Anda di halaman 1dari 8

v.

ASAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP MASYARAKAT


HUKUM ADAT DI INDONESIA

Terdapat 4 (Empat) nilai /asas universal dalam ruang lingkup hukum adat
di Indonesia :
1. Asas gotong royong dalam membangun dan memelihara kehidupan
lingkungan sekitar nampak jelas dengan adanya kebiasaan untuk kerja
“gugur gunung” (bersama-sama) dalam membangun dan memelihara
misalnya saluran-saluran air guna mengairi sawah-sawahnya, mesjid
desa, tanggul yang melindungi desa terhadap bahaya banjir, jalan-
jalan desa dan lain sebagainya. Asas ini nampak juga dalam kebiasaan,
bahwa yang memiliki sawah harus mengizinkan air sawah bebas yang
berasal dari sawah-sawah yang lebih tinggi letaknya, dialirkan melalui
sawahnya/tanahnya; juga wajib membolehkan warga-warga
sedesanya, selama musim bukan tandur (selama sawahnya tidak
ditanami), menggembalakan ternaknya dengan bebas di sawahnya.

DR. SALLE, SE., SH., MH


1. Asas gotong royong dalam membangun dan memelihara kehidupan
lingkungan sekitar nampak jelas dengan adanya kebiasaan untuk kerja
“gugur gunung” (bersama-sama) dalam membangun dan memelihara
misalnya saluran-saluran air guna mengairi sawah-sawahnya, mesjid desa,
tanggul yang melindungi desa terhadap bahaya banjir, jalan-jalan desa dan
lain sebagainya. Asas ini nampak juga dalam kebiasaan, bahwa yang memiliki
sawah harus mengizinkan air sawah bebas yang berasal dari sawah-sawah
yang lebih tinggi letaknya, dialirkan melalui sawahnya/tanahnya; juga wajib
membolehkan warga-warga sedesanya, selama musim bukan tandur (selama
sawahnya tidak ditanami), menggembalakan ternaknya dengan bebas di
sawahnya.
2. Asas  fungsi sosial manusia dan milik dalam masyarakat decerminkan juga
dalam kebiasaan “gugur gunung” dimaksud di atas. (fungsi sosial manusia),
sedangkan fungsi sosial milik nampak juga dalam kebiasaan sipemilik
mengizinkan warga-warga sedesanya pada waktu-waktu tertentu atau dalam
keadaan-keadaan tertentu menggunakan pula miliknya. Bukankah “gugur
gunung” itu berarti, menyumbangkan jasa serta tenaganya untuk
kepentingan umum. Dan bukankah pemberian izin kepada warga sedesanya
dimaksud di atas. berarti memberikan kemungkinan sesamanya juga
mengenyam atau turut serta menikmati miliknya?

DR. SALLE, SE., SH., MH


3. Asas persetujuan sebagai dasar kekuasaan umum nampak dalam
pelaksanaan Pamong Desa, di mana sudah menjadi kebiasaan, bahwa
Kepala Desa dalam mengambil keputusan-keputusan yang penting
yang menyangkut kepentingan kehidupan dasarnya, selalu lebih
dahulu membicarakan masalahnya dalam Balai Desa untuk
mendapatkan permufakatan.
4. Asas perwakilan dan permusyawaratan dalam system pemerintahan
penuangannya dalam kehidupan sehari-hari di desa berwujud dalam
lembaga Balai Desa dimaksud di atas.
Tujuan Hukum Adat
Menjadi salah satu kajian dari pembelajaran dalam menjabarkan
mengenai hukum. Hukum adat merupakan sebuah sistem hukum yang
dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial masyarakat Indonesia serta
negara-negara lainnya seperti Jepang, India, dan Tiongkok. Hukum adat
sendiri merupakan hukum asli bangsa Indonesia. Dimana sumbernya
berasal dari peraturan-peraturan hukum yang tidak tertulis yang tumbuh
dan berkembang serta dipertahankan dengan kesadaran hukum
masyarakatnya. DR. SALLE, SE., SH., MH
1. Sebagai Pedoman dalam Bertingkah Laku
Hukum adat dalam fungsinya  sebagai pedoman merupakan pedoman bagi
manusia dalam bertingkah laku, bertindak, berbuat di dalam
masyarakat.Pedoman ini merupakan landasan bagi masyarakat agar tidak
melakukan pelanggaran pelanggaran hukum yang sifatnya akan merugikan baik
terhadap diri sendiri atau juga masyarakat sekitar. Hukum adat sendiri menjadi
pedoman untuk membatasi diri agar tidak berlaku semnena mena. Sebab perlu
diingat bahwa dalam tatanan kehidupan masyarakat kita dibatasi oleh aturan
adat istiada serta juga etika dan tata kesopanan.
2. Fungsi Pengawasan
Dalam fungsi pengawasan ini, hukum adat melalui petugas-petugas adat
akan mengawasi segala tingfkah laku anggota masyarakat agar sesuai dengan
hukum adat yang berlaku dalam contoh pelanggaran demokrasi. Jika terjadi
pelanggaran maka akan dikenakan sanksi untuk memulihkan keseimbangan.
Tentu saja fungsi pengawasan ini merupakan fungsi yang sangat penting
terutama sebgai upaya penegakan terhadap hukum adat. Bayangkan jika tidak
pengawasan maka setiap msyarakat dapat melakukan apapun yang
diinginkannya bahkan dapat melakukan perbuatan anarkis yang sangat
merugikan dan dapat menggangu stabilitas kemanan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
DR. SALLE, SE., SH., MH
3. Membina Hukum Nasional
Dalam rangka membina hukum nasional hukum adat tidak saja berarti
menciptakan hukum baru yang memenuhi tuntutan rasa keadilan dan
kepastian hukum, tetapi juga memenuhi tujuan dan tuntutan naluri
kebangsaan sesuai ideologi kebangsaan yakni Pancasila. Dalam rangka
 menyusun peraturan perundang-undangan nasional yang baru, diperlukan
mempelajari informasi dan bahan sebanyak-banyaknya dari hasil kajian dan
penelitian terhadap hukum adat dan etnografi yang hidup dalam kehidupan
masyarakat Indonesia sebagimana pada sanksi pelanggaran hak patendan 
contoh pelanggaran hak cipta film.
4. Memupuk dan Mengembalikan Kepribadian Bangsa
Hukum adat merupakan hukum asli yang mencerminkan budaya bangsa
Indonesia, tentu akan mempertebal rasa harga diri, tujuan rasa kebangsaan
dan rasa kebanggaan pada setiap warga negara Indonesia. Rasa bangga
terhadap budaya sendiri akan tumbuh jika ada kesadaran mengetahui tujuan
kebudayaan bangsa sendiri, di mana hukum adat merupakan bagian tujuan
dari kebudayaan bangsa Indonesia yang tercermin dn sudah ada dan
mendarah daging sebagai bagian dari kepribadian bangsa Indonesia.

DR. SALLE, SE., SH., MH


5. Membantu Dalam Praktik Peradilan
Dalam praktis dan praktik peradilan, hukum adat dapat dipakai dalam
memutus tujuan perkara-perkara yang terjadi antarwarga masyarakat yang
tunduk pada hukum adat. Penyelesaian kasus-kasus dan konflik adat
masyarakat di bidang pertanahan, hukum waris, hukum perkawinan, akan lebih
sederhana jika dilakukan dengan mempelajari hukum adat, hal ini sesuai
dengan corak/sifatnya yang masih mengedepankan kepentingan bersama
secara kekeluargaan didasarkan pada musyawarah mufakat, dengan
menggunakan mediator atau arbitor para fungsionaris adat di wilayah itu
(ketua adat, kepala adat desa di wilayahnya).
6. Sebagai Sumber untuk Pembentukan Hukum Positif Indonesia
Hukum adat dapat menjadi bagian dalam sumber hukum Indonesia dalam
rangka membentuk hukum yang positif. Sebagaimana kita tahu bahwa hukum
adat terbentuk dan ada karena eksistensi masyarakat adat yang tentunya
memiliki nilai positif bagi kelangsungan hukum di Indonesia. NIlai nilai yang
terkandung dalma hukum adat merupakan nilai yang diturunkan secara turun
temurun dan dihormati oleh semua kalangan terutama masyarakat adat yang
ada didalamnya berbeda dengan contoh kasus pelanggaran ham di masyarakat.
Oleh sebab itu, maka hukum adat dapat dijadikan sebagai sumber dalam
pembentukan hukum yang lebih positif bagi masyarakat indonesia.
DR. SALLE, SE., SH., MH
7. Dapat Digunakan Sebagai Lapangan Hukum Pedata
Sistem hukum positif di Indonesia selain dikenal menganut sistem hukum
pidana didalamnya juga terdapat sistem hukum lain yakni hukum perdata.
Hukum perdata ini biasa dipakai dlam menyelesaikan sengeketa yang
berhubungan dengan warisan atau juga perkara yang tidak berkaitan dengan
pelanggaran hukum pidana. Pada dasarnya sebelum ada hukum perdata,
hukum adat telah lebih dahulu mengatur mengenai hal ini.
Maka dari itu, antara hukum adat dan hukum perdata pada dasarnya saling
berkaitan dan berhubungan satu sama lain termasuk juga  contoh kasus
perdata internasional sengketa warisan. Sehingga hukum adat akan bisa
dijadikan sebagai sumber kajian dalam hukum perdata yang berlaku di
Indonesia.
Hukum adat yang ada di Indonesia terbentuk karena masyarakat Indonesia
yang memang hidup dan tumbuh atas dasar adat yang dijunjung masing
masing. Sebagimana kita tahu bahwa eksistensi adat dan budaya masih begitu
melekat dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari jati diri
sebagai bangsa Indonesia. Maka dari itu, hukum adat merupakan salah satu
bentuk kekeyaan yang bangsa ini miliki. Sehingga keberadaannya harus terus
dijunjung tinggi sebagai bagian dari ciri bangsa.
DR. SALLE, SE., SH., MH
Ruang lingkup hukum adat
Ruang lingkup hukum adat hanya sebatas wilayah tertentu yang
menganut adat atau kepercayaan tertentu  saja. Ruang lingkup hukum
adat dibatasi oleh lingkungan hukum perdata dan pidana.
Salah satu bidang yang menjadi ruang lingkup pengaturan hukum
adat adalah tanah. Pembidangan hukum adat menurut Van Vollenhoven
(dalam Soekanto, 1983:118), yakni tentang bentuk-bentuk masyarakat
hukum adat, tentang pribadi, tentang pemerintahan dan peradilan,
tentang hukum keluarga, tentang hukum perkawinan, tentang hukum
waris, tentang hukum tanah, tentang hukum hutang piutang, tentang
hukum delik, dan tentang hukum sanksi. Dalam penelitian ini,
pembahasan dibatasi hanya mengenai bentuk-bentuk masyarakat
hukum adat; mengenai hukum tanah adat; dan mengenai peradilan
(lembaga adat). Pembahasan selanjutnya hanya mengenai hukum tanah
adat dan lembaga adat.

DR. SALLE, SE., SH., MH

Anda mungkin juga menyukai