Anda di halaman 1dari 101

AUDITING 1 (AUD177)

NETTY HERAWATY, SE, MSI, AK


NIP: 19731114 199903 2 002
BAB I
PROFESI AKUNTAN PUBLIK

 Apa itu Audit?


 Siapa Akuntan Publik?
 Bagaimana Pendidikan Akuntan?
Adanya PPAk (Pendidikan Profesi
Akuntansi)
UU No. 5 thn 2011 tentang akuntan
publik
 Apa jasa yang diberikan Kantor
Akuntan Publik?
PENGERTIAN AUDIT
Menurut Mulyadi (2002)
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta
menyampaikan hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan.
PENGERTIAN AUDITING
Dari pengertian auditing dapat diperoleh
beberapa karakteristik:
1. Informasi yang dapat diukur dan kriteria
yang telah ditetapkan
2. Entitas ekonomi
3. Aktivitas mengumpulkan dan
mengevaluasi bahan bukti
4. Independensi dan kompetisi auditor
pelaksana
5. Pelaporan audit
Pendidikan Akuntan Publik
• Menurut Pasal 1 undang-undang No. 34 tahun
1954, gelar akuntan hanya diberikan kepada
mereka yang mempunyai ijazah akuntan. Pada
pasal 2 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
ijazah sebagaimana disebutkan pada pasal 1
adalah :
a. Ijazah yang diberikan oleh suatu Universitas
negeri atau badan perguruan tinggi lain yang
dibentuk menurut undang-undang atau diakui
pemerintah, sebagai tanda bahwa pendidikan
untuk akuntan pada badan perguruan tinggi
tersebut telah baik.
b. Ijazah yang diterima sesudah lulus dalam suatu
ujian lain yang menurut pendapat Panitia-Ahli
termaksud dalam pasal 3, guna menjalankan
pekerjaan akuntan dapat disamakan dengan
ijazah tersebut pada huruf a pada pasal ini
Pendidikan Akuntan Publik
• Realisasi dari ketentuan tersebut, nomor register akuntan
hanya dapat diberikan oleh Departemen Keuangan RI
kepada :
1. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas
Negeri yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
kebudayaan.
2. Lulusan ujian Negara Akuntansi (UNA) yang
diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Ujian ini disediakan bagi lulusan dari jurusan
Akuntansi pada perguruan tinggi Swasta dan lulusan
fakultas Ekonomi yang belum mendapat persetujuan dari
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Swasta (Fakultas
Ekonomi dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) dan lulusan
Fakultas Ekonomi Negeri yang belum mendapat
persetujuan dari direktorat Jenderal pendidikan Tinggi
untuk dibebaskan dari UNA.
Lanjutan

PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Apa yang melatarbelakangi profesi Akuntan
Publik berkembang setelah tahun 2000?
 KMK No. 423 th 2002
KMK NO. 359 th 2003
 PMK No. 17 th 2008 (15 April 2008)
Perkembangan pasar modal(UU dikeluarkan
BAPEPAM), Bapepam No. kep-20/PM/2002
tanggal 12 November 2002
Peraturan BI tentang pemberian kredit
 Deregulasi di bidang perpajakan
UU no. 5 tahun 2011
PP No. 20 tahun 2015, 6 April 2015
MENJADI AKUNTAN PUBLIK
Memperoleh Register Negara untuk Akuntan
(Kemenkeu)
Syarat ini tidak dicantumkan dalam UU AP

Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP)


(4 mata ujian dalam 2 tahun)

Akuntan Publik (dengan memenuhi persyaratan


tambahan seperti pengalaman audit, menjadi
anggota IAPI dll)
GELAR AKUNTAN
• Gelar Akuntan dalam UU 34/1954 tidak dicabut
• Gelar Akuntan diberikan kepada mereka yang telah mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntansi (Kemendiknas 179/U/2001)
• Mendiknas mengangkat Panitia Ahli untuk
mempertimbangkan ijazah  akuntan
• Akuntan  mendaftar nama dibuat dalam register negara.
• Setelah peraturan tentang Akuntan Publik keluar, maka
Akuntan tidak sama dengan Akuntan Publik.
• Akuntan sebagai syarat menjadi Akuntan Publik ??
Tergantung peraturan Menteri Keuangan.
REGISTER AKUNTAN (>2004)

S1 Akuntansi Kurang lebih 4 thn

PPAk Kurang lebih 2 semester

Piagam Register Negara


untuk Akuntan Kurang lebih 10 hari kerja

Sumber: PPAJP Kemenkeu RI,


2011
10
Kurikulum PPAK
Wajib
• Pelaporan dan Akuntansi Keuangan
• Auditing dan Atestasi
• Perpajakan
• Akuntansi Manajemen dan Biaya
• Etika Bisnis dan Profesi
• Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersial
• Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Pilihan  diserahkan Program
• Beberapa mata ajar review atau pendalaman dari mata
ajar S1. Jika input berkualitas maka pembahasan
diarahkan pada kasus-kasus.
• Diarahkan untuk siap mengikuti ujian CPA
Tujuan UU Akuntan Publik:
a. Melindungi kepentingan publik
b. Mendukung perekonomian yang sehat,
efisien dan transparan
c. Memelihara integritas profesi akuntan
publik
d. Meningkatkan kompetensi dan kualitas
profesi akuntan publik
e. Melindungi kepentingan profesi akuntan
publik sesuai dengan standar dan kode
etik profesi
PPAk dan PPAP
• Materi dan jumlah SKS yang harus ditempuh dalam PPAk dan
PPAP perlu adanya pengelompokan (cluster) sesuai dengan
latar belakan peserta:
- Sarjana Akuntansi (AKUNTANSI)
- Sarjana Ekonomi non akuntansi (EKONOMI)
- Sarjana non Ekonomi (NON EKONOMI),
seperti: Tehnik, MIPA, Kedokteran, Hukum,
Sosiologi, dan Politik, Psikologis dan lain-lain.
• Jumlah SKS: AKUNTANSI < EKONOMI < NON EKONOMI
• Secara umum penyelenggaraan PPAk dapat menyelenggarakan
PPAP, namun perlu kriteria tertentu untuk dapat
menyelenggarakan PPAP (dosen praktisi, tempat magang dan
lain-lain).
Syarat untuk Mengikuti Ujian
Sertifikasi Akuntan Publik
Harus menguasai Common Body of Professional
Knowledge untuk profesi akuntansi:
• Jalur 1 = S1 Akuntansi + PPAk
• Jalur 2 = S1/D4/Setara Akuntansi+PPAP
• Jalur 3 = S1/D4/Setara non Akuntansi+PPAP
• Jalur 4 = WNI yang lulus S2/S3 Akuntansi dari
Universitas Luar Negeri (telah diakui oleh
Diknas)+PPAP
• Jalur 5 = S1/D4/Setara Akuntansi+S2+S3 Akuntansi
• Jalur 6 = WNI yang lulus CPA/CA Luar Negeri
(setelah dilakukan Assessment oleh IAPI)
Jalur 1
S1 Akuntansi+PPAk
1. Perlu penyempurnaan terhadap
penyelenggaraan PPAk yang ada saat ini.
2. Kurikulum PPAk perlu memperhatikan
International Education Standard for
Professional Accountant yang diterbitkan
oleh IFAC.
3. Penyelenggaraan PPAk perlu melibatkan
IAPI termasuk melibatkan Praktisi
Akuntan Publik (melalui rekomendasi
IAPI) sebagai tenaga pengajar PPAk.
Jalur 2
S1/D4/Setara Akuntansi + PPAP
1. S1/D4/Setara Akuntansi yang telah
menempuh PPAP
2. Perlu dilakukan assessment terhadapa
calon peserta PPAP, terkait tentang
Perguruan Tinggi lulusan peserta
tersebaut dan mata kuliah yang telah
ditempuh selama S1/D4/setara Akuntansi
3. Peserta PPAP mengikuti mata kuliah PPAp
sesuai dengan hasil assessment.
Jalur 3
S1/D4/Setara non Akuntansi+PPAP
1. S1/D4/Setara non Akuntansi yang telah
menempuh PPAP
2. Perlu dilakukan Assessment terhadap calon
peserta PPAP, terkait tentang Perguruan Tinggi
lulusan peserta tersebut dan mata kuliah yang
telah ditempuh selama S1/D4/Setara non
Akuntansi.
3. Peserta PPAP mengikuti mata kuliah PPAP sesuai
dengan hasil Assessment.
4. Untuk bisa menguasai Common Body of
Professional Knowledge, minimal menempuh mata
kuliah Pengantar Akuntansi ditambah 63 SKS
mata kuliah.
Jalur 4
WNI yang lulus S2/S3 Akuntansi dari
Universitas Luar Negeri
(telah diakui oleh Diknas) + PPAP

1. S2/S3 Akuntansi (Graduate/Doctoral Programme)


2. Harus mengikuti PPAP terutama untuk mata kuliah :
a) Hukum dan Peraturan Perpajakan
b) Hukum Bisnis
c) Akuntansi Syariah
d) Akuntansi Sektor Publik
e) Etika dan Tanggung jawab Profesi Akuntan Publik
Jalur 5
S1/D4/Setara Akuntansi + S2/S3
Akuntansi
1. Lulusan S1/D4/Setara Akuntansi
dan telah menempuh S2/S3
Akuntansi.
2. S2 Akuntansi boleh jalur keilmuan
(M.Si) maupun jalur praktisi (M.Ak)
3. Penyelenggara S2/S3 telah
terakreditasi A oleh BAN PT.
Jalur 6
WNI yang lulus CPA/CA luar
negeri
1. Perlu dilakukan assessment oleh
IAPI terhadap lulusan CPA/CA luar
negeri (perlu adanya mutual
recognition antar asosiasi profesi)
2. Perlu mengikuti ujian yang terkait
dengan Hukum Bisnis dan
Perpajakan.
KASUS ENRON
 Kasus ENRON di Amerika (persh tambang
terbesar)
KAP Arthur Anderson
1. Sebagai Auditor ekstren
2. Sebagai konsultan persh
3. Sebagai Pemilik saham perusahaan
KAP Arthur telah memanipulasi laporan
keuangan persh ENRON dan
menghilangkan bukti-bukti audit
KASUS ENRON
- Kedekatan Auditor dengan klien
karena lamanya perikatan audit
menyebabkan tidak adanya
independensi antara auditor (KAP
AA) dengan klien (ENRON)
- Auditor ekstren juga merangkap sbg
konsultan dan pemilik
KASUS KIMIA FARMA
• Perusahaan di bidang obat-obatan di
Indonesia
• KAP Deloitte dalam hal ini patnernya Pak
Sensi
• Adanya penggelembungan persediaan
yang menyebabkan adanya selisih laba yg
sebenarnya dengan yg disajikan
• KAP didenda oleh Bapepam karena
dianggap telah melakukan kekeliruan
dalam melaporkan hasil auditnya
Tipe-tipe audit:

• Audit Laporan Keuangan (Financial Statement


Audit )
• Audit Kepatuhan ( Compliance Audit )
• Audit Operasional ( Operational Audit )
• Audit Sosial
• Audit PDE (Pengolahan Data Elektronik)
• Audit Forensik
TIPE TIPE AUDITOR
1. Auditor Independen/auditor
ekstren
2. Auditor Pemerintah
3. Auditor Intern
4. Auditor Forensik
5. Auditor Sosial
6. Auditor PDE
Jasa-Jasa Kantor Akuntan Publik
1. Jasa Assurance (Atestasi)
a. Audit
b. Pemeriksaan
c. Review
d. Prosedur yang disepakati
2. Jasa Non Assurance (Non Atestasi)
a. Konsultan
b. Kompilasi
c. Jasa di bidang perpajakan
STRUKTUR KAP
1. KAP berbentuk sendiri
2. KAP berbentuk usaha bersama

Hirarki KAP:
1. Partner
2. Manajer
3. Staf senior
4. Staf yunior
KAP BIG Four:
4 KAP berskala international terbesar saat
ini yang mengaudit sebagian besar
perusahaan baik terbuka maupun
tertutup.
1. Pricewaterhouse Cooper (PWC)
2. Ernst & Young (E & Y)
3. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
4. Deliotte Touche Tohmatsu (Deloitte)
STANDAR PROFESIONAL
AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
31 maret 2011
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar jasa akuntansi dan review
4. Standar jasa konsultasi
5. Sistem Pengendalian Mutu
BAB I
LAPORAN AUDIT
Ada dua bentuk laporan audit:
1. Bentuk Baku (Pendek)
Terdiri dari 3 paragraf atau 4 paragraf
yaitu paragraf pengantar, ruang lingkup
dan paragraf opini (pendapat) dan
paragraf dengan kalimat penjelas
2. Bentuk Panjang
Tidak adanya aturan jumlah paragrafnya
Standar Auditing Menurut
GAAS (tidak berlaku lagi)
1. Standar umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau
lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan
penugasan, independensi dalam sikap. Sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, audior wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
Standar Auditing
2. Standar Pekerjaan Lapangan
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya
dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
b. Pemahaman yang memadai atas Struktur
Pengendalian Intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat,
saat,, dan lingkup pengujian yang darus
dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus
diperoleh melalui
inspeksi,pengamatan,pengajuan pertanyaan
dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
Standar Auditing
3. Standar Pelaporan
a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.(PABU)
b. laporan audit harus menunjukkan keadaan didalamnya
prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan
dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam
laporan audit.
d. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau
suatu asersi bahwa bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam semua hal yang mana auditor dihubungkan
dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan, auditor
jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya.
STANDAR AUDITING
Standar Auditing tersebut pada intinya
berisi tentang:
1.Standar Umum
a.Keahlian (kompetensi)
b.Independensi
c.Kemahiran profesional
2. Standar pekerjaan lapangan
a.Perencanaan audit
b.Pemahaman SPI
c.Bukti Audit
STANDAR AUDITING
Standar Pelaporan
• PABU
• Konsistensi
• Pengungkapan memadai
• Pendapat (opini)
OPINI (PENDAPAT)
Ada 5 jenis opini:
1. Laporan yang berisi pendapat wajar
tanpa pengecualian (unqualified
opinion report)
2. Laporan yang berisi pendapat wajar
tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan (unqualified opinion
report with explanatory language)
Lanjutan
OPINI
3. Laporan yang berisi pendapat wajar
dengan pengecualian (qualified
opinion report)
4. Laporan yang berisi pendapat tidak
wajar (adverse opinion report )
5.Laporan yang didalamnya auditor
tidak menyatakan pendapat
(disclaimer of opinion)
BAB II
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN
PUBLIK
• Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang
berupa kata-kata, tulisan atau benda yang
disepakati untuk maksud-maksud tertentu,
misalnya untuk menjamin suatu berita,
keputusan atau suatu kesepakatan suatu
organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan
peraturan yang sistematis.
• Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima
oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan
tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di
tempat kerja.
• Kode etik profesi merupakan sarana untuk
membantu para pelaksana sebagai seseorang
yang professional supaya tidak dapat merusak
etika profesi.
• Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah
aturan etika yang harus diterapkan
oleh anggota Institut Akuntan Publik
Indonesia atau IAPI (sebelumnya
Ikatan Akuntan Indonesia) –
Kompartemen Akuntan Publik atau IAI-
KAP dan staf professional (baik yang
anggota IAPI maupun yang bukan
anggota IAPI) yang bekerja pada satu
Kantor Akuntan Publik (KAP).
KODE ETIK TAHUN 2008
(IAPI)
PRINSIP ETIKA :

Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru


saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5
prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu:
1. Integritas
2. Objektivitas
3. Prinsip Kompetensi serta Sikap
Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional
4. Prinsip Kerahasiaan
5. Prinsip Perilaku Profesional
ATURAN ETIKA (IAPI)
Kode Etik Profesi Akuntan Publik juga merinci aturan
mengenai hal-hal berikut ini:
• Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan
• Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan
KAP
• Seksi 220 Benturan Kepentingan
• Seksi 230 Pendapat Kedua
• Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk
Remunerasi Lainnya
• Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional
• Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-
Tamahan Lainnya
• Seksi 270 Penyimpanaan Aset Milik Klien
• Seksi 280 Objektivitas – Semua Jasa Profesional
• Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance
INTERPRETASI ATURAN
ETIKA (PENGURUS IAPI)
• PERATURAN YANG SPESIFIK,
YANG SECARA FORMAL TIDAK
HARUS DIPATUHI, TETAPI
PENYIMPANGAN DARI
INTERPRETASI INI AKAN
MENIMBULKAN KESULITAN
KAIDAH ETIKA
RANGKAIAN PENJELASAN OLEH
KOMITE EKSEKUTIF PADA DIVISI
ETIKA PROFESIONAL TENTANG
SITUASI SPESIFIK YANG NYATA
(SPECIFIC FACTUAL
CIRCUMTANCES).
RERANGKA KODE ETIK IAI
(THN 1998)
• PRINSIP ETIKA PROFESI
• ATURAN ETIKA (IAI)
• INTERPRETASI ATURAN ETIKA
(PENGURUS IAPI)
• KAIDAH ETIKA
PRINSIP ETIKA (IAI)
• TANGGUNG JAWAB PROFESI
• KEPENTINGAN UMUM (PUBLIK)
• INTEGRITAS
• OBJEKTIFITAS
• KOMPETENSI & KEHATI-HATIAN
PROFESIONAL
• KERAHASIAAN
• PERILAKU PROFESIONAL
• STANDAR TEKNIS
ATURAN ETIKA (IAI)
thn 1998
1. independensi,
2. Standar umum
3. Tanggung jawab terhadap klien
4. Tanggung jawab terhadap rekan
5. Tanggung jawab lainnya
BAB III
BUKTI AUDIT
Menurut Standar Profesional Akuntan
Publik SA Seksi 326 (PSA No. 07), standar
pekerjaan lapangan ke-3 mengatur bahwa
bukti audit kompeten yang cukup
harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan
dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan
klien.
Bukti Audit (lanjutan)
1. Data Akuntansi
• Buku jurnal
• Buku besar
• dan buku besar pembantu
• Buku pedoman akuntansi
• Memorandum dan catatan tak resmi,
seperti kertas kerja, perhitungan-
perhitungan, dan rekonsiliasi
Bukti Audit (lanjutan)
2. Informasi penguat
• Dokumen seperti cek, faktur, surat
kontrak, notulen rapat.
• Konfirmasi dan pernyataan tertulis
dari pihak yang mengetahui.
• Informasi yang diperoleh melalui
pengajuan pertanyaan.
• Informasi lain yang dikembangkan
atau tersedia bagi auditor.
Bukti Audit (lanjutan)
• Beberapa faktor yang berpengaruh
atas kompetensi bukti adalah :
• Relevansi
• Sumber bukti
• Ketepatan waktu
• Obyektivitas
• Cara pemerolehan bukti
Bukti Audit (lanjutan)
Faktor yang mempengaruhi
pertimbangan auditor dalam
menentukan cukup atau tidaknya
bukti audit adalah:
• Materialitas dan risiko
• Faktor ekonomi
• Ukuran dan karakteristik populasi
PROSEDUR AUDIT
Pengertian:
instruksi rinci untuk mengumpulkan
tipe bukti audit tertentu yang
harus`diperoleh pada saat tertentu
dalam audit. Prosedur audit
berdasarkan standar audit pekerjaan
lapangan ketiga yaitu inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan
dan konfirmasi.
Prosedur Audit
● Prosedur analitis (analytical procedures)
● Menginspeksi (inspecting)
● Mengkonfirmasi (confirming)
● Mengajukan pertanyaan (inguiring)
● Menghitung (counting)
● Menelusur (tracing)
● Mencocokkan kedokumen (vouching)
● Mengamati (observing)
● melakukan ulang (reperforming)
● Tehnik audit berbantuan komputer (computer-
assisted audit techniques)
Jenis-Jenis informasi
penguat
1. Bukti analitis,
2. Bukti dokumen,
3. Konfirmasi,
4. Pernyataan tertulis,
5. Bukti perhitungan,
6. Bukti lisan,
7. Bukti fisik,
8. Bukti elektronik.
ASERSI MANAJEMEN
1. Keberadaan atau keterjadian
2. Kelengkapan
3. Hak dan Kewajiban
4. Penilaian dan pengalokasian
5. Penyajian dan pengungkapan
BAB IV
KERTAS KERJA
Menurut PSA No. 15, kertas kerja (SA
339.03) adalah : Catatan-catatan
yang diselenggarakan auditor
mengenai audit yang ditempuhnya,
pengujian yang dilakukannya,
informasi yang diperolehnya, dan
kesimpulan yang dibuatnya
sehubungan dengan auditnya
KERTAS KERJA (lanjutan)
Pembuatan kertas kerja bertujuan:
1.Mendukung pendapat auditor atas
laporan keuangan auditan
2.Menguatkan kesimpulan-kesimpulan
auditor dan kompetensi auditnya
3. Mengkoordinasikan dan
mengorganisasi semua tahap audit
4. Memberikan pedoman dalam audit
berikutnya.
KERTAS KERJA (lanjutan)
Tipe kertas kerja:
1. Program audit (audit program)
2. Working trial balance
3. Ringkasan jurnal adjustment
4. Skedul utama (lead schedule atau
top schedule)
5. Skedul pendukung (supporting
schedule).
Pemberian Indeks
1. Indeks menggunakan angka
2. Indeks menggunakan huruf
3. Indeks menggunakan angka dan
huruf
CARA MENGARSIP
KERTAS KERJA
1. Arsip audit tahunan untuk setiap audit
yang telah selesai dilakukan yang
disebut arsip kini (current file).Arsip kini
berisi kertas kerja yang informasinya
hanya mempunyai manfaat untuk tahun
yang diaudit saja.
2. Arsip permanen (permanent file) untuk
data yang secara relatif tidak mengalami
perubahan.
Arsip permanen berisi informasi berikut ini:
a. Copy anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga klien
b. Bagan organisasi dan luas wewenang serta
tanggung jawab para manajer
c. Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data
lain yang berhubungan dengan Pengendalian
intern.
d. Copy surat perjanjian penting yang mempunyai
masa laku jangka panjang.
e. Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk
pokok perusahaan
f. Copy notulen rapat direksi, pemegang saham,
dan komite-komite yang dibentuk Klien.
BAB V
PENERIMAAN PERIKATAN AUDIT
Tahap-tahap Audit Laporan Keuangan:
1. Penerimaan perikatan audit
2. Perencanaan audit
3. Pelaksanaan audit
4. Pelaporan audit
Penerimaan perikatan audit
Ada 6 tahap dalam penerimaan perikatan audit:
1. Mengevaluasi integritas manajemen
2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar
biasa
3. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan
audit
4. Menilai independensi
5. Menentukan kemampuan untuk menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan kecermatan
dan keseksamaan
6. Membuat surat perikatan audit
Perencanaan Audit
Standar Pekerjaan lapangan pertama :
”Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya
dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya”
Ada 3 alasan pokok perlunya auditor melakukan
perencanaan audit:
1. Agar auditor mendapatkan bukti kompeten dan
cukup
2. Membantu auditor menekan biaya audit
3. Untuk menghindari salah pengertian dengan
klien
Tahap-tahap dalam
perencanaan audit
1. Memahami bisnis industri klien
2. Melaksanakan prosedur analitik
3. Mempertimbangkan tingkat materialistis awal
4. Mempertimbangkan risiko bawaan
5. Mempertimbangkan berbagai faktor yang
berpengaruh terhadap saldo awal, jika
perikatan dengan klien berupa audit tahun
pertama
6. Mempertimbangkan strategi audit awal
terhadap asersi signifikan
7. Memahami struktur pengendalian intern klien
• Komite audit
• Hubungan istimewa
• Badan perumus
• Cut off (pisah batas)
• Aktuaris
• klerikal
• Agregasi
Pelaksanaan Pengujian
Audit
1. Pengujian analitik
Pengujian dilakukan dengan cara
perbandingan dan hubungan antara
data yang satu dengan yang lain
2 Pengujian pengendalian
Prosedur audit yang dirancang
untuk menverifikasi efektivitas
pengendalian intern klien
3. Pengujian substantif
Prosedur audit yang dirancang untuk
menemukan kemungkinan kesalahan
moneter yang secara langsung
mempengaruhi kewajaran penyajian
laporan keuangan
Pelaporan Audit
Ada 2 langkah penting yang
dilaksanakan oleh auditor dalam
pelaporan audit ini, yaitu :
1. Menyelesaikan audit dengan
meringkas semua hasil pengujian
dan menarik simpulan.
2. Menerbitkan laporan audit.
BAB VI
MATERIALITAS dan RISIKO AUDIT
Pengertian Materialitas:
“Besarnya nilai yang dihilangkan atau salah
saji informasi akuntansi yang dilihat dari
keadaan yang melingkupinya, dapat
mengakibatkan perubahan atas atau
pengaruh terhadap pertimbangan orang
yang meletakkan kepercayaan terhadap
informasi tersebut karena adanya
penghilangan atau salah saji”.
Materialitas
1. Jumlahnya tidak material
2. Jumlahnya material tetapi tidak
mengganggu laporan keuangan
secara keseluruhan
3. Jumlahnya sangat material
sehingga mempengaruhi kewajaran
laporan keuangan secara
keseluruhan
MATERIALITAS
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Pertimbangan
Materialitas
1. Faktor Kualitatif
Salah saji yang mengandung konsekuensi hukum
Salah saji dikarenakan sikap manajemen terhadap integritas
laporan keuangan
Salah saji yang menyebabkan gangguan dalam trend laba
2. Faktor Kuantitatif
Salah saji yang berhubungan dengan angka-angka yang
semestinya disajikan
Salah saji dengan pos-pos dalam laporan keuangan
Materialitas
1. Materialitas pada tingkat saldo akun
Salah saji minimum yang mungkin
terdapat dalam saldo akun yang
dipandang sebagai salah saji
material.
2. Materialitas pada tingkat laporan
keuangan
Risiko Audit
Pengertian Risiko Audit:
Menurut SA Seksi 312, risiko audit
yaitu risiko yang terjadi dalam hal
auditor tanpa disadari tidak
memodifikasi pendapatnya
sebagaimana mestinya atas suatu
laporan keuangan yang mengandung
salah saji material.
Risiko Audit (lanjutan)
Ada 3 unsur risiko audit:
1. Risiko Bawaan
Kerentanan suatu saldo akun terhadap suatu
salah saji material
2. Risiko Pengendalian
Terjadinya salah saji material yang tidak dapat
dicegah oleh pengendalian intern perusahaan
3. Risiko Deteksi
Risiko sebagai akibat karena auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji
Risiko Audit (lanjutan)
Hubungan ketiga risiko audit:
Risiko bawaan berbanding terbalik
dengan risiko pengendalian dan
berbanding terbalik dengan risiko
deteksi.
risiko pengendalian berbanding lurus
dengan risiko deteksi
• Model Risiko Audit
• Risiko audit individual= Risiko bawaan x
Risiko pengendalian x Risiko deteksi
Contoh: Diket: RA= 5%
RB= 60%
RP= 30%
RD=RA: (RB*RP)
RD = 28%
Lanjutan Risiko Audit
1. Jika auditor mengaudit perusahaan yang Go
publik dan perusahaan yang tidak go publik,
maka risiko audit yang ditetapkan lebih rendah
oleh auditor adalah perusahaan yang mana?
Kenapa?
2. Hubungan risiko audit dan bukti audit
3. Hubungan risiko audit dan materialitas
4. Hubungan risiko audit, bukti audit dan
materialitas
5. Hubungan risiko bawaan dengan risiko
pengendalian
6. Hubungan risiko bawaan, pengendalian dengan
risiko deteksi
BAB VII
STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
Standar pekerjaan lapangan kedua
dalam SPAP 311.1 paragraf 1
menyebutkan:
”Pemahaman memadai atas
pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan”.
STRUKTUR PENGENDALIAN
INTERN (lanjutan)
Pengertian Struktur pengendalian intern menurut
The Committee of Sponsoring Organization
(COSO) yang terdiri dari the American Institue of
Certified Public Accountants (AICPA), the
American Accounting Association (AAA), the
Insitute of Internal Auditors (IIA), the Institute of
Management Accountants (IMA), dan the
Financial Executives Institute (FEI)
“Internal control is broadly defined as a process,
effected by an entity’s board of directors,
management, and other personnel, designed to
provide reasonable assurance regarding the
achievement of objectives in the following
categories: effectiveness and efficiency of
operations, reliability of financial reporting, and
compliance with applicable laws and regulations”
.
STRUKTUR PENGENDALIAN
INTERN (lanjutan)
Menurut Sukrisno Agoes (2001), baik buruknya
struktur pengendalian intern akan memberikan
pengaruh yang besar terhadap:
1. Keamanan harta perusahaan
2. Dapat dipercayai atau tidaknya laporan
keuangan perusahaan
3. Lama atau cepatnya proses pemeriksaan
akuntan
4. Tinggi atau rendahnya audit fee
5. Jenis opini yang akan diberikan akuntan publik
STRUKTUR PENGENDALIAN
INTERN (lanjutan)
“A company’s internal control include five
categories of policies and procedures that
management design and implement to
provide reasonable assuarance that
management’s control objective will be
met. These are called the components of
internal control are: (1) the Control
Environment; (2) Risk Assessment; (3)
Control Activities; (4) Information and
Communication; (5) Monitoring”.
STRUKTUR PENGENDALIAN
INTERN (lanjutan)
Ada 5 unsur pengendalian intern:
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penaksiran Risiko
3. Informasi dan komunikasi
4. Aktivitas Pengendalian
5. Pemantauan
Lingkungan Pengendalian
1. Nilai integritas dan etika
2. Komitmen dalam kompetensi
3. Dewan komisaris dan komite audit
4. Filosofi dan gaya operasi
5. Struktur organisasi
6. Pembagian wewenang dan
tanggungjawab
7. Kebijakan
8. Kesadaran pengendalian
STRUKTUR PENGENDALIAN
INTERN (lanjutan)
Pihak-pihak yang bertanggung
jawab atas STRUKTUR PENGENDALIAN
INTERN:
1. Manajemen
2. Dewan komisaris dan komite audit
3. Auditor intern
4. Personal lainnya dalam entitas
5. Auditor independen
Keterbatasan SPI
1. Kesalahan dalam pertimbangan
2. Gangguan
3. Kolusi
4. Pengabaian oleh manajemen
5. Biaya lawan manfaat (Cost Benefit)
STRUKTUR PENGENDALIAN
INTERN (lanjutan)
Ada tiga cara yang biasanya
digunakan auditor untuk
mendokumentasikan informasi
mengenai pengendalian intern yang
berlaku dalam perusahaan:
1. Kuesioner pengendalian intern baku
2. Uraian tertulis
3. Bagan alir sistem
Penentuan Kompetensi dan
Objektivitas Auditor Intern
Kompetensi auditor:
1. Tingkat pendidikan dan pengalaman
profesional auditor intern
2. Ijazah profesional dan pendidikan
profesional berkelanjutan
3. Kebijakan program dan prosedur audit
4. Praktik yang bersangkutan dengan
penugasan auditor intern
5. Supervisi dan review terhadap
aktivitas auditor intern
6. Mutu dokumentasi dalam kertas
kerja laporan dan rekomendasi
7. Penilaian atas kinerja auditor intern
OBJEKTIVITAS
1. Status organisasi auditor intern
yang bertanggung jawab atas fungsi
audit intern
2. Kebijakan untuk mempertahankan
objektivitas auditor intern mengenai
bidang yang di audit
BAB IX
SAMPLING AUDIT
Menurut SPAP, Sampling audit
adalah penerapan prosedur audit
terhadap kurang dari seratus persen
unsur dalam suatu saldo akun atau
kelompok transaksi dengan tujuan
untuk menilai beberapa karakteristik
saldo akun atau kelompok transaksi
tersebut.
Sampling Audit (lanjutan)
Sampling Audit ada 2 pendekatan:
1. Sampling audit statistik
a. Attribute sampling
Model Fixed-sample-size attribute sampling
Model Stop-or-go sampling
Model discovery sampling
b. Variabel sampling
Variabel sampling untuk uji hipotesis
Variabel sampling untuk uji estimasi
2. Sampling audit non statistik (judgment auditor)
Sampling Audit (lanjutan)
Manfaat Sampling statistik:
1. ketepatan dan kehandalan yang
dapat dicapai.
2. Lebih objektif
3. Hasil yang lebih baik
4. Waktu yang lebih sedikit
5. Biaya relatif lebih kecil
Perbedaan statistik sampling
dengan non statistik sampling
Statistik sampling
1. Lebih objektif
2. Apabila dilakukan oleh orang yang berbeda akan
menghasilkan kesimpulan yang sama
3. Kehandalan data lebih tercapai
4. Waktu yang dibutuhkan dalam audit lebih sedikit
5. Biaya relatif lebih sedikit karena tidak
membutuhkan tim audit yang banyak
6. Bersifat matematik
7. Acak
Non statistik
1. Lebih subjektif
2. Apabila dilakukan oleh orang yang
berbeda akan menghasilkan kesimpulan
yang beda pula
3. Data kurang handal
4. Waktu yang dibutukan lebih banyak
5. Relatif Biaya juga lebih besar karena
membutuhkan tim audit yang lebih besar
SAMPLING AUDIT
(ATTRIBUTE SAMPLING)
Atribute Sampling yaitu suatu teknik
dalam sampling statistik yang
digunakan untuk pengujian
pengendalian. Kegunaannya adalah
untuk memperkirakan tingkat deviasi
atau penyimpangan dari
pengendalian yang ditentukan dalam
populasi.
BAB X
SAMPLING AUDIT
(VARIABEL SAMPLING)
Variabel sampling adalah teknik
statistik yang digunakan oleh auditor
untuk menguji kewajaran suatu
jumlah atau saldo dan untuk
mengestimasi jumlah rupiah suatu
saldo akun atau kuantitas yang lain.
BAB XI
TEKNIK AUDIT BERBANTUAN
KOMPUTER
Tiga pendekatan audit yang
berkaitan dengan komputer :
1. Audit disekitar komputer (Audit
around the computer )
2. Audit melalui komputer (Audit
trough the computer )
3. Audit dengan komputer (Audit with
computer )(HARYONO JUSUF)
Teknik Audit Berbantuan
Komputer (TABK)
Ada dua tipe TABK :
1. Perangkat lunak audit (audit
software)
2. Data uji untuk tujuan audit
Pertimbangan TABK
1. Pengetahuan, keahlian, dan pengalaman
komputer yang dimiliki auditor
2. Tersedianya TABK dan kesesuaian
fasilitas komputer
3. Ketidakpraktisan pengujian secara
manual
4. Efektivitas dan efisiensi
5. Saat pelaksanaan
Tipe konfigurasi sistem
informasi komputer
1. Stand alone micro computer
2. On line computer system
3. Database system

Anda mungkin juga menyukai