Anda di halaman 1dari 2

silakan kalian mendiskusikan tentang sistem pemerintahan desa adat di salah satu desa adat yang

terdapat di Indonesia

Pada Penjelasan Umum Undang-undang Desa disebutkan bahwa Desa atau yang disebut
dengan nama lain mempunyai karakteristik yang berlaku umum untuk seluruh Indonesia,
sedangkan desa adat atau yang disebut dengan nama lain mempunyai karakteristik yang
berbeda dari desa pada umumnya, terutama karena kuatnya pengaruh adat terhadap sistem
pemerintahan lokal, pengelolaan sumber daya lokal, dan kehidupan sosial budaya
masyarakat desa. Desa adat pada prinsipnya merupakan warisan organisasi kepemerintahan
masyarakat lokal yang dipelihara secara turun-temurun yang tetap diakui dan
diperjuangkan oleh pemimpin dan masyarakat desa adat agar dapat berfungsi
mengembangkan kesejahteraan dan identitas sosial budaya lokal. Desa adat memiliki hak asal
usul yang lebih dominan daripada hak asal usul Desa, karena sejak awal Desa Adat lahir
sebagai komunitas asli yang ada di tengah masyarakat. Desa adat adalah sebuah kesatuan
masyarakat hukum adat yang secara historis mempunyai batas wilayah dan identitas budaya
yang terbentuk atas dasar teritorial yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat desa berdasarkan hak asal usul.
Sebagai dasar hukum penyelengara sistem pemerintah desa adat terdapat pada Undan-undang
Desa Nomor 6 Tahub 2014 Pasal 107 Pengaturan dan penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Adat dilaksanakan sesuai dengan hak asal usul dan hukum adat yang berlaku di Desa
Adat yang masih hidup serta sesuai dengan perkembangan masyarakat dan tidak
bertentangan dengan asas penyelenggaraan Pemerintahan Desa Adat dalam prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Pasal 108 Pemerintahan Desa Adat menyelenggarakan
fungsi permusyawaratan dan Musyawarah Desa Adat sesuai dengan susunan asli Desa Adat
atau dibentuk baru sesuai dengan prakarsa masyarakat Desa Adat. Kemudian kelembagaan
Desa di jelaskan dalam Pasal 109 Susunan kelembagaan, pengisian jabatan, dan masa jabatan
Kepala Desa Adat berdasarkan hukum adat ditetapkan dalam peraturan daerah Provinsi.
Sebagai Contoh Srukruk Organisasi Salah Satu Desa Aadat bali
1. Bendesa Adat
2. Kencaba Rohas
3. Jro Penyarikan
4. Sekaa Gong
5. Sekaa Baris
6. Sekaa Paratengan
7. Sekaa Pecalang
8. Sekaa Teruna
9. Pengelola Parawisata
10. LPD desa
11. Warga adat
Selanjutnya contoh peraturan desa adat sebagai pedoman dalam menjalakan pemeritah desa adat
tradisional bali.Di pulau bali, ada dua jenis pemerintahan, yaitu pemerintah dinas dan
pemerintahan adat. Dua jenis pemerintah tersebut bekerja dengan harmoni, sinergi, dan
bergotong royong untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang damai. Untuk mencapai
kehidupan desa yang tertib, peraturan-peraturan yang mengikat diperlukan bagi seluruh warga
desa. Dalam pemerintahan desa tradisional, aturan ini disebut “awig-awig”. Awig-awig disusun
melalui musyawarah bersama. Isi hukum (awig-awig) di setiap desa adat berbeda-beda,
disesuaikan dengan kondisi dan situasi di masing-masing desa. Tapi secara umum terdiri dari
enam bagian utama, yaitu: identitas desa; formasi dasar dan tujuan; struktur desa tradisional dan
perangkatnya; tentang kegiatan keagamaan; norma sopan santun, dan tentang sanksi antara lain:

1. Pada bagian “identitas desa adat” dijelaskan mengenai lokasi geografis desa adat, jumlah
banjar, dan jumlah organisasi kelompok di bawah pemerintahan desa adat.
2. Dasar dari pembentukan desa adat adalah Pancasila (negara Indonesia), UUD 1945, konsep
Tri Hita Karana, dan peraturan provinsi Bali.
3. Struktur desa adat, serta hak dan kewajiban masing-masing kelompok warga desa. Dalam
awig-awig, juga diuraikan mengenai etiket pernikahan, bagaimana menerima tamu dari luar
desa, serta hak dan kewajiban orang tua. Selain itu, juga ada aturan penggunaan kentungan
kayu (kul-kul). Kentungan dalam bahasa Bali yang disebut Kulkul adalah salah satu alat
tradisional untuk memberikan tanda suara untuk warga desa, yang terbuat dari bambu atau
kayu kelapa. Meskipun alat-alat modern saat ini telah tersedia, seperti alarm, loudspeaker,
handphone, dan bel sirene, tetapi kentungan tradisional yang menggantung di depan kantor
desa atau di areal pura tetap dipertahankan keberadaannya. Misalnya kentungan yang
terdengar tiga kali menunjukkan ada warga yang meninggal, kentungan kayu dipukul dengan
cepat menandakan bencana alam.
4. Pada bagian keempat menguraikan tata aturan pelaksanaan upacara agama, termasuk hak-hak
dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki dalam menyelenggarakan ceremonial agama
(misal saat Piodalan), tentang pelaksanaan upacara Ngaben (kematian), upacara yang
didedikasikan untuk alam, dan sebagainya.
5. Pada bagian kelima dalam undang-undang desa adat, menggambarkan perilaku warga desa
yang juga mencakup tentang kehidupan pernikahan, perceraian, dan warisan. Dalam budaya
Bali, hak waris dipegang oleh laki-laki, sementara anak perempuan tidak memiliki hak jika
telah menikah.
6. Pada bagian keenam berisi aturan denda dan hukuman. Ada berbagai jenis hukuman yang
dicantumkan pada awig-awig, mulai dari denda uang hingga sanksi pengusiran ke luar desa
adat.

Demikian yang dapat saya sampaikan sekilas deskripsi dan uraian mengenai konsep dan tata
aturan tradisional dalam kehidupan masyarakat Bali. Setiap desa dan wilayah tertentu di Bali
memiliki aturan dan awig-awig yang khas, dan setiap penduduk Bali menghormati perbedaan
awig-awig tersebut

Anda mungkin juga menyukai