Tanda ‘+’ dibaca ‘bereaksi dengan’ dan tanda panah berarti ‘menghasilkan’. Rumus
kimia disebelah kiri tanda panah menunjukkan zat-zat yang bereaksi, disebut reaktan.
Zat-zat hasil reaksi ditunjukkan disebelah kanan tanda panah , yang disebut produk.
Angka yang terletak didepan rumus kimia disebut dengan koefisien (angka 1 biasanya
tidak dituliskan).
2H2 + O2 → 2H2O
Seperti diketahui bahwa atom tidak diciptakan atau dihancurkan dalam reaksi,
persamaan kimia harus memiliki jumlah yang sama ato setiap unsur disetiap sisi panah
(dengan demikian persamaan dikatakan ‘seimbang’ ).
2H2 + O2 → 2H2O
Contoh Soal :
Besi direaksikan dengan oksigen menghasilkan karat besi. Berdasarkan reaksi berikut.
Fe + O2 → Fe2O3 (belum setara)
Setarakan reaksi diatas.
Penyelesaian:
Untuk persamaan reaksi diatas, langkah-langkah penyetaraannya adalah sebagai berikut.
Langkah 1 : menuliskan persamaan reaksinya.
Fe (s) + O2 (g) → fe2O3 (s)
Langkah 2 : menentukan koefisien Fe2O3 =1, sedangkan yang lain dengan huruf kecil.
aFe (s) +b O2 (g) → 1fe2O3 (s)
langkah 3 : penyetaraan
Setarakan atom Fe
Jumlah atom Fe diruas kiri =a, sedangkan diruas kanan =2.
Berarti a=2
Setarakan atom O
Jumlah atom O diruas kiri =2b, sedangkan diruas kanan =3.
Berarti 2b=3 atau b=3/2.
1. Reaksi Pembakaran
Reaksi di mana sebagian besar senyawa organik membakar dengan adanya
oksigen untuk menghasilkan sebagian besar karbon dioksida, air, dan produk lainnya,
juga merupakan jenis reaksi kombinasi. Kombinasi zat dengan hasil oksigen dalam
pembakaran, yang menyebabkan pembakaran senyawa untuk produk dasar tersebut.
Contoh :
C4H10 + O2 → CO2 + H2O
Butana, senyawa organik, terbakar dengan adanya oksigen untuk menghasilkan
karbon dioksida dan air.
Sekarang ada 4 hidrogen di sisi kanan, tapi hanya 2 di sisi kiri. Jadi tambahkan 2,
di depan H2, untuk membuatnya sama dengan 4, yaitu:
2H2 + O2 → 2H2O
3. Reaksi penguraian
Reaksi dekomposisi satu, di mana satu senyawa terurai atau istirahat menjadi dua
atau lebih produk yang berbeda.
Contoh :
Timbal nitrat → Timbal monoksida + Nitrogen dioksida + Oksigen
Pb (NO3)2 → PbO + NO2 + O2
Pada menyeimbangkan ini, kita akan mendapatkan,
2PB (NO3)2 → 2PbO + 4NO2 + O2
Di sini, timbal nitrat, semakin membusuk, atau rusak untuk membentuk oksida
timbal, nitrogen dioksida dan oksigen. Ini adalah contoh dari reaksi dekomposisi.
Contoh :
HBr + KOH → H2O + KBr
Asam Basa air garam
HBr, asam bereaksi dengan basa, kalium hidroksida, untuk membentuk air dan
garam, kalium bromida. Ini adalah jenis yang sangat penting dari reaksi, terjadi dalam
sistem biologis juga.
Contoh soal :
1. Berapa H2O dalam mol,yang merupakan hasil pembakaran H2 berlebih dalam 3,3 mol
O2?
Jawaban :
Pernyatan ‘H2 berlebih’ menyatakan bahwa terdapat jumlah H2 yang lebih banyak
daripada yang seharusnya dipakai pada reaksi sempurna dengan 3,3 mol O2 membentuk
H2O. factor konversi yang diperlukan berasal dari pernyataan 2 mol H2O o 1 mol O2.
Jumlah mol H2O = 3,3 O2 x 2 mol H2O =6,6 mol H2O
1 mol O2
Jika diuji, larutan elektrolit kuat memiliki nyala lampu terang dan muncul gelembung
gas yang banyak
Larutan elektorlit lemah ialah larutan yang terionisasi sebagian di dalam air. Sehingga
larutan jenis ini hanya menghasilkan sedikit ion di dalam air. Elektrolit lemah biasanya
berasal dari dua jenis larutan, yakni asam lemah dan basa lemah. Salah satu contoh dari
asam lemah yang juga merupakan elektrolit lemah ialah Asam Asetat (HC2H3O2). Asam
asetat memiliki karakter yang berbeda dari asam kuat, karena jika dilarutkan dalam air,
asam asetat tidak akan terionisasi sempurna, hanya sekitar 1% dari molekulnya yang akan
terdisosiasi menjadi ion dalam larutan air. Contoh larutan elektrolit lemah antara lain:
1. CH₃COOH = asam cuka
2. HCN = asam sianida
3. H₂S = hidrogen sulfide
Banyak juga zat-zat yang berbentuk molekul bila dilarutkan dalam air yang sama
sekali tak mempunyai kemampuan untuk terionisasi. Contohnya alkohol dan gula. Bila
senyawa-senyawa ini dilarutkan dalam air, molekul-molekulnya hanya bercampur dengan
molekul-molekul air membentuk larutan yang homogen, tetapi larutannya tak
mengandung ion-ion karena solutnya tak bereaksi dengan air. Karena solut ini tak
menghasilkan ion dalam larutan, larutannya tak menghantarkan listrik dan solut semacam
ini dinamakan non elektrolit.
Etanol (C2H5OH)
Urea (CO(NH2)2)
Glukosa (C6H12O6)
Amoniak (NH3)
Propanol (C3H7OH)
Butanol (C4H9OH)
Pentanol (C5H11OH)
Heptanol (C7H15OH)
Dekanol (C10H21OH)
Reaksi semacam ini, dimana terjadi pertukaran tempat dari anion dan kation
dinamakan metatesis atau perubahan rangkap, (Cl- menggantikan NO, - dan NO3 -
menggantikan CI-).
Persamaan di atas dinamakan persamaan molekuler, sebab semua pereaksi dan hasil
reaksi ditulis seolah-olah zat-zat tersebut berbentuk molekul. (Tentunya kamu telah
mengetahui bahwa zat-zat ionik dalam keadaan padat maupun larutan tak berbentuk
sebagai molekul. Dinamakan saja persamaan molekuler karena tak diperlihatkan adanya
ion-ion).
2.Reaksi asam-basa
Reaksi asam basa atau disebut pula dengan reaksi penetralan adalah reaksi antara asam
(zat yang melepaskan ion H+) dan basa (zat yang melepaskan ion OH–) membentuk air (H2O)
yang bersifat netral. Kata “asam” berasal dari bahasa Latin “acidus” yang berarti
masam. Asam adalah zat (senyawa) yang menyebabkan rasa masam pada berbagai
materi. Basa adalah zat(senyawa) yang dapat beraksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang
disebut garam. Sedangkan basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam
dan basa saling berlawanan. Sifat basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa pahit dan licin.
Reaksi metatesis adalah reaksi pertukaran ion dari dua buah elektrolit pembentuk garam,
terdapat tiga jenis reaksi penggaraman yang mungkin yaitu; garam LA dengan garam BX, garam
BX dengan asam HA dan garam LA dengan basa BOH.
Reaksi metatesis disebut juga reaksi perpindahan rangkap menyangkut suatu larutan dan
pertukaran dari kation dan anionnya. adapun pendukung dalam rekasi metatesis adalah berupa
terbentuknya endapan, gas dan eletrolit lemah. tak hanya endapan garam bila larutan-larutan
pereaksi dicampurkan tergantung dari konsentrasi ion yang membentuk garam tersebut. Reaksi
metatesis bercirikan adanya pertukaran dari bagian molekul diantara dua reaktan. Reaksi
metatesis dapat terjadi jika salah satu hasil reaksi berupa endapan atau gas, dengan kata lain
salah satu hasil reaksi memiliki kelarutan yang rendah didalam air.
Tentukan pH dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H+ sebesar 10− 4 M
dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!
Pembahasan
Menghitung pH larutan atau pOH larutan.
Diketahui data:
[H+] = 10−4, dengan rumus yang pertama untuk mencari pH
pH = - log [ H+]
Poh = - log[OH-]
Sehingga:
pH = - 1og [H+]
= - 1og [10-4]
= - (- 40) 1og 10
= 4(1)
=4
Ingat kembali rumus logaritma:
1og ab = b 1og a
1og 10 = 1
pH larutan adalah 4.