Anda di halaman 1dari 17

your name

Assalamualaikum
your name
Masjid Agung Purworejo
Darul Muttaqin
your name
Kelompok 1
Juli Agustina N 10670005
Suryanti 10670012
Dwi Agustin 10670031
Umi Fadhilah 10670046
Rokhman Fauzi 10670052
Indah Setia L 10670055
Wulantika V 12670006
Nurul Septiana 12670014
Unsur Islam dan Non Islam
Pembangunan masjid berlandaskan konsep masjid Jami
ala Rasulullah
Dibangun pada saat awal pemerintahan sebagai startegi
pembangunan daerah (seperti yang dilakukan
Rasulullah ketika mendirikan Masjid Nabawi di
Madinah) dan dibangun karena mayoritas penduduk
adalah muslim.
Makara
Masqura (mimbar tempat iamam berkotbah)
Mihrab (ruang kecil tempat imam memimpin sholat)
Soko guru (tiang utama) dan soko rowo (tiang
penyangga)

Unsur Islam
Unsur Islam dan Non Islam
Denah empat persegi
Kebanyakan masjid-masjid tradisional di Jawa masih berdenah
mandapa. Mandapa merupakan istilah untuk suatu bagian kuil
agama hindu di India. Bentuk mandapa mempunyai denah
persegi. Istilah ini kemudian dikenal dengan kata Pandapa
Atap Tumpang
Yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil dari
tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3
atau 5 dan ditambah dengan kemuncak untuk memberi tekanan
akan keruncingannya yang disebut dengan Mustaka.
Menara
Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan
masjid yang ada di luar Indonesia atau yang ada sekarang
Bedug dan Kentongan
Dilengkapi dengan kentongan atau bedug untuk menyerukan
adzan atau panggilan sholat. Bedug dan kentongan merupakan
budaya asli Indonesia.
Unsur Non Islam
Letak masjid
Dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun, didirikan di
tempat keramat (Tanah Sungsang Buwana atau Kawula Katubing
Kala) dan dekat dengan makam.
Benteng dan Gapura
Benteng adalah pagar atau tembok keliling yang melingkari
bangunan masjid. Selain sebagai pengaman, benteng juga
berfungsi sebagai pemisah antara bagian yang sakral dan non
sakral (pemisah antara lingkungan masjid dan bukan masjid).
Oleh karena itu, jika seseorang sudah memasuki benteng masjid
hendaklah sudah dalam keadaan suci lahir batin, terutama dalam
tutur kata, perbuatan, dan lain sebagainya.
Makam
Makam atau yang disebut dengan kuburan banyak dijumpai di
masjid-masjid tradisional. Makam terletak di belakang mihrab.
Bentuk Sinkretisme Arsitektur Masjid
your name
Deskripsi Bangunan

Masjid Agung Darul
Muttaqin ini terletak di sebelah
barat alun-alun Purworejo (Jl.
Mayjend Sutoyo Kelurahan
Sindurjan Purworejo)
Terkenal sebagai Masjid
Agung yang memiliki beduk terbesar
di Asia Tenggara
Dibangun pada masa
pemerintah bupati Purworejo
pertama Kanjeng Adipati Arya
Cokronegoro I pada tahun 1834M,
empat tahun setelah usai perang
Diponegoro (1825-1830).
Bentuk-bentuk bangunan dan
Fungsinya
Dibangun berlandaskan konsep Masjid Jami ala
Rasulullah
berdiri di atas tanah seluas 8.825 m
2
Bangunan 441 m
2
Sayap kiri kanan 126 m
2
Serambi 525 m
2
Tiang utama (Soko guru) dan tiang penyangga
(Soko rowo) menggunakan kayu jati Bang yang
sudah berumur ratusan tahun
Tinggi soko gurunya mencapai puluhan meter
dengan diameter 200 m.
Bentuk-bentuk bangunan dan
Fungsinya
Soko guru berjumlah 4, soko rowo berjumlah 12
Digunakan kayu yoni sebagai penyangga Soko
Guru. Seluruh soko guru di cat warna hijau
dengan hiasan geometris lis kuning
Desain Masjid Agung Darul Muttaqin berlandaskan
arsitektur Jawa, serupa dengan Masjid Agung
Keraton Solo
Berkarakter Islam kuno di mana tiang utamanya
menopang langsung atap (Brunjungan). Sedangkan,
bangunan serambi menggunakan atap limasan
yang disebut Limasan Trajumas.

your name
Masjid Agung ini
memiliki atap tumpang
tiga.
Atap pertama disebut
panilih yang mengandung
arti syariah.
Atap kedua disebut
penangkup yang
mengandung makna
thoriqoh.
Atap ketiga disebut
brunjung yang maknanya
hakekat. Sedang mahkota
masjid mengandung arti
marifat.
your name
Di atas bangunan utama terdapat Mustaka
Puncak Masjid yang terbuat dari perunggu dengan
hiasan daun Kandhaka Hutan yang dari jauh
tampak seperti angsa menari.
your name
Ruang paling depan masjid
ditempatkan masqura (mimbar
tempat imam berkotbah) berbahan
kayu yang posisinya berada di
sebelah kanan mihrab (ruang kecil
tempat imam memimpin sholat).
your name
Di sudut barat daya ruang utama terdapat bangunan
unik berbentuk empat persegi, terbuat dai kayu dan beratap
mirop. Ruangan itu merupakan tempat khusus Cokronegoro
ketika melakukan sholat Jumat.

Sisi depan ruang masjid terdapat tiga buah pintu
kupu tarung berpanil kayu dan kaca, di atas pintu terdapat
inskripsi belanda, Jawa dan Arab yang arti tulisan tersebut
jika dibaca : KRA Cokronagoro Ping I Mas Pateh Cokrojoyo
Purworejo : 1762 H (1834 M).

Sebelah utara dan selatan masjid terdapat bangunan
tempat wudhu dan kolam, dengan sebelah utara tempat
wudhu pria dan sebelah selatan tempat wudhu wanita.

Bagian serambi masjid ditempatkan beduk raksasa
yang disebut Beduk Kyai Pendhowo atau Beduk
Kyai Bagelen.

your name
Beduk Pendhowo ini memiliki panjang 292
cm, diameter depan 194 cm dan diameter
belakang 180 cm serta kulit beduknya
menggunakan kulit banteng

Beduk ini dibuat dari pangkal pohon jati
pendhowo yang tumbuh di Dukuh Pendhowo,
Desa Brogolan (sekarang masuk wilayah
Kecamatan Purwodadi)

Supaya tetap awet, kini beduk itu hanya
diijinkan untuk ditabuh pada setiap Jumat.

Anda mungkin juga menyukai