Anda di halaman 1dari 6

Desa adat adalah dalam perspektif historis desa pakraman (desa adat) sebagai organisasi social

religious masyrakat bali diyakini telah ada sejak jaman bali kuno yaitu sekitar abad 9-14 masehi.
Didalam peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2001 tentang desa pakraman pada pasal 1 angka 4
disebutkan pengertian desa pakraman sebagai berikut :
Desa pakraman dalah kesatuan masyarakat hukum adat di Propinsi Bali yang mempunyai satu
kesatuan tradisi dan tata karma pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara turun temurun
dalam ikatan Kahyangan Tiga atau Kahyangan Desa yang mempunyai wilayah tertentu dan harta
kekayaan sendiri serta berhak mengurus rumah tangganya sendiri.
Sedangkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah tersebut istilah yang digunakan adalah istilah
desa adat sesuai dengan Peraturan Daerah No 6 Tahun 1986 pasal 1 yakni :
Desa adat dalah kesatuan masyarakat hukum adat di daerah tingkat I Propinsi Bali yang
mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara turun
temurun dalam Ikatan Kahyangan Tiga yang mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan
sendiri serta berhak mengurus rumah tangganya sendiri.
Tugas dan fungsi dari Desa Pakraman
Dalam Peraturan Daerah Propinsi Bali No 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman , kewenangan
desa pakraman diatur pada pasal 5 adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Membuat awig-awig
Mengatur karma desa
Mengatur pengelolaan harta kekayaan desa
Bersama-sama pemerintah melaksanakan pembangunan disegala bidang terutama
dibidang keagamaan , kebudayan , dan kemasyarkatan
5. Membina dan mengembangkan nilai nilai budaya bali dalam rangka memperkaya,
melestarikan dan mengembangkan kebudayaan nasional pada umunya dan kebudayaan
daerah pada khususnya berdasarkan paras paros, sagilik saguluk salunglung sabayantaka
(musyawarah mufakat)
6. Mengayomi karma desa

Pasal 6

Desa pakraman mempunyai wewenang sebagai berikut:


a. menyelesaikan sengketa adat dan agama dalam lingkungan wilayahnya dengan tetap membina
kerukunan dan toleransi antar krama desa sesuai dengan awig-awig dan adat kebiasaan setempat;
b.turut serta menentukan setiap keputusan dalam pelaksanaan pembangunan yang ada di
wilayahnya terutama yang berkaitan dengan Tri Hita Karana;
c.melakukan perbuatan hukum di dalam dan di luar desa
pakraman.
BAB IV PRAJURU DESA PAKRAMAN
Pasal 7
(1)Desa pakraman dipimpin oleh prajuru desa
pakraman.
(2)Prajuru desa pakraman dipilih dan atau ditetapkan
oleh krama desa pakraman menurut aturan yang
ditetapkan dalam awig-awig desapakraman masingmasing.
(3)Struktur dan susunanprajuru desapakraman diatur
dalam awig-awig desapakraman.
Pasal 8
Prajuru desapakraman mempunyai tugas-tugas :
a.melaksanakan awig-awig desapakraman;
b.mengatur penyelenggaraan upacara keagamaan di
desa pakraman, sesuai dengan sastra agama dan
tradisi masing-masing.
c.mengusahakan perdamaian dan penyelesaian
sengketa-sengketa adat;
d.mewakili desapakraman dalam bertindak untuk

melakukan perbuatan hukum baik di dalam maupun


di luar peradilan atas persetujuanparuman desa;
e.mengurus dan mengatur pengelolaan harta kekayaan
desa pakraman;
f.membina kerukunan umat beragama dalam wilayah
desa pakraman.
Pengertian desa dinas adalah
yang dimaksudkan dengan istilah pemerintahan desa dinas disini adalah apa yang pada masa
pemerintahan kolonial belanda dahulu oleh Hunger disebut Gouvernementsdesayang artinya
desa pemerintahan.yang dikenal sekarang sebagai desa dinas adalah organisasi pemerintahan di
desayang menyelenggarakan (fungsi administratie, seperti mengurus kartu tanda penduduk,
danlain'lain persoalan kedinasan pemerintahan. Desa dinas dibentuk dengan jalan
menggabungkan beberapa desa pakraman kecil menjadi satu, sedangkan desa pakraman yang
relatif besar besar, langsung dibaliknama menjadi desa dinas.Dewasa ini, undang'undang yang
mengatur desa dinas adalah undang undang no 32 Tahun 2004 tentang "pemerintahan
Daerah( LNRI Tahun 2004 nomor 125) sebagaimana sudah diubah dengan peraturan
pemerintah pengganti undang nomor 3 Tahun 2005 yang telah ditetapkan dengan undang undang
nomor 8 Tahun 2005. beberapa desa dinas yang berlokasi di daerah perkotaan, disebabkan antara
lainkarena heterogenitas penduduknya, kemudian diubah menjadi kelurahan. :alaupun sama'sama
desa dinas, keberadaan kelurahan agak berbeda dengan desa atau keperbekelan. Salahsatu
perbedaannya, soal otonomi. Desa atau keperbekelan memiliki hak otonomi hak untuk mengatur
rumah tangganya sendiri, walaupun tidak asli, karena diberikan oleh pemerintah berdasarkan
undang'undang yang berlaku&, sedangkan kelurahan tidak memiliki hak otonomi. "perangkat
pimpinannya juga berbeda. "perangkat desa kepala desa dan kepala urusan di kantor desa&,
bukan pegawai negeri, sedangkan perangkat kelurahan lurah dan kepala urusan di kantor
kelurahan& adalah pegawai negeri.
Pasal 2
(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang
masing-masing mempunyai pemerintahan daerah.
(2) Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi

dan tugas pembatuan.


(3) Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan
yang menjadi urusan Pemerintah, dengan tujuanmeningkatkan kesejahteraan masyarakat,
pelayanan umum, dan daya
saing daerah.
(4) Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan memiliki hubungan dengan Pemerintah dan dengan
pemerintahan daerah lainnya.
(5) Hubungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi
hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
sumber daya alam, dan sumber daya lainnya
(6) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras.
(7) Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
sumber daya alam dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan
administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan.
(8) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahandaerah yang bersifat khusus
atau bersifat istimewa yang diatur
dengan undang-undang.
(9) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Tugas dan fungsinya

Sistem kekerabatan
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial.dapat
dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki
hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak,
menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Struktur-struktur
kekerabatan mencakup kekeluargaan dan bentuk kelompok yang merupakan perluasan keluarga
seperti suku atau klen.
sistem kekerabatan termasuk keturunan dan pernikahan (melalui hubungan darah atau
dengan melalui hubungan status perkawinan). Pengertian bahwa seseorang dinyatakan sebagai
kerabat bila ia memiliki pertalian atau ikatan darah dengan seseorang lainnya, contoh kongkrit
dari hubungan darah ialah kakak-adik sekandung.
Hubungan melalui perkawinan adalah bila seseorang menikah dengan saudaranya, maka
ia menjadi kerabat akan seseorang yang dikawini oleh saudaranya itu, contoh kongkrit dari
hubungan perkawinan ialah adik ipar atau kakak ipar bibi, dari adik ibu.
Secara umum dalam masyarakat Indonesia dikenal tiga macam system kekluargaan.
Sistem kekeluargaan tersebut adalah :
1. Sistem kekeluargaan Patrilineal
2. Sistem kekeluargaan Matrilineal
3. Sistem kekeluargaan Parental
Sistem kekeluargaan patrilineal misalnya dianut dalam masyarakat Batak , Nias , Sumba ,Bali.
Keturunan patrilineal berdasarkan dari garis keturunan bapak , seorang istri masuk dalam
lingkungan keluarga suaminya.Sistem kekeluargaan matrilineal dianut dalam masyarakat
minangkabau. Keturunan matrilineal berdasarkan dari garis keturunan ibu , sehingga anak yang
lahir dari suatu perkawinan akan mendapatkan garis kekeluargaan dari ibunya.Dalam system
kekeluargaan parental garis keturunan dilacak dari dua pihak,yaitu baik dari garis keturunan
bapak maupun ibu sehingga system kekluargan ini juga disebut system kekeluargaan
keibubapaan.Sistem ini dianut oleh masyarakat jawa ,aceh,Kalimantan,dll.
Agama Hindu
Kuatnya pengaruh agama terhadap kehidupan orang bali menyebabkan sulitnya membedakan
bagian mana dari aspek kehidupan orang Bali yang bersumber dari kebudayaan , tradisi adat ,
kebiasaan yang dipengaruhi agama. Agama Hindu dijadikan acuan atau sebagai tujuan hukum
dalam konsep orang Bali yang ditujukan bagi keharmonisan hubungan antara manusia dengan
sesamaanya , melainkan juga ditujukan bagi keseimbangan antara hubungan manusia dengan

alam lingkungannya , serta hubungan manusia dengan Tuhan.Konsep keharmonisan inilah yang
dalam masyarakat bali kemudian dibingkai dalam filosofi Tri Hita Karana.
Konsepsi Tri Hita Karana secara tekstual berarti tiga penyebab kesejahteraan (tri+tiga ,
hita=kesejahteraan ,kebahagiaan , karana=sebab)Berdasarkan keyakinan Hindu ada tiga unsur
yang mempengruhi kehidupan umat manusia didunia yaitu :
1. Sanghyang Jagatkarana , yaitu Tuhan Sang Pencipta
2. Bhuana, yaitu alam semesta
3. Manusa,yakni manusia itu sendiri
Adanya keseimbangan hubungan antara manusia dengan sesame (pawongan) , keseimbangan
antara manusia dengan alam lingkungan (palemahan) , keseimbangan anatara manusia dengan
Tuhan (parhyangan).Agar tujuan tertinggi umat manusia yaitu kebahagiaan lahir dan bathin
dapat tercapai maka hubungan yang selaras dengan Than harus tetap dijaga.
Sistem Kasta
Klan dalam masyarakat Bali erat hubungannya dengan soroh yang mengarah pada sistem kasta
atau wangsa yang pada masa lalu sangat mempengaruhi hukum adat di bali.Sebagaimana
diketahui masyarakat bali terbagi atas empat wangsa atau kasta atau soroh dengan sub wangsa
dan gelar masing masing. Empat kasta tersebut adalah Brahmana , Ksatria , Wesya , dan Sudra.
Tiga kasta yang disebut pertama lazim disebut golongan triwangsa atau menak,sedangkan kasta
sudra lazim disebut jaba.
Kasta :
a. Brahmana => Kemenuh , manuaba , kenitan , mas , antapan (ida , ida bagus , ida ayu)
b. Ksatria
=> Ksatria Dalem (ida idewa , cokorda) , Pradewa (I Dewa ,Desak) ,
Pungakan (Ngakan,Desak) , Prabagus( Bagus,Ayu) , Prasangiang (Sang , Sang Ayu)
c. Wesya
=> Arya ( I Gusti , Gusti Ayu) , Gusti (tanpa I) , Gusti (Gusi , Ni Luh).

Anda mungkin juga menyukai