Anda di halaman 1dari 6

1.

Jelaskan dan uraikan tentang Bentuk Desa


Jawab

Pengertian Desa

Berdasarkan asal katanya, desa berasal dari bahasa sanskerta yaitu deshi yang artinya tanah
kelahiran atau tanah tumpah darah.

Menurut UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa, definisi desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Definisi desa menurut Sutardjo Kertohadikusumo, adalah suatu kesatuan hukum dan di dalamnya
bertempat tinggal sekelompok masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.

Bentuk Desa

Bentuk-bentuk desa di seluruh Indonesia berbeda-beda, dikarenakan beberapa faktor, antara lain
sebagai berikut;

1. Wilayah yang ditempati penduduk; ada wilayah yang sempit ditempati ditempati penduduk yang
padat, sebaliknya ada wilayah yang luas ditempati penduduk yang jarang.

2. Susunan masyarakat hukum adat; masyarakat adat (desa) yang susunannya berdasarkan ikatan
ketetanggaan (territoriaal) dan ada yang susunannya berdasarkan ikatan kekerabatan (geneologis)
atau berdasarkan ikatan keagamaan.

3. Sistem pemerintahan hukum adat dan nama-nama jabatan pemerintahan adat yang berbeda-
beda dan penguasaan harta kekayaan yang berbeda

Daldjoeni (1987) mengemukakan bahwa ditinjau dari pola tata guna lahannya, ada empat bentuk
perdesaan yang banyak dijumpai di Indonesia. Keempat bentuk desa tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Bentuk desa linear atau memanjang mengikuti jalur jalan raya atau alur sungai

Pola Persebaran Desa


Pola semacam ini dapat dijumpai di daerah dataran, terutama dataran rendah. Tujuan utama bentuk
desa yang linear atau memanjang adalah mendekati prasarana transportasi (jalan atau alur sungai)
sehingga memudahkan mobilitas manusia, barang, dan jasa.

2. Bentuk desa yang memanjang mengikuti garis pantai

Pola Persebaran Desa

Bentuk desa ini terjadi karena aktivitas manusia yang mencari ikan dan hasil laut lainnya.

3. Bentuk desa terpusat. Bentuk desa semacam ini banyak dijumpai di wilayah pegunungan

Pola Persebaran Desa

Wilayah pegunungan biasanya dihuni oleh penduduk yang berasal dari keturunan yang sama
sehingga antara sesama warga masih merupakan saudara atau kerabat.
4. Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas tertentu

Pola Persebaran Desa

Bentuk semacam ini banyak dijumpai di wilayah dataran rendah dan memiliki fasilitas umum yang
banyak dimanfaatkan oleh penduduk setempat, seperti mata air, danau, waduk, dan fasilitas-fasilitas
lainnya.

Bentuk dan Sifat Desa

Terdapat dua elemen penting untuk dapat membentuk desa. Pertama, desa genealogis (genalogis =
asal usul, generatie, keturunan) Penduduk Desa ini berasal dari keturunan yang sama. Desa
genealogis praktis tidak ada lagi hanya tinggal beberapa, misalnya Desa Cekeusik, kenekes dan Cibeo
yang didiami hanya oleh orang Baduy, terletak di Kabupaten Lebak (sebelah Barat Provinsi Jawa
Barat). Kedua, desa territorial (territoir = wilayah), desa yang berdasarkan wilayah. Oleh karenanya,
bentuk-bentuk desa tidak terlepas dari dua elemen di atas yaitu genealogis dan territorial, dua
elemen inilah yang menjadikan terjalinnya ikatan yang kuat sehingga membentuk sebuah desa.
Namun, selain dua hal tersebut terdapat desa yang dibentuk secara campuran. Adapun bentuk-
bentuk itu sifatnya pada pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Bentuk genealogis
Jenis ikatan pertama melahirkan bentuk, yang dalam bahasa asing dinamakan “genealogis”,
yaitu masyarakat hukum yang terjadi dari orangorang yang berasal dari turunan orang
sejodo (orang laki beristri).
b) Bentuk Teritorial
Daerah hukum territorial terjadi atas suka rela warga-warga masyarakat sendiri untuk
bertempat tinggal pada sesuatu tempat atas dasar kepentingan bersama
c) Bentuk Campuran
Menurut Soetardjo Kartohadikoesoemo yang dinamakan bentuk campuran adalah bentuk
desa-desa yang disusun atas dasar dua macam faktor, yaitu faktor keturunan dan faktor
territorial (daerah)
2. Jelaskan dan uraikan tentang Susunan Masyarakat Desa
Jawab

Susunan Masyarakat Desa


Dalam kaitan susunan dan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, setelah perubahan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pengaturan Desa atau disebut dengan nama
lain dari segi pemerintahannya mengacu pada ketentuan Pasal 18 ayat (7) yang menegaskan bahwa
“Susunan dan tata cara penyelenggaraan Pemerintahan Daerah diatur dalam undang- undang.” Hal
itu berarti bahwa Pasal 18 ayat (7) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
membuka kemungkinan adanya susunan pemerintahan dalam sistem pemerintahan Indonesia.

Melalui perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pengakuan
terhadap kesatuan masyarakat hukum adat dipertegas melalui ketentuan dalam Pasal 18B ayat (2)
yang berbunyi “Negara mengakui dan menghormati kesatuan- kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang”.

Susunan masyarakat desa dipengaruhi oleh latar belakang sejarah terjadinya Desa dan harta
kekayaan yang dimiliki atau dikuasai oleh keluarga atau kerabat tertentu sehingga menimbulkan
kebangsaan Desa.

a. Di kalangan Masyarakat JAWA

Di kalangan msyarakat adat Jawa yang Kehidupan kewargaan desanya berdasarkan ikatan territorial
(ketetanggaan) semata-mata, maka susunan kemasyarakatan dibedakan tingkatan sosial
ekonominya menurut harta kekayaan yang dimiliki setiap keluarga SOMAH (serumah) (keluarga
BATIH).

1) Tingkat Pertama
a) KULI KENCANG adalah mereka yang berasal dari keturunan Pembangun Desa dengan
memiliki bangunan rumah dan tanah pekarangan serta tanah pertanian (sawah) yang
luas. (Golongan mereanyaka dahulu kebanyakan berperan dalam penyelenggaraan
pemerintahan Desa).
2) Tingkat Kedua
b) KULI GUNDUL adalah mereka yang hanya mempunyai bangunan rumah dan tanah
pekarangan saja. (golongan ini merupakan pembantu dan golongan pertama).
3) Tingkat Ketiga
c) TIANG MENUMPANG, adalah mereka yang tidak mempunyai hak milik apa-apa dan
hanya menjadi buruh tani atau membantu kehidupan keluarga majikan yang
ditumpanginya.

b. Di Tanah Batak

Di Tanah Batak susunan masyarakatnya dipengaruhi oleh dasar kehidupan yang genealogis
patrileneal dengan pertalian kekerabatan disebut TUNGKU TIGA (DALIHAN NA TOLU-Batak),
(SINGKEP SIELU-Karo)
Susunan Pemerintahan Desa

Salah satu perundang-undangan yang mengatur tentang desa adalah UU Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa. Menurut undang-undang ini, desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan NKRI.

Struktur organisasi pemerintahan desa

Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat


setempat dalam sistem pemerintahan NKRI.

Perihal organisasi pemerintahan desa diatur lebih jelas dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 84 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa.

Mengacu pada peraturan ini, susunan organisasi pemerintah desa terdiri dari kepala desa dibantu
perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

Perangkat desa diangkat oleh kepala desa setelah dikonsultasikan dengan camat atas nama
bupati/walikota. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat desa bertanggung jawab
kepada kepala desa.

Sebagai unsur pembantu kepala desa, perangkat desa terdiri atas :

 sekretariat desa,
 pelaksana kewilayahan, dan
 pelaksana teknis.
Sekretariat desa dipimpin oleh sekretaris desa dan dibantu staf sekretariat.

Sekretariat desa paling banyak terdiri atas tiga urusan, yaitu urusan tata usaha dan umum, urusan
keuangan, serta urusan perencanaan, dan paling sedikit dua urusan, yakni urusan umum dan
perencanaan, serta urusan keuangan.

Masing-masing urusan dipimpin oleh kepala urusan (Kaur).

Sementara itu, pelaksana kewilayahan dilaksanakan oleh kepala dusun. Tugasnya meliputi
penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, serta pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat desa.

Jumlah kepala dusun ditentukan secara proporsional berdasarkan kemampuan keuangan desa dan
memperhatikan luas wilayah kerja, karakteristik, geografis, jumlah kepadatan penduduk, serta
sarana prasarana penunjang tugas.

Terakhir adalah pelaksana teknis yang merupakan pelaksana tugas operasional.

Pelaksana teknis paling banyak terdiri dari tiga seksi, yaitu seksi pemerintahan, seksi kesejahteraan
dan seksi pelayanan, dan paling sedikit dua seksi yaitu seksi pemerintahan, serta seksi kesejahteraan
dan pelayanan.

Masing-masing seksi dipimpin oleh kepala seksi (Kasi).

Selain kepala desa dan perangkat desa, terdapat pula Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

BPD merupakan penyambung lidah masyarakat desa dan menjadi “parlemen” di pemerintahan desa.

Anggota BPD merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.

Terdapat sejumlah fungsi Badan Permusyawaratan Desa, yakni:

a) membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala desa,


b) menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa; dan
c) melakukan pengawasan kinerja kepala desa.

Anda mungkin juga menyukai