Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH”

DOSEN PEMBIMBING :

FERDY PUTRA, S.E., M.Ak

DISUSUN OLEH :

M. Fadel Lamina 1902111787

M. Iqbal. Pratama 1902124245

Muhammad iqbalramadhand 1902156377

Teguh Prayoga 1902111343

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik yang berjudul “Standar/prinsip akuntansi pada sektor publik”

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Ferdy Putra, S.E., M.Ak yang telah membantu
kamibaik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Pekanbaru, 17 Mei 2022

Penyusun

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3 Tujuan dan Manfaat.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Seluk Beluk Akuntansi Keuangan Daerah.......................................................................2

2.2 Catatan Akuntansi Keuangan Daerah..............................................................................3

2.3 Langkah-langkah praktik keuangan daerah.....................................................................4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan PP No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dijelaskan


secara rinci bahwa Sistem Akuntansi Permintahan (SAP) merupakan berbagai prosedur manual
maupun yang sudah terkomputerisasi mulai dari kegiatan pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran dan pelaporan posisi keuangan serta operasional pemerintah.

Berdasarkan Abdul Halim dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Keuangan


Daerah tahun 2004 yang diterbitkan oleh Salemba Empat menjelaskan bahwa Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan suatu sistem akuntansi yang di dalamnya terdapat proses
pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian keuangan dan laporan
keuangan dalam wujud melaksanakan APBD, yang dilakukan dalam berbagai prinsip akuntansi
yang sudah diterima secara umum.

Berdasarkan dua sudut pandang tentang pengertian Sistem Akutansi Daerah di atas, maka
bisa disimpulkan bahwa sistem akuntansi daerah merupakan suatu serangkaian prosedur yang
dimulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, hingga laporan keuangan
dalam hal pertanggungjawaban pelaksana APBD yang bisa dilakukan secara manual atau
memanfaatkan aplikasi komputer.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan seluk beluk akuntansi keuangan daerah?
2. Bagaimana sistem catatan akuntansi keuangan daerah?
3. Bagaimana langkah-langkah praktik keuangan daerah?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan seluk beluk akuntansi keuangan daerah

2. Untuk mengetahui sisten pencatatan akuntansi keuangan daerah

3. Untuk mengetahui langkah-langkah praktik keuangan daerah


1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SELUK BELUK AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Akuntansi keuangan daerah adalah aktivitas jasa yang terdiri dari pencatatan,
pengklasifikasian dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah-
pemda (kabupaten, kota, provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan
keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak – pihak eksternal terdiri dari Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD), badan pengawas keuangan, investor, kreditur dan donator, analisis
ekonomi dan pemerhati pemda, rakyat, pemda lain dan pemerintah pusat, yang seluruhnya
berada dalam lingkungan akuntansi daerah.

Akuntansi keungan daerah akan membutuhkan dokumen-dokumen yang merupakan


sumber utama dalam melakukan pencatatan yang pada akhirnya akan menghasilkan laporan
keuangan. Akuntansi pemerintahan mencatat segala transaksi yang sah sajadan berdasarkan bukti
yang akurat. Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam jurnal disertai dengan dokumen atau
bukti transaksi yang sah. Dokumen tersebut adalah sebagai berikut:

 Bukti Penerimaan Kas


Bukti Penerimaan Kas merupakan semua dokumen yang menjadi bukti adanya
penerimaan kas oleh daerah dan menjadi sumber bagi pencatatan ke dalam jurnal
penerimaan kas. Bukti penerimaan kas dapat berupa:
Surat Tanda Setoran, Tanda Bukti Penerimaan, Rekap Penerimaan Harian, dan
seterusnya sesuai dengan kebijakan yang ada di daerah
 Bukti Pengeluaran Kas
Merupakan semua dokumen yang menjadi bukti adanya pengeluaran kas oleh daerah
dan menjadi sumber bagi pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas. Bukti
pengeluaran kas dapat berguna:

2
Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), Surat
Pertanggungjawaban (SPJ), Tanda Bukti Pengeluaran, dan seterusnya sesuai dengan
kebijakan yang ada di daerah.
 Bukti Memorial
Merupakan bukti pencatatan pada jurnal umum

2.2 CATATAN AKUNTANSI

Catatan akuntansi adalah catatan transaksi yang terjadi pada pemerintahan daerah.
Pencatatan dilakukan dengan sistem double entry berdasarkan basis Kas Modifikasian. Sistem
double entry merupakan sistem pembukuan berpasangan, suatu transaksi akan di catat dua kali
yaitu pada sisi debet (kiri) dan kredit(kanan), dimana setiap pencatatan harus menjaga
keseimbangan persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi terbentuk sebagai berikut:

AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN

Terdapat tiga metode pencatatan yaitu Single Entry, Double Entry ydan Triple Entry.

Metode pencatatan Single Entry sekarang ini semakin ditinggalkan, walau masih ada beberapa
area Pemda yang masih memakai karena mempunyai beberapa kelemahan seperti: tidak
mencerminkan kinerja secara riil dan tidak memberikan informasi yang komprehensif.

Maka dari itu, metode Double Entry hadir untuk mengisi kelemahan dari metode Single Entry.

a. Single Entry

Ada banyak sistem pencatatan buku, salah satunya adalah sistem pencatatan buku tunggal (single
entry).

Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan satu kali.

Transaksi yang mengakibatkan pemasukan kas akan dimasukkan dalam sisi penerimaan,
sedangkan yang mengurangi kas dimasukkan dalam sisi pengeluaran.

Sistem pencatatan buku tunggal memiliki kelebihan, salah satunya adalah mudah dipahami dan
sederhana.

Namun, dalam sistem ini kurang bagus untuk pelaporan karena sulit untuk menemukan
kesalahan pembukuan serta sulit melakukan kontrol keuangan.

Karena itu ada sistem pencatatan lain yang lebih baik

3
b. Double Entry

Prinsipnya, metode pencatatan Double Entry sama dengan metode pencatatan debit-kredit pada
prinsip dasar akuntansi berterima umum.

Namun, ada sedikit perbedaan formulasi Persamaan Dasar Akuntansi di ranah Akuntansi
Keuangan Daerah.

Formulasi Persamaan Dasarnya adalah :

Belanja + Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan

Pencatatan dengan metode Double Entry atau sistem pembukuan yang menggunakan Basis Kas
modifikasi. Maksud dari Basis Kas Modifikasi adalah pencatatan akuntansi hanya berlaku pada
pencatatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas sedangkan pencatatan di luar
penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dengan basis akrual.

2.3. LANGKAH-LANGKAH PRAKTEK DALAM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan pencatatan:

1. Transaksi pemerintahan daerah

Transaksi yang terjadi dan diikuti oleh bukti-bukti yang sah

2. Pencatatan dalam jurnal

Catatan akuntansi terdiri dari beberapa jurnal, yaitu:

a. Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas merupakan jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat
transaksi yang dikategorikan sebagai penerimaan kas. Lalu, kategori apa saja yang termasuk ke
dalam penerimaan kas?

 Penyetoran modal dari pemilik berupa kas

Umumnya, saat mendirikan suatu bisnis sang pemilik bisnis akan menyetorkan kas untuk
perusahaan. Dengan demikian, karena adanya pemasukan kas untuk perusahaan maka perlu
dicatat ke dalam jurnal penerimaan kas.

 Penjualan tunai

4
Transaksi yang kedua adalah transaksi penjualan tunai. Ketika perusahaan menjual barang secara
tunai, berarti perusahaan akan mendapatkan uang sehingga dicatat ke dalam jurnal penerimaan
kas

 Penerimaan pembayaran piutang dan potongan penjualan

Ketika perusahaan menerima pembayaran piutang, berarti perusahaan menerima uang sehingga
dicatat ke dalam jurnal penerimaan kas. 

 Retur pembelian yang sebelumnya dibeli tunai

Well, kalau perusahaan membeli barang secara tunai maka dapat diartikan perusahaan telah
membayarnya, bukan? 

Namun, apabila perusahaan mengembalikan barang tersebut maka perusahaan akan mendapatkan
kembali uangnya. Dengan demikian, ketika uang perusahaan kembali berarti perusahaan telah
menerima kas sehingga dicatat ke dalam jurnal penerimaan kas. 

 Pendapatan di luar usaha

Katakanlah perusahaan mendapat pendapatan bunga, berarti perusahaan mendapatkan kas


sehingga dicatat ke dalam jurnal penerimaan kas. 

Jadi bisa disimpulkan jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat hal-hal yang
berhubungan dengan penerimaan kas ya. Contoh penerimaan kasnya seperti yang udah
disebutkan di atas.

b. Jurnal Pengeluaran Kas

Jadi, jurnal pengeluaran kas adalah jurnal yang dikenal sebagai pembayaran uang secara tunai.
Jurnal pengeluaran kas adalah suatu catatan akuntansi yang digunakan di dalam suatu sistem
akuntansi guna pengeluaran kas.

Fungsi dari jurnal pengeluaran kas adalah untuk bisa mencatat seluruh transaksi arus kas keluar
yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. berbagai transaksi tersebut bisa
berbentuk transaksi pembelian dan juga pengeluaran yang dilakukan secara tunai atau kas dari
berbagai jenis kegiatan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.

Pengeluaran kas yang dimaksud dalam hal ini akan dimanfaatkan untuk membeli barang atau
menggunakan jasa, seperti perlengkapan uang tunai, membayar hutang material ataupun hutang
dagang, membayar berbagai beban lain, dan juga setoran ke dana kas kecil.

Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan di dalam jurnal pengeluaran kas adalah
faktor dari pihak supplier yang sudah diberi stempel luna dalam bukti jumlah kas keluar dan juga
cek atau bilyet giro.

5
Jurnal pengeluaran kas ini harus tetap dicatat setiap bulannya sebelum dipindahbukukan ataupun
diposting ke dalam buku besar utama atau ke dalam buku besar pembantu.

Contoh Jurnal Pengeluaran Kas:


1. Untuk pembelian barang dagang yang dilakukan secara tunai, Anda bisa menggunakan analisa
berikut ini:

 Debit dianggap sebagai pembelian


 Kredit dianggap sebagai kas

2. Sedangkan untuk pembayaran hutang dagang, kita bisa menggunakan cara berikut ini.

a. Jika dilakukan tanpa adanya potongan pembelian atau diskon, maka bisa kita tuliskan sebagai
berikut:

 Debit: utang usaha


 Kredit: kas

b. Jika terdapat potongan pembelian atau diskon, maka kita bisa menggunakan analisa berikut
ini:

 Debit: utang usaha


 Kredit: Kas
 Kredit: potongan pembelian

Untuk beberapa kegiatan transaksi yang masih jarang dilakukan, maka bisa kita catat di dalam
kolomnya sendiri. Bagaimana caranya? caranya adalah dengan memasukkannya di dalam akun
serba-serbi. Akun serba-serbi adalah kebalikan dari akun kas.

Agar lebih jelas, cobalah perhatikan contoh jurnal pengeluaran kas kecil di bawah ini.

1. Transaksi yang dilakukan untuk membayar pembelian perlengkapan, maka kita bisa
menulisnya dengan analisis di bawah ini.

 Debit: suatu kolom serba-serbi yang diberi nama akun perlengkapan


 Kredit: kas

2. Untuk akun transaksi pembayaran gaji atau upah karyawan dan juga biaya yang lainnya, maka
bisa menggunakan analisa berikut ini.

 Debit: kolom serba-serbi bisa diisi dengan menggunakan akun gaji ataupun akun biaya
lain-lain
 Kredit: Kas

6
c. Jurnal Khusus

Pengertian jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat semua bukti data
transaksi keuangan yang ada dari semua transaksi keuangan pada bisnis kamu dalam periode
tertentu.

Pencatatan ini mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi, melakukan penilaian, sampai


memudahkan kamu dalam proses pemindahan transaksi yang berdampak pada sebuah akun
sesuai dengan transaksi.

Fungsi Jurnal Umum 

Terdapat 5 fungsi dari jurnal umum adalah, diantaranya :

 Fungsi Historis, dimana fungsi ini menyangkut pencatatan transaksi yang dilakukan
berdasarkan tanggal terjadinya transaksi tersebut. Semua transaksi dilakukan secara
sistematis dan kronologis.
 Fungsi Analisis, pencatatan merupakan hasil analisis transaksi yang berkaitan dengan
akun yang berpengaruh. Analisis ini berkaitan dengan penggolongan nama akun, lalu
debit dan kredit serta jumlahnya.
 Fungsi Pencatatan, jurnal digunakan untuk mencatat semua transaksi pada bisnis kamu.
Tujuannya agar dalam membuat laporan keuangan bisa dilakukan secara lengkap dan
detail.
 Fungsi Instruksi, pencatatan pada jurnal umum bukan hanya sekedar dokumen transaksi
pada bisnis kamu melainkan bersifat instruksi. Maka dari itu, jurnal berfungsi untuk
memberikan perintah dalam proses penginputan data ke dalam buku besar.
 Fungsi Informatif,  jurnal berfungsi untuk memberikan penjelasan terkait semua bukti
pencatatan transaksi yang sudah terjadi.

Cara Membuat Jurnal Umum

1. Memahami Persamaan Akuntansi

Sebelum kamu membuat jurnal umum, kamu harus paham mengenai persamaan akuntansi.
Kenapa? Agar kamu tahu proses bagaimana cara mencatat transaksi dalam jurnal serta
penempatan kredit dan debit pada akun tertentu.

2. Identifikasi Semua Bukti Transaksi

Selanjutnya, kamu harus mengumpulkan bukti transaksi misalnya invoice, faktur, nota, dan
lainnya.

Berikutnya kamu lakukan identifikasi terhadap transaksi tersebut, tapi yang harus kamu
identifikasi adalah transaksi yang berakibat berubahnya posisi keuangan yang dapat dicatat pada
jurnal.

7
Biasanya dalam satu transaksi minimal bisa 2 akun yang berpengaruh.

3. Melakukan Pencatatan Jurnal Umum

Langkah berikutnya baru kamu bisa melakukan pencatatan jurnal umum setelah semua data
transaksi sudah diidentifikasi.

Nah, dalam pencatatan jurnal umum menggunakan sistem pencatatan double-entry  yaitu setiap
transaksi yang sudah dicatat memiliki dampak pada posisi debit dan kredit yang seimbang atau
jumlah yang sama.

Untuk melakukan pencatatan jurnal keuangan, kamu tidak perlu melakukannya secara manual
lagi. Karena sekarang sudah tersedia software atau aplikasi akuntansi Jubelio.

Dengan platform Jubelio, kamu lebih mudah melakukan pencatatan jurnal dan membuat laporan
keuangan karena semuanya dikelola secara otomatis dan sudah terintegrasi dengan marketplace,
semuanya bisa kamu kelola hanya dalam satu sistem dashboard aja.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi keuangan daerah adalah aktivitas jasa yang terdiri dari pencatatan,
pengklasifikasian dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah-
pemda (kabupaten, kota, provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan
keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak – pihak eksternal terdiri dari Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD), badan pengawas keuangan, investor, kreditur dan donator, analisis
ekonomi dan pemerhati pemda, rakyat, pemda lain dan pemerintah pusat, yang seluruhnya
berada dalam lingkungan akuntansi daerah.

Akuntansi keungan daerah akan membutuhkan dokumen-dokumen yang merupakan


sumber utama dalam melakukan pencatatan yang pada akhirnya akan menghasilkan laporan
keuangan. Akuntansi pemerintahan mencatat segala transaksi yang sah sajadan berdasarkan bukti
yang akurat. Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam jurnal disertai dengan dokumen atau
bukti transaksi yang sah

Anda mungkin juga menyukai