PERCOBAAN I
Disusun oleh:
Npm :100603171092
Shift/Kelompok :D/2
2017/1439 H
Percobaan I
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip jenis reaksi kimia
a. melakukan reaksi asam basa
b. melakukan reaksi redoks
c. melakukan reaksi pengendapan
d. melakukan reaksi pembentukan kompleks
e. melakukan reaski pembentukan gas
2. Penetapan kadar gravimetri
Indikator asam basa ialah cara untuk mengetahui apakah jenis suatu
larutan tersebut asam, basa atau netral menggunakan indikator alami
maupun buatan. Cara penentuan larutan dengan menggunakan kertas
lakmus, larutan indikator, dan indikator alami.
Kertas Lakmus
Indikator Larutan asam Larutan basa Larutan netral
Lakmus merah Merah Biru Merah
Lakmus biru Merah Biru Biru
Larutan Indikator
Larutan
Indikator Larutan asam Larutan basa
netral
Phenolphtalin Tidak Tidak
Merah muda
(pp) berwarna berwana
Metil merah
Merah Kuning Kuning
(mm)
Metil jingga
Merah Kuning Kuning
(mj)
Indikator Alami yang dapat digunakan sebagai indikator
contohnya: mahkota bunga (bunga sepatu, bougenvil, dan
mawar), kunyit, kubis ungu, dan kulit manggis.
Faktor-Faktor penyebabnya:
V. Prosedur
A. Reaksi-Reaksi Kimia
a. Ke dalam tiga tabung reaksi dimasukkan masing-masing 10 tetes larutan
tabung A HCl 0,1 M, tabung B CH3COOH 0,1 M, dan tabung C NaOH
0,1 M. Masing-masing ditambahkan indikator phenolpthalein 1 tetes.
Amati perubahan warna pada larutan-larutan tersebut! Ke dalam tabung A
dan C ditambahkan NaOH 0,1 M. Amati apa yang terjadi!
b. Ke dalam tabung reaksi masukkan 1 ml H2C2O4 + 2 tetes H2SO4 2 M.
Tambahkan KMnO4 0,05 M tetes demi tetes sambil dikocok dan amati!
Ke dalam tabung reaksi masukkan Fe2+. Membandingkan laju hilangnya
warna ungu diantara kedua prosedur ini.
Mereaksikan 1 ml NaOH 0,1 M dengan AgNO3 0,1 M sebanyak 5 tetes.
Amati yang terjadi!
Mereaksikan 1 ml BaCl2 dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M. Amati yang terjadi!
c. Ke dalam empat tabung reaksi A,B, C, D. Masukkan ke dalam tabung A
dan B 1 ml K2CrO4. Masukkan ke dalam tabung C dan D dengan K2Cr2O7
0,1 M. Tambahkan 10 tetes HCl 1 M ke dalam tabung A dan C lalu
kocok. Amati perubahan keduanya! Tambahkan 10 tetes NaOH 1 M ke
dalam tabung B dan D dikocok. Amati perubahannya!
d. Ke dalam dua tabung reaksi dimasukkan 1 ml Al2(SO4)3 0,1 M. Ke
dalam tabung A ditambahkan 5 tetes NaOH 1 ml kemudian tambahkan
tetes demi tetes. Amati perubahannya! Pada tabung B ditambahkan
NH4OH 1 M.
e. Ke dalam tabung reaksi, pipa penyalur gas, dan kertas lakmus.
Dimasukkan 5 ml larutan (NH4)2SO4 ke dalam tabung lalu ditambahkan 5
tetes NaOH 1 M segera dihubungkan tabung dengan pipa kaca yang
dibagian ujungnya terdapat kertas lakmus. Amati perubahan yang terjadi!
f. Disediakan tabung reaksi, pipa penyalur gas,dan gelas kimia 100 ml. Ke
dalam gelas diisi dengan 5 ml larutan Ba(OH)2. Ke dalam tabung
dimasukkan CaCO3 1 sendok, tambahkan dengan segera 5 tetes HCl 1 M
kemudian dihubungkan dengan segera dengan pipa kaca yang bagian
ujungnya terendam larutan dalam gelas kimia. Amati perubahan yang
terjadi!
B. Penentuan kandugan air secara gravimetri tidak langsung
a. Tempatkan krus bersih beserta tutupnya diatas segitiga krus. Krus di
pijarkan dengan pembakar bunsen selama 5 menit. Biarkan krus
beserta tutupnya mendingin dalam eksikator selama 20 menit. Krus
dan tutupnya ditimbang. Selalu menggunakan tang pemegang krus
selama percobaan berlangsung!
b. Ke dalam krus masukkan sample campuran BaCl2.2H2O dan NaCl
dalam sebuah gelas kimia bersih. Timbang krus beserta isinya!
c. Memijarkan krus beserta isinya diatas pembakar bunsen selama 10
menit, dinginkan, kemudian timbang. Mengulangi pekerjaan ini hingga
diperoleh hasil penimbangan yangrelatif tidak berbeda.
d. Tentukan:
Massa sampel yang digunakan
Massa air yang hilang
Berat BaCl2.2H2O dalam sampel
% berat BaCl2.2H2O dan % berat NaCl dalam sampel
VII. Pembahasan
Terjadinya suatu reaksi kimia dapat diamati dengan adanya
perubahan, diantarnya perubahan suhu, warna,terbentuknya endapan dan
adanya gelembung gas. Selain itu reaksi kimia terjadi dari reaksi redoks,
reaksi pengendapan, reaksi asam basa, reaksi pembentukan gas, reaksi
pembentukan kompleks dan lain-lain. Pada saat percobaan terkadang terjadi
kegagalan, misalnya reaksi larutan tidak bereaksi, warna tidak berubah atau
tidak sesuai dengan warna sebenarnya. Hal ini disebabkan karena kesalahan
praktikan, suhu lingkungan, faktor peralatan dan faktor lainnya.
Dalam melakukan reaksi asam basa bertujuan untuk mengetahui
sampel bersifat asam atau basa. HCl 0,1 M direaksikan dengan indikator
phenolpthalein tidak menunjukan adanya perubahan, ketika ditambahkan
dengan NaOH 0,1 M terjadi perubahan warna menjadi ungu.CH3COOH 0,1
M bersifat asam direaksikan dengan NaOH 0,1 M dengan indikator yang sama
phenolpthalein menghasilkan warna ungu. NaOH 0,1 M diberi indikator
phenolpthalein tidak menghasilkan warna karena tidak direaksikan dengan
reaksi yang lainnya. Phenolpthalein biasanya digunakan sebagai indikator
keadaan suatu zat yang bersifat lebih asam atau lebih basa. Phenolpthalein
tidak akan berwarna (bening) dalam keadaan zat yang asam atau netral,
namun akan berwarna kemerahan dalam zat yang basa. Tepatnya pada titik
pH di bawah 8,3 phenolpthalein tidak berwarna, jika mulai melewati pH 8,3
maka akan berwarna merah muda. Semakin basa maka warna yang
ditimbulkan akan semakin merah atau ungu.
Reaksi yang disertai dengan pertukaran elektron disebut reaksi redoks.
Redoks sering dihubungkan dengan perubahan warna lebih sering dari pada
yang diamati dalam reaksi asam basa. Dalam percobaan H2C2O4 sebagai
reduktor ditambahkan H2SO4 2 M kemudian direaksikan dengan oksidator
KMnO4 0,05 M berubah warna menjadi ungu. H2C2O4 diganti dengan Fe2+
kemudian direaksikan sama dengan KMnO4 0,05 M berubah menjadi warna
ungu namun setelah dikocok warna ungu yang terbentuk hilang.
Endapan yaitu zat padat yang tidak larut dalam cairan tersebut.
Percobaan I menunjukan adanya endapan putih seperti NaCl ditambahkan
AgNO3, BaCl2 ditambahkan K2CrO4, Al2(SO4)3 ditambahkan NaOH,
Al2(SO4)3 ditambahkan NH4OH. Pengendapa terjadi jika konsentrasi senyawa
melebihi kelarutan.
Reaksi yang terjadi antara CaCO3 dengan HCl menghasilkan
karbondioksida. Gelembung gas dapat dilihat dalam gelas kimia yang berisi
Ba(OH)2 . Gas CO2 yang terbentuk kemudian menguap ke udara.
Pada percobaan yang lain (NH4)2SO4 direaksikan dengan NaOH
mengeluarkan gas yang pada ujung pipa penyalur gas terdapat kertas lakmus
merah menjadi biru.
Pada percobaan yang telah dilakukan, digunakan metode penguapan
air kristal BaCl2.2H2O. Untuk menentukan banyaknya air kristal yang terikat
pada BaCl2.2H2O dilakukan suatu pemanasan dan pemijaran agar diperoleh
kristal murni. Molekul air yang terikat dalam BaCl2.2H2O akan dilepaskan
yang ditandai dengan berkurangnya berat BaCl2.2H2O setelah dilakukan
pemijaran. Agar mengetahui kadar zat murni yang terkandung pada
BaCl2.2H2O maka dilakukan penimbangan. Dilakukan proses perbandingan
berat zat sebelum dan sesudah pemijaran.
VIII. Kesimpulan
HCl + NaOH merupakan reaksi asam basa
CH3COOH + NaOH merupakan reaksi asam basa
H2C2O4 + H2SO4 + KMnO4 merupakan reaksi redoks
Fe2+ + H2SO4 + KMnO4 merupakan reaksi redoks
K2CrO4 + HCl merupakan reaksi redoks
K2CrO4 + NaOH merupakan reaksi redoks
K2Cr2O7 + HCl merupakan reaksi redoks
K2Cr2O7 + NaOH merupakan reaksi redoks
NaCl + AgNO3 merupakan reaksi pengendapan
BaCl2 + K2CrO4 merupakan reaksi pengendapan
Al2(SO4)3 +NaOH merupakan reaksi pengendapan
Al2(SO4)3 + NH4OH merupakan reaksi pengendapan
(NH4)2SO4 + NaOH merupakan reaksi pembentukan gas
CaCO3 + HCl merupakan reaksi pembentukan gas
Berat BaCl2.2H2O : 2g
Massa air yang hilang : 0,255 g
Petruci, Ralph H.et al. (2011). General Chemistry: Principle and modern
application (10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.
Vogel. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif makro dan semimikro
edisi ke-lima. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.