi

6) Neraca analitik

7) Gelas kimia 100 mL


8) Gelas ukur

9) Erlenmeyer berpipa

 Bahan-bahan:

1) HCl 0.05 M/0,5 M

2) CH3COOH 0,05 M

3) NaOH 0,05 M/0,5 M

4) Indikator Universal

5) ZnSO4 0,1 M

6) NH4OH 0.5 M

7) BaCl2 0.1 M

8) Ba(OH)2 0.2 M

9) K2CrO4 0,2 M

10) K2Cr2O7 0.1 M

11) (NH4)2SO4 0,5 M

12) H2SO4 pekat

13) C12H22O11

14) CaCO3

15) Lakmus merah

16) Lakmus biru


VII.Cara Kerja :

1.Reaksi Asam Basa

Tabung reaksi I Tabung reaksi III

1ml HCl 0,05M 1ml NaOH 0,05M

-Ditambahkan 1tetes indicator universal -Ditambahkan 1tetes


indicator universal

Merah Ungu

-Dicampur
Hijau

Tabung reaksi II Tabung reaksi IV

1ml CH3COOH 0,05M 1ml NaOH 0,05M

-Ditambahkan 1tetes indicator universal -Ditambahkan 1tetes


indicator universal

Merah Ungu

-Dicampur
Biru
2.Reaksi Senyawa Kompleks

Tabung reaksi I Tabung reaksi II

1ml ZnSO4 0,1M 1ml ZnSO4 0,1M

-Ditambahkan 2tetes NaOH 0,5M -Ditambahkan 2tetes NH4O 0,5M

Endapan(+++) Endapan(+++)

-Diteteskan terus NaOH 0,5M sampai -Diteteskanterus NH4OH 0,5M


sampai

Terjadi perubahanwarna max 80 tetes Terjadi perubahan warna max 80


tetes
Endapan(+) Endapan(++)

3. Reaksi Pembentukan Gas

Tabung reaksi I

3ml (NH4)SO4 0,5M


-Dimasukkan kedalam Erlenmeyer pipa samping

- Ditambahkan 2ml NaOH 0,5M

- Ditutup dengan pipa mengalir

- Ujung pipa dikenakan kertas lakmus merah dan lakmus biru yang sudah dibasahi air

Warna lakmus menjadi


biru
Tabung reaksi II

0,2gram CaCO3

-Dimasukkan kedalam Erlenmeyer pipa samping

- Ditambahkan 3ml HCl 0,5M

- Ditutup dengan pipa mengalir

- Ujung pipa dimasukkan kedalam tabung yang diisi 5ml Ba(OH)2


Endapan (+)

4.Reaksi Pembentukan Endapan

Tabung reaksi I Tabung reaksi II Tabung reaksi III

1ml BaCl2 0,1M 1ml BaCl2 0,1M 1ml BaCl2 0,1M


+ + +
1ml K2CrO4 0,1M 1ml K2Cr2O7 0,1M 1ml HCl 0,5M

1ml K2CrO4 0,1M

Keruh,terdapat endapan (++) Orange,terdapat endapan Kuning,terdapat endapan


berwarnakuning (++) berwarna putih (+)
5. Reaksi Hidrasi

Gula
-Dimasukkan kedalam tabung reaksi 1cm dari dasar tabung

- (+)H2O

-Diaduk sampai rata

-Ditetesi 25tetes H2SO4 pekat

-Diaduk dan didiamkan beberapa menit


Gula mengkristal
(caramel)

VIII. Hasil Pengamatan


N Percob Hasil Pengamatan
Dugaan/Reaksi Kesimpulan
o aan Sebelum Sesudah
1 Reaksi  LarutanHCl :  LarutanHCl + 𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) Larutan HCl bersifat asam
. Asam-
jernih tak 1 tetes + 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) kuat dengan pH = 1,3
Basa
berwarna indikator ⟶ 𝑁𝑎𝐶𝑙(𝑎𝑞)
 LarutanNaO universal : Larutan NaOH bersifat basa
+ 𝐻2 𝑂(𝑙)
H : jernih tak merah kuat dengan pH = 12,69
berwarna  Larutan
Larutan HCL + NaOH bersifat
 Larutan CH3COOH +
1 tetes
netral dengan pH = 7,
CH3COOH :
jernih tak indikator dikarenakan reaksi antara basa

berwarna universal : kuat dengan asam kuat


 Indikator merah merupakan reaksi penetralan
universal :  LarutanNaOH dalam asam basa(garam
merah + 1 tetes netral).
indikator
universal :
ungu
Larutan CH3COOH bersifat
 Tabung I + III
asam lemah dengan pH =
: hijau
 Tabung II + 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻(𝑎𝑞) 3,03
IV : biru + 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞)
→ 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝑁𝑎(𝑎𝑞)Larutan NaOH bersifat basa
+ 𝐻2 𝑂(𝑙) kuat dengan pH =12,69

Larutan CH3COOH +NaOH


bersifat basa kuat dengan pH
= 8,5 dikarenakan reaksi
antara asam lemah dengan
basa kuat akan menghasilkan
garam basa.

2 Reaksi  𝑍𝑛𝑆𝑂4 :  𝑍𝑛𝑆𝑂4 + 2 Kedua larutan ZnSO4 yang


. Pembe 𝑍𝑛𝑆𝑂4(𝑎𝑞) +
larutan jernih tetes NaOH telah di tetesi dengan 80 tetes
ntukan 2𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) ⟶
tak berwarna : putih keruh , NaOHdan NH4OH terbentuk
Ion  NaOH: Terdapat 𝑍𝑛(𝑂𝐻)2(𝑠) +
ion kompleks
Kompl larutanjerniht endapan Na2SO4(aq)
𝑍𝑛(𝑂𝐻)2(𝑠) , Zn(OH)42-
eks ak berwarna berwarna
,Zn(OH)32-. Oleh karena itu
 𝑁𝐻4 𝑂𝐻: (+++)
𝑍𝑛(𝑂𝐻)2(𝑠) + reaksi ini disebut sebagai
larutan jernih  Setelah
2NaOH reaksi pembentukan ion
tak berwarna ditetesi 80
tetes NaOH : (berlebihan)
kompleks.
endapan(+) 2Na+ +
 𝑍𝑛𝑆𝑂4 + 2 Zn(OH)42-
tetes
𝑁𝐻4 𝑂𝐻:
ZnSO4(S)
terdapat
+ 2NH4 OH(aq)
endapan
⟶ Zn(OH)2(s)
berwarna putih
keruh (+++) + (NH4 )2 SO4(aq)

Setelah ditetesi +
80 tetes 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 : Zn(OH)2(S)
endapan (++)
NH4OH
(berlebihan)

NH4+ +
Zn(OH)32-

3 Reaksi (NH4)2SO4 : (NH4)2SO4+ (𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) Terbentuk ion OH-dari


. Pembe larutan jernih, NaOH :larutan senyawa 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 yang
ntukan + 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞)
tak berwarna jernih tak menyebabkan perubahan
Gas
⟶ 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) warna pada kertas lakmus
berwarna
+ 𝑁𝐻 merah yang menjadi biru.
Lakmus merah Kertas lakmus 3(𝑔)

:merah merah:biru. + 𝐻2 𝑂(𝑙)


Lakmusbiru :
Lakmus biru : biru
biru NH3(g) + 𝐻2 𝑂(𝑙)
⟶ 𝑁𝐻4 𝑂𝐻
NaOH: larutan
jernih, tak
berwarna

CaCO3 (aq) +
Butiran CaCO3
Dari hasilpercobaan ini
berwarna putih, HCl(aq)
CaCO3+HCl: terbentuk endapan BaCO3
larutan HCl CaCl2 (aq) +
jernih tak
jernih tak CO2 (g) + H2O(l)
berwarna
berwarna Larutan Ba(OH)2:
keruh dan sedikit CO2 (g) +
endapan (+)
Larutan Ba(OH)2(aq)
Ba(OH)2 jernih BaCO3 (s)
tak berwarna,
+ H2O (l)

H2O (l) +
CO2 (g)
H2CO3
4 Reaksi Larutan BaCl2: BaCl2+ K2CrO4: 𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞) Larutan BaCl2 yang di
. Pengga Keruh,terdapat tambahkan dengan larutan
jernih tak + 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4(𝑎𝑞)
bungan endapan (++),
K2CrO4 dan K2Cr2O7
berwarna berwarna kuning ⟶ 2𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) menghasilkan perubahan warna
+ 𝐵𝑎𝐶𝑟𝑂4(𝑠) larutan dan endapan. Hal tersebut
LarutanHCl BaCl2+K2Cr2O7: dikarenakan adanya reaksi
Orange,terdapat penggabungan.
:jernih tak
endapan (++) 𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞)
berwarna berwarna putih
+ 𝐾2 𝐶𝑟2 𝑂7(𝑎𝑞)
K2CrO4:kuning
⟶ 2𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞)
LarutanK2Cr2O7 BaCl2+ HCl+
:Kuning
K2CrO4: kuning, + 𝐵𝑎𝐶𝑟2 𝑂7(𝑠)
terdapat endapan
(+)
𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞) +
2𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) +
2𝐾2 𝐶𝑟𝑂4(𝑎𝑞) ⟶
4 𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) +
𝐵𝑎𝐶𝑟𝑂7(𝑠) +
H2O (l)

5 Reaksi Gula : butiran Gula mengkristal 𝐶12 H22 𝑂11(𝑠) Dari hasil percobaan gula
. Hidrasi berwarna putih (caramel) menggumpal berbentuk
+ 𝐻2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞)
caramel berwarna hitam, hal ini
(1cm dari dasar → karena reaksi hidrasi
tabung reaksi) 12 C (s) +
𝐻2 𝑆𝑂4 sebanyak 11 H2O (l)+
7tetes : coklat H2 SO4(aq)
kehitaman

IX. Analisis Data/ Perhitungan/ Persamaan Reaksi yang Terlibat

Pada percobaan pertama menyiapkan 4 tabung reaksi, tabung pertama diisi


dengan 1 ml 𝐻𝐶𝑙 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator universal, 𝐻𝐶𝑙 yang telah diberi
indikator tersebut berubah warna menjadi merah, pada tabung kedua diisi dengan 1 ml
𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator universal, 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 yang telah diberi
indikator tersebut berubah warna menjadi merah, pada tabung ketiga dan keempat diisi
dengan 1 ml 𝑁𝑎𝑂𝐻 0,05 M yang masing-masing tabung diberi 1 tetes indikator, setelah
𝑁𝑎𝑂𝐻 dicampur dengan indikator larutan berubah warna menjadi ungu. Selanjutnya
tabung pertama dan ketiga dicampurkan sehingga menghasilkan warna hijau, dan
tabung kedua dengan tabung keempat menghasilkan warna biru, sesuai dengan
persamaan:

𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) ⟶ 𝑁𝑎𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑙)

𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻(𝑎𝑞) + 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞)  𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝑁𝑎(𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑙)

Pada percobaan kedua menyiapkan dua tabung reaksi, tabung yang pertama diisi
1 ml 𝑍𝑛𝑆𝑂4 0,1 M kemudian ditambahkan 2 tetes 𝑁𝑎𝑂𝐻 0,5 M sehingga terjadi
perubahan yaitu warna menjadi putih keruh dan terdapat endapan(+++). Setelah itu
ditetesi hingga 80 tetes NaOH 0,5 M terjadi perubahan yaitu endapannya semakin
sedikit(+). Pada tabung kedua mengisi tabung dengan 1 ml 𝑍𝑛𝑆𝑂4 0,1 M kemudian
ditambahkan 2 tetes 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 0,5 M sehingga terjadi perubahan warna menjadi putih
keruh dan terdapat endapan(+++). Setelah itu ditetesi hingga 80 tetes NH4OH 0,5 M
terjadi perubahan yaitu jumlah endapan masih banyak(++).Keduanya sesuai dengan
persamaan:

 ZnSO4(aq) + 2NaOH(aq) Zn(OH)2(s) + Na2SO4(s) (lalu ditambahkan


80 tetes NaOH)
Zn(OH)2(s) + 2NaOH(aq) 2Na+ + Zn(OH)42-
 ZnSO4(aq) + NH4OH(aq) Zn(OH)2(s) + (NH4)2SO4 (s) (lalu
ditambahkan 80 tetes NH4OH)
Zn(OH)2(aq) + NH4OH(aq) NH4+ + Zn(OH)32-

Pada percobaan ketiga yaitu menyiapkan erlenmeyer berpipa samping, yang


pertama di isi dengan 3 ml (𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4 0,5 M kemudian menambahkan 2 ml 𝑁𝑎𝑂𝐻 0,5
M. Setelah larutan dicampur, segera menutup Erlenmeyer tersebut, ujung pipa
dikenakan dengan kertas lakmus merah dan biru yang telah dibasahi air, pada percobaan
ini kertas lakmus merah yang ditaruh di ujung pipa berubah warna menjadi biru. Untuk
yang kedua, yaitu memasukkan 0,2 gram serbuk 𝐶𝑎𝐶𝑂3 kedalam Erlenmeyer berpipa
samping kemudian menambahkan 3 ml 𝐻𝐶𝑙 0,5 M dan ditutup rapat. Menyiapkan juga
tabung yang berisi larutan 𝐵𝑎(𝑂𝐻)2 0,2 M. Setelah itu ujung pipa Erlenmeyer
dimasukkan kedalam tabung reaksi tersebut. Pada percobaan ini terdapat sedikit
𝑠𝑒𝑑𝑖𝑘𝑖𝑡 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝐵𝑎𝐶𝑂3, ini sesuai dengan persamaan :

(𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 2𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) ⟶ 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 2 NH3 (g) + 2 H2O(l)

NH3(g) + 𝐻2 𝑂(𝑙) ⟶ 𝑁𝐻4 𝑂𝐻

𝐶𝑎𝐶𝑂3(𝑠) + 2𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) ⟶ CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

CO2 (g) + 𝐵𝑎(𝑂𝐻)2 ⟶ 𝐵𝑎𝐶𝑂3(𝑠) + 𝐻2 𝑂(𝑙)

H2O (l) + CO2 (g) H2CO3

Pada percobaan keempat menyiapkan tiga tabung reaksi, pada masing-masing tabung
reaksi dimasukkan 1 ml 𝐵𝑎𝐶𝑙2 0,1 M. Pada tabung pertama ditambah dengan 1 ml 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 0,1
M, pada tabung kedua ditambahkan 1 ml 𝐾2 𝐶𝑟2 𝑂7 0,1 M, pada tabung yang ketiga ditambahkan
1 ml HCl 0,5 dan 1 ml 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 0,1 M. Setelah itu membandingkan hasil dari perubahan yang
terjadi pada masing-masing tabung. Tabung pertama menjadi keruh dan terdapat endapan (++)
berwarna kuning , pada tabung kedua menjadi berwarna orange, dan terdapat endapan (++)
berwarna, pada tabung ketiga menjadi kuning dan terdapat endapan (+). Sesuai dengan persamaan
:

𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞) + 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4(𝑎𝑞) ⟶ 2𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝐵𝑎𝐶𝑟𝑂4(𝑠)

𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞) + 𝐾2 𝐶𝑟2 𝑂7(𝑎𝑞) ⟶ 2𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝐵𝑎𝐶𝑟2 𝑂7(𝑠)

𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞) + 2𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 2𝐾2 𝐶𝑟𝑂4(𝑎𝑞) ⟶ 4 𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝐵𝑎𝐶𝑟𝑂7(𝑠) + H2O (l)


Pada percobaan kelima, menyiapkan tabung reaksi. Tabung reaksi diisi dengan
gula 1 cm dari dasar tabung kemudian ditetesi dengan air 0,5 cm dari atas gula. Setelah
itu ditambahkan 7 tetes 𝐻2 𝑆𝑂4 pekat. Pada percobaan ini larutan berubah warna menjadi
hitam, gula menggumpal(caramel), Sesuai dengan persamaan :

𝐶12 H22 𝑂11(𝑠) + 𝐻2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) → 12 C (s) + 11 H2O (l)+ H2 SO4(aq)

X. Pembahasan

Pada percobaan pertama kami menyiapkan 4 tabung reaksi, tabung pertama diisi
dengan 1 ml 𝐻𝐶𝑙 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator universal sehingga berubah warna
menjadi merah, pada tabung kedua kami isi dengan 1 ml 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 0,05 M yang diberi
1 tetes indikator universal, sehingga berubah warna menjadi merah. Hal ini dikarenakan
𝐻𝐶𝑙 dan 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 sama-sama bersifat asam, sehingga ketika ditetesi dengan indikator
universal, larutan yang mula-mula tak berwarna berubah warna menjadi merah, hanya
saja 𝐻𝐶𝑙 memiliki warna yang lebih gelap dari 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 karena 𝐻𝐶𝑙 merupakan asam
yang lebih kuat jika dibandingkan dengan 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻. Pada tabung ketiga dan keempat
diisi dengan 1 ml 𝑁𝑎𝑂𝐻 0,05 M, kemudian pada masing-masing tabung diberi 1 tetes
indikator universal, sehingga larutan yang mula-mula tak berwarna berubah warna
menjadi ungu, ini dikarenakan 𝑁𝑎𝑂𝐻 bersifat basa, sehingga ketika ditetesi dengan
indikator universal berubah warna jadi ungu. Selanjutnya tabung pertama dicampur
dengan tabung ketiga menghasilkan larutan berwarna hijau. Dalam reaksi ini, warna
larutan yang dihasilkan adalah hijau, karena reaksi ini merupakan reaksi netralisasi
dimana ketika asam kuat (𝐻𝐶𝑙) dan basa kuat (𝑁𝑎𝑂𝐻) direaksikan menghasilkan garam
netral, sesuai dengan persamaan :

𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) ⟶ 𝑁𝑎𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑙)

Tabung kedua yang berisi 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 direaksikan dengan tabung keempat yang
berisi 𝑁𝑎𝑂𝐻 sehingga menghasilkan warna biru, sesuai dengan persamaan:

𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻(𝑎𝑞) + 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) ⟶ 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝑁𝑎(𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑙)


Warna biru terjadi karena ketika asam lemah (𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 ) direaksikan dengan
basa kuat (𝑁𝑎𝑂𝐻) maka reaksi yang terjadi disebut reaksi penyangga(hidrolisis).

Pada percobaan kedua kami menyiapkan dua tabung reaksi, tabung yang
pertama diisi 1 ml 𝑍𝑛𝑆𝑂4 0,1 M kemudian kami menambahkan 2 tetes 𝑁𝑎𝑂𝐻 0,5 M
sehingga terjadi perubahan yaitu warna menjadi keruh dan terdapat endapan (+++).
Setelah itu ditetesi hingga 80 tetes NaOH 0,5 M terjadi perubahan yaitu larutan keruh
berwarna putih dan endapan (+). Pada tabung kedua kami mengisi tabung dengan 1 ml
𝑍𝑛𝑆𝑂4 0,1 M kemudian kami menambahkan 2 tetes 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 0,5 M sehingga terjadi
perubahn warna menjadi keruh dan terdapat endapan (+++). Setelah itu ditetesi hingga
80 tetes NH4OH 0,5 M terjadi perubahan yaitu larutan keruh dan endapan. Sesuai
dengan persamaan:

 ZnSO4(aq) + 2NaOH(aq) Zn(OH)2(aq) + Na2SO4(s) (lalu ditambahkan


80 tetes NaOH)
Zn(OH)2(aq) + 2NaOH(aq) 2Na+ + Zn(OH)42-
 ZnSO4(aq) + NH4OH(aq) Zn(OH)2(aq) + (NH4)2SO4 (s) (lalu
ditambahkan 80 tetes NH4OH)
Zn(OH)2(aq) + 2 NH4OH(aq) 2NH4+ + Zn(OH)42-

Pada percobaan ketiga kami menyiapkan Erlenmeyer berpipa, yang pertama


kami mengisi dengan 3 ml (𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4 0,5 M kemudian kami menambahkan 2 ml
𝑁𝑎𝑂𝐻 0,5 M. Setelah larutan dicampur, kami segera menutup erlenmeyer, ujung
pipanya kami beri dengan kertas lakmus merah dan biru yang telah dibasahi air, pada
percobaan ini kertas lakmus merah yang ditaruh di ujung pipa berubah warna menjadi
biru. Hal ini dikarenakan ketika (𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4 direaksikan dengan 𝑁𝑎𝑂𝐻 menghasilkan
gas amonia (𝑁𝐻3 ), dan ketika gas 𝑁𝐻3 bertemu dengan lakmus merah yang telah
dibasahi dengan air, maka akan terbentuk 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 yang bersifat basa, sehingga lakmus
berubah warna menjadi biru.

(𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 2𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) ⟶ 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 2𝑁𝐻3(𝑎𝑞) + 2𝐻2 𝑂(𝑙)


Untuk yang kedua, kami memasukkan 0,2 gram serbuk 𝐶𝑎𝐶𝑂3 kedalam Erlenmeyer
berpipa kemudian kami menambahkan 3 ml 𝐻𝐶𝑙 0,5 M. Kami menyiapkan juga tabung
yang berisi larutan 𝐵𝑎(𝑂𝐻)2 0,2 M. Setelah itu ujung pipa dimasukkan ke dalam tabung
tersebut. Pada percobaan ini terdapat sedikit endapan 𝐵𝑎𝐶𝑂3, ini sesuai dengan
persamaan :

𝐶𝑎𝐶𝑂3(𝑠) + 2𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) ⟶ CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

CO2 (g) + 𝐵𝑎(𝑂𝐻)2(𝑎𝑞) ⟶ 𝐵𝑎𝐶𝑂3(𝑠) + 𝐻2 𝑂(𝑙)

Pada percobaan keempat kami menyiapkan tiga tabung reaksi, pada masing-
masing tabung reaksi dimasukkan 1 ml 𝐵𝑎𝐶𝑙2 0,1 M. Pada tabung pertama ditambah
dengan 1 ml 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 0,1 M, pada tabung kedua ditambahkan 1 ml 𝐾2 𝐶𝑟2 𝑂7 0,1 M, pada
tabung yang ketiga ditambahkan 1 ml HCl 0,5 dan 1 ml 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 0,1 M. Setelah itu kami
membandingkan hasil dari perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung. Tabung
pertama menjadi berwarna keruh ,terdapat endapan (++) berwarna kuning , pada tabung
kedua menjadi berwarna orange, dan terdapat endapan (++) berwarna putih, pada tabung
ketiga menjadi berwarna kuning dan terdapat endapan (+). Dalam percobaan ini HCL
berfungsi sebagai katalis dan mengurangi endapan yang dihasilkan. Sesuai dengan
persamaan :

𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞) + 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4(𝑎𝑞) ⟶ 2𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝐵𝑎𝐶𝑟𝑂4(𝑠)


𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞) + 𝐾2 𝐶𝑟2 𝑂7(𝑎𝑞) ⟶ 2𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝐵𝑎𝐶𝑟2 𝑂7(𝑠)
𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞) + 𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4(𝑎𝑞) ⟶ 2𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝐵𝑎𝐶𝑟𝑂4(𝑠) + HCl
Pada percobaan kelima, kami menyiapkan tabung reaksi. Tabung reaksi kami isi
dengan gula 1 cm dari dasar tabung, kemudian ditetesi dengan air. Setelah itu kami
menambahkan 7 tetes 𝐻2 𝑆𝑂4 pekat. Pada percobaan ini larutan berubah warna menjadi
hitam, gula menggumpal dan panas. Hal ini dikarenakan 𝐻2 𝑆𝑂4 bersifat panas,
sehingga ketika diteteskan pada gula, karbon dalam gula terlepas seperti halnya ketika
gula dipanaskan.Itu pulalah yang menyebabkan gula menjadi hitam setelah ditetesi
dengan 𝐻2 𝑆𝑂4.

𝐶6 𝐻12 𝑂22(𝑠) + 𝐻2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) ⟶ 12 C (graphitic foam) + 11 H2O steam + H2 SO4(aq)


XI. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, perubahan yang terjadi pada suatu reaksi

dapat ditandai dengan kejadian fisis diantaranya perubahan warna, pembentukan

endapan, , timbulnya gas dan adanya senyawa kompleks.. Dapat disimpulkan bahwa

Reaksi kimia dikatakan berlangsung apabila terjadi diantaranya:

 Reaksi tersebut menghasilkan gas.


 Reaksi tersebut menghasilkan perubahan warna
 Terbentuknya endapan
 Reaksi tersebut menghasilkan senyawa kompleks

XII. Jawaban Pertanyaan

Soal :

Tulislah semua persamaan reaksi pada percobaan diatas dengan benar !

Jawaban :

Percobaan pertama :

HCl(aq) + NaOH(aq) ⟶ NaCl(aq) + H2 O(l)

CH3 COOH(aq) + NaOH(aq)  CH3 COONa (aq) + H2 O(l)

Percobaan Kedua :
 ZnSO4(aq) + 2NaOH(aq) Zn(OH)2(s) + Na2SO4(s) (lalu ditambahkan
80 tetes NaOH)
Zn(OH)2(s) + 2NaOH(aq) 2Na+ + Zn(OH)42-
 ZnSO4(aq) + NH4OH(aq) Zn(OH)2(s) + (NH4)2SO4 (s) (lalu
ditambahkan 80 tetes NH4OH)
Zn(OH)2(aq) + NH4OH(aq) NH4+ + Zn(OH)32-

Percobaan ketiga :

(𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 2𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) ⟶ 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) + 2 NH3 (g) + 2 H2O(l)

NH3(g) + 𝐻2 𝑂(𝑙) ⟶ 𝑁𝐻4 𝑂𝐻

𝐶𝑎𝐶𝑂3(𝑠) + 2𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) ⟶ CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

CO2 (g) + 𝐵𝑎(𝑂𝐻)2 ⟶ 𝐵𝑎𝐶𝑂3(𝑠) + 𝐻2 𝑂(𝑙)

H2O (l) + CO2 (g) H2CO3

Percobaan keempat :

𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞) + 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4(𝑎𝑞) ⟶ 2𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝐵𝑎𝐶𝑟𝑂4(𝑠)

𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞) + 𝐾2 𝐶𝑟2 𝑂7(𝑎𝑞) ⟶ 2𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝐵𝑎𝐶𝑟2 𝑂7(𝑠)

𝐵𝑎𝐶𝑙2(𝑎𝑞) + 2𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 2𝐾2 𝐶𝑟𝑂4(𝑎𝑞) ⟶ 4 𝐾𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝐵𝑎𝐶𝑟𝑂7(𝑠) + H2O (l)

Percobaan kelima :
𝐶12 H22 𝑂11(𝑠) + 𝐻2 𝑆𝑂4(𝑎𝑞) → 12 C (s) + 11 H2O (l)+ H2 SO4(aq)

XIII Daftar Pustaka

Brady, James E. 1998. Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi Kelimi Jilid 1. Jakarta:

Binarupa Aksara
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : konsep – konsep inti. Jakarta : Erlangga

Keenan. W. Charles. 1986. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga

Petrucci, H. Ralph, Suminar,1989,Kimia Dasar,Edisi Ke-4 Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Pudjaatmaka. A. Hadyana. Dr dan Setiono. L. Ir. 1994. Vogel Kimia Analisis Kuantitatif

Anorganik (terjemahan). Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC

Tim Kimia Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Kimia Umum. Surabaya : Unipress
Lampiran
Perhitungan

- HCl H+ +Cl-

[H+]=Val asam x M = 1 x 0,05 M = 5 x 10-2

pH = -log [H+] = -log (5x10-2)=2-log 5=2-0,69=1,3

-NaOH Na+ + OH-

[OH-]=Val basa x M = 1x 0,05 M = 5x 10-2

pOH=-log(OH-)=-log(5x10-2)=2-log5

pH=14-(2-log5)=12+log5=12+0,69=12,69

-CH3COOH CH3COO - + H+

[H+]=√𝑘𝑎 × 𝑀 =√1,8 × 10-5× 5 × 10-2 =√9 × 10-7 = 3× 10-3,5

pH=-log[H+]=-log(3x10-3,5)=3,5-log3=3,5-0,47=3,03

1. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl (aq) + H2O(l)

m: 0,05mmol 0,05mmol

b: 0,05mmol 0,05mmol 0,05mmol 0,05mmol

s: - - - 0,05mmol

sisa garam netral (asam kuat+basa kuat)=pH netral atau 7

2. CH3COOH (aq) + NaOH(aq) CH3COONa (aq) + H2O(l)


m: 0,05mmol 0,05mmol

b: 0,05mmol 0,05mmol 0,05mmol 0,05mmol

s: - - 0,05mmol
[OH-]=√𝑘𝑤/𝑘𝑎 × 𝑀 = √10−14 /1,8 × 10−5×

sisa garam basa

pOH=-log(OH-)=-log(0,37 x 10-5)=5-log0,37

pH=14-(5-log0,37)=9+log 0,37=9+(-0,43)=8,5

Anda mungkin juga menyukai