Anda di halaman 1dari 12

KESETIMBANGAN LARUTAN IODIN

A. Tujuan
1. Menentukan konstanta kesetimbangan distribusi iodin diantara dua pelarut.
2. Menentukan konstanta kesetimbangan konsentrasi iodin, ion iodida, dan ion triodida

B. Dasar Teori

1.Konstanta Kesetimbangan Distribusi (Kd)
Kesetimbangan kimia merupakan proses dinamik. Kesetimbangan kimia melibatkan
zat-zat yang berbeda untuk reaktan dan produknya. Kesetimbangan antara dua fasa dari zat
yang sama dinamakan kesetimbangan fisis (physical equilibrium) karena perubahan yang
terjadi hanyalah proses fisis (Chang, 2004:66).
Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak dapat campur, ada
suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat pelarut dalam kedua fase pada
kesetimbangan. Nerts pertama kalinya memberikan pernyataan yang jelas mengenai hukum
distribusi pada tahun 1981ia menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya
antara dua cairan yang tak dapat campur sehingga angka banding konsentrasi pada
kesetimbangan adalah pada suatu temperatur tertentu (Day & Underwood, 1999: 461).
Menurut Hukum Distribusi Nernst
Jika [X
1
] adalah konsentrasi zat terlarut dalam fase l dan [X
2
] adalah konsentrasi zat terlarut
dalam fase 2,maka pada kesetimbangan,
X
1
,X
2
didapat: Kd= [X
1
]/ [X
2
]
Dimana Kd (koefisien distribusi/partisi). Partisi atau distribusi ini tidak tergantung pada
konsentrasi total zat terlarut pada kedua fasa tersebut.Pada persamaan tersebut kita tidak
menuliskan koefisien aktivasi zat pada fase organik maupun fase air (Khopkar,2010: 90-91).


2. Konstanta Kesetimbangan Konsetrasi (Kc)
Konstanta kesetimbangan yang dinyatakan dengan term konsentrasi Kc dapat
mempunyai harga yang sangat besar atau juga sangat kecil. Bila konstanta kesetimbangan
(Kc ) kecil (Kc<1), berarti bahwa dalam keadaan kesetimbangan konsentrasi dalam produk
adalah kecil ,sehingga konstanta kesetimbangan yang kecil menunujukkan reaksi bolak-balik
tidak berlangsung dengan baik.
Misalnya jika reaksi :
A
(g)
+ B
(g)
C
(g)
+ D
(g)

Dengan Kc = 10
-5
berarti bahwa campuran A dan B tidak banyak menghasilkan C dan D pada
kesetimbangan. Bila konstanta kesetimbangan besar (Kc > 1) berarti bahwa konsentrasi
reaktan yang tinggal pada kesetimbangan adalah kecil, sehingga harga konstanta
kesetimbangan yang besar menunjukkan bahwa reaksi berlangsung ke kanan dengan baik.
Misalnya untuk reaksi :
E(g) + F
(g)
G
(g)
+ H
(g)

Dengan harga Kc = 10
5
berarti campuran E dan F akan berubah hampir sempurna menjadi G
dan H. Harga konstanta kesetimbangan dapat ditentukan berdasarkan data eksperimen
(www.chem-is-try.org).

3. Ekstraksi
Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang
paling baik dan populer. Hal tersebut karena pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam
tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada disrtibusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzen,
karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada
jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut (Khopkar,2010: 90).

4. Iodin

Iodin hanya larut sedikit dalam air ( 0,00134 mol / liter pada suhu 25 C ). Namun
larut cukup banyak dalam larutan larutan yang mengandung ion iodida. Iodin membentuk
kompleks triodida, dengan konstanta kesetimbangan sekitar 710 pada 25 C. Suatu kelebihan
kalium iodida ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan dan untuk menurunkan kestabilan
iodin. Biasanya sekitar 3 sampai 4 % berat KI ditambahkan kedalam larutan 0,1 N, dan botol
yang mengandung larutan ini adalah larutan ini di sumbat dengan baik ( Day & Underwood,
1999 :298 ).

Ion triodida adalah salah satu spesies yang tergolong dalam ion polihalida, dihasilkan
melalui reaksi ion halide dengan halogen atau molekul antar halogen. Dalam reaksi ini, ion
halide bertindak sebagai basa lewis ( pemberi pasangan electron ) dan molekul sebai asam
lewis ( penerima pasangan electron ). Larutan ion dalam KI, yaitu ion triodida, banyak
digunakan dalam kimia analitik. Dapat diambil sebuah contoh adalah struktur dari Ion
triodida dimana pasangan electron ikatan digambarkan sebagai garis hitam. Pasangan
electron bebas dari atom I pusat digambarkan dengan titik- titik ( Petrucci,1985 : 60 ).

Larutan larutan iodin standar dapat dibuat melalui penimbangan langsung iodin
murni dan mengencerkan dalam sebuah labu volumetryk. Iodiun yang akan dimurnikan oleh
sublimasi dan ditambahkan kedalam sebuah larutan KI yang konsentrasinya ditimbang
secara akurat sebelum dan sesudah penambahan iod. Namun demikian, biasanya larutan
tersebut distandarisasi terhadap sebuah standar primer yang paling sedikit digunakan.Dan
kekuatan reduksinya tergantung pada PH yang digunakan ( Day & Underwood, 1999: 296
297 ).
Salah satu fakta yang penting tetntang reaksi kimia reversibel (dapat-balik). Bilamana
suatu reaksi kimia dimulai, hasil-hasil reaksi mulai menimbun, dan seterusnya akan bereaksi
satu sama lain memualai suatu reaksi yang kebalikannya. Setelah beberapa lama, terjadilah
kesetimbangan dinamis, yaitu jumlah molekul (atau ion) dan setiap zat terurai, sama
banyaknya dengan jumlah molekul yang terbentuk dalam suatu satuan waktu. Dalam
beberapa hal, kesetimbangan ini terletak sama sekali berada di pihak pembentukan suatu
atau beberapa zat, maka reaksi itu tampak seakan-akan berlangsung sampai selesai (Svehla,
1990 : 21).

Iod jauh lebih dapat larut dalam larutan kalium iodida dalam air daripada dalam air;
ini disebabkan oleh terbentuknya ion triiodida, I
3
-
. Kesetimbangan berikut berlangsung dalam
suatu larutan seperti ini :
I
2
+I
-
>I
3
-

Jika larutan itu dititrasidengan larutan natrium tiosulfat, konsentrasi iod total, sebagai I
2
bebas
dan I
3
-
tak bebas, diperoleh, karena segera sesudah iod dihilangkan akibat interaksi dengan
triosulfat, sejumlah iod baru dibebaskan dari tri-iodida agar kesetimbangan tidak terganggu.
Namun jika larutan dikocok dengan karbon tetra klorida, dalam mana iod saja yang dapat
larut cukup banyak, maka iod bebas dalam larutan air. Dengan menentukan konsentrasi iod
dalam larutan karbon tetraklorida, konsentrasi ion iod bebas dalam larutan air dapat dihitung
dengan menggunakan koefisien distribusi yang diketahui, dan dari situ konsentrasi total iod
bebas yang ada dalam kesetimbangan. Dengan memperkurangkan harga ini dari konsentrasi
awal kalium iodida, dapatlah disimpulkan konsentrasi KI bebas.
Tetapan Kesetimbangan :
K= ([I
-
] x [I
2
])/([I
3
-
]) (Svehla, 1986 : 142).
Jika larutan iodium di dalam KI pada suasana netral maupun asam dititrasi maka:
I
3
-
+ 2S
2
O
3
2-
--->3I
-
+ S4O
6
2-

Selama zat antara S
2
O
3
I
-
yang tidak berwarna adalah terbentuk sebagai:
S
2
O
3
2-
+ I
3
-
---> S
2
O
3
I
-
+ 2I
-

Yang mana berjalan terus menjadi:
2S
2
O
3
I
-
+ I
-
---> S
4
O
6
2-
+ I
3

Warna indikator muncul kembali pada
S
2
O
3
I
-
+ S
2
O
3
2-
---> S
4
O
6
2-
+ I
-

Reaksi berlangsung baik di bawah PH = 5,0, sedangkan pada larutan alkali, larutan asam
hypoiodos (HOI) terbentuk (Khopkar,2010:54).

5. Indikator Amilum
Kanji atau pati disebut juga amilum yang terbagi menjadi dua yaitu: Amilosa (1,4)
atau disebut b-Amilosa dan amilopektin (1,4) ; (1,6) disebut a-Amilosa. Indikator kanji
yang dipakai adalan amilosa, karena jika dipaki amilopektin, maka akan membentuk
kompleks kemerah-merahan (violet) dengan iodium, yang sulit dihilangkan warnanya. Hal
ini dikarenakan rangkaiannya yang panjang dan bercabang dengan Mr = 50.000-1.000.000
(www.chem-is-try.com).
Warna larutan iod 0,1 N cukup tua sehingga iod dapat bertindak sebagai indikatornya
sendiri. Iod juga memberikan suatu warna ungu atau lembayung kepada pelarut seperti
karbon tetraklorida atau kloroform, dan kadang-kadang ini digunakan dalam mendeteksi
itik akhir titrasi. Tetapi, lebih lazim digunakan suatu larutan (dispersi koloid) kanji atau
amilum, karena warna biru tua kompleks pati-iod berperan sebagai uji kepekaan terhadap
iod. Kepekaan tu lebih besar dalam larutan sedikit sekali asam daripada dalam larutan
netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida ( Day & Underwood, 1999: 302)

C.Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah erlenmeyer 250 mL,erlenmeyer
125mL, gelas arloji besar, pipet volume 25 mL, bola hisap, spatula, magnetic stirrer, corong
pisah kecil, buret 50 mL, buret 10 mL, statif, klem, o-ring, corong pisah 25 mL, labu ukur
30 mL, gelas piala 100 mL, botol akuades, alumunium foil, pipet volume 10 mL, dan pipet
ukur 25 mL.
Bahan yang digunakan dalam percoban ini yaitu kloroform, I
2
,amilum, Na
2
S
2
O
3
,dan
akuades.
D.Cara Kerja
Dalam percobaan ini terdapat dua langkah kerja. Pertama yaitu penentuan konstanta
kesetimbangan distribusi (Kd). Kedua yaitu penentuan konstanta kesetimbangan konsentrasi
(Kc) larutan iodin.
1.Penentuan konstanta kesetimbangan distribusi (Kd)
Langka pertama dalam penentuan konstanta kesetimbnagn distribusi yaitu 25 mL
kloroform dimasukkan dalam Erlenmeyer 250 mL. Kemudian ke dalam erlenmeyer tersebut
dimasukkan masing-masing 0,5; 0,75; dan1 gram Kristal I
2.
Larutan kemudian diaduk
menggunakan magnetic stirrer hingga larutan homogen, lalu dipindahkan kedalam corong
pisah 250 mL. Selanjutkan ditambahkan 25 mL akuades dalam corong pisah,dikocok, lalu
didiamkan beberapa menit hingga terbentuk dua lapisan yang terpisah. Kemudian kedua
lapisan tersebut dipisahkan. Setelah kedua larutan tersebut dipisahkan, kemudian larutan
masing-masing diambil 10 mL dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian
ditambahkan indikator amilum 5 tetes ke dalam masing-masing larutan, lalu dititrasi dengan
Na
2
S
2
O
3
0,1M.
2.Penentuan konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc) larutan iodin.
Langkah dalam penentuan konstanta kesetimbnagan konsentrasi larutan iodin yaitu
dilarutkan sebanyak 1 gram kristal I
2
ke dalam 25 mL kloroform didalam gelas beker,
kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 50 mL untuk selanjutnya ditambahkan larutan
KI 0,1M sampai batas tanda. Kemudian larutan tersebut dipindahkan kedalam corong pisah
250 mL, dikocok, lalu didiamkan beberapa menit hingga tampak dua lapisan yang terpisah.
Setelah kedua larutan tersebut dipisahkan, kemudian larutan masing-masing diambil 10 mL
pada lapisan bawah dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan indikator
amilum 5 tetes selanjutnya dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0,1 M.


E. Data Pengamatan
1. Konstanta kesetimbangan distribusi (Kd) Iodin
No Massa I
2
(gram)
Lapisan Kloroform Lapisan Air
Volume
Na
2
S
2
O
3
0,1 M
(mL)

[I
2
]
kloroform
(Mol)
Volume
Na
2
S
2
O
3
0,1
M (mL)

[I
2
]
kloroform
(Mol)
1 0.5 19.21 9.605 x 10
-4
0.20 1.0 x 10
-5

2 0.75 25.50 1.275 x 10
-3
0.20 1.0 x 10
-5

3 1.0 37.50 1.875 x 10
-3
0.30 1.5 x 10
-5


2. Penentuan konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc)larutan iodin
No
Massa Kristal I
2
(gram)
Lapisan Kloroform
[I
2
]
air
(mol)
[I
2
]
total
(mol)
Volume (mL)
Na
2
S
2
O
3

[I
2
]
CHCl3

(mol)
1 27 3,375 10
-3
1,965 x 10
-5
3,94 10
-3


3. Grafik
Grafik hubungan mol I
2
dalam air Vs mol I
2
dalam CHCl
3




y = 151.4x - 0.0004
R = 0.885
0
0.0002
0.0004
0.0006
0.0008
0.001
0.0012
0.0014
0.0016
0.0018
0.002
0 0.000005 0.00001 0.000015 0.00002
Series1
Linear (Series1)
E. Pembahasan

Percobaan ini berjudul kesetimbangan larutan iodin. Adapun tujuan dari percobaan ini
yaitu untuk menentukan konstanta kesetimbangan distribusi iodin diantara dua pelarut dan
menentukan konstanta iodin, ion iodida dan ion triodida. Prinsip kerja dari percobaan ini
yaitu penentuan konstanta kesetimbangan distribusi iodin diantara dua pelarut dan penentuan
konstanta kesetimbangan konsentrasi ion iodin ,ion idida dan ion triodida dengan variasi
massa iodin yang dititrasi dengan natrium tiosulfat. Sehingga dari hasil titrasi diperoleh
volume Na
2
S
2
O
3
yang berbeda, dimana volume tersebut digunakan untuk mencari mol iodin
dalam air dan kloroform. Selanjutnya dibuat grafik antara I
2
kloroform Vs I
2
air. Dari grafik
tersebut maka dapat diperoleh konstanta kesetimbangan distribusi (Kd) dan konstanta
kesetimbangan konsentrasi (Kc) dari iodin.
Langkah awal dari percobaabn ini yaitu kristal iodin dengan berbagai variasi massanya
0,5gr ,0,75gr ,1gr direaksikan dengan kloroform.Larutan tersebut diaduk dengan magnetik
stirer supaya semua kristal iodin larut semua sehingga larutan homogen.Selanjutnya larutan
dipindahkan kedalam corong pisah lalu ditambahkan dengan akuades ,kemudian diekstraksi.
Pada saat larutan diekstraksi, sekali-kali mulut corong dibuka yang bertujuan untuk
mengurangi tekanan dalam corong, selain itu juga untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan
oleh larutan. Gas tersebut adalah gas Cl
2
.Penambahan akuades ini bertujuan agar I
2

terdistribusi diantara dua pelarut yaitu air dan kloroform.Sedangkan pengocokan bertujuan
untuk mempercepat terjadinya proses distribusi dalam lapisan air dan kloroform.Setelah itu
didiamkan sampai terbentuknya dua lapisan,yaitu lapisan atas adalah lapisan iod dalam air
dan lapisan bawah adalah lapisan iod dalam kloroform.Terbentuknya dua lapisan ini
dikarenakan adanya perbedaan sifat kepolaran antara kedua pelarut yang digunakan.Air
bersifat polar dan kloroform bersifat nonpolar.Air berada pada lapisan atas,hal ini
dikarenakan massa jenis air lebih kecil dibandingkan massa jenis kloroform. Massa jenis air
adalah 1 g/ml sedangkan kloroform massa jenisnya adalah 1,49 g/ml.Lapisan atas yaitu iod
dan kloroform pun dipisahkan. Reaksi jika iodin dilarutkan dalam air adalah :
I
2
+ I
-
> I
3
-

Lapisan atas berwarna kuning tua menunjukkan iod telah terdistribusi kedalam
pelarut air. Hal tersebut disebebkan iod tersebut akan membentuk reaksi
kesetimbangan.Lapisan tersebut diambil 10 mL lalu ditambah indikator amilum sebanyak 5
tetes,warna biru dari kompleks iodin-amilum, bertindak sebagai suatu tes yang sangat
sensitive untuk iodin.Selain itu juga supaya waktu titrasi saat mencapai titik ekuivalen dapat
diketahui perubahannya. Lapisan iodin dalam kloroform berwarna ungu dan lapisan iodin
dalam air berwarna kuning tua. Hal ini menandakan bahwa iodin telah terdistribusi dalam
pelarut kloroform maupun dalam air, ini disebabkan karena iodin telah membentuk suatu
kesetimbangan. Setelah itu dilakukan titrasi dengan larutan natrium tiosulfat (Na
2
S
2
O
3
).
Penitrasian dihentikan apabila larutan kloroform maupun air sudah mencapai titik ekuivalen
atau warna larutan berubah menjadi bening. Berikut reaksi antara iodin dengan natrium
tiosulfat:
I
2
+ 2S
2
O
3
2-
2I
-
+ S
4
O
6
2-

Dari tabel hasil pengamatan terlihat bahwa jumlah larutan iodin dalam kloroform lebih
banyak daripada jumlah larutan iodin dalam air. Hal ini disebabkan iodin sukar larut dalam
air dan mudah larut dalam pelarut non polar seperti kloroform.
Volume Na
2
S
2
O
3
0,1 pada lapisan kloroform yang didapat setelah titrasi pada 0,5;
0,75;dan 1gram Kristal I
2
berturut-turut

yaitu 19,20 mL; 25,50 mL; dan 37,50 mL. Sedangkan
pada lapisan air yaitu 0,20 mL, 0,20 mL,dan 0,30 mL. Dari hasil titrasi larutan iodin dengan
variasi massa, volumenya digunakan untuk mencari mol iodin dalam air dan mol iodin dalam
kloroform. Sehingga dapat dibuat grafik mol iodin (I
2
) dalam kloroform Vs mol iodin (I
2
)
dalam air. Dari grafik diperoleh persamaan garis y = 151,4x + 0,0004 . Jadi dapat diperoleh
harga konstanta kesetimbangan distribusi (Kd) iodin sebesar 151,4.
. Tahap kedua yaitu penentuan konstanta keseimbangan konsentrasi (Kc) iodin, ion
iodida dan ion triodida dengan cara mengekstraksi larutan kloroform yang telah ditambah
kristal iodin dengan penambahan larutan KI sampai tanda batas. Penambahan larutan KI
berfungsi sebagai penyedia ion iodida I
-
yang kemudian akan bereaksi dengan I
2
membentuk
ion triiodida, karean I
2
akan larut dan terdistribusi dengan baik dalam larutan yang
mengandung I
-
dan membentuk I
3
-
. Pencampuran kedua larutan tersebut dilakukan pada
corong pisah, selanjutnya kedua larutan dikocok untuk membantu proses pendistribusian
iodin dalam kedua pelarut. Kemudian corong pisah didiamkan sampai terbentuk dua lapisan ,
lapisan atas berupa lautan iodin dalam air yang berwarna kuning tua dan lapisan bawah
berupa larutan iodin dalam kloroform yang berwarna ungu. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
I
2(CHCl3)
+ I
2(H2O)
+ I
-
---> I
3
-
Selanjutnya kedua lapisan tersebut dipisahkan dan diambil masing-masing 10 mL
untuk dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat (Na
2
S
2
O
3
) dan sebelum dititrasi ditambahkan
indikator amilum. Selain telah dijelaskan sebelumnya bahwa indikator ini dengan I
2
akan
bereaksi dan reaksinya adalah reaksi balik dan juga indikator ni berfungsi untuk mengikat I
2
yang lepas dari ikatannya denga air ataupun CHCL
3
. Adapun reaksi yang terjadi adalah

I
2
+ 2S
2
O
3
2-
2I
-
+ S
4
O
6
2-

Berdasarkan percobaan volume kloroform dari hasil ekstraksi yaitu 25 mL dan volume KI
yaitu sebesar 25 mL juga. Volume titrasi yang dihasilkan yaitu 27 mL .

Dari hasil titrasi larutan iodin diberbagai massa, volumenya digunakan untuk mencari mol
iodin dalam air dan mol iodin dalam kloroform. Sehingga dapat dibuat grafik mol iodin (I
2
)
dalam kloroform Vs mol iodin (I
2
) dalam air. Dari grafik diperoleh persamaan garis y =
151,4x + 0,0004 . Jadi dapat diperoleh harga konstanta kesetimbangan distribusi (Kd) iodin
sebesar 151,4..Sedangkan dari perhitungan konsentrasi mol I
2
total, mol I
2(CHCl3)
dan mol
I
2(H2O)
didapatkan nilai Kc iodin, ion iodida dan ion triodida sebesar 176,89. Hal ini berarti
bahwa konsentrasi reaktan yang tinggal pada kesetimbangan adalah kecil, sehingga harga
konstanta kesetimbangan yang besar menunjukkan bahwa reaksi berlangsung ke kanan
dengan baik.


F. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Nilai konstanta kesetimbangan distribusi (Kd) iodin adalah sebesar 151,4
2) Nilai konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc) iodin, ion iodida dan ion triodida adalah
sebesar 176,89.
Day, R.A dan

G. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Eidsi Ketiga. Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Khopkar, S.M.2010 Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-
Press).
Svehla,Vogel . 1986. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Mikro dan Semimikro Edisi
ke-5. Jakarta : PT Kalam Media Pustaka.
Petrucci, Palph,H.1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta :Erlangga.
Underwood dan Day, R.A .1990. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta:Erlangga.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/iodometri/indikator/diakses
pada tanggal 8 desember 2013 pukul 12.35 WIB.


http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/karakteristik-macam-macam-
sistem-dan-konstanta-kesetimbangan/diakses pada tanggl 8 Desember 2013 pukul 13.00
WIB.

















LAMPIRAN

Perhitungan

Diketahui.
1. I
2
+ 2Na
2
S
2
O
3
Na
2
S
2
O
3
+ 2 NaI
Mol I
2
kloroform (CHCl
3
)
1
= VS
2
O
3
2-
x M S
2
O
3
2-

= 19.21 mL x 0.1 M
= 0.9605 mmol
= 9.605 x 10
-4
mol
Mol I
2
kloroform (CHCl
3
)
2
= VS
2
O
3
2-
x M S
2
O
3
2-

= 25.50 mL x 0.1 M
= 1.275 mmol
= 1.275 x 10
-3
mol
Mol I
2
kloroform (CHCl
3
)
3
= VS
2
O
3
2-
x M S
2
O
3
2-

= 37.50 mL x 0.1 M
= 1.875 mmol
= 1.875 x 10
-3
mol

Mol I
2
air (H
2
O) = VS
2
O
3
2-
x M S
2
O
3
2-

= 0.2 mL x 0.1 M
= 0.1 mL x 0.1 M
= 0.01 mmol
= 1.0 x 10
-5
mol
Mol I
2
air (H2O) = VS
2
O
3
2-
x M S
2
O
3
2-

= 0.2 mL x 0.1 M
= 0.1 mL x 0.1 M
= 0.01 mmol
= 1.0 x 10
-5
mol
Mol I
2
air (H
2
O) = VS
2
O
3
2-
x M S
2
O
3
2-

= 0.3 mL x 0.1 M
= 0.15 mL x 0.1 M
= 0.015 mmol
= 1.5 x 10
-5
mol

2. I
2
CH
3
Cl
3
I
2
H
2
O+I
-
I
3
-

Mol I
2
CHCl3 = V S
2
O
3
(kloroform awal/kloroform titrasi) x M S
2
O
3

= 27 ( 25 mL/10 mL) 0.1 M
= 13.5 2.5 0.1 M
= 3,375 mmol
= 3,375 10
-3
mol
Mol I
2
H
2
O =


= 1,965 x 10
-5
mol
Mol I
3
-
= mol I
2
total-(mol I
2
CHCl
3
+mol I
2
H
2
O)
= 0,00394-(3,375 10
-3
+ 1,965 x 10
-5
)
= 0,00394 3.395x 10
-3
= 5,45 x 10
-4
mol
Mol I
2
total KI = 25mL 0,1 M
= 2,5 10
-3
mol
Mol I
-
= mol I
-
total KI-mol I
3-

= 2,5 10
-3
5,45 10
-4

= 0,001955mol
Kc =
[ ]


=


= 176, 89

Anda mungkin juga menyukai