ETIKA PROFESI
- Kasus WhistleBlower sebagai
Pengungkap Rahasia Perusahaan -
OLEH :
Dengan mengucapkan Puji serta rasa Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan segala anugerah, rahmat dan karunia–Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Etika Profesi yang berjudul “Kasus WhistleBlower
sebagai Pengungkap Rahasia Perusahaan” ini sebagaimana mestinya dan tepat pada waktunya.
Dalam penulisan Makalah Mata Kuliah Etika Profesi ini, Penulis mempelajari lebih
dalam tentang materi yang akan dibahas di dalam makalah ini. Sumber utama Informasi yang
digunakan penulis ialah sumber utama yang diberikan oleh Dosen Mata Kulia Etika Profesi
yaitu, Bapak Elyas Palentei serta sumber lainnya yang penulis temukan dari internet.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan serta
penulisan Makalah Mata Kuliah Etika Profesi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca maupun Bapak Dosen yang bersangkutan. Semoga Makalah ini bisa
bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca umum makalah Mata Kuliah Etika
Profesi ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai dan meridhoi langkah kita
semua dalam meraih kesuksesan, Aamiin.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menjadi acuan tentang bagaimana tatacara pelaporan yang santun dan beretika dan
meningkatkan partisipasi karyawan dalam melaporkan pelanggaran.
Oleh karenanya, dalam makalah ini penulis akan dijelaskan mengenai kasus
whistleblowing yang pernah terjadi baik di Indonesia maupun di Negara lain.
1.2. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi. Selain
itu, tujuan lebih rincinya ialah sebagai berikut :
2
BAB II -
PEMBAHASAN
2.1 WhistleBlowing
2.1.1 Whistleblowing System
3
dalam mencegah kecurangan dan korupsi, tanpa jaminan keselamatan baik
nyawa maupun harta benda dan rasa aman bagi pelapor serta keluarganya,
maka whistleblowing system tidak akan berjalan efektif.
4
lain yang dapat mengambil tindakan atas pelanggaran tersebut.
Pengungkapan ini umumnya dilakukan secara rahasia (confidential).
Pengungkapan harus dilakukan dengan itikad baik dan bukan
merupakan suatu keluhan pribadi atas suatu kebijakan perusahaan tertentu
ataupun didasari kehendak buruk/ fitnah.
5
diberikan tidak hanya untuk pelapor tetapi juga dapat diperluas
hingga anggota keluarganya.
3) Informasi pelaksanaan tindak lanjut, berupa kapan dan bagaimana
serta kepada institusi mana tindak lanjut diserahkan, informasi ini
disampaikan secara rahasia kepada pelapor yang lengkap
identitasnya.
6
1) UU No.28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
& Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; pasal 9
2) UU No.31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi pasal 31 danpasal 41 ayat (2) butir e.
7
atau karyawan didalam suatu perusahaan atau institusi yang melaporkan
suatu tindakan pelanggaran hukum kepada karyawan lainnya atau atasannya
yang juga ada didalam perusahaan tersebut.
Selain itu juga ada tipe external whistleblower adalah pihak pekerja
atau karyawan didalam suatu perusahaan atau organisasi yang melaporkan
suatu pelanggaran hukum kepada pihak diluar institusi, organisasi atau
perusahaan tersebut. Biasanya tipe ini melaporkan segala tindakan
melanggar hukum kepada media, penegak hukum, ataupun pengacara,
bahkan agen-agen pengawas praktik korupsi ataupun institusi pemerintahan
lainnya. Contohnya seperti Komjen Susno Duadji yang melaporkan praktek
markus di tubuh Kepolisian, Kejaksaan dan Dirjen Pajak kepada Satgas
Mafia Hukum, DPR RI. Secara umum seoarang whistle blower tidak akan
dianggap sebagai orang perusahaan/insitusi karena tindakannya melaporkan
tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pihak
perusahaan/institusi.
Dasar Hukum di Indonesia UU Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Perlindungan Saksi dan Korban, namun penerapan undang-undang itu
masih lemah. Khususnya perlindungan bagi Whistle Blower. "UU 13/2006
masih memiliki banyak kelemahan. Perlindungan mengenai saksi pelapor
justru ada dalam pasal 15 UU KPPU," ungkap Ketua PPATK, Yunus
Hussein.
Pendapat ini juga disetujui oleh Mas Achmad Santosa, anggota
Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. "Penguatan harus dilakukan, terutama
terhadap pasal 10 UU Perlindungan Saksi dan Korban," ujar Mas Achmad.
Perlindungan terhadap saksi pelapor harus dilakukan dengan merahasiakan
identitas pelapor. Selain itu, pelapor juga harus dilindungi dari berbagai
ancaman. Namun hal ini juga masih sulit dilaksanakan. "Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban sendiri masih belum kuat untuk berfungsi
sebagaimana mestinya," ujar Yenti Garnasih, dosen FH Universitas
Trisakti.
8
Secara lengkapnya seorang whistle blower telah menyimpang dari
kepentingan perusahaan/institusi. Jika pengungkapan ternyata dilarang oleh
hukum atau diminta atas perintah eksekutif untuk tetap dijaga kerahasiannya
maka laporan seoarang whistle blower tidak dianggap berkhianat.
Bagaimanapun juga di Amerika Serikat tidak ada kasus dimana seorang
whistle Blower diadili karena dianggap berkhianat. Oleh karena itu sudah
selaknya seorang Whistle blower wajib di lindungi dan bahkan di berikan
penghargaan. Hal tersebut seperti dalam U.S Federal Whistleblower
Statues, untuk dianggap sebagai seoarang whistle blower seorang
pekerja/bawahan harus secara beralasan yakin bahwa seseorang atau
institusi atau organisasi ataupun perusahaan telah melakukan tindakan
pelanggaran hukum.
9
Coca Cola dan beberapa dokumen yang menurutnya akan membuat Pepsi
tertarik. Williams kemudian menyerahkan sampel produk Coca Cola itu
kepada Duhaney dan Dimson yang nantinya akan menjual produk itu
kepada Pepsi. Pada bulan Mei 2006, Pepsi menerima surat dari Dimson
yang mengaku sebagai petinggi di Coca Cola dan mengaku mempunyai
dokumen-dokumen yang pasti buat Pepsi ngiler. Namun bukan duit yang
Dimson terima, Pepsi malah menghubungi FBI untuk meneliti kasus ini.
Agen FBI pun menyamar untuk memasang perangkap ketika Dimson
mengirim 14 lembar faksimili yang bertuliskan dokumen rahasia Coca Cola.
Agar masuk perangkap, Dimson dibayar dulu sebanyak US$ 5.000,
kemudian agen itu menjanjikan akan memberikan US$ 30.000 dalam kotak
kue kepada Dimson di Bandara Atlanta. Akhirnya Dimson ditangkap. Coca
Cola pun tidak tinggal diam, mengetahui karyawannya membocorkan
rahasia, manajemen memasang kamera pengawas yang menangkap basah
Williams sedang memasukkan dokumen rahasia dalam tasnya saat dia akan
pulang kerja.
10
perusahaan serta hak dan kewajiban pekerja. Dalam perjanjian kerja
bersama mungkin saja diatur bagaimana prosedur atau mekanisme
menyebarkan informasi dan segala kegiatan yang terkait dengan kantor
kepada publik. Apabila dalam mekanisme itu ada yang dilanggar karyawan,
maka tentu saja ada sanksinya. Bahkan kadang di surat perjanjian
berakhirnya masa kerja, ada pasal yang melarang mantan karyawan untuk
menyebarluaskan aktivitas di perusahaan meskipun tak terikat kerja di situ
lagi. Selanjutnya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), misalnya
saja dianggap menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan
menuduh suatu hal agar dapat diketahui umum atau pencemaran nama baik
melalui gambar atau tulidan yang disiarkan, dipertunjukkan atau ditempel
di muka umum. Jadi jangan sampai karyawan atau mantan karyawan
menjelek-jelekkan perusahaannya karena bisa jadi dikenai pasal ini.
Membocorkan rahasia perusahaan juga bisa melanggar UU Rahasia
Dagang, dimana pengungkapan informasi tertentu yang mungkin masuk
kategori rahasia dagang tanpa seijin pemiliknya kepada publik, maka dapat
dikenakan sanksi pidana atau menimbulkan hak bagi pemiliknya untuk
mengajukan ganti rugi. Tindakan menceritakan masalah kantor secara jelas
tanpa inisial dan gamblang bahkan bisa terjerat UU Informasi dan
Transaksi Elektronik, Kitab UU Hukum Perdata terutama pasal 1365 dan
1372. Pasal 1365 KUHper menentukan bahwa tiap perbuatan melawan
hukum yang mengakibatkan kerugian pada orang lain, mewajibkan orang
yang melakukan perbuatan tersebut untuk mengganti kerugian. Sedangkan
Pasal 1372 KUHPer mengatur mengenai tuntutan perdata atas penghinaan
untuk mendapat ganti rugi dan pemulihan nama baik. Dan sanksi hukum
yang terakhir adalah bisa melanggar UU Keterbukaan Informasi Publik .
Dari segala konsekuensi di atas, maka selayaknya sebagai warga negara
yang baik, keluhan itu boleh hanya saja ada etikanya. Tulisan harus berdasar
pada fakta-fakta, jangan sampai hanya berupa emosi sesaat, sebelum
menulis harus juga diingat apakah sewaktu kita menandatangani surat
perjanjian kerja ada pasal yang terkait tentang ini, dibolehkan atau tidaknya
11
karyawan mengeluarkan keluhan tentang perusahaan tempatnya bekerja,
tulisan dan kritikan melalui media harus fokus pada masalah dan bagaimana
penyelesaian masalah tersebut, jangan berupa publikasi keburukan
seseorang. Dan untuk persiapan seandainya ada serangan balik, maka segala
keluhan atau kritikan harus ada dokumen buktinya yang relevan, termasuk
juga mungkin saksi-saksi. Menulis juga hendaknya yang dapat memberi
manfaat jangan yang berupa keluhan ini itu atau caci maki. Sekali lagi
kebebasan dilindungi UU tapi juga ada kebebasan orang lain/ instansi/
perusahaan yang juga di lindungi UU. Jadi selayaknya saat menceritakan
masalah kantor di blog atau jejaring sosial yang tentunya bisa diakses publik
harus diingat segala ketentuan UU nya.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis sampaikan berdasarkan
pembahasan pada makalah ini ialah sebagai berikut :
13
4) Menyatakan dengan jelas keberatan terhadap praktik yang terlibat,
bukan terhadap orang-orangnya. Di mana keberatan menjadi orang
yang dipusatkan ada bahaya dari kehilangan keobjektifan.
5) Semua prosedur perusahaan harus diikuti oleh potensi whistle blower,
dan jika tidak ada itikad baik secara internal perusahaan maka
pengungkapan eksternal perlu dipertimbangkan.
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan pembahasan pada
makalah ini ialah sebagai berikut :
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/rpp/sang-whistle-
blower_54ffbaaca333113244511790 (diakses pada tanggal 18 Desember 2015
pukul 22:11 WITA).
http://finance.detik.com/read/2007/05/24/121606/784559/4/jual-rahasia-ke-
pepsi-mantan-sekretaris-coca-cola-dibui (diakses pada tanggal 18 Desember 2015
pukul 22:11 WITA).
http://www.kompasiana.com/destarania/hati-hati-menceritakan-masalah-
kantor-di-social-media-ada-batasan-hukumnya_550e04fca33311ab2dba7f1d
(diakses pada tanggal 18 Desember pukul 22:11 WITA).
http://www.komisiinformasi.go.id/regulasi/view/uu-nomor-30-tahun-2000
(diakses pada tanggal 18 Desember pukul 22:11 WITA).
http://www.komisiinformasi.go.id/regulasi/view/penjelasan-atas-uu-nomor-
30-tahun-2000 (diakses pada tanggal 18 Desember 2015 pukul 22:11 WITA).
15