Anda di halaman 1dari 54

BAB 1

PEND AHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai pulau,

dimana setiap pulau memiliki penduduk yang begitu beragam. Mulai dari suku,

agama, bahasa dan adat istiadat berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Hal ini

membuktikan bahwa (realitas) masyarakat Indonesia bersifat multikultural serta

mempunyai semboyan Bhineka Tunggal Ika artinya adalah berbeda-beda tetapi

tetap satu.1 Dari sinilah dapat dilihat pembangunan negara Indonesia harus secara

merata agar tidak adanya diskriminasi. Pembanagunan Indonesia harus

berdasarkan pada aturan yang berlaku sehingga dapat menopang perubahan

negara Indonesia, mulai dari infrastruktur dan suprastruktur. Indonesia dapat

dikatakan sebagai negara maju apabila pembangunan nasional harus disertai

dengan sistem pemerintahan yang terendah didalam struktur pemerintahan.

Struktur pemerintahan yang terendah untuk kemajuan Indonesia yakni

pembangunan untuk kebutuhan masyarakat yang lebih dominan di tonjolkan agar

masyarakat mendapatkan keuntungan demi pembangunan daerah.2

Prinsip otonomi daerah yang di kembangkan berdasarkan UU No.32

Tahun 2004, adalah lebih diarahkan terhadap terwujudnya pemerintahan yang

demokratis.3 Terselanggaranya pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik,


1
Tri Gita Agustina Wati 2017. Sejarah Desa Bujel Dengan Adanya Makam Mbah Boto Putih
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Vol, 1. No. 2. Hlm 3.
2
Karfila dan Rifai Nur. Sejarah Desa Laiba Kecamatan Parigi Kabupaten Muna tahun
1978-2017. Tahun jurnal 2019. Vol, 4. No. 1. Hlm. 89
3
Sejak masa reformasi bergulir di Indonesia pada tahun 1998, yang salah satunya adalah
tuntutan demokratisasi dalam kehidupan bermasyrakat, berbangsa, dan bernegara. Tidak terkecuali
juga dalam pembentukan perundang-undangan maka pada era reformasi ini telah lahir dua undang-

1
mempertinggi kesejahteraan rakyat, selain itu diharapkan menciptakan

kemandirian perkembangan dan pembangunan daerah serta terwujudnya

keserasian antara pemerintah pusat dan daerah.4

Setelah itu, kemajuan keadaan daerah atau pedesaan saat ini sudah

mengalami banyak perubahan, sekolah-sekolah di dirikan, jalan-jalan di adakan

dan di perbaiki, komunikasi semakin lancar dan sebagainnya pedesaan mulai

tergugah dari ketepencilnya atau isolemennya, Desa mulai menampakkan

dinamisasi bergerak meninggalkan identitasnya yang asli. Sayang dalam proses

itu berjalan tidak tanpa derita, sebab ternyata pihak yang lemah sebagai akibat

proses yang lebih mementingkan persaingan dan keunggulan mereka bukan

semakin baik kehidupannya melainkan semakin justru eksploitasi oleh pihak yang

lebih kuat, sehingga keadaanya justru semakin menyedihkan.5

Sejarah pemekaran wilayah Indonesia sudah ada sejak Era perjuangan

Kemerdekaan (1945- 1949) kala itu, Indonesia memiliki 8 provinsi yaitu

Sumatera, Bornoe, (Kalimantan), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,


undang pemerintah daerah yang mengatur lebih lanjut mengenai susunan dan tata cara
penyelenggaraan pemerintah daerah sebagaimana amanat pasal 18 UUD 1945 bahwa susunan dan
tata cara penyelenggaraan pemerintah daerah diatur dalam undang-undang. Kedua undang-undang
tersebut adalah undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan undang-
undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Muntoha 2010 “Otonomi Daerah Dan
Perkembangan” Yogyakarta, Safiria Insania Press. Hlm 1.
4
Lebih lengkapnya lihat pada buku M. Arif Nasution dkk. 2000. Demokrasi dan Problem
Otonomi Derah, Bandung: Mandar Maju., hlm 53 yang menjelaskan tentang penyelenggaraan
otonomi daerah dan demokratisasi yang terjadi selama ini, belum dapat memberikan dampak
secara langsung terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan di daerah yang
bersangkutan.
5
Desa adalah kesatuan hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk
mengurus dan mengatur kepentingan masyrakat setempat. Sehingga pembangunan desa perlu
utamakan demi menuunjang kebutuhan sosial, ekonomi masyrakat. Hal inilah menunjukkan bahwa
pembangunan merupakan suatu proses kegiatan terus-menerus dilaksanakan dalam tahap-tahap
tertentu secara sadar dan terencana dan mengarah pada modernitas untuk mencapai tujuan negara.
Siagian. 1989.Pokok-Pokok Pembangunan Masyarakat Desa. Bandung: PT.Citraaditya Bakti.,
Hlm 5

2
Sulawesi, Maluku, dan Sunda kecil. Pada masa itu pula, indonesia mengalami

perubahan wilayah akibat kembalinya Belanda untuk menguasai indonesia dan

sejumlah “Negara-negara boneka” dibentuk belanda dalam wilayah Negara

indonesia. Hal ini terus berlanjut dengan dihadirkannya berbagai landasan

konstitusional produk politik penting yang memiliki kepastian untuk membingkai

hubungan antara Jakarta dan daerah-daerah dalam keserasian dan keseimbangan.

Menurut Gie bahwa undang-undang pertama yang dihasilkan adalah memberikan

kekuasaan politik kepada daerah-daerah untuk menentukan arah politik lokal

masing-masing. Kemudian, UU berikutnya diarahkan secara langsung untuk

mencapai sebuah format hubungan pusat-Daerah yang ideal yakni UU No. 22

Tahun 1948, UU No. 32 Tahun 1956, UU No. 1 Tahun 1957, Perpu No. 6 Tahun

1959 dan Perpu No. 5 Tahun 1960.6

Desa atau pedesaan sebagai bidang penelitian tentu dapat dimasukkan

dalam satuan tertentu. Dalam sejarah pedesaan, desa dapat dimasukkan dalam

satuan-satuan ekosistem, geografis, ekonomis, dan budaya. Dalam tiap-tiap satuan

itu desa mempunyai ciri-ciri natural yang tak terdapat dalam satuan lain. Dengan

adanya hubungan antara berbagai satuan tentu saja terdapat saling mempengaruhi,

tetapi selalu pengaruh-pengaruh itu dapat di lihat dengan jelas dari mana datanya.7

6
Slamet Riadi. Analisis pemekaran wilayah dan potensi Konflik di kabupaten Donggala.
ISSN 1411- 3341. Hlm 205-206.
7
Setelah melihat kemungkinan-kemungkinan satuan penelitian baik mengenai desa tertentu
atau pedesaan secara lebih luas dari berbagai satuan penelitian, kiranya kita dapat menuju pada
penelitian perbandingan dengan menyilangkan berbagai satuan penelitian untuk memberikan
pokok-pokok permasalahan sejarah pedesaan sebenarnya sma saja dengan menguraikan sejarah
pada umunya. Dalam artian bahwa sejarah pedesaan ialah sejarah tentang apa saja dengan bidang
garapan desa, masyarkat petani, dan ekonomi pertanian. Kuntowijoyo 2003. Metodologi sejarah.
Yogya: PT . Wacana, hlm 76-80

3
Pemerintahan lokal yang di bentuk oleh masyarakat adat yang menjadi

pedesaan. Secara historis, struktur pemerintahan desa telah terjadi semenjak masa

kolonial Hindia Belanda dengan di berlakunya Inlandse Gementee Ordonane

(IGO). Akibat adanya ordonaasi tersebut, pemerintahan desa memiliki hak

ototnom untuk mengelolah pemerintahanya, sehingga dapat mengangkat

pemimpin desa atau saat ini di sebut kepala desa. Namun pada masa orde baru,

terjadinya perubahan yaitu desa berstatus sebagai Organ Administarsi pemerintah

dibawah Kecamatan yang merupakan perangkat perangkat pemerintah pusat untu

di daerah berdasarkan Undang –undang No 5 tahun 1979 tentang pemerintahan

Desa (UU Pemerintahan Desa).8

Desa secara etimologi berasal dari bahasa sansekerta, deca yang berarti

tanah air, tanah asal atau kelahiran. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Desa

aadalah satu kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang

mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh Kepala Desa) atau Desa

merupkan kelompok rumah luar kota yang merupakan kesatuan. Desa terbentuk

atas prakarsa beberapa keluarga yang sudah bertempat tinggal menetap ddengan

meperhatikan asal-usul wilaayah dan kedaan bahasa, adat, ekonomi serta sosial

budaya orang-orang setempat yang pada akhirnya terbentukalah Desa. Desa

merupkan satuan pemerintahan di bawah kabuppaten/kota. Desa tidak sama

dengan kelurahan yang statusnya di bawah camat. Kelurahan hanylah wilayah

kerja lurah untuk mengatur dan mengurus kepentingan msayarakat setempat.9

8
Ahmad Fakhri Hutauruk Dan Andres M Ginting, pemerintahan nagori rabuhit 1968-2017
Jurnal Criksetra Pendidikan Sejarah, Vol. 8 No. 2, 2019, Hlm 44.
9
Sugiman, Pemerintahan Desa, Jurnal Binamulia Hukum, Vol. 7, No. 1, Juli 2018, Hlm 84

4
Desa secara umum didefinisikan sebuah aglomerasi pemukiman di area

pedesaan. Di Indonesia istilah desa adalah pembagian wilayah administratif

dibawah kecamatan yang dipimpin oleh kepala desa. Pengertian desa dalam

kehidupan sehari-hari atau secara umum desa sering diistilahkan dengan

kampung. Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur,

sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal

balik dengan daerah lain. Menurut Sutarjo Kartohadikusumo, desa merupakan

kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan

rumah tangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah dibawah kecamatan.10

Desa dalam struktur pemerintahan negara kita merupakan satuan pemerintahan

yang terendah, berada langsung di bawah kecamatan, sehingga merupakan

tumpuan segenap pelaksanaan urusan pemerintahan, baik dalam rangka

desentralisasi, dekonsentrassi maupun tugas bantuan.11 Setiap desa memiliki

keunikan tersendiri serta memiliki pengalaman sejarah yang berbedaa pula.

Sejarah pedesaan adalah sejarah dalam arti yang seluas-luasnya. Menurut Marc

Bloch dimensi waktu menjadi sangat penting, sebab perubahan ialah sebuah

proses dalam waktu. Perubahan itu berarti perpindahan dari sebuah keadaan

menuju ke keadaan yang lain. Keadaan itu menunjukkan pada waktu tertentu

terdapat kejadian yang berhubungan secara structural dan membentuk sebuah

10
Melindah Lasut, Sejarah Desa Sarani Matani Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa
Tahun 1945 – 2014. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi Fakultas Ilmu Budaya Manado 2015. Hal,
4
11
Lebih jelasnya untuk melihat tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah maupun desa
sudah dijelaskan pada buku Daeng Sudirwo. 1981. Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah dan
Pemerintahan Desa. Bandung: angkasa,. Hlm 43

5
keadaan selain itu juga sejarah pedesaan ialah sejarah yang khusus meneliti

tentang pedesaan, masyarakat, dan ekonomi pertanian.12

Seiring perkembangan zaman, membuat kelompok-kelompok manusia

menjadi lebih modern dan maju. Setiap perjalan sejarah manusia, selalu

meninggalkan jejak aspek kehidupan baik politik, sosial dan ekonomi. Dengan

demikian pada saat membicarakan tentang sejarah pedesaan berarti membicarakan

kehidupan masa lalu umat manusia yang banyak meninggalkan sejarah yang dapat

dilihat dan diteliti. Terbentuknya desa sebagai tempat tinggal kelompok terutama

disebabkan karena naluri alamiah untuk mempertahankan kelompok. Dalam

kelompok tersebut terjalin sendi-sendi yang melandasi hubungan-hubungan antar

sesama warga berdasarkan hubungan kekerabatan/kekeluargaan, karena tinggal

dan memiliki kepentingan yang sama.13 Desa adalah daerah otonomi paling tua, di

mana desa lahir sebelum lahirnya daerah koordinasi yang lebih besar dan sebelum

lahirnya kerajaan (Negara), sehingga ia mempunyai otonomi yang penuh dan asli.

Sebelum era Kolonialisme, struktur politik dan fungsi pemerintahan asli (Desa)

sudah di kenal luas dalam berbagai masyarakat, bukan hanya di indonesia tetapi

juga di daerah lain di luar Indoensia.14

Menghadapi tantangan globalisasi yang semakin berat, pemberdayaan

masyarakat adalah langkah yang sangat tepat, pemberdayaan masyrakat Desa


12
Keterkaitan antara desa dan kota merupakan salah satu aspek untuk mewujudkan
pembangunan wilayah berkelanjutan yang menekankan pada keseimabnagan fungsi antar
kawasan. Kterkaitan tersebut berkaitan dalam aktivitas ekonomi termasuk dalam kawasan
minapolitan. Raldi Hendro Koestoer, 1997. Perspektif lingkungan desas kota, Universitas
Indonesia: Jakarta, hlm 6-10
13
Ahmad Fakhri Hutauruk dan Andres M Ginting, Pemerintahan Nagori Rabuhit 1968-2017.
Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019. Hal, 42
14
Raldi Hendro Koestoer, 1997. Perspektif lingkungan desas kota, Universitas Indonesia:
Jakarta, hlm 1

6
bertujuan untuk memampukan Desa melakukan aksi kolektif sebagai satu

kesatuan tat kelola pemerintah Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa, Lembaga

Adat, serta kesatuan ekonnomi dan lingkungan. Pemberdaayaan masyarakat Desa

dilaksanakan oleh seluruh elemen pemerintahan, mulai dari pusat hingga

kecamatan, serta lembaga-lembaga formal daan informal Desa, seperti BPD,

forum musyawarah Desa, Lembaga Adat Desa, BUM Desa dan kelompok

masyarakat lainnya yang dibentuk untuk mendukung kegiatan pemerintahan dan

pembangunan pada umumnya.15

Dulomo terbentuk pada tahun 2008, atas prakasa dan perjuangan para

tokoh-tokoh Masyarakat, tokoh pemuda, tokoh adat, dan tokoh agama Desa saat

itu. Luas desa sekitar 27,64 km dengan jumlah penduduk sampai dengan tahun

2016 adalah 1.251 jiwa atau 374 kk dengan jumlah dusun adalah 4 dusun.

sebagian besar penduduk desa dulomo memeluk agama islam, dengan jumlah

suku sekitar 3 suku yakni suku gorontalo, jawa, dan minahasa.

Desa Dulomo masuk ke dalam wilayah kecamatan patilanggio di mana

sebelah utara berbatasan dengan desa sukamakmur, sebelah selatan berbatasan

dengan desa manawa, sebelah barat berbatasan dengan desa imbodu, dan sebelah

timur berbatasan dengan desa balayo. mata pencaharian utama masyarakat adalah

petani. di mana untuk petani ini di dominasi oleh petani jagung, luas wilayah

tanaman jagung saat ini kurang lebih 412 ha dengan jumlah kelompok tani sekitar

25 kelompok. adanya potensi sumber daya alam yang menjadi sumber pendapatan

15
Ajeng, 2019. “Buku pintar pemberdayaan masyarakat desa”, Jawa tengah Literasi Desa
Mandiri. Hlm 18-21.

7
masyarakat, sampai saat ini keharmonisan antar warga dan sistem pemerintahan

berjalan dengan baik.

Desa Dulomo Tahun 2016 telah mengadakan pemilihan kepala Desa

serentak di mana yang terpilih adalah sebagai Kepala Desa yang definitive yakni

Bapak Herianto Aluwi Huwili untuk periode 2016-2022.16

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian pada aspek-aspek penting yang harus di

ketahui, di rumuskan beberapa pertanyaan yang relevan dengan topik serta

masalah penelitian, yakni:

1. Bagaimana Awal Terbentukya Desa Dulomo Tahun 2008?

2. Bagaimana Perkembangan Desa Dulomo Selama Satu Dasawarsa,

2008-2018?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Awal Terbentukya Desa Dulomo Tahun 2008

2. Untuk Mengetahui Perkembangan Desa Dulomo Selama Satu

Dasawarsa, 2008-2018

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian sejarah perlu dilakukan pembatasan baik dari segi

Temporal (waktu) dan spasial (tempat) sehingga kita mengetahui lingkup waktu

dalam sejarah dan tempat atau kejadiannya. Bagian ini adalah hal yang paling

16
RPJM Desa merupakan perancangan pembangunan desa yang berisi tentang dokumen
penting mengenai pembangunan desa untuk periode 6 tahun yang disusun secara parsitipatif sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan RPJMDES (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah) tertuang dalam peraturan menteri dalam negeri pasal 1 angka 15
nomor 114 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa. Penyelenggaran penyususnan
RPJMDES dikembalikan pada daerah atau desa dengan mengikutsertakan unsur masyarakat desa.
RPJMDES Dulomo Tahun 2016 – 2022

8
penting dalam penulisan dan penelitian sejarah yang bertemakan Satu Dasawarsa

Desa Dulomo, 2008-2018 lingkup dalam spasial dalam penulisan sejarah ini

wilayah Desa Dulomo tahun 2008-2020 temporal yang di gunakan adalah 2008

sebagai batasan awal dan 2018 sebagai batasan akhir. Pada tahun 2008 Desa

dulomo di mekarkan dari Desa Sukamakmur. Nah pada tahun 2018 banyak

mengalami perkembangan pesat salah satunya di lihat dari penduduk yang ada di

Desa Dulomo, dan juga mengalami perkembangan dari pembangunan

infrastruktur yang sudah dilaksanakan di Desa Dulomo sudah jelas berbeda

sumber anggaranya dari tahun ke tahun.

Desa Dulomo merupakan desa yang sangat strategis yang terletak di

sebelah sebelah utara berbatasan dengan Desa Suka makmur, sebelah selatan

berbatasan dengan Desa Manawa, sebelah barat berbatasan dengan Desa Imbodu,

dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Balayo. Banyak potensi yang bisa di

kembangkan dan di galih lebih maksimal lagi oleh desa untuk kesejahteraan

masyarakat banyak, wilayah Desa Dulomo yang dominan lahan pertanian dan

perkebunan yang artinya Desa Dulomo menjadi salah satu Desa produktif

penghasil kelapa dan jagung di wilayah Kecamatan Patilanggio.

1.5 Tinjauan Pustaka

Hingga saat ini kejadian akademis yang membahas tentang kajian ilmiah

yang membahas tentang sejarah desa terdapat pada buku yang di tuliskan

olehTaufik Abdullah pada tahun 2010 yang menghasilkan karya buku yang

berjudul sejarah lokal di indonesia. Di dalam buku tersebut membahas tentang

sejarah lokal di indonesia yang terdiri dari beberapa sumber didalamnya. Bukan

9
hanya itu, di dalam buku ini juga membahas tentang gambaran sejarah yang ada di

indonesia mulai dari awal sejarah sampai berkembangnya.

Tulisan kajian ilmiah tentang sejarah Desa juga terdapat pada jurnal

skripsi yang di tulis oleh Vike Mosey jurusan ilmu sejarah fakultas ilmu Budaya

Universitas Sam Ratulangi 2015, topik jurnal tentang sejarah Desa Kalait Touluan

selatan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 1924-2014, jurnal ini menjelaskan

tentang bagaiman proses terbentuknya Desa dan bagaiman keadaan suatu Desa,

Gambaran Umum Desa dari keadaan geografis, jumlah penduduk, mata

pencaharian, pola hidup masyarakat di Desa.

Penelitian ini mungkin bukan yang pertama kalinya mengenai proses

pembentukan Desa Dulomo, yakni pertama penelitian ini menggunakan sumber

lisan langsung kepada Bapak Kasim Hippy pada waktu itu adalah warga

masyarakat yang bertempat tinggal sebelum dibentuknya Desa Dulomo hasil

wawancara ini menekankan mengenai pembentukan Desa Dulomo.

1.6 Kerangka Konseptual dan Pendekatan

Metodologi sejarah bukan semata-mata menyangkut nilai teknis belaka.

Secara implisit dalam metodologi sejarah termuat pula kerangka pemikiran atau

teori terutama dalam menentukan pendekatan yang digunakan. Pendekatan adalah

cara menyeleksi dan menyususn data dan fakta berdsarkan konsep pemikiran atau

kerangka referensi tertentu. 17


Penelitian ini mengguanakan pendekatan ilmu-ilmu

sosial lainnya sebagai bentuk dari mengimplementasikan perkembangan

historiografi indonesia. Penelitian sejarah seperti ini juga di sebut sebagai


17
Jelasnya untuk melihat metodologi sejarah ada beberapa cara yang harus ditempuh. buku
?

A. Daliman. 2012. Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak. Hlm. 48.

10
penulisan sejarah non-naratif. Sartono kartodirjo mengatakan bahwa penulisan

gaya baru sejarah (non-narative) kecenderungannya banyak meneliti soal-soal

sosial dan ekonomi dari pada soal politik.18

Penelitian ini mengguanakan pendekatan ilmu-ilmu soaial lain.

Diantaranya Ilmu Sosiologi, Antropologi, Ekonomi Dan Politik. Konsep dari ilmu

sosiologi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah interaksi sosial yang

didefinisikan sebagai hubungan antar individu dengan individu serta kelompok

dengan kelompok dalam lingkungan masyarakat atau dengan kata lain konsep

interaksi yang digunakan untuk melihat bagaimana hubungan masyarakat Desa

Dulomo dengan warga Desa lainnya.

Ilmu antropologi, lebih banyak memusatkan perhatian pada masyrakat dan

kebudayaan yang ada di Kecamatan. Sedangkan sosiologi lebih memusatkan pada

masyarakat kota yang jauh lebih banyak dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi

serta tekonologi modern. Lambat laun antropologi dan sosiologi saling

mempengaruhi baik dalam objek penelitian maupun dalam pembinaan teori,

sehingga pada saat ini batas antara kedua ilmu sosial tadi telah menjadi kabur.

Antropologi juga menyumbang pengertian dan teori-teori tentang kedudukan serta

peran dari berbagai satuan sosial-budaya yang lebih kecil dan sederhana. Ilmu

antropologi juga berkaitan dengan antropologi dimana makin meningkat sejalan

18
Lebih jelasnya lihat pada buku Sartono Kartodirjo. 1982. Pemikiran Dan Perkembangan
Historiografi Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia., menjelaskan mengenai tentang sejarah Indonesia
multidimensional artinya adalah suatu pendekatan dengan menggunakan bantuan konsep-konsep
dan teori teori dari berbagai cabang ilmu sosial untuk menganalisis peristiwa masa lampau berupa
kejadian yang tercantum dalam catatan sejarah nasional Indonesia. Meskipun historigrafi
Indonesia bermuara pada upaya menuju perbaikan kemajuan dan kesejahteraan hidup masyarakat
penerimannya. Hlm. 5.

11
dengan bertambahnya perhatian dan penelitian tentang kehidupan serta usaha

moderniasi politik.19

Ilmu politik merupakan ilmu yang membahas tentang pola distribusi yang

dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi untuk memahami itu di tegaskan

bahwa keduanya menunjukan proses yang mencakup keterlibatan interaksi dalam

memperoleh usaha.20 Adapaun pengertian mengenai politik lokal merupakan

semua kegiatan politik yang berada pada level lokal, dalam hal ini diantaranya

kota, kabupaten dan kecamatan, contohnya konflik-konflik antara kabupaten-

kabupaten politik dalam pengalihan kepemimpinan dalam sebuah Kecamatan.21


19
Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari seluk beluk unsur-unsur kebudayaan yang
dihasilakan dalam kehidupan manusia. Yang berarti sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan
manusia dan tidak terlepas dari pandangan politik menurut Miriam Budiardjo, 2008, “Dasar-
Dasar Ilmu politik”, jakarta:PT Gramedia pustaka uatama. Hlm 30 yang membahas tiga aspek
yakni pendekatan politik, antropologi, dan juga sosiologi sangat berkaitan erat untuk pembangunan
suatu daeah maupun pemekaran DOB (Daerah Otonom Baru). Apabila ilmu politik dipandang
semata-mata sebagai salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial yang memiliki dasar, rangka, fokus,
dan ruang lingkup yang jelas sehingga dalam ilmu politik pada akhir abad ke-19. Pada tahap itu
ilmu politik berkembang secara pesat berdampingan dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya
seperti sosiologi, antropologi, ekonomi, dan psikologi. Serta dalam perkembangan ini mereka
saling mempengaruhi.
20
Dalam buku yang ditulis oleh sejarawan kondang Sartono Kartodirdjo. 2019. Pendekatan
Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Penerbit: Ombak. Hal.169-170 bahwa “politik adalah
sejarah masa lampau”. Apabila polity didefinisikan sebagai pola distribusi kekuasaan, maka
jelaslah bahwa pola distribusi dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan kultural. Barang siapa
menduduki posisi sosial tinggi, memiliki status tinggi, maka bagi dia ada kesempatan dan
keleluasaan memperoleh bagian dari kekuasaan dia lebih mudah mengambil peranan sebagai
pemimpin. Berbicara pola distribusi pola kekuasaan maka tidak dapat melupakan faktor kultural
sebagai faktor penentu. Jenis otoritas dan struktur kekuasaan sangat dipengaruhi oleh orientasi
nilai dan pandangan hidup bagi para pelak. Kerangka konseptual ilmu politik menyediakan banyak
alat analitis untuk menguraikan pelbagai unsur politik, aspek politik, kelakuan aktor politik, nilai-
nilai yang melembaga sebagai sistem politik dan sebagainya.
21
?
Dalam kajiannya politik telah membawa dampak yang menarik bagi perubahan dan
dinamika politik di daerah. Pemilihan kepala daerah tidak lagi menjadi subyek intervensi
pemerintah pusat bahkan kepala daerah kini dipilih secara langsung oleh masyarakat malalui
proses pemilu yang lebih demokratis. Kebijakan disentralisasi yang berkembang ditengah
liberalisasi politik telah memungkinkan proses rekrutmen politik didaerah yang semakin terbuka
bagi partisipasi masyarakat. Disentralisai juga tidak sinonim dengan pergeseran dari pemerintahan
otoriter ke pemerintahan demokratis, tidak secara otomatis mengisyaratkan pergeseran dari negara
yang kuat ke negara masyarakat sipil yang kuat. Bahkan melemahnya keadan politik pusat tidak
serta merta membuat melemahnya politik lokal begitupun sebaliknya, disentralisasi dibawah
kondisi-kondisi tertentu oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

12
Kerangka pendekatan di bidang ekonomi dalam hal ini adalah sumber

daya desa yang dapat digunakan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,

potensi sumber daya alam yang terbentang luas adalah lahan pertanian dan

perkebunan hal ini dikarenakan kondisi geografis desa yang berada didataran

rendah. Dari sektor pertanian hasil utama dari Desa adalah tebu. Namun juga ada

hasil tanaman lain seperti padi, kedelai, jagung dan hasil tebu berupa pisang dan

buah-buahan. Peran pemerintah kabupaten selain menjalankan fungsi

perencanaan, fasiliator dan pengawasan juga mengadakan suatu pembangunan

yang berkelanjutan.22

1.7 Metode Penelitian

Sebagai suatu disiplin ilmu, sejarah memiliki penulisan tersendiri untuk

diaplikasikan ke dalam bentuk narasi sejarah dan dapat dikatakan sebagai

penulisan sejarah tentu memiliki beberapa tahap secara umum yakni heuristik,

kritik, interpretasi, dan historiografi. Namun sebelum memulai langkah-langkah

tersebut maka perlu dituliskan dasar pemilihan topik penelitian. 23 Suatu metode

diperlukan dalam penulisan untuk mendapatkan tulisan yang Objektif dan

Subjektif.24 Metode dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah. Metode

pemerintahan dalam sistem negara kesatuan republik Indonesia harus memiliki aturan demi
kemajuan negara dan bangsa Henk Schulte Nordholt, 2007. “ Politik Lokal Di Indonesia ”, Jakarta
: Kitlv dan Yayasan Obor Indonesia. Hlm 16.
22
Ully Hikmah Andini, Mohammad Saleh Socady, dkk. 2015, pemberdayaan ekonomi
masyarakat dari desa tertinggal menuju desa tak tertinggal dalam jurnal administrasi publik (JPA)
Vol. 2 hlm 7-11
23
Op.Cit. hlm. 90-91 terkait pemilihan topik dalam penelitian sejarah kuntowijoyo sebenarnya
sudah menjelaskan tentang tata cara pemilihan topik yang paling mendasar untuk dijadikan suatu
penulisan sejarah secara ilmiah dan akan mempermudah peneliti dalam mengumpulkan sumber-
sumber sejarah.
24
Objektivitas dan subyektivitas sejarah sebenarnya sudah jelas dikemukakan oleh A.
Daliman. 2018. Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak. Hlm.13 mengenai apa
penjelasan sejarah sebagai objek dan sejarah sebagai subjek, pertama objektivitas harus dipandang

13
sejarah dapat diartikan sebagai metode penelitian dan penulisan sejarah dengan

mengguakan cara, prosedur atau teknik yang sistematik sesuai dengan asas-asas

dan aturan ilmu sejarah.25

a. Heuristik (pengumpulan sumber)

Heuristik merupakan salah satu instrumen penting dalam sebuah penulisan

sejarah untuk menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah mengenai

peristiwa ataupun kejadian masa lampau. Menulis sejarah tidak mungkin dapat

dilakukan tanpa tersedianya sumber sejarah, kalau seseorang menulis sejarah

tanpa sumber disebut “Mengarang” analoginya seseorang yang sedang memasak

tentu orang itu harus menyediakan bumbu-bumbu dan bahan-bahan yang perlu

dipersiapkan, tanpa adanya itu ia tidak dapat memasak. Bahan-bahan itu sebagai

sumber sejarah dijadikan alat (means and tools) dan bukan tujuannya sendiri.

Dengan kata lain orang yang akan menulis sejarah harus memilki kajian tentang

sumber-sumber data terlebih dahulu untuk menuliskan sejarah, sumber-sumber

tersebut dikatakan sebagai heuristik atau pengumpulan sumber. 26

perlu sebagai bagian dari kebenaransesuatu yang benar bersifat objektif. Maka objektivitas harus
pula menjadi prinsip yang tidak boleh ditinggalkan oleh sejarawan dalam merekonstruksi masa
lampau yang pernah terjadi smentara kedua subjektifitas sejarah subjektifitas adalah konsep
sejarah yang memungkinkan itu tidak benar adanya tanpa faktor pendukung seperti data-data
faktual dan bukti autentik mengenai kejadian atau peristiwa sejarah di masa lampau.
25
Dalam penelitian sejarah yang tertuang di dalam buku A. Daliman. 2018. Metode Penelitian
Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak. Hlm 46 memiliki cara yaitu heuristik, kritik, interpretasi
dan historiografi. Metode penelitian sejarah merupakan metode penelitian yang dilakukan melalui
teknik pengumpulan data dan evaluasi data dengan sistematis untuk menggambarkan,
menjelaskan, dan memahami tindakan atau peristiwa yang terjadi di masa lampau.
26
Sumber sejarah yang dikumpulkan itu berupa saksi mata “eyewitnes” yang mengetahui
kejadian tentang suatu periode, testimoni (kesaksian) dari para saksi mata ini memuat semua yang
dipikirkan, dirasakan, dan dikatakan oleh individu dan kelompok masyarakat tentang sesuatu
kejadian dan mengapa sesuatu itu terjadi. Hal inilah membuat sejarah sebagai ilmu pengetahauan
tentang ingatan sejarah yang telah dikatakan dan di perbuat. Suhartono W. Pranoto. 2010. Teori
dan Metodologi sejarah. Penerbit: Graha Ilmu. Yogyakarta. Hlm, 30

14
Pengumpulan sumber dalam penelitian ini sebenarnya telah dimulai sejak

dua bulan yang lalu sehingga menjadi salah satu cara untuk penulis mengutarakan

apa yang menjadi proses penelitian dalam menentukan suatu unsur dalam

penelitian. proses pengumpulan data di lakukan dengan wawancara beberapa

masyarakat yang ada di desa Dulomo yang sudah mendiami di tempat tersebut,

sumber primer yang di temukan dari beberapa sensus penduduk dan arsip yang

ada di desa Dulomo serta kecamatan dan beberapa Informan untuk mendapatkan

informasi mendetail tentang proses terbentuknya desa Dulomo kisaran satu

dasawarsa dan perubahan yang terjadi sejauh itu. Sumber sekunder di dapatkan

dari beberapa tulisan seperti jurnal, buku, dan skripsi. Ada juga sumber lisan

berupa kejadian masa lampau sebelum terbentuknya desa Dulomo.27

Langkah kerja sejarawan untuk mengumpulkan sumber-sumber (sources)

atau bukti-bukti (evidences).28dalam mengumpulkan sumber sejarah peneliti turun

lapangan untuk mencari tahu banyak sumber dari masyarakat yang terlibat dalam

pembentukan Desa Dulomo seperti kepala Desa.29

b. Kritik sumber

Kritik sumber umumnya dilakukan terhadap sumber-sumber. Kritik ini

menyangkut ferivikasi sumber yaitu pengujian mengenai kebenaran atau

ketepatan dari sumber itu, dalam melakukan kritik ini terbagi atas dua aspek yakni

27
Sebagaimana diungkapkan oleh Joni Apriyanto, Helman Manay dan Mursalat Kulap. Pada masa
itu, upaya untuk merekam memori peristiwa masa lampau dilakukan dalam bentuk lisan yang
disampaikan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Rekonstruksi
peristiwa masa lampau yang disampaikan secara lisan tidak lepas dari pemikiran magis terkadang
fakta bukanlah sesuatu penting dalam unsur cerita. Lebih jelasnya lihat buku Joni Apriyanto,
Helman Manay dan Mursalat Kulap 2021. Historiografi Indonesia “Dari Pemikiran Magis
Hingga New History”. Penerbit: Oase Pustaka. Hlm, 12
28
Ibid., Hlm 46 daliman
29
Helius Sjamsuddin. Op. cit. hlm. 55

15
kritik eksternal dan internal. Kritik eksternal Ini menguji keaslian dari sumber

sebelum semua kesaksian yang berhasil dikumpulkan oleh sejarawan dapat

digunakan untuk merekonstruksi masa lalu, maka terlebih dahulu harus dilakukan

pemeriksaan yang ketat, dengan menangkap informasi yang disampaikan

masyarakat setempat tentang sejarah. Setelah itu sumber baik lisan maupun

tulisan-telah didapatkan, maka tahap selanjutnya adalah proses pemeriksaan

kevalidan dan keterandalan sumber-sumber tersebut.30 Dalam penelitian ini

sumber-sumber diperiksa secara detail dengan menggunakan teknik-teknik kritik

sumber yang ada dalam metode penelitian sejarah, yakni dengan mengajukan

pertanyaan kritis terhadap sumber-sumber yang ada. Selain itu, sumber-sumber

tersebut juga dikolaborasikan satu sama lain guna mendapatkan otentisitas dan

kredibilitas dari setiap sumber. Hal ini cukup penting, terutama dalam memeriksa

sumber-sumber lisan agar terhindar dari mitos yang dapat mengurangi keilmiahan

dari sebuah karya penelitian sejarah. Fokus kritik sumber pada sumber lisan

karena diproyeksikan bahwa penelitian ini akan menggunakan banyak sumber

lisan, di samping sumber tertulis yang tersedia. Namun demikian, seperti

dituliskan di atas, bahwa sumber tertulis juga perlu dikolaborasikan dengan

sumber lisan agar dapat dicapai ketepatan sumber historis yang jelas. Sehingga

dapat digunakan dalam merekonstruksi perkembangan sejarah desa Dulomo

semenjak pada tahun 2008-2018

Sebagai peneliti harus mewawancarai orang yang dapat dipercayai atau

orang yang terlibat langsung dalam hal itu karena jika tidak dilakukan beberapa

sumber bisa dibuktikan palsu adapun dalam beberapa sumber lain meskipun asli
30
Ibid, Hlm, 12

16
ternyata dengan berbagai alasan telah memberikan kesaksian-kesaksian yang tidak

dapat diandalkan.31Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal, kritik

internal lebih menekankan pada aspek uji dokumen, kritik internal ini seperti ingin

menguji lebih jauh lagi mengenai sumber apakah yang di jelaskan oleh sumber

dalam suatu dokumen benar atau dapat dipercaya.32

c. Interpretasi

Interpretasi berarti menafsirkan atau memberi makna kepada fakta-fakta

(facts) atau bukti-bukti sejarah karena pada dasarnya bukti-bukti sejarah sebagai

saksi (witness), untuk mengungkapkan makna dari fakta-fakta dan bukti-bukti

sejarah masih harus menyandarkan dirinya pada kekuatan informasi dari luar

misalnya dari peneliti atau sejarawan.33 Setelah melalui tahap kritik, maka perlu

dilakukan interpretasi terhadap sumber-sumber yang telah diyakini keabsahannya.

Hal ini sangat dibutuhkan dalam mendalami setiap peristiwa. Interpretasi

dilakukan dengan dua cara yakni analisis dan sintesis agar ditemukan sebuah

narasi rasional yang menjadi corak umum dari karya sejarah. Dalam konteks

penelitian ini, analisis berarti berusaha menguraikan setiap fakta sejarah yang ada

dalam sumber, sehingga setiap kemungkinan dari fakta tentang desa Dulomo satu

dasawarsa banyak terjadinya perubahan-perubahan mulai pada strukturisasi desa

sampai pada tingkatan masyarakat. Secara kolektif masyarakat memiliki otoritas

penuh untuk melakukan suatu pelaksanaan menuju desa yang berkembang bahkan

lebih maju bukan hanya pada pimpinan desanya melainkan keterlibatan dari

masyrakat yang paling diutamakan apalagi di desa tertinggal seperti desa Dulomo.
31
Helius Sjamsuddin. Op. cit. hlm. 89
32
A. Daliman, op. cit. hlm.58
33
A. Daliman. Op. cit. hlm. 73

17
Sumber yang telah melalui beberapa kritik diatas, penulis memasuki tahap

selanjutnya yaitu interprestasi. Langkah ini untuk merangkaikan data yang ada

dengan berusaha menggambarkan sejarah Desa Dulomo berdasarkan berbagai

sumber yang di peroleh berupa buku-buku, sumber yang ada di Desa dan juga dari

para informan.

d. Historiografi

Setelah dilakukan pengumpulan sumber (heuristic), kritik serta

interpretasi, akhirnya tibalah pada langkah akhir penelitian sejarah yakni

historiografi. Historiografi merupakan tahap akhir atau puncak dari segala

rangkaian penelitian sejarah, dimana bahan-bahan yang telah dikumpulkan dalam

tahap sebelumnya, kemudian dirangkai menjadi sabuah kronologi cerita yang

menarik dan jelas.34

Terkait penelitian sejarah ini dalam tahap keempatlah merupakan langkah

terakhir yakni merangkai-rangkaikan, menyusun dan menjadikan satu kisah yang

utuh atau satu tulisan dalam bentuk proposal yang berjudul sejarah Desa Dulomo

tahun 2008-2018

1.8 Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan kurang lebih selama 2

bulan, agar lebih jelasnya lihatlah pada tabel di bawah ini.

Bulan

No. Kegiatan
Bulan 1 Bulan 2

34
Helius Sjamsuddin. Op. cit. hlm. 99

18
I II III IV V VI

1 Persiapan 

2 Penyusunan Proposal   

3 Pengumpulan data Lapangan 

4 Pengumpulan bahan/Literatul 
tertulis (referensi)

5 Penulisan Laporan   

1.9 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini dengan judul “sejarah desa dulomo tahun 2008-

2018” terbagi dalam beberapa bab dan sub-sub bab yaitu:

BAB I: Pendahuluan, 1.1). Latar Belakang, 1.2). Rumusan Masalah, 1.3).

Tujuan Penelitian, 1.4). Ruang Lingkup, 1.5). Tinjauan Pustaka, 1.6). Kerangka

Konnseptual Dan Pendekatan, 1.7). Metode Penelitian, 1.8). Jadwal Penilitian.

1.9). Sistematika Penulisan.

BAB II : Gambaran Umum , 2.1). Keadaan Geografis Desa Dulomo, 2.2).

Keadaan Demogrfi, 2.3). Mata Pencaharian, 2.4). Kondisi Masyarakat Desa

Dulomo

BAB II: Awal Terbentuknya Desa Dulomo Pada Tahun 2008, A). Sejarah

Singkat Desa Dulomo, B). Pemilihan Umum Kepala Desa

BAB III : Perkembangan Desa Dulomo Selama Satu Dasawarsa 2008-2018,

19
4.1). Perkembagan Sosial, 4.2). Perkembangan Ekonomi, 4.3). Perkembangan

Kebudayaan, 4.4). Perkembangan Politik

BAB IV: Penutup, a). Kesimpulan, b). Saran

Daftar Pustaka

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA DULOMO

2.1 Keadaan Geografis Desa Dulomo

Aspek geografis dalam ilmu sejarah adalah bagian yang tidak didapat dan

di pisahkan dari suatu peristiwa sejarah yang terjadi pada suatu tempat tertentu,

bahkaan menjadi salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi pola hidup

suatu masyarakat seperti pencaharian, keadaan penduduk, dan watak kepribadian

masyarakat. Dalam satuan geografis terdapat berbagai macam hubungan antar

20
pedesaan. Satuan geografis seperti perbukitan, daerah aliran sungai, dan

pendalaman Desa-Desa yang hubungan-hubungan tertentu dengan salah satu

lainnya35 Desa juga mempunyai kondisi modal sosial masyarakat yang sangat kuat

dan mekar. Salah satu bentuk modal sosial yang dimaksud dapat digambarkan

melalui beragamnya ikatan sosial dan solidaritas sosial kuat yang dimiliki

masyarakat Desa selaku penyangga penting kegiatan pemerintahan, pembangunan

dan kemasyarakatan. Desa merupakan organisasi pemerintahan yang terkait

langsung serta menyatu dengan kehidupan sosial, budaya, ekonomi masyarakat

sehari-hari, Desa juga berhubungan langsung dengan warga masyarakat didalam

bidang pemerintahan, pelayanan, pembangunan, pemberdayaan kemasyarakatan.36

Oleh karena itu perlu dibahas secara umum mengenai kondisi Desa Dulomo

Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato.

Desa Dulomo merupakan salah satu Desa dari 6 Desa yang ada di

Kecamaatan Patilanggio, Desa Dulomo memiliki Luas 27,64 Km2 dan tidak

terhitung luas hamparan Sungai yang kini dalam pemetaan wilayah, lokasi

perkebunan/perladangan masyarakat seluas 1.300 Ha. Mengacu pada peta wilayah

35
Aspek geografis memanglah sangat berpengaruh terhadap pendidirian suatu wilah, tempat,
dan bahkan untuk pendirian suatu negara dipandang perlu untuk melihat ketentuan-ketentuan yang
berlaku. Apalagi dalam tinjauan sejarah geografis perlu adanya bentuk fisik, fiksi, dan fakta
geografi pada masa lampau. Disiplin ilmu ini mengenai konsep geografis sejarah memiliki bahasan
yang sangat luas dan beragam. Umumnya membahas tentang geografi masa lalu dan bagaimana
perubahan suatu wilayah atau berdasarkan waktu. Buku kuntowijoyo ini sangat lengkap mengenai
konsep-konsep sejarah ataupun metode sejarah. Jelasnya lihat pada buku Kuntowijoyo, metode
sejarah, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya) 2003, Hlm 78
36

?
Badan usaha milik desa (diakronimkan menjadi BUMDES) merupakan modal bagi desa
untuk mengelola maupun meningkatkan perekonomian desa dan dikelola oleh pemerintah desa
serta berbadan hukum. Pemerintah desa dapat membangun usaha untuk desa guna menaikkan
potensi desa agar lebih berkembang bahkan lebih maju demi menunjang perekonomian desa serta
meningkatkan taraf ekonomi masyarakat desa. David, 2008. “BUMDES Badan Usaha Milik
Desa”. Yogyakarta:Gava Media. Hlm 23

21
Provinsi Gorontalo, Desa Dulomo merupakan sebuah Desa yang letaknya berada

berada dipusat Kecamatan Patilanggio.Kab Pohuwato.

Desa ini memiliki batas-batas wilayah yang antara lain:

 Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamakmur

 Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Manawa

 Sebelah timur berbatasan dengan Desa Balayo

 Sebelah barat berbatasan dengan Desa Imbodu

Pengaruh Geografi memang ada dalam sejarah sebab kondisi fisik ini perlu

untuk eksistensi dan bertahan hidup manusia. Manusia tidak dapat bertahan hidup

pada panas atau dingin yang eksttrim. Akan tetapi faktor-faktor geografi ini

adalah kondisi-kondisi yang meskipun diperlukan, tetapi bukan pengontrol satu-

satunya dan tidak merupakan penyebab utama kegiatan manusia. 37 Dalam batas-

batas tertentu faktor geografis dapat membantu menjelaskan garis-garis besar

sejarah bangsa. Begitu pula Indonesia yang secara geografis “rapuh” karena

merupakan Negara Kepulauan yang terletak di antara dua Benua dapat

mempertahaankan Integrasinya antara lain berkat pemanfaatan kemajuan

teknologi komunikasi dan transportasi.38

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kegaiatan pembangunan Desa

sudah banyak dilakukan oleh pemerintah Desa Dulomo Kecamatan Patilanggio

Kabupaten Pohuwato sejak tahun 2007 sampai tahun 2016 namun perkembangan

Desa Dulomo tidak dilihat dari pembangunannya saja tapi dapat dilihat dari

aspek-aspek lainnya

37
Helius Sjamsudin, 2019, Metodologi Sejarah, Yogyakarta:Penerbit Ombak, Hlm 106
38
Ibid. Hlm, 106

22
2.2 Keadaan Demografi

Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan

perubahan-perubahan penduduk atau dengan istilah lain berkaitan dengan segalaa

hal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubahan seperti kelahiran,

kematian, migrasi sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk

menurut umur dan jenis kelamin.

Penduduk merupakan salah satu faktor pendukung yang mempunyai peran

besar dalam proses pelaksanaan pembangunan di suatu wilayah atau daerah,

termasuk di Desa Dulomo. Bahkan pembangunan Nasional manusia atau

masyrakat merupakan obyek pembangunan dan di tunjukan untuk kepentingan

manusia itu sendiri yang selanjutnya akan menikmati hasil-hasil dari

pembangunan tersebut.

Masalah kependudukan sangatlah penting dalam pengembangan suatu

daerah yang di warnai dengan beberapa ciri seperti jumlah penduduk, jenis

kelamin, jenis pekerjaan, agama dan lain-lain. Semakin padatnya suatu wilayah

karena di sebaabka oleh angka kelahiran yang semakin meningkat setiap

tahunnya.

Penduduk merupakan salah satu faktor pendukung yang mempunyai peran

besar dalam proses pelaksanaan pembangunan disuatu wilayah atau daerah,

termasuk di Desa Dulomo. Bahkan pembangunan nasional manusia atau

masyarakat merupakan obyek pembangunan yang berarti, karena manusialah yang

melakukan pembangunan dan ditunjukkan untuk kepentingan manusia itu sendiri

yang selanjutnya akan menikmati hasil-hasil dari pembangunan tersebut.

23
Desa Dulomo merupakan Desa yang berpenduduk kurang padat di

bandingkan dengan Desa lain yang ada di kecamatan Patilanggio. Hasil sensus

penduduk tahun 2016 tercatat 1.230 jiwa, laki-laki 691 jiwa dan perempuan

sebanyak 539 jiwa. Jumlah penduduk yang sebesar itu merupakan aset Desa yang

perlu di kembangkan agar menjadi angkatan kerja yang berkualitas dan membawa

perubahan positif yang signifikan untuk kedepannya.39

2.3 Kondisi Masyarakat Desa Dulomo

Penduduk sangat penting untuk perencanaan pemerintah dikarenakan

pendudduk adalah salah satu penunjang agar bisa terbentuknya Desa, penduduk

juga berperan penting dalam segala bidang maupun dalam dunia usaha. Jika

dihubungkan dengan kesejahteraan masyrakat, kesejahteraan masyrakat merupakn

sejumlah kepuasan yang di dapatkan oleh setiap-setiap individu itu juga

tergantung tingkat kepuasan masing—masing, kesejahteraan masyrakat juga

diukur dari beberapa indikator, indikator kesejahteraan merupakan ukuran

ketercaapaian masyarakatdimana masyarakat dapat diakatakan sejahtera atau

tidak dan berkembang atau tidak.

Meskipun masyarakat Desa Dulomo memiliki latar belakang yang

berbeda-beda namun dalam kehidupan sehari-hari terlihat adanya kerja sama

yang baik. Memiliki rasa tolong menolong yang besar juga toleransi aanaatara

sesama anggota masyarakat . kegiatan tolong menolong dilakukan dalam suka

maupun duka. Contohnya jika salah satu masyarakat Desa mengadakan pesta atau

acara syukuran, anggota masyarakat lainnya dengan suka rela ingin membantu
39
RPJMDesa Dulomo tahun 2016 – 2022, Hlm 12

24
baik dari pria dan wanita begipun dalam bercocok tanam mereka memakai sitem

tukar jasa. Bentuk=bentuk kerjasama seperti itu masih terpelihara dengaan bik

karena masing-masing anggota masyarakat juga beranggapan bahwa mereka juga

akan mengalami peristiwa duka maupun suka yang nantinya akan membutuhkan

bantuan.40

Pengaruh budaya serta adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun

juga tidak terlepas dari kehidupan masyarakat Desa. Bentuk-bentuk kerjasama

dan gotong royong dalam kehidupan diantara penduduk Desa Dulomo masih tetap

terjaaga dan terpelihara dengaan baaik karena masyarakat menyadari bahwa

kehidupan yang berdmpingan dengan baik akan menciptakan suasan yang rukun

dan damai.

2.4. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

1. Angka Partisipasi Sekolah

Peningkatan kualitas hidup manusia di bidang pendidikan sebagai salah satu

indikator pertama IPM. Berdasarkan data tingkat pendidikan di Desa Dulomo tahun

2008-2018 terbanyak pada tamatan SD atau sederajat kemudian secara berurutan

tidak atau belum pernah sekolah serta tidak atau belum tamat SD, SLTP atau

sederajat, tamatan SLTA atau sederajat, dan terakhir Akademi/diploma, S1 dan S2.

2. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)

APK (Angka Partisipasi Kasar) SD merupakan angka hasil pembagian antara

jumlah siswa usia 7-12 tahun di jenjang SD atau sederajat dengan jumlah penduduk

kelompok usia sekolah. APM (Angka Partisipasi Murni) SD merupakan angka hasil

40
Wawancara Dengan Bapak Rivan Hamzah, Pada Tanggal 1 Desember 2022, Di Desa
Dulomo

25
pembagian antara jumlah siswa usia 7-12 tahun di jenjang SD atau sederajat dengan

jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun. APK (Angka Partisipasi Kasar) SLTP

merupakan angka hasil pembagian antara jumlah siswa usia 13-15 tahun di jenjang

SLTP atau sederajat dengan jumlah penduduk kelompok usia sekolah.

APM (Angka Partisipasi Murni) SLTP merupakan angka hasil pembagian

antara jumlah siswa usia 13-15 tahun di jenjang SLTP atau sederajat dengan jumlah

penduduk kelompok usia 13-15 tahun. APM SLTP mengalami peningkatan. Gejala ini

menunjukkan bahwa pelajar lulusan SD banyak yang melanjutkan ke tingkat SLTP.

APK (Angka Partisipasi Kasar) SMA merupakan angka hasil pembagian antara

jumlah siswa usia 16-18 tahun di jenjang SMA/MA/SMK/Paket C atau sederajat

dengan jumlah penduduk kelompok usia sekolah. APM (Angka Partisipasi Murni)

SMA merupakan angka hasil pembagian antara jumlah siswa usia 16-18 tahun di

jenjang SMA/MA/SMK/Paket C atau sederajat dengan jumlah penduduk kelompok

usia 16-18 tahun. APM SMA juga mengalami peningkatan. Gejala ini menunjukkan

bahwa pelajar lulusan SLTP banyak yang melanjutkan ke tingkat

SMA/MA/SMK/Paket C.

 Aspek Ekonomi

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perkembangan perekonomian suatu daerah dapat diukur dengan

perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah berdasarkan

pada Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).

2. PDRB Perkapita

26
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita merupakan salah satu

indikator makro ekonomi regional untuk melihat perkembangan perekonomian dan

tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah.

3. Aspek Pelayanan Umum

Anggaran yang dipergunakan dalam rangka Pelayanan kepada Masyarakat

pada tahun 2008-2018 adalah sebagai berikut:

4. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Pelaksanaan kegiatan ini diarahkan untuk menciptakan kelancaran operasional

perkantoran yang ditempuh melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1).

Penyediaan jasa surat menyurat dan alat tulis kantor; 2). Penyediaan jasa

komunikasi, sumberdaya listrik, surat kabar; 3). Penyediaan barang cetakan dan

penggandaan; 4). Penyediaan makanan dan minuman/jamuan tamu; 5). Rapat-rapat

koordinasi; 6). Rapat-rapat konsultasi keluar desa; 7). Honorarium/belanja

pegawai; 8). Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa; 9).

Penghargaan/pensiunan Kepala Desa dan Perangkat Desa; 10). Tunjangan

Kesejahteraan Kepala dan Perangkat Desa; 11). Tunjangan Kinerja Aparatur

Pemerintah Desa; 12). Tunjangan BPD; 13). Honorarium Tenaga Honorer

Desa/Pegawai Desa; 14). Pengadaan jasa gambar & RAB proyek fisik; 15).

Penyediaan jasa PBB Tanah Kas Desa

Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi kegiatan berupa

terwujudnya berbagai penyediaan barang dan jasa administrasi perkantoran,

penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa, insentif, tunjangan, penghargaan dan

honorarium serta penghasilan tenaga pegawai desa sehingga dapat mendukung

27
terwujudnya tertib administrasi perkantoran, serta kelancaran mekanisme dan prosedur

kerja.

5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Program ini diarahkan untuk meningkatkan kelengkapan, pemeliharaan dan

penataan sarana dan prasarana pelayanan yang representif dan berorientasi kepada

peningkatan kinerja, peningkatan mutu pelayanan. Pencapaian program ini ditempuh

dengan kegiatan-kegiatan yang meliputi :

1) Pemeliharaan rutin/berkala komputer, netbook, printer, kamera.

2) Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat listrik, alat-alat kebersihan.

3) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas.

4) Pemeliharaan Papan Informasi dan Papan Organisasi.

5) Pengadaan barang lain-lain kantor.

6) Pengadaan Belanja Lain-lain.

Program ini dialokasikan anggaran dengan pencapaian kegiatan yaitu

terwujudnya peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perkantoran untuk

menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan pelayanan serta menciptakan

kenyamanan suasana kerja.

6. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Pelaksanaan kegiatan peningkatan disiplin aparatur ini diarahkan untuk

meningkatkan disiplin pegawai untuk kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari

sehingga diharapkan pelayanan kepada masyarakat semakin meningkat. Program ini

dialokasikan anggaran dengan realisasi terciptanya penngkatan kedisiplinan Aparatur

Pemerintahan Desa.

28
7. Program Peningkatan Pengembangan Sistem pelaporan capaian kinerja

Program ini diarahkan kepada terwujudnya pelaporan pencapaian kinerja,

ditempuh melalui kegiatan: 1). tertib administrasi laporan pertanggungjawan

kegiatan; 2). pengadaan, pendataan dan pengolahan buku profil desa; 3).

dokumentasi kegiatan; dan 4). pengadaan papan nama proyek.

Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi kegiatan : 1).

Terlaksananya pengadaan dan pengisian buku profil desa; 2). Terciptanya tertib

administrasi laporan pertanggungjawaban; 3). Terwujudnya buku dokumentasi

kegiatan; dan 4). Terwujudnya papan nama proyek dan kegiatan lainya.

8. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Pemerintahan

Program ini diarahkan untuk menuju terciptanya peningkatan kualitas sarana

dan prasarana pemerintahan. Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi

kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan desa.

9. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

Program ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi sarana dan prasarana

perhubungan meliputi jalan dan jembatan kearah yang lebih baik. Program ini

dialokasikan anggaran dengan realisasi kegiatan betonisasi jalan di Desa dan sarana

prasarana perhubungan lainnya yang dinilai memperlancar arus transportasi dan

kenyamanan perhubungan.

10. Program Pembangunan Prasarana Sosial

Program ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi sarana dan prasarana sosial

kearah yang lebih baik. Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi kegiatan

pembangunan di bidang Prasarana Sosial.

29
11. Program Pembangunan Modal Lain-lain

Program ini diarahkan untuk meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana

perkantoran kearah yang lebih baik. Program ini dialokasikan anggaran dengan

realisasi kegiatan peningkatan sarana dan prasarana perkantoran yang memadai untuk

mendukung pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

12. Program Pemberian Hibah

Pemberian hibah dianggarkan bantuan pada pos Hibah untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan/atau pembangunan kemasyarakatan yang

dilaksanakan untuk mendukung kegiatan Pemerintahan Desa. Program ini

dianggarkan/ dialokasikan anggaran, dengan realisasi kegiatan mendukung

pelaksanaan.

13. Program Belanja Bantuan Sosial

Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam

bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Pencapaian program ini ditempuh melalui : 1). Bantuan

kesejahteraan Imam Masjid; 2). Bantuan Operasional Lembaga Pendidikan

Keagamaan TPQ (Taman Pengajian Qur’an) 1; 3).

14. Program Belanja Bantuan Keuangan

Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan

kepada lembaga-lembaga masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Pencapaian dari program ini ditempuh melalui : 1). Bantuan Keuangan

30
Penunjang Kegiatan LPM; 2). Bantuan Keuangan Penunjang TP-PKK Desa; 3).

Bantuan Keuangan kegiatan RT/RW; 4). Bantuan Keuangan Penunjang kegiatan

Karang Taruna; 5). Bantuan Keuangan Operasional RT/RW; 6). Bantuan Keuangan

LINMAS; 7). Bantuan Operasional PKK Desa; 8). Bantuan Operasional LPM; 9).

Bantuan Operasional Kelompok Tani; 10). Bantuan Operasional BUMDES.

15. Program Belanja Tidak Terduga

Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak

biasa atau tidak diharapkan berulang, seperti penanggulangan bencana alam dan

bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas

kelebihan penerimaan desa tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

2.5. Visi Dan Misi Desa Dulomo

 Visi

Visi merupakan gambaran kondisi ideal yang diharapkan pemerintah desa

dan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan di desa Dulomo, visi tersebut

adalah arah pembangunan desa yang dicita-citakan sebagai tujuan masa depan

desa.

“Menciptakan Suasana Kondusif Dalam Rangka Melaksanakan

Pemerintahan, Pembangunan, Sosial Dan Kemasyarakatan Serta Membangun

Desa Dulomo Lebih Bermartabat Menuju Pohuwato Madani”

 Misi

31
Dalam rangka mewujudkan visi diatas, diterapkan 4 (empat) misi

pembangunan Desa Dulomo

1. Menyatukan Persepsi, Pandangan, Pendapat Bersama Lembaga-Lembaga

Serta Organisasi yang ada di Desa Dulomo Untuk Menciptakan Pelayanan

yang Lebih Maksimal terhadap Masyarakat Desa Dulomo.

2. Mewujudkan Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui

Program Pertanian, Peternakan, serta Program Pemberdayaan lainnya guna

mendorong pertumbuhan ekonomi Masyarakat.

3. Mewujudkan Pelayanan Bantuan Hukum Kepada Masyarakat Miskin

Secara Gratis.

4. Mewujudkan Perekonomian dan Kesejahetaraan Masyarakat melalui

Bantuan Dana terhadap Masyarakat yang Berhajat baik Suka maupun

Duka sejumlah Rp. 500.000/ Rumah Tangga yang Berhajat.

BAB III

AWAL TERBENTUKNYA DESA DULOMO TAHUN 2008

3.1 Awal Terbentuknya Desa Dulomo

Secara umum Desa merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu

hubungan social yang sangat dominan seperti hubungan kekeluargaan dan

memiliki jumlah yang masih terbilang sedikit. Secara historis Desa merupakan

cikal bakal terbentuknya masyarakat politik dan pemerintahan di Indonesia jauh

sebelum negara ini terbentuk. Struktur social sejenis Desa, masyarakat adat dan

lain sebagainya telah menjadi institusi social yang mempunyai posisi yang sangat

32
penting. Desa merupukan institusi otonom dengan tradisi, adat istiadat dan

hukumnya sendiri serta relatif sendiri.41

Berbicara masalah Desa Dulomo sampai terbentuk menjadi Desa, tentunya

tidak akan lepas dari yang namanya tahapan-tahapan sejarah yang menjadi proses

tercapainya Desa Dulomo terbentuk secara resmi. Sebab tidak ada suatu peristiwa

nyata yang terjadi tanpa melalui perjalanan panjang yang terjadi secara bertahap

sebagai peristiwa sejarah. Berdasarkan hal tersebut, maka sama halnya dengan

Desa Dulomo, yang tidak terbentuk begitu saja tanpa melewati sebuah proses-

proses penting saampai bisa terbentuk dan berkembang seperti yang terjadi

sekarang ini.

Berbicara mengenai Desa Dulomo.sesaat sebelum menjadi sebuah Desa.

Desa Dulomo mempunyai nama yang familiar dikalangan masyarakat dengan

sebutan kampung Dewu. Dewu merupakan nama asli dari Desa ini, Desa Dulomo

hanya di sebut sebagai nama resmi secara administrasi dalam lingkungan

kabupaten pohuwato, tetapi masyarakat tetap menyebutnya dengan nama Dewu

sampai sekarang. Menurut beberapa tokoh agama nama Desa Dulomo diambil

dari dua nama Desa yakni Desa Dulomo dan Ayula yang berada di Kota

Gorontalo mereka mempercayai bahwa Desa Dulomo dan Ayula merupakan desa

yang dipersatukan oleh arus air, mereka menyebut istilah ini dengan

Mongodutula.42

41
Lahirnya undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa telah membuka peluang bagi
desa untuk menjadi mandiri dan otonom. Otonomi desa yang dimaksud adalah otonomi
pemerintah desa dalam melakukan pengelolaan keuangan desa. Lengkapnya lihat di buku Haw
Widjaja, 2003, Otonom Desa, Jakarta: PT Radja Gravindo Persada, Hlm 4
42
Wawancara Dengan Bapak Ilyas Hamza Pada Tanggal 7 Desember Di Desa Dulomo

33
Kemudian, Desa Dulomo terbentuk berdasarkan persekutuan, adat,

sehingga biasa disebut Desa adat. Dalam kedudukan sebagai Desa Adat maka,

Desa merupakan lembaaga otonom, yaitu suatu lembaga yang dapat mengatur diri

sendiri, karena itu Desa bukan hanya merupakan suatu kesatuan sosial, melainkan

juga merupakan suatu kesatuan hukum, kesatuan ekonomi; tegasnya kesatuan

hidup manusia atau kata lain merupakan suatu kesatuan budaya.43

Pembentukan Desa dilakukan oleh pemerintah berdasarkan Undang-

undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa. Dalam

Undang-Undang ini menjelaskan tentang Pembentukan Desa, Pemecahan,

Penyatuan dan Penghapusan Desa. Desa dibentuk dengan memperhatikan syarat-

syarat sebagai berikut:

 Luas Wilayah 610 Ha

 Jumlah Penduduk 1.000 Keatas

 Batas dan Kewenangan

Pembentukan Desa Dulomo dilakukan oleh pemerintah Kabupaten

Pohuwato karena telah memenuhi syarat menjadi sebuah Desa. Desa Dulomo

dibentuk karena adanya usulan dari masyarakat yang kemudian disetujui oleh

pemerintah.

Desa Dulomo di buka sejak tahun 2003 oleh masyarakat dan pada saat itu

Desa Dulomo masih berstatus Dusun dari Desa Sukamakmur dan Kepala Desanya

adalah bapak Arjun Polimengo. Kemudian, Pada tahun 2007 Desa Dulomo sudah

menjadi Desa persiapan dan pada waktu itu Desa Dulomo terdiri dari 4 dusun

43
Lendeng syahrini, Sh,.(2016). Peran kepala desa induk dlam proses pembentukan desa
persiapan.(Jurnal Mahasisw S2 Hukum Untan)

34
yaitu: Dusun Damai, Dusun Dewu, Dusun Mootilango dan Dusun Lupita pada

saat itu Kepala Desa persiapan Dulomo adalah Romi Usman sebagai Kepala Desa

PLH.

Kemudian pada Tahun 2008 Desa Dulomo sudah menjadi Desa Definitif

dan Kepala Desa terpilih adalah Bapak Heriyanto Huwili. Masa pemerintahan

Heriyanto Huwili berkisar selama 6 tahun. Kemudian digantikan oleh Bapak

Kiasmin Hamza sebagai PLH atau bisa dikatakn sebagai pengganti Kepala Desa

sementara. Selanjutnya pada tahun 2016 diadakan pemilihan yang kedua dan yang

terpilih Kepala Desa Bapak Heriyanto Huwili untuk 6 Tahun kedepan. Hal ini

menandakan bahwa kepemimpinan Bapak Heriyanto Huwili pada Tahun

sebelumnya sangat baik dalam segala aspek yang membuat masyarakat Desa

Dulomo mempercayakan kepemimpinan Desa kepada beliau.

Tabel 3.1 Nama-Nama Kepala Desa Sebelum Dan Sesudah Berdirinya

Desa Dulomo

No Periode Nama Kepala Desa Lama Menjabat


1 2003 s/d 2007 Arjun Polimengo 5 Tahun
2 2007 s/d 2008 Romi Usman 1 Tahun
3 2008 s/d 2014 Heriyanto Huwili 6 Tahun
4 2015 s/d 2016 Kiasmin Hamzah,S.Ap 1 Tahun
5 2016 s/d Sekarang Herianto Aluwi Huwili Periode 2016-2022

3.2 Profil Desa Dulomo

Desa Dulomo terletak di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato

Provinsi Gorontalo. Sebagai salah satu desa yang ada di Kecamatan Patilanggio,

Desa Dulomo ini memiliki potensi untuk menjadi desa mandiri yang dapat

35
menjadi acuan bagi desa-desa lain dicakupan Kecamatan Patilanggio maupun

cakupan Kabupaten dan Provinsi Gorontalo. Desa Dulomo memiliki potensi

sumber daya alam hayati dan non hayati yang kaya dan tersebar di wilayah Desa

Dulomo. Potensi tersebut dapat diolah dan di kelola lebih lanjut oleh masyarakat

guna menghasilkan produk berupa bahan makanan pokok ataupun bentuk olahan

hasil lainnya yang bernilai ekonomi dan memajukan kesejahteraan Desa. Awalnya

desa ini sangat tertinggal namun perubahan pun terjadi. Perubahan-perubahan di

pedesaan tentunya diakibatkan siapa pimpinannya tapi tidak terlepas dari bantuan

masyarakat setempat sehingga desa Dulomo ini bisa dikatakan sebagai desa

nomor satu yang memiliki potensi-potensi sumber daya manusia (SDM) yang

mumpuni dan juga perlu adanya pembangunan yang berkelanjutan untuk

menopang suatu perubahan-perubahan baru di desa Dulomo.44

3.3 Kondisi Desa Dulomo 2018

Pada tahun 2018 dibawah kepemimpinan Bapak Heriyanto Huwili sesuai

dengan perkembangannya selain jumlah penduduk dan bangunan-bangunan yang

berada di Desa Dulomo yang meningkat dari tahun ke tahun banyak juga

perkembangan dari berbagai aspek anatar lain perkembangan sosial,

perkembangan ekonomi, perkembangan kebudayaan atau kebiasaan masyarakat

dan juga perkembangan dari segi politik. Dalam pembentukan Desa tentunya

membutuhkan kebersamaan masyarakat agar mencapai tujuan Bersama.

Kerja sama atau tolong menolong antar warga sedesa memiliki nilai-nilai

budaya mengandung empat konsep yang pertama, manusia itu tidak hidup sendiri

44
RPJMDES Dulomo 2016-2022

36
didunia ini tetapi dikelilingi oleh komunitasnya, masyarakat dan alam semesta.

Kedua, dengan demikian dalam segala aspek kehidupan manusia pada hakekatnya

tergantung kepada sesame. Ketiga, karena itu ia selalu berusaha untuk dapat

mungkin memelihara hubungan baik antar sesama. Keempat, selalu berusaha

untuk sedapat mungkin bersifat conform, berbuat sama dengan sesamanya dalam

komunitas, terdorong oleh jiwa sama-tinggi-sama-rendah.45

BAB IV

PERKEMBANGAN DESA DULOMO SELAMA

SATU DASAWARSA, 2008-2018

4.1 Perkembangan sosial

Sosial merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan individu

dengan individu atau semua yang berhubungan dengan masyarakat. Masyarakat

Desa Dulomo dahulu masih sangat melekat aktivitas gotong royong contohnya

bila ada salah satu masyrakat ingin menananm tanaman dikebun masyarakat

lainnya bersedia untuk membantu begitupun seterusnya untuk saling menukar jasa

ada juga ketika ada masyarakaat yang ingin mengadakan acara masyarakat desa

sangat antusias membantu. Saling bahu membahu (bersatu) dan bekerjasama

dalam mebanggun sarana-sarana yang ada di Desa. Seperti membangun masjid,

lapangan bola, jalan dan sarana lainnya.

45
Koentjaraningrat, 2008, “Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan”, Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Utama Hlm 62

37
Solidaritas diantara warga masyarakat dalam melakukan berbagai aktifitas

sehari-hari dilakukan dengan cara gotong royong yang suda merupaakan kebiasan

masyarakatnya sejak dulu, dalam hal membangun Desa Dulomo seperti membuat

pembanguna rumah sesama warga, serta dalam proses pengolahan lahan

pertanian dan kegiataan-kegiatan lain yang biasannya dilakukan secara gotong

royong. Hubungan sosial kemasyarakatan anatara warga Desa Dulomo cukup

harmonis. Ini merupakan suatu karekteristik sosial yang lebih baik tanpa

memandang perbedaan status sosial.

Perkembangan pembangunan di Desa Dulomo baik fisik maupun non

fisik cukup menunjang peningkatan dan kesejahteraan kehidupan masyarakat dan

memberikan terhadap jumlah penduduk di Desa Dulomo yang berasal dari daerh

yang tergabung dalam masyarakt petani, buruh bangunan, pelajar dan pedagang.46

4.2 Perkembangan Ekonomi

Desa dulomo merupakan Desa yang mayoritas penduduknya petani.

Dilihat dari segi geografis Desa Dulomo masih memiliki wilayah yang luas yang

bisa dijadikan untuk lokasi pertanian, perkebunan dan usaha pembudidayaan ikan.

Luas lokasi pertanian Desa Dulomo Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Luas Lahan Pertanian Desa Dulomo

Dusun Dusun Dusun Dusun Jumlah


No Uraian Damai Dewu Mootolingo Lupita Lahan
1 Potensi
Pertanian 145 Ha 150 Ha 55 Ha 62 Ha 412 Ha
Jagung (Ha)
2 Potensi 120 Ha 225 Ha 362 Ha 493 Ha 1.200 Ha
46
Wawancara Dengan Bapak Risman Igirisa, S.Ip, Pada Tanggal 1 Desember 2022 Di Desa
Dulomo

38
Tanaman
Kelapa
3 Potensi
tanaman - - 1 Ha 3H 4 Ha
Kakao

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat luas pertanian jagung di Dusun I ada

sekitar 145 Ha, Dusun II 150 Ha, Dusun III 55 Ha, Dusun IV 62 Ha. Jadi total

keseluruhan luas pertanian jagung yang ada di Desa Dulomo sebesar 412 Ha.

Kemudian luas tanaman kelapa di Dusun I ada sekitar 120 Ha, Dusun II 225 Ha,

Dusun III 362 Ha, Dusun IV 493 Ha. Jadi total keseluruhan tanaman kelapa yang

ada di Desa Dulomo sebesar 1.200 Ha. Selanjutnya tanaman kakao di Dusun I

tidak tersedia, di Dusun II juga tersedia, Dusun III 1 Ha, Dusun IV 3 Ha jadi total

keseluruhan tanaman kakao di Desa Dulomo sebesar 4 Ha.

4.2.1 Tahun 2010-2018

Indonesia adalah Negara agraris dimana mayoritas penduduknya

mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian

diunggulkan sebagai penguat perekonomian Indonesia. Sebagian besar wilayah

Indonesia memiliki kondisi tanah yang subur. Hal inilah yang menjadikan

masyarakat berusaha untuk mengolah tanah dengan melakukan kegiatan

pertanian. Hingga saat ini sektor pertanian menyumbang penyerapan tenaga kerja

dan masih menjadi tumpuan hidup bagi Sebagian besar angkatan kerja di

Indinesia. Bahkan kebutuhan akan pangan Nasional masih menumpukan harapan

kepada sektor pertanian. Sumbangan sektor pertanian ini mengalami kenaikan dari

tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan masih memberikan sumbangan yang cukup besar untuk

39
pembangunan di Indonesia. Persoalan alih fungsi lahan dapat merugikan petani

khususnya dan masyarakat pada Indonesia pada umumnya. Para petani memiliki

ketergantungan yang tinggi terhadap lahan pertanian, jika lahan pertanian

berkurang bahkan hilang, maka berkurang pula sarana produksi dan penghasilan

petani.47

Masyarakat Desa Dulomo sama juga dengan masayarakat Desa lainnya,

sama-sama memiliki keinginan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan

keluarga. Masing-masing memiliki keahlian dan keterampilan untuk

mengusahakan suatu pekerjaaan. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi mata

pencaharian seseorang.

Sebagai daerah agraris, masyaraakat Desa Dulomo sebagian besar

mempunyai mata pencahriaan sebagai petani jagung dan kelapa. Secara

keseluruhan, luas lahan pertanian maupun perkebunan yang terdapat di Desa

Dulomo kurang lebih 1300 Ha, juga sebagian besar wilayah yang berada di Desa

Dulomo rawan banjir. Lahan pertanian yang berda di Desa Dulomo selain dimiliki

oleh masyarakat setempat juga merupakan milik dari masyarakat desa lain.

Begitupun sebaliknya, sebagian masyarakat Desa Dulomo juga memiliki lahan

pertanian aataau perkebunan di Desa lain, seperti di Desa Bakia.

Masyaraakaat Desa Dulomo jarang yang tidak memiliki mata pencaharian.

Meskipun ada yang tidak tamat sekolah tetapi tetap mengusahan pekerjaaan.

Sekecil apapun peluang tersebut, mereka terus berupaya untuk kesejahteraan

keluarga. Ibu-ibu rumah tangga tidak hanya berdiam diri dirumah, ada yang
47
Ismi Andari, dan DKK. Analisis Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Dan Nilai Sosial
Masyarakat Pasca Alih Fungsi Lahan Persawahan Menjadi Lahan Industri, Dalam Jurnal
Antropologi Sosial Dan Budaya, Vol. 4, No. 1 2018, [ISSN:2460-4585] Hlm. 2

40
berjualan bahan-bahan kebutuhan pokok seperti warung, berjualan di pasar, ada

juga yang berbisnis tas, baju dan lain sebagainya dan ada sebagian lagi yang

membantu pekerjaan suami mereka di kebun.

Tabel 4.2 Pekerjaan Masyarakat Desa Dulomo


No Mata pencaharian Jumlah Orang
1 Buruh tani 22
2 Petani 229
3 Peternak 3
4 Pedagang 63
5 Tukang Kayu 1
6 Tukang Batu 9
7 Penjahit 8
8 Pensiuan 1
9 PNS 10
10 TNI/Polri 4
11 Perangkat Desa 12
12 Pengrajin 10
13 Industri Kecil 8
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa

Dulomo Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato mayoritas bermata

pencaharian sebagai Petani. Hal ini sesuai dengan kondisi geografis Desa Dulomo

yang berada di sekitar pegunungan dan memiliki tanah yang subur.

Pembangunan pedesaan adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan

kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Karena

pembangunan di pedesaan bertujuan untuk mengurangi kemiskinan, maka usaha

ini harus dirancang secara jelas dan tegas karena peningkatan produksi ddan

produktivitas. Masyrakat yang mandiri dapat tercipta dari pembanguna Desa.

Bukan saja untuk kepentingan Masyarakat itu sendiri, namun juga untuk

kepentingan nasional secara umum, yang berarti bahwa pembangunan pedesaan

mepunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam meletakan dasar-dasar

pembanguna nasional.

41
Dengan keadaan sepertiitu maka keberadaan Desa baiksebagai lembaga

pemerintahan maupun sebagai iddentitas kesatuan masyrakat hukum adat menjadi

sangat penting dan strategis. Sebagai lembaga pemerintahan, Desa merupakan

ujung tombak pemberian layanan kepada Masyarakat. Sedangkan sebagai

identitas kesatuan masyarakat hukum, Desa merupakan basis sistem

kemasyaarakatan. Masyarakat Indonesia yang sangat kokoh sehingga dapat

menjadi landasan yang kuat bagi pengembangan sistem Politik, Ekonomi, Sosial-

Budaya dan bahkan stabil dan dinamis.48

Pembangunan basis Ekonomi di pedesaan sudah semnajak lama dijalankan

oleh pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya itu belum mebuahkan

hasil yang memuaskan sebagaimana diinginkan bersam. Salah satu aktor yangg

paling dominan adalah intervensi pemerintah terlalu besar, akibatnya justru

mengghambat Daya Kreaktivits dan Inovasi Masyakat Desa dalam menelola dan

menjalankan mesin Ekonomi di pedesaan. Sistem mekanisme kelembagaan

Ekonomi dipedesaan tidak berjalan efekti dan berimplikasi pada ketergantungan

terhadap bantuan Pemerintah sehingga mematikan semangat kemanddirian.

Sosial Ekonomi merupakan derajat sesorang dimata masyaraka yang

berkaitan dengan Masyarakat lain dalam lingkungan, Pendidikan, hak serta

kewajiban. Kondisi sosial ekonomi setiap Masyarakat berbeda dan bertingkat,

ada yang memiliki kondisi Sosial Ekonomi yang tinggi, kemudian sedang dan

rendah.49
48
Dadaswati, dkk. Sejarah Kampung Dandila Menjadi Desa Marobea Kecamatan Sawerigadi
Kabupaten Muna Barat (1960-2015) Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah, Vol. 1, No 1, April
2016. Hlm 89
49
Junaidi Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Dahiango Kecamatan
Mawasangka Kabupaten Buton Tengah (981-2020). Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah Uho
(Jpps-Uho) Vol 7 No. 1 Januari 2022

42
4.3 Perkembangan Kebudayaan

Kebudayaaan merupakan suaatu kebiasaan yang dilakukan masyarakat dan

adat yang melekat pada suatu kaum. Kebudayaan pada umumnya dan seringkali

dipeergunakan bahkan memilih pola-pola yang paling penting dan menelusuri

hubungan-hubungan suatu kebudayaaan.50Perkembangan kebudaayaan yang

berada di Desa Dulomo sama seperti di Desa-Desa pada umumnya ada yang

massih bertahan sampai sekarang dan ada juga yang sudah tidak bertahan antaara

lain:

1. Dayango

Masyarakat Desa Dulomo pada zaman dulu masih kental dengan adanya

adat dayango dipercaya oleh masyarakat untuk menyembuhkan orang sakit dan

jauh dari mslspetska, dengan sendiri merupakan sebuah tarian yang ada alat musik

dan orang menyanyi tapi ini memiliki prosesi yang tidaak biasa seperti membuat

sesembahan dan lain-lain. Adat dayango juga memiliki beberapa tingkatan dan

arti yang berbeda-beda, tingkatan pertama memiliki arti redah dimana adat ini

dimainkan hanya didalam rumah dan hanya untuk menyembuhkan orang sakit

yang berada di rumah tersebut, tingkatan yang kedua memiliki arti tingkat sedang

dimana para penari dan penyayi iringi dengan alat musik kecapi disebut dengan

nama Londo, Londo ini memiliki arti yang sam dengan tingkatan pertama sam-

sam menyembuhkan orang yang sedang sakit. Dan tingkatan terakhir memiliki

tingkatan tertinggi dimana menggunakan lat musik Tuwohu, tingkatan ini

memiliki arti yang sangat besar untuk pengaruhnya bagi masyarakat artinya untuk

50
Clifford Geertz , 1992, Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta:Kanisius. Hlm 150

43
mengusir Hama contohnya ketika ada salah satu masyarakatyang mengalami

kegagalan dalam memanem tanaman pada saat malam hari adat inni dimainkan

dan pagi hari mereka bersiap-siap untuk menaburkan sesajen ini keperkebunan

merek dan kesungai.51

Setelah perkembangan zaman berbgai macam perubaahan, adat dayango di

Desa Dulomo sendiri sudah berkurang karrena diakibatkan oleh berbagaai

macamfaktor seperti faktor pendidikan karena sudah banyak masyarakat yang

berpendidikan dan berbagai fasilitas untuk kesehatan di bangun di Desa. Maka

dari itu masyarakat sekarang ketika adda yang sakit mereka lebih banyak untuk

pergi kedokter untuk berobat. Jadi banyak masyarakat sekarang sudah kurang

percayaa mengenai hal-hal yang berbaaur dengan mahluk halus.52

2. Pasang lampu

Pasang lampu merupaakan tradisi yang sudah tidak asing lagi karna

hampir semua masyarakat Gorontalo mengenal tradisi ini. Pasang lampu atau

masyarakat Dulomo mengenal dengan sebutan Tumbilo Tohe memiliki arti

menyalakan lampu. Tumbilo Tohe ini sering diadakan pada saat buln Ramadhan

lebih tepatnya pada malam lailatu Qadar. Tumbilo tohe juga merupakan traddisi

memasang lampu di depan rumah masing-masing.53

Dahulu masyarakat Desa Dulomo menggunakan lampu yang terbuat dari

Getah dan dibungkus dengan daun umbulo, lalu daun umbulo yang berisi getah ini

diikat di pohon pisang setelah itu dipasang sehingga lampu ini disebut dengan

51
Wawancara Dengan Bapak Ilyas Hamzah Pada Tanggal 5 Desember 2022 Di Desa
Dulomo
52
Wwancara Dengan Yunus Suleman Pada Tanggal 3 Desember 2022 Di Desa Dulomo
53
Wawancara Dengan Bapak Risman Igirisa, S.Ip, Pada Tanggal 1 Desember 2022 Di Desa
Dulomo

44
tohe tutu. Memang tradisi tumbilo tohe ini memang belum menghilang dan masih

sangat kental dengan masayarakat Gorontalo begitupun masyarakat Desa Dulomo

tetapi seiring berkembangnyaa zaman berbgai perubaahan Tumbilo Tohe ini yang

awalnya masyarakaat Desa Dulomo meggunakan tohe tutu, laluberalih ke Alikusu

sampai berubah menjadi llampu hias.54

Berbagai tradisi atau kebiasaan masyarakt Desa Dulomo yang sudah

kurang peminatnya sehingga menyayangkan sampai tradisi-tradisi ini menghilan.

Tapi kebanyakan masyrakat yang sudah tidak menggunakan tradisi-tradisi yang

sudah lam menghilang mereka masih menyimpan alat-alat yang digunakan untuk

tradisi contohnya seperrti Buruda, Alikusu, Tuwohu, Dan lain-lainya.

3. Bahasa Gorontalo

Bahasa merupakan suatu kebiasaan yang sering ita ucapkan sehari-hari

membantu kita untuk berkomunikasi dengan individu dan individu lainya.

Masyarakat Desa Dulomo terdahulu hanya bisa berbahasa Gorontalo, karena

Bahasa Gorontalo sudah melekat pada diri mereka sejaak nenek moyang, jadi tak

heran banyak masyarakat Desa Dulomo lebih sering berkomunikasi dengan

bahasa gorontaalo dan masyarakat terdahulu di Desa Dulomo tidak mengerti

dengan Bahasa Indonesia ataupun Bahasa lainnya.

Perbuahan terjadi begitu saja karena perubaahan perubahan zaman

begitupun mengenai kebiasaan masyarakat mengenai bahasa yang mereka

gunakan sehari-hari sudah hampir punah karna sekarang lebih banyak masyarakat

menggunakan Bahasa Indonesia dan ini digunakan sebagai bahasa sehari-hari.

54
Wawancara Dengan Bapak Ilyas Hamza Pada Tanggal 7 Desember Di Desa Dulomo

45
Jadi sudah banyak masyarakat Desa Dulomo tidak mengetahui Bahasa Gorontalo

apalagi dikalangan para remaja dan anak-anak.55

4. Turunani

Berbagai macam prosesi pernikahan yang masih dipertahankaan sudah

kurang dipertahnkan sampaai sekarang di Desa Dulomo seperti Turunani.

Turunani ini merupakan suatu musikal di dalam ada alat musik Buruda atau

Rabana dan salah satu orang mengeluarkan syair, prosesi adat pernikahan ini pada

zaman dulu setiap masyarakat yang ingin mengadakan acara pernikahan. Turunani

ini diguanakan untuk meghibbur para masyarakat yang menonton acara

pernikahan.

Perkembangan zaman terjadi dari tahun ketahun yang awalnya pada

prosesi pernikahan digunakan adat Turunani untuk menghibur para masyarakat

yang menonton acara Nikahan, sekarang sudah berkembang berbagai macam alat

music modern yaang digunakan untuk menghibur para penonton contohnya

seperti keyboard, gitar, dan lain sebagainya ada juga masyarakat mengenal dengan

sebutan orgen disitu sudah lengkap beserta dengan penyaanyinya. Berbagai alat

musik yang muncul diera modern menggantikan alat musik Tradisionaal di Desa

Dulomo.56

Selain tradisi yang sudah lama menghilang ada juga tradisi masyaarakat

Desa Dulomo yang masih sangat kental sampai saat ini:

1. Tolondalo

55
Wawancara Dengan Bapak Ilyas Hamza Pada Tanggal 7 Desember 2022 Di Desa Dulomo
56
Wawancara Dengan Bapak Bobo Abdullah Pada Tanggal 5 Desember 2022 Di Desa
Dulomo

46
Tolondalo juga adat yang masih ada sampai saat ini untuk masyarakat Desa

Dulomo. Bagi masyarakat Desa Dulomo Tolondalo merupakan Adat yang

diselenggarakan pada saat 8 atau 9 bulan dan juga memiliki arti keselamatan bagi

sicabang bayi. Tolondlo atau disebu ddengan raba-raba puru, tolondalo juga

mmiliki berbagai macam prosesi dan juga harus berhati-hati smpai prosesinya

berjalan dengan lancar sampai lahirnya si bayi.

2. Hileiya

Hileiya atau memiliki arti doa Arwah, Hileiya ini juga merupakan tradisi

yang masih sangat kental bagi masyarakat Desa Dulomo. Hileiya juga merupakan

tradisi turun-temurun bagi masyarakat Desa untuk mengenang orang-orang yang

sudah meninggal dunia. Hileiya diperingati hari ke 3, 5, 7, 40, 100 sampai setiap

tahunya.

3. Tujai dan Saiya

Tujai dan Saiya merupakan adat yang berkesinambungan sama-sama yang

mengiringi untuk mengatur pengantin pria kerumah pengantin wanita. Tujai

merupakan adat yang berbunyi pantun dari pengantin pria turun dari rumah

hingga masuk kemobil sedangkan saiya merupakaan adat yang berbunyi seperti

sair lagu dan di irrinngi dengan beberapa alat musik Tradisional sambil membawa

pengantin pria hingga sampai didepan rumah pengantin wanita setelah itu

dilanjutkan lagi dengan Adat Tujai sampai kedalam rumah mempelai wanita.

Kedua adat tersebut merupakan adat yang di gunakan untuk acara pernikahan.57

4. Mopolihu Lolimu

57
Wawnacara Dengan Bapak Bobo Abdullah Pada Tanggal 5 Desember 2022 Di Desa
Dulomo

47
Mopolihu Lolimu atau sering dikenal dengn mandi lemon, mopolihu

lolimu merupakan Adat yang masih sangat kental dengan Masyaarakat Desa

Dulomo. Bagi Masyarakat Desa mopolihu lolimu memiliki arti yang baik yaitu

bagi anak-anak perempuan yang sudah dimanikan dengan lemon kelak akan jauh

dengan perselingkuhan ketika berum. Mopolihu ah tangga tidak akan berpaling

dari suaminya. Mopolihu Lolimu bagi anak permpuan dan pada saat memasuki

remaja.58

4.4 Perkembangan politik

Politik memiliki arti yang sangat luas terutama untuk memperoleh

kekuasaan. Seperti Desa pada umumnya berbagai macam perubahan dari berbagai

aspek seperti ekonomi, sosiologi, kebudayaan, serta politik diera sekarng

mengalami berbagai macam perubahan yang sangat setnipikan. Dahulu

masyarakat lebih mengenal Demokrasi. Mereka lebih memilih kepemimpinan

yang mau memimpin mereka dengan suara hati mereka sendiri.59

Berbagai macam perubahan terjadi sehingga berbeda dengan yang

sekarang kebanyakan masyarakat memilih calon pemimpin hanya karna memberi

uang sogokan pada saat pemilihan tanpa memikirkan masa depan mereka kelak

bagaimana. Tetapi masyarakat berbuat begitu karena memiliki beberapa faktor

contohnya kekurangan uang jadi mau tidak mau harus menerima, kedua faktor

kenaikan harga pangan atau serba mahal semua barang yang diperdagangkan itu

juga bisa mempengaruhi faktor masyarakat menerima sogokan dan semua

58
Wawancara Dengan Bapak Ilyas Hamza Pada Tanggal 7 Desember 2022 Di Desa Dulomo
59
Wawancara Dengan Bapak Yunus Suleman Pada Tanggal 13 Desember 2022 Di Desa
Dulomo

48
sekarang butuh uang jadi tidak dipungkiri lagi hal yang seperti itu sekarang karna

disebabkan oleh berbagai hal.

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah usaha untuk

menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar

warga, untuk membawa masyarakat kearah kehidupan bersama yang harmonis.

Sehingga sebagai kegiatan politik yang diselenggarakan diberbagai daerah

terutama Desa. Akan tetapi kegiatan-kegiatan ini dapat menimbulkan konflik.

Dalam rangka ini politik pada dasarnya dapat dilihat sebagai usaha penyelesaian.60

Pembangunan yang ada di Desa Dulomo dapat dilihat dari dari kegiatan

pembangunan Desa dari tahun ke tahun, dapt dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.2 Pembangunan Desa Dulomo

No Tahun Kegiatan Pembangunan Keterangan


1 2007 Kantor Camat Patilanggio APBD I
2 2007 Pembangunan BBU APBD I
3 2007 Pembangunan Puskesmas APBD II
4 2007 Pembangunan Kantor Urusan Agama APBD II
5 2007 Pembangunan Aula Kantor Camat Patilanggio APBD II
6 2007 Pembangunan Sarana Air Bersih APBN
7 2007 Pembangunan Taman Kanak-Kanak Nyiur Hijau APBD II
8 2009 Pembangunan MCK APBD I
9 2009 Pembangunan MCK PNPM
10 2009 Pembangunan Rumah Sehat ADD
11 2010 Pembangunan Rumah Sehat ADD
12 2010 Pembangunan Perpustakaan Desa PNPM
13 2010 Pembangunan Jalan Usaha Tani PNPM
14 2011 Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan APBD I
15 2011 Pembangunan PKBM Berdikari PNPM-MPD
Patilanggio
16 2011 Pembangunan Rumah Sehat ADD
17 2012 Pembangunan SMK N.1 Patilanggio APBD I

60
Mariam 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama Hlm 15

49
18 2012 Pembangunan Rumah Sehat ADD
19 2013 Jalan Usaha Tani Dusun Lupita,Mootilango PNPM-MPD
20 2013 Jalan Usaha Tani Dusun Dewu` APBD I
21 2013 Pembangunan Drainase Dusun Dewu APBD I
22 2013 Pembangunan Kantor Desa Dulomo ADD
23 2013 Pembangunan Rumah Sehat ADD
24 2014 Pembangunan Drainase PNPM-MPD
25 2014 Pembangunan Sekretariat BPD ADD
26 2014 Pembangunan Paud PNPM-MPD
27 2014 Pembangunan PLKB APBD I
28 2014 Pembangunan Rumah Sehat ADD
29 2014 Pembangunan Rumah layak Huni APBD I
30 2015 Pembangunan Jembatan APBN-P
31 2015 Pembangunan Jamban Masyarakat APBN-P
32 2015 Pembangunan Bak Sampah APBN-P
33 2015 Pembangunan Rumah Sehat ADD
34 2015 Pembangunan Bak Jemuran Jagung APBN
35 2016 Pembangunan Jalan Rabat Beton menuju Kantor Camat DDS
36 2016 Pembangunan Jalan Rabat Beton Menuju Sumur Bor DDS
37 2016 Pembangunan Rumah Sehat DDS
38 2016 Pembangunan Jamban Masyarakat DDS
Sumber : RPJMDes Desa Dulomo Tahun 2016-2020

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kegaiatan pembangunan Desa

sudah banyak dilakukan oleh pemerintah Desa Dulomo Kecamatan Patilanggio

Kabupaten Pohuwato sejak tahun 2007 sampai tahun 2016 namun perkembangan

Desa Dulomo tidak dilihat dari pembangunannya saja tapi dapat dilihat dari

aspek-aspek lainnya.

Polity (politi) sebagai pola distribusi kekuasaan (power) dalam masyarakat

ada kolerasinya dengan struktur sosial serta sistem jaringan hubungan sosial

dalam masyarakat, lagi pula ada korelasi dengan sistem distribusi komoditi dan

sumber daya alam dan manusia. Jelaslah bahwa kesemianya itu ada dalam

50
pengaruh sistem nilai-nilai dari pola kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat.

Melihat sistem politik beserta proses dan struktur politik yang terdapat di

dalamnya, maka hal ini membawa implikasi metodologis, ialah yang mencakup

pendekatan sistem ( system approach). Sudah barang tentu hal ini tidak berarti

bahwa kita telah meninggaalkan persfekti historis (pendekatan diakronis)

pendekatan sistem hanya dipakai sebagai alat untuk mempertajam analisis dengan

memperhitungkan aspek-aspek proses politik serta saling pengaruh

mempengaruhi diantara aspek itu.61

BAB V

61
Sartono Kartodirdjo, Pendektan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Yogyakarta: PT
Ombak 2019 Hlm 190

51
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perubahan yang telah di uraikan pada bab-bab sebelumya

memberikan kesimpulan mengenai sejarah Desa Dulomo. proses terbentuknya

Desa Dulomo diawali dengan adanya pemekaran Desa. Pemekaran wilayah

dilakukan agar lebih dekatnya pelayanan kepada Masyarakat. Perencanaan

pemekaran Desa Dulomo yang mengusulkan Bapak Arjun Polimengo sebagai

Kepala Desa Sukamakmur, karena tuntutan dari masyarakat mengenai jarak ke

kantor Desa sangatlah jauh, Kepala Desa Sukamakmur dan para Tokoh-Tokoh

Masyarakat, Tokoh Pemudah, Tokoh Agama, melakukan Musyawarah mengenai

perencanaan pemekaran Desa, setelah melakukan musyawarah dengan para

Tokoh-Tokoh terjadi kesepakatan dengan Mayarakat untuk pembentukan Desa

dengan berbagai prosedur.

Desa Dulomo terbentuk pada tanggal 11 Maret Tahun 2008 Desa Dulomo

telah dimekarkan menjadi satu Desa yang dipimpin oleh Bapak Heriyanto Huwili

kemudian pada tanggal 1 mey tahun 2015 Kepala Desa duganti oleh Plh yaitu

Bapak Kiasmin Hamzah selama 1 tahun. Kemudian Plh diganti oleh Bapak

Heriyanto Huwili sejak Tanggal 3 oktober Tahun 2015 sampai dengan Tanggal 2

februari 2020..

Berbicara mengenai Desa Dulomo.sesaat sebelum menjadi sebuah Desa.

Desa Dulomo mempunyai nama yang familiar dikalangan masyarakat dengan

sebutan kampung Dewu. Dewu merupakan nama asli dari Desa ini, Desa Dulomo

52
hanya disebut sebagai nama resmi secara administrasi dalam lingkungan

kabupaten pohuwato, tetapi masyarakat tetap menyebutnya dengan nama Dewu

sampai sekarang. Menurut beberapa tokoh agama nama Desa Dulomo diambil

dari dua nama Desa yakni Desa Dulomo dan Ayula yang berada di Kota

Gorontalo mereka mempercayai bahwa Desa Dulomo dan Ayula merupakan desa

yang dipersatukan oleh arus air, mereka menyebut istilah ini dengan

Mongodutula.

Setelah terbentuk Sebagai Desa Dulomo banyak mengalami perkembagan

terutama dalam bidang Ekonomi yang berkembang di Desa Dulomo 90%

Mayoritas pencaharian Petani hal ini disebabkan karena minimalnya tingkat

pendidikan menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain dan akhirnya tidak

punya pilihan lain selain menjadi Petani. Sehingga keadaan Ekonomi di Desa

Dulomo lebih di dominasi oleh Ekonomi Menengah kebawah.

Dari segi Sosial Budaya Masyarakat Desa Dulomo sampai sekarang masih

ada Gotong Royong atau dalam bahasa Gorontalo Huyulah, Gotong Royong

dilakukan setiap Hari Jum’at oleh ibu-ibu PKK, kematian dan acara perkawinan,

pembeatan, molondalo, yaitu dalam membantu dalam pembangunan tenda, tetapi

Gotong Royong yang dulu dengan sekarang berbeda dulu masih ada Gotong

Royong saat pembangunan Rumah, Gotong Royong dikebun, sekarang saat

pembangunan Rumah atau bekerja dikebun harus dibayar, kalau dulu saling bantu

membantu.

5.2 Saran

53
5.2.1 Untuk Generasi Muda

Untuk generasi muda agar tidak melupakan sejarah dan lebih mengambil

peran dalam meningkatkan kualitas hidup dengn mencoba membuk ide-ide dan

gagasan yang baru agar terciptanya cita-cita bangsa. Masyarakat masih

membutuhkan pemuda pemudi yang memiliki kematangan intelektul, kreatif,

percaya diri, inovatif memiliki kestiakawanan sosial dan semangat nasionalisme

yang tinggi dalam pembangunan nasional.

5.2.2 Untuk Pemerintah

Saran untuk pemerintah agar terus meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan membimbing

masyarakat agar mampu meningkatkan kreaktivitasnya yang berguna untuk

membangun usaha agar dapat meningkatkan perekonomian warga daerahnya.

54

Anda mungkin juga menyukai