Anda di halaman 1dari 9

Rangkuman Pemerintah Desa

A. Pemerintahan Desa

Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa sansekerta, deca yang berarti
tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Dari perspektif geografis desa atau
village yang diartikan sebagai "a group of houses or shops in a country area,
smaller than and town Desa adalah kesatuan masyarakat ukum yang memiliki
kewewenangan untuk mengurus rumah tangganya berdasarkan hak asal-usul dan
adat istiadat yang diakui dalam Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah
Kabupaten. Desa menurut HAW. Widjaja (2003: 3) dalam bukunya yang berjudul
"Otonomi Desa" menyatakan bahwa: Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat
istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah
keanekaragaman partisipasi asli. demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.
Pengertian umum adalah pengertian yang banyak digunakan oleh masyarakat
pada umumnya tentang hakikat atau tentang definisi dari objek tertentu yang
dibahas. Pada umumnya, desa dimaknai oleh masyarakat sebagai tempat
bermukim suatu golongan penduduk yang ditandai dengan penggunaan tata
bahasa dengan logat kedaerahan yang kental, tingkat pendidikan relatif rendah,
dan umumnya warga masyarakatnya bermata pencaharian di bidang agraris atau
Kelautan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan desa adalah (1)
wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan
sendiri (dikepalai oleh Kepala Desa), Ci sekelimpok rumah diluar kota yang
merupakan kesatuan kampung, dusin (3 udik atau dusun dalam arti daerah
pedalaman atau lawan dari kota), (4) tempat, tanah, daerah.

Pemerintahan Desa menurut IGO (Inlansche Gemeente Ordonnantie) adalah


peraturan zaman penjajahan yang umurnya panjang, artinya bahwa berlakunya
peraturan tersebut jauh memasuki jaman R.L. Peraturan lain yang masih berlaku
atau belum diganti ialah Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Dikatakan
oleh Kleintjes sebagai berikut: Desa dibiarkan mempunyai wewenang untuk
mengurus rumah tangga menurut kehendaknya, di bidang kepolisian maupun
pengaturan tetapi dalam penyelenggaraannya Desa tidaklah bebas sepenuhnya.
Desa diberi otonomi dengan memperhatikan peraturan yang dibuat oleh Gubernur
Jenderal, Kepala Wilayah atau Pemerintah dari kesatuan masyarakat yang berdiri
sendiri, yang ditunjuk dengan Ordonansi

Kata Kleintjes merupakan bukti lagi bahwa Desa telah ada, telah berjalan baik.
dengan organisasi pemerintahan yang berwibawa, mempunyai otonomi dan
mempraktikkan demokrasi jauh sebelum kedatangan orang Belanda di Indonesia.
Rapat desa yang berfungsi sebagai badan Legislatif memiliki kekuasaan tertinggi
dan Kepala desa yang dipilih adalah ciri dari demokrasi di desa. Karenanya IGO.
Hanya berupa pengakuan dan pemberian dasar hukum terhadap desa. Desa
secara resmi menjadi badan hukum (Surianingrat, 1992: 79), Setian tempat tinggal
bersama menurut undang-undang.

Menurut R. Bintarto, berdasarkan tinjauan geografi yang dikemukakannya,


desa merupakan suatu hasil perwujudan geografis, sosial, politik, dan cultural yang
terdapat di suatu daerah serta memiliki hubungan timbal balik dengan daerah lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, desa adalah suatu kesatuan wilayah
yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri
(dikepalai oleh seorang Kepala Desa) atau desa merupakan kelompok rumah di
luar kota yang merupakan kesatuan.

Menurut Soetardjo Kartohadikoesoemo (1984: 280), desa adalah suatu


kesatuan hukum di mana bermukim suatu masyarakat yang berkuasa dan
masyarakat tersebut mengadakan pemerintah sendiri. Sedangkan definisi desa
menurut Talizihudu Ndraha dalam bukunya Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa,
adalah kesatuan organisasi pemerintahan yang terendah, mempunyai batas
wilayah tertentu, langsung di bawah kecamatan, dan merupakan kesatuan
masyarakat hukum yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya (Ndraha,
1981: 13). Menurut Eddi Handono dalam bukunya Membangun Tanggung Gugat
Tentang Tata Pemerintahan Desa, desa selalu diasosiasikan dengan dua
gambaran utama, yaitu: (1) desa secara sosiologis dilihat sebagai komunitas
dalam kesatuan geogra&tertentu yang antar mereka saling mengenal dengan baik
dengan corak kehidupan yang relatif homogen dan banyak bergantung secara
langsung pada alam, sehingga masyarakatnya sebagian besar masih sangat
tergantung dengan alam, dan (2) desa sering diidentikkan dengan organisasi
kekuasaan. Melalui kacamata ini, desa dipahami sebagai organisasi kekuasaan
yang secara politis mempunyai wewenang tertentu dalam struktur pemerintahan
negara (Handono, 2005: 132).

Desa merupakan salah satu daerah otonom yang berada pada level terendah
dari hierarki otonomi daerah di Indonesia, sebagaimana yang dinyatakan oleh
Nurcholis bahwa, "desa adalah satuan pemerintahan terendah". Salah satu bentuk
urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa adalah pengelolaan
keuangan desa. Keuangan desa

segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapa dijadikan
milik desa berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban (Hanif, 2011: 81)
Ciri-ciri umum desa menurut Suhartono, yaitu:

1. pada umumnya terletak atau sangat dekat dengan usaha tani (agraris).

pusat wilayah

2. dalam wilayah itu, pertanian merupakan kegiatan perekonomian yang


dominan,

3. faktor penguasaan tanah menentukan corak kehidupan masyarakatnya.

4. tidak seperti di kota ataupun kota besar yang sebagian besar penduduknya
merupakan pendatang, populasi penduduk desa lebih bersifat "terganti dengan
sendirinya",

5. kontrol sosial lebih bersifat informal dan interaksi antara warga desa lebih
bersifat personal dalam bentuk tatap muka, dan

6. mempunyai tingkat homogenitas yang relatif tinggi dan ikatan sosial yang
relatif lebih ketat daripada kota. (Suhartono, 2000: 14)

Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal- usul


desa dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pembentukan desa
harus memenuhi beberapa syarat sesuai dengan Pasal 8 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, di antaranya: 1. jumlah penduduk,
yaitu:

1. wilayah Jawa paling sedikit 6.000 (enam ribu) jiwa atau 1.200 (seribu dua
ratus) kepala keluarga: 2. wilayah Bali paling sedikit 5.000 (lima ribu) jiwa
atau 1.000
2. wilayah Bali paling sedikit 5.000 (lima ribu) jiwa atau 1.000 (seribu) kepala
keluarga
3. wilayah Sumatera paling sedikit 4.000 (empat ribu) jiwa atau 800 (delapan
ratus) kepala keluarga:
4. wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara paling sedikit 3.000 (tiga ribu)
jiwa atau 600 (enam ratus) kepala keluarga:

Pengertian tentang desa menurut undang-undang adalah: Peraturan


Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa Pasal 1, Desa atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Per ran Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Pasal 1, Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah Pasal


1, Desa adalah Desa dan adat atau yang disebut dengan nama lain, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 1, Desa adalah


Desa dan adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat. hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Definisi Pemerintahan Desa

Pada dasarnya, unit pemerintahan paling rendah di Negara Indonesia


adalah desa. Konsep desa sebagai entitas sosial sangat beragam, yaitu sesuai
dengan maksud dan sudut pandang yang hendak digunakan dalam melihat
desa. Sebutan desa dapat berupa konsep tanpa makna politik, namun juga
dapat berarti suatu posisi politik dan sekaligus kualitas posisi dihadapkan pihak
atau kekuatan lain.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
pemerintahan desa terdiri atas pemerintah desa dan badan bermusyawaratan
desa. Pemerintah desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa. Kepala
desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan,
pembangunan, dan kemasyarakatan.
Sukriono mendefinisikan pemerintah desa adalah, kepala desa dan
perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Rumusan ini
berbed dengan UU Nomor 5 Tahun 1979 yang menyebutkan, bahwa
Pemerintahan Desa, melaksanakan pembangunan desa, kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.

Dalam pengertian lain, khususnya dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun


2014 Pasal 23 menyatakan bahwa Penyelenggaraan pemerintahan desa
diselenggarakan oleh Pemerintah Desa, sebagaimana juga yang dimaksud
dalam Pasal 25 yang berbunyi: "Pemerintah Desa adalah Kepala desa atau
yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat Desa atau
yang disebut dengan nama lain". Dalam PERMENDAGRI Nomor 113 Tahun
2014 Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa
dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang
dipisahkan.

Di desa dibentuk pemerintahan desa dan badan perwakilan desa yang


disebut juga pemerintahan desa. Pemerintahan desa terdiri dari kepala desa
dan perangkat desa. Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa yang
bersangkutan dan dilantik oleh bupati dan pejabat lain yang ditunjuk.
Kewenangan desa meliputi hak asal-usul desa, kewenangan yang sudah diatur
dalam perundang-undangan yang berlaku belum dilaksanakan oleh daerah dan
pemerintah serta tugas pembantuan dari pemerintah (propinsi,
kabupaten/kota).

Atas dasar tersebut. Kepala Desa memiliki wewenang yang sesuai dengan
tugas-tugasnya itu. Di antaranya adalah, bahwa Kepala Desa berwenang
untuk:

a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa:

b. mengangkat dan memberhentikan perangkat desa;

c. memegang pengelolaan keuangan dan aset desa:

d. menetapkan peraturan desa:

e. menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa:

f. membina kehidupan masyarakat desa;

g. membina ketentraman dan ketertiban masyarakat desa; h. membina dan


meningkatkan perekonomian desa serta mengintegrasi agar mencapai
perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran
masyarakat desa;

i. mengembangkan sumber pendapatan desa;


j. mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa:

k. mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat desa; 1.


memanfaatkan teknologi tepat guna;

m. mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif; n. mewakili


desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa hukum untuk
mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

o. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Jika ada wewenang, tentu ada kewajiban, wewenang yang dimaksud di atas
merupakan format yang diakui oleh konstitusi Negara Republik Indonesia.
Sedangkan untuk kewajiban untuk menjadi Kepala Desa tidaklah mudah, di
antaranya sebagai berikut.

a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.

b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

c. Menaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan.

d. Melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan gender.

e. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel.


transparan, profesional, efektif dan efisien, bersih serta bebas dari kolusi,
korupsi, dan nepotisme.

f. Menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku


kepentingan di desa.

g. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik.

h. Mengelola keuangan dan Aset Desa. Melaksanakan urusan


pemerintahan yang menjadi kewenangan desa.

i. Menyelesaikan perselisihan masyarakat di desa.

j. Mengembangkan perekonomian masyarakat desa
Setiap organisasi menetapkan berbagai persyaratan bagi calon pemimpin
organisasi. Hal ini dapat dimaklumi karena untuk memimpin suatu organisasi,
diperlukan orang-orang yang mempunyai berbagai kelebihan fisik, intelektual
maupun mental rohaniah agar dapat membawa setiap unsur organisasi ke
pencapaian tujuan. Apalagi bagi organisasi pemerintahan di mana keputusan
seorang pemimpin mempunyai konsekuensi yang besar dan mengandung
risiko yang berdampak luas terutama jika pemimpin tersebut gagal dalam
mengatur dan mengurus organisasi.

Dengan demikian, sangat diperlukan pemimpin dan kepemimpinan yang


memiliki kualitas yang memadai. Sebagai pemimpin adalah orang yang
bergerak lebih awal, memelopori, mengarahkan pikiran dan pendapat anggota
organisasi, membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain melalui
pengaruhnya, menetapkan tujuan organisasi, memotivasi anggota organisasi
agar sesuai dengan tujuan organisasi dan harus dapat mempengaruhi
sekaligus melakukan pengawasan atas pikiran, perasaan, dan tingkah laku
anggota kelompok yang dipimpinnya.

Untuk mewujudkan dan melaksanakan perannya sebagai seorang


pemimpin, dipersyaratkan memiliki sikap dasar dan sifat-sifat kepemimpinan,
teknik kepemimpinan dan gaya kepemimpinan sesuai kondisi lingkungan
organisasi, pengikut serta situasi dan kondisi yang melingkupi organisasi yang
dipimpinnya serta ditopang oleh kekuasaan (power) yang tepat. Sikap dasar
yang dimaksud dalam melaksanakan perannya sebagai pemimpin di antaranya
sebagai berikut.

a. Pertama, seorang pemimpin harus memiliki sikap yang tidak bisa

ditawar tawar lagi, yaitu:

1) takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2) setia dan taat kepada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945: 3)


setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah. Sikap dasar ini cenderung
pada kriteria moral dan mental ideologi yang menjadi

C. Badan Pemusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Adalah lembaga perdujudan


demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD bisa disebut sebagai
parlemen di desa. BPD adalah lembaga baru di desa pada masa otonomi daerah
di Indonesia. Berdasarkan fungsinya, BPD bisa disebut sebagai lembaga
kemasyarakatan. Dikarenakan bersesuaian dengan pada pemikiran pokok yang
dalam kesadaran masyarakat. Ini sejalan dengan ungkapan Soekanto (2004:219)
Anggota BPD adalah para wakil dari penduduk desa yang berhubungan
berdasarkan keterwakilan wilyah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan
mufakat. Anggota BPD tersusun dari ketua Rukun Warga (RW), pemangku adat,
golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lain. Masa
jabatan anggota dari BPD adalah 6 tahun dan bisa diankat atau diusulkan kembali
untuk masa jabatan satu kali pada berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak
diperkenankan merangkap jabatan sebagai Kepala Desan dan Perangkat Desa.
Peresmian anggota BPD dikukuhkan dengan Keputusan Bupati/Walikota yang
mana sebelum menjabat mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama
dihadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati/Walikota. Ketua BPD dipilih dari
dan oleh anggota BPD dengan langsung didalam Rapat BPD yang digelar secara
khusus. Fungsi dari BPD adalah menetapkan peraturan di desa secara bersama
kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi dari masyarakat.

Tujuan dari pembentukan BPD adalah sebagai berikut:

 Memberi pedoman kepada anggota masyarakat bagaimana mereka dalam


bertingkah laku atau bersikap sesuai dengan kedudukannya dalam
menghadapi masalah didalam masyarakat yang berkaitan dengan kebutuhan
masyarakat.
 Menjaga masyarakat agar tetah utuh
 Memberi pedoman pada masyarakat untuk membuat sistem pengendalian
sosial. Seperti sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku
anggotanya Sebagai tempat demokrasi di desa, anggota BPD dipilih dari dan
oleh penduduk desa yang sudah memenuhi persyaratan. Sedangkan pimpinan
BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD sendiri.

Adapun tugas dan wewenang BPD adalah sebagai berikut:

 Membahas dan membuat rancangan peraturan di desa dengan kepala desa


 Melakukan pengawasan kepada pelaksanaan peraturan desa dan peraturan
kepala desa
 Mengajukan usulan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa
Membentuk panitia pemilihan kepala desa, didalam melakukan pemilihan
kepada desa, BPPD behak membentuk panitia pemilihan kepala desa yang
sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten.
 Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi
dari masyarakat di desa
 Memberi persetujuan pemberhentian atau pemberhentian sementara perangkat
desa Membuat susunan tata tertib BPD Semua aspirasi dari penduduk desa
khususnya pada bidang pembangunan, BPD diharapkan dengan rasa loyalitas
mengakui, menampung dan mengayomi masyarakat dengan rasa penuh
tanggung jawab dan kerjasama yang baik
 Pertimbangan dan saran-saran dari BPD kepada pemerintahan desa dan
masyarakat, harus dijaga supaya kepercayaand dan dukungan tetap ada,
sehingga kepala desa selalu dan bersungguh-sungguh untuk melakukan tugas
dengan penuh tanggung jawab.

Hak BPD sebagai berikut:

 Mendapatkan keterangan kepada pemerintah desa


 Mengemukakan pendapat

Hak Anggota BPD:

 Mengajukan rancangan peraturan desa


 Mengajukan pertanyaan
 Menyampaikan usul dan pendapat Memilih dan dipilih Mendapatkan tunjangan

Syarat Calon Anggota BPD:

 Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Setia dan taat kepada Pancasila dan
UUD 1945 dan juga pemerintah Republik Indonesia
 Mempunyai Ijazah paling rendah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama / Sekolah
Menengah Pertama Sehat jasmani dan rohani
 Berkelakuan baik Tidak memiliki catatan hukum karena melakukan tindak
pidana kejahatan dengan ancaman paling sedikit 5 tahun
 Mengenal terhadap desanya dan dikenal masyarakat di desa setempat
 Mendaftar dengan sah sebagai penduduk desa dan tinggal di desa yang
bersangkutan kurang lebih 6 bulan berturut-turut dan tidak terputus

Anda mungkin juga menyukai