Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
“PENGGARAMAN”

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Chandini Ruth Yapno


NIM : 211420033
Program Studi : Teknik Pengolahan Minyak dan Gas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : I (Satu)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
(PEM AKAMIGAS)

Cepu, Jumat, 18 Maret 2022


PERCOBAAN 1:

I. Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa dapat memahami reaksi penggaraman.
2. Mahasiswa dapat mengetahui hasil dari reaksi penggaraman

Ⅱ. Keselamatan Kerja
Beberapa keselamatan kerja yang harus diperhatikan dalam percobaan ini adalah:
1. Hati – hati saat bekerja dengan larutan kimia.
2. Perhatikan MSDS dari tiap bahan yang digunakan dalam praktikum ini (MSDS
terdapat dalam lampiran).
3. Limbah cair sisa percobaan dibuang ke dalam wadah buangan limbah cair, tidak
diperkenankan membuang limbah ke dalam wastafel.
4. Limbah padat dikumpulkan dan dibuang ke wadah buangan limbah padat.
5. Peralatan gelas ditangani dengan hati-hati.
6. Saat bekerja dengan HNO3 dan H2SO4 pekat harus dilakukan di almari asam.
7. Tabung reaksi yang digunakan untuk mereaksikan logam dengan asam pekat tersebut,
tinggalkan saja di almari asam

Ⅲ. Dasar Teori
Definisi garam menurut ilmu kimia adalah suatu senyawa ionik yang terbentuk
dari suatu hasil asam dan basa dengan kompenen yang terdiri dari ion positif (kation)
dan ion negatif (anion) sehingga membentuk suatu senyawa netral. Komponen kation
dan anion yang terdapat di garam dapat berupa senyawa anorganik seperti klorida
(Cl− ), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO − ) dan ion
monoatomik seperti fluorida (F− ), serta ion poliatomik seperti sulfat (SO4 2 −).
Natrium klorida (NaCl) merupakan bahan utama dari garam dapur. Ada beberapa
macam warna garam dapur, seperti kuning, jingga, merah, mauve, biru, ungu, hijau,
tidak berwarna, hitam dan putih. Warna garam yang sering dikonsumsi yaitu garam
yang berwarna putih, dapat juga berwarna cerah dan transparan karena di dalamnya
mengandung natrium klorida. ( Hesti Mustiko, 2009).
Asam dapat dikatakan zat-zat yang mempunyai rasa masam, sedangkan menurut
Archenius semua asam dalam air menghasilkan ion hidrogen (H+ ). Oleh karena itu
asam didefinisikan sebagai zat-zat yang memperbesar konsentrasi ion H + dalam air.
Inilah yang membawa sifat asam. Reaksi yang terjadi pada proses kristalisi ini adalah
tergolong reaksi penggaraman. Garam dapat dianggap sebagai turunan asam dimana
atom H asam digantikan oleh atom logam. Garam normal adalah garam-garam yang
tidak mengandung atom H asam atau gugus OH basa lagi. Artinya semua atom H
diganti oleh atom logam atau semua gugus OH basa diganti oleh sisa asam. Contoh :
NaCl dapat dianggap sebagai turunan HCl dimana atom H diganti oleh Na. Reaksi
penggaraman pada logam Fe (besi) dengan H2SO4 (asam sulfat) akan terbentuk garan
Ferro dan gas H2. (Martin Kanginan (2007).
Natrium Hidroksida (NaOH) dapat diperoleh melalui reaksi penggaraman antara
garam karbonat dan basa. Reaksi penggaraman adalah suatu reaksi bersyarat dimana
harus terjadi endapan sesudah reaksi. Basa yang digunakan diperoleh dengan kapur
hidup dalam air dan selanjutnya direaksikan dengan larutan natrium karbonat. Reaksi
yang terjadi adalah: (Martin Kanginan (2007).

CaO + H2O Ca(OH)2 + Kalori


Ca(OH)2 + Na2CO3 2NaOH + CaCO3

Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan dapat ditemukan dalam bentuk
pellet, serpihan, atau dalam bentuk larutan 50%. ( Nelius Harefa, 2019).
Indikator asam basa adalah asam atau basa organik yang memiliki satu warna jika
konsentrasi ion hidrogennya lebih tinggi daripada suatu harga tertentu dan suatu warna
lain jika konsentrasinya lebih rendah. Indikator asam basa bisa mengalami perubahan
warna jika pH lingkungan mengalami perubahan. Jika dalam suatu titrasi asam
maupun basa yang merupakanelektrolit kuat, larutan pada titik ekuivalen akan
memiliki pH=7. Jika asam ataupun basa merupakan elektrolit lemah, garam yang
terjadi akan mengalami hidrolisis pada titik ekivalen larutan akan memiliki pH>7.
Harga pH yang tepat dapat dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah
tersebut, serta dari konsentrasi larutan yang diperoleh (Widyastari Rizky, 2014).
Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar larutan
asam atau larutan basa. dalam hal ini sejumlah tertentu larutan asam ditetesi dengan
larutan basa, atau sebaliknya sampai mencapai titik ekuivalen ( asam dan basa tepat
habis bereaksi ). Jika molaritas salah satu larutan ( asam atau basa ) diketahui, maka
molaritas larutan yang satu lagi dapat ditentukan. (Devi dkk, 2009).
Uji stabilitas dilakukan dengan dua aspek yaitu stabilitas terhadap lama
penyimpanan dan stabilitas asam basa. Uji stabilitas lama penyimpanan ini dilakukan
dengan pengukuran absorbansi dari ekstrak lada dan hasil sintesis yang disimpan
dalam suhu ruangan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Pengujian dilakukan
setiap hari selama 4 minggu dengan pembacaan absorbansi pada larutan tersebut pada
panjang gelombang maksimum. Uji stabilitas asam basa ini dilakukan dengan cara
melarutkan terlebih dahulu hasil sintesis dalam air. Setelah itu ditambahkan beberapa
tetes HCl 0,1N dan NaOH 0,1N. Ada tidaknya endapan yang terbentuk merupakan
parameter untuk mengetahui kestabilan hasil sintesis dalam kondisi asam dan basa
(Winingsih dkk, 2018).
Contoh dari beberapa reaksi adalah sebagai berikut : (Winingsih, dkk,2018)
Reaksi asam dengan basa menghasilkan garam dan air. Reaksi ini disebut reaksi penetralan
atau reaksi penggaraman.
Asam   +   Basa → Garam  +  Air
Garam adalah senyawa ion yang terbentuk dari ion positif basa dengan ion negatif sisa
asam. Reaksi antara larutan natrium hidroksida dengan larutan asam sulfat.
Persamaan setara untuk reaksi ini: (winingsih, dkk, 2018)

2NaOH(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(l)

Karena NaOH, H2SO4 dan Na2SO4 tergolong elektrolit kuat, maka zat-zat ini dapat ditulis
sebagai ion-ion yang terpisah. Persamaan ion lengkapnya: (Winingsih, 2018).

2Na+(aq) + 2OH-(aq) + 2H+(aq) + SO42-(aq → 2Na+(aq) + SO42-(aq) + 2H2O

Persamaan ion bersih: (winingsih, dkk, 2018).

2OH- + 2H+(aq) → 2H2O(l)

Reaksi oksida basa dengan asam


Oksida basa adalah oksida logam yang dengan air membentuk basa dan dengan asam
membentuk garam dan air. Oksida logam yang larut dalam air membentuk basa hanya oksida
dari logam golongan alkali dan alkali tanah (kecuali oksida dari berilium tidak larut dalam
air).

Oksida Basa  +  Asam → Garam  +  Air

Contoh: (Harnanto, 2009).


Kalsium oksida larut dalam air membentuk kalsium hidroksida:

CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq

Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah basa. Untuk itu
perlu ditentukan titik ekivalen reaksi. Titik ekivalen adalah keadaan dimana jumlah
mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol basa. Untuk menentukan titik
ekivalen pada reaksi asam-basa dapat digunakan indikator asambasa. Ketepatan
pemilihan indikator merupakan syarat keberhasilan dalam menentukan titik ekivalen.
Pemilihan indikator didasarkan atas pH larutan hasil reaksi atau garam yang terjadi
pada saat titik ekivalen. Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan,
tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan
garam bergantung pada kekuatan asam dan basa penyusunnya. Contoh sederhana dari
reaksi penggaraman adalah reaksi antara asam klorida (HCl) dengan natrium
hidroksida (NaOH), yang akan membentuk natrium klorida NaCl (garam dapur) dan
air. (Sunarya, 2009).
Adapun beberapa reaksi penggaraman yakni ; Reaksi penggaraman I adalah reaksi
kimia yang menghasilkan produk berupa garam normal. Adapun reaktan yang
dibutuhkan berupa asam, basa, oksida asam, maupun oksida basa. Reaksi
penggaraman I merupakan reaksi kimia yang bersifat metatetik (substitusi), yaitu
reaksi kimia yang hanya melibatkan pertukaran ion saja, tanpa ada perubahan bilangan
oksidasi (biloks). Secara umum, ada 5 jenis reaksi yang tergolong ke dalam reaksi
penggaraman I yaitu: (Sunarya, 2009).
Asam + Basa --> Garam + H2O
Oksida Asam + Basa --> Garam + H2O
Asam + Oksida Basa --> Garam + H2O
NH3 + Asam --> Garam Ammonium (Khusus Pembuatan Garam Ammonium)

Reaksi penggaraman II adalah reaksi pembentukan garam normal yang


melibatkan reaksi oksidasi-reduksi (redoks) dengan reaktan berupa logam yang
bereaksi dengan asam oksidator, asam non-oksidator, garam, maupun dengan air.
Adapun logam yang direaksikan tidak bisa sembarang logam, ada ketentuannya yang
disebut dengan deret Volta. Deret volta (dikenal juga sebagai deret Nerst) adalah
sekumpulan logam yang disusun berdasarkan kenaikan nilai potensial standar reduksi-
nya. Adapun urutan logam dalam deret Volta adalah: (Sunarya, 2009).
K-Ba-Sr-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Fe-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Reaksi penggaraman III adalah reaksi antara garam dengan asam, garam dengan basa,
atau bahkan garam dengan garam lainnya. Karena reaksi penggaraman III melibatkan
aspek kelarutan garam di dalam reaksinya, maka kamu harus mengetahui terlebih
dahulu kelarutan berbagai jenis garam di dalam air maupun asam kuat encer.
Reaksi penggaraman IV, reaksi penggaraman IV tidak hanya menghasilkan garam
normal saja melainkan dapat juga menghasilkan garam asam dan garam basa. HCl
adalah asam kuat yang bersifat korosif sedangkan NaOH adalah basa kuat yang terasa
licin dan gatal apabila tersentuh dengan kulit. Namun jika keduanya bereaksi akan
menghasilkan garam dapur yang sangat berguna sebagai bumbu sehingga masakan
tidak terasa hambar. ( Nuryati, M.Pd, 2013).

Ⅳ. Bahan dan Alat


Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
- Logam: Al ; Cu ; Fe ; dan Zn
- Larutan HNO3 pekat
- Larutan H2SO4 pekat dan H2SO4 5 %
- Larutan HCl 5 %
- Larutan KOH 5 %
- Larutan BaCl2 5 %
- Larutan MgCl2 5 %
- Larutan Pb (NO3)2 5 %
- Larutan ZnSO4 5 %
- Larutan Na2CO3 5 %
- Larutan CuSO4 5 %

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:


– Rak tabung reaksi
– Tabung reaksi

Ⅴ. Langkah Kerja

Siapkan 12 tabung reaksi, masing – masing diberi tanda nomor.


Catatan:
-Penambahan bahan kimia ke dalam tabung reaksi cukup dengan sistem tuang langsung dari
botol bahan kimia. Setiap penambahan kira – kira 1/8 tinggi tabung reaksi.
-Amati dan catat perubahan yang terjadi selama reaksi. Apakah timbul gas, timbul endapan
(tuliskan warna endapannya) atau justru tidak timbul reaksi.

Selanjutnya lakukan langkah kerja sebagai berikut:


-Tabung 1 diisi logam Al, kemudian ditambahkan larutan HCl
-Tabung 2 diisi logam Al, kemudian ditambahkan larutan KOH
-Tabung 3 diisi logam Cu, kemudian ditambahkan larutan HCl
-Tabung 4 diisi logam Fe, kemudian ditambahkan larutan HCl
-Tabung 5 diisi logam Zn, kemudian ditambahkan larutan HCl
-Tabung 6 diisi logam Cu, kemudian ditambahkan larutan HNO3 pekat
-Tabung 7 diisi logam Fe, kemudian ditambahkan larutan H2SO4 pekat
-Tabung 8 diisi larutan BaCl2, kemudian ditambahkan larutan H2SO4
-Tabung 9 diisi larutan MgCl2, kemudian ditambahkan larutan Pb (NO3)2
-Tabung 10 diisi larutan CuSO4, kemudian ditambahkan larutan KOH
Ⅵ. Hasil Praktikum
a. Hasil Pengamatan
No. Zat Yang Direaksikan Pengamatan
1. Al + HCl Tidak timbul gas, dan tidak bereaksi
2. Al + KOH Timbul gelembung gas dan warna menjadi pekat
3. Cu + HCl Tidak Bereaksi
4. Fe + HCl Timbul Gelembung Gas dan tidak Berubah warna
5. Zn + HCl Timbul gelembung gas dan tidak berubah warna
8. BaCl2 + H2SO4 Timbul endapan putih, ada gelembung gas, warna
menjadi lebih keruh.
9. MgCl2 + Pb(NO3)2 Timbul endapan kristal putih, tapi tidak berubah

10. CuSO4 + KOH Endapan berwarna biru dan berubah menjadi padat
11. Timbul endapan putih dan warna berubah menjadi
ZnSO4 + KOH
lebih pekat
12. Endapan No. 11 + KOH Endapan menjadi lebih larut, sehingga larutan
berubah warna menjadi lebih kuning

Ⅶ. Tugas
1. Tuliskan persamaan reaksi dari masing-masing reaksi yang terjadi!
b. 2Al + 6HCl → 2AlCl3 + 3H2
c. 2Al + 6KOH → 2KAlO3 + 2K3O+ 3H2
d. Cu + 2HCl → CuCl2 + H2
e. 2Fe + 6HCl → 2FeCl2 + 3H2
f. Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2
g. Cu + 4HNO3 → Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O
h. 2Fe + 3H2SO4 → Fe2(SO4)3 + 3H2
i. BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2HCl
j. 3MgCl + 2Pb(NO3)3 → 3Mg(NO3)2 + 2PbCl3
k. CuSO4 + 2KOH → Cu(OH)2 + K2SO4
l. ZnSO4 + 2KOH → Zn(OH)2 + K2SO4
m. Endapan No. 11 + KOH → Zn(OH)2 + KOH

Ⅷ. Analisis
a. Analisa hasil praktikum
Pada praktikum kali ini, kelompok kami telah melakukan uji penggaraman dengan
cara mereaksikan beberapa logam dengan larutan asam dan basa. Praktikum ini untuk
mengetahui hasil dari suatu reaksi beberapa senyawa seperti adanya gelembung,
endapan dan lain-lainnya. Kami menggunakan 12 tabung reaksi dengan mengisi 1/8
dari tinggi tabung untuk melakukan percobaan tersebut dan setiap tabung diberi label
untuk penamaannya agar tidak salah dalam penuangan senyawa. Sebelum melakukan
percobaan sebaiknya tabung reaksi dicuci terlebih dahulu menggunakan aquades,
karena apabila terdapat senyawa yang lain nantinya akan mempengaruhi hasil dari
reaksi tersebut.
Pada tabung pertama, diisi dengan logam Aluminium (Al) ditambahkan larutan
Asam klorida (HCl). Menurut pengamatan kami, tabung pertama ini tidak
menimbulkan reaksi apapun. Pada tabung kedua diisi dengan logam Aluminium (Al)
ditambahkan dengan larutan Kalium hidroksida ( KOH). Menurut pengamatan kami,
tabung kedua ini mengalami reaksi oksidasi karena adanya suatu gelembung(H 2) yang
menandakan adanya suatu gas dan logam Al tidak larut. Pada tabung ketiga diisi
logam Tembaga (Cu) ditambahkan dengan larutan Asam klorida (HCl). Pada
pengamatan ini , tabung ketiga tidak mengalami reaksi apapun karena tembaga
ditambah HCl tidak dapat bereaksi hal ini disebabkan oleh Cu terletak disebelah kanan
H pada deret volta dan juga tembaga mempunyai kereaktifan yang rendah apabila
dilarutkan dengan larutan asam seperti HCl.
Pada tabung keempat diisi Besi (Fe) ditambahkan dengan larutan Asam klorida
(HCl). Menurut pengamatan kami, pada tabung tersebut menghasilkan gelembung
yang berada di logam Fe. Pada tabung kelima diisi dengan Seng ( Zn) ditambahkan
larutan Asam klorida ( HCl). Untuk reaksi yang dihasilkan berupa endapan berwarna
putih dan timbul gelembung. Pada tabung keenam diisi logam Tembaga ( Cu) dengan
larutan Asam nitrat ( HNO3) pekat. Reaksi pada tabung enam menghasilkan kalor dari
asam nitrat pekat, larutan berubah menjadi berwarna hijau dan muncul gas.
Pada tabung ketujuh diisi logam Besi (Fe) ditambahkan dengan larutan Asam
sulfat (H2SO4) pekat, untuk reaksi tersebut menghasilkan sedikit gelembung dan
terdapat endapan berwarna coklat/ kecoklatan. Pada tabung kedelapan diisi larutan
Barium klorida ( BaCl2) dengan larutan Asam sulfat ( H2SO4), untuk reaksi yang
dihasilkan berupa endapan berwarna putih. Pada tabung kesembilan diisi larutan
Magnesium klorida (MgCl2) dengan larutan Timbal (II) nitrat ( Pb(NO3)2), untuk
reaksi yang dihasilkan berupa endapan seperti kristal berwarna putih.
Pada tabung kesepuluh diisi larutan Tembaga (II) sulfat ( CuSO 4) ditambahkan
dengan larutan Kalium hidroksida (KOH), untuk reaksi yang dihasilkan berupa
endapan berwarna biru kehijauan. Pada tabung kesebelas diisi larutan Seng sulfat
( ZnSO4) ditambahkan dengan larutan Kalium hidroksida (KOH), reaksi yang
dihasilkan berupa endapan berwarna putih keruh. Pada tabung kedua belas diisi
dengan endapan dari hasil tabung reaksi ke sebelas ditambahkan dengan larutan
Kalium hidroksida (KOH).
Beberapa reaksi pada tabung menghasilkan garam seperti pada tabung reaksi
nomor 2,4, dan 5 terbentuk gas atau gelembung hidrogen (H 2) karena terjadi reaksi
oksidasi. Pada tabung tersebut juga terbentuk garam berupa KAlO 2, FeCl3, ZnCl2.
Pada tabung reaksi nomor 6 terbentuk garam yaitu Cu(NO 3)2 yang menyebabkan
larutan menjadi berwarna hijau. Pada tabung nomor 7 terbentuk larutan garam berupa
Fe2(SO4) yang menyebabkan larutan berwarna kecoklatan. Dari praktikum yang kami
lakukan telah sesuai dengan dasar teori yang ada. Hal ini karena reaksi antara logam
dengan asam menghasilkan garam dan gas hidrogen (H 2). Sedangkan reaksi antara
garam dengan garam akan menghasilkan garam yang sukar larut dalam air. Reaksi
antara garam dengan basa akan menghasilkan garam bersifat basa dan garam netral.
Kesalahan yang kelompok kami lakukan adalah tabung reaksi tidak dibersihkan
terlebih dahulu dan masih ada sedikit cairan yang akan menghambat dari hasil reaksi
serta kurang teliti saat melihat reaksi yang terjadi.

Ⅸ. Penutup
a. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa garam dapat terbentuk
dari reaksi larutan asam dengan larutan basa yang disebut reaksi penggaraman atau
netralisasi. Terdapat logam yang reaktif terhadap larutan asam basa dan ada juga yang
tidak reaktif. Dalam reaksi Penggaraman menghasilkan adanya endapan, perubahan
warna, logam yang terlarut dan gelembung yang menandakan adanya suatu gas.
b. Saran
1. Lebih teliti dan cermat dalam melakukan praktikum dan mencatat hasil praktikum.
2. Lebih berhati – hati dalam menggunakan larutan dengan keasaman dan kebasaan
yang tinggi.
3. Membersihkan terlebih dahulu tabung reaksi sebelum digunakan.

Ⅹ. Daftar Pustaka
Devi, dkk. 2009. Kimia 1: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Harefa Nelius, 2019. “ Buku Penuntun Kimia Anorganik II.” Jakarta : UKI Press
Harnanto, 2009. Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Kanginan, Martin (2007). Kimia untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Alfa dan Beta
Nuryati, M.Pd, 2013; Kimia Dasar; Bogor: Sekolah Menengah Kejuruan
Rizky Widyastari, 2014. “Buku Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik.” Jakarta :
Uin Syarif Hidayarif Hidayatullah
Sunarya. 2009. “Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2: Untuk kelas XI SMA dan MA
Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
Winingsih, dkk. 2018. “Pembuatan Dan Karakterisasi Natrium Kurkumin.” Jurnal
Farmasi Galenika, Vol 5 No. 1

Ⅺ. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai