Anda di halaman 1dari 2

DISKUSI 8 HUKUM ADAT

Hukum adat sebagai pencerminan kepribadaian bangsa Indonesia yang memiliki


berbagai macam ciri dan sifat yang dimiliki masing-masing kelompok masyarakat
sehingga tumbuh menjadi suatu pedoman dan mengatur intersaksi kelompok
masyarakat tersebut

Pertanyaan :

1. Tentukan dan jelaskan ciri dan sifat hukum adat sebagai pencerminan Jiwa
Masyarakat Adat
2. Apakah ciri dan sifat hukum adat tersebut pada masa saat ini masih dapat kita
temui dalam kehidupan bermasyarakat yang modern.
3. Sebutkan daerah yang masih memegang teguh pencerminan hukum adat yang
anda ketahui di Indonesia.

JAWABAN:

1. Hukum adat pada hakikatnya adalah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang


secara turun temurun yang kemudian menjadi norma dan menjadi pedoman hidup
warga masyarakat yang dalam perkembangannya ditaati dan bersanksi jika tidak
ditaati. Dalam hukum adat terdapat ciri-ciri tertentu, Ciri-ciri tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Hukum adat umumnya hukum yang tidak tertulis;
b. Norma-norma hukum adat tertuang dalam petuah-petuah yang memuat asas-
asas peri kehidupan dalam masyarakat;
c. Asas-asas yang ada dirumuskan dalam bentuk pepatah-pepatah, cerita-cerita,
dan perumpamaan;
d. Kepala adat selalu dimungkinkan ikut campur tangan dalam berbagai urusan;
e. Faktor-faktor dari kepercayaan atau agama seringkali tidak bisa dipisahkan
karena terjalin dengan segi hukum dalam arti yang sempit;
f. Ketaatan dalam melaksanakannya lebih didasarkan pada rasa harga diri setiap
anggota masyarakat;
Hukum adat memiliki beberapa karakteristik yang berkaitan erat dengan suatu
golongan masyarakat serta sebagai pencerminan Jiwa Masyarakat Adat. Sifat-sifat
hukum adat adalah Tradisional (bersifat turun temurun) Religius (berkaitan dengan
nilai-nilai keagamaan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa)
Kebersamaan (mengutamakan kepentingan bersama) Konkret (nyata, berwujud,
dan maknanya jelas).

2. Ciri dan sifat hukum adat tersebut pada masa saat ini masih dapat kita temui dalam
kehidupan bermasyarakat yang modern, hal ini terlihat ketika kita mencermati
batang tubuh UUD 1945, maka keberadaan hukum adat itu integral dengan
rumusan Pasal 18B yang menyatakan: Negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.
Pengakuan negara terhadap kesatuan masyarakat hukum adat itu sekaligus
pengakuan terhadap hukum adatnya. Hukum Adat yang tumbuh dan berkembang di
Indonesia selaras dengan perkembangan zaman yang sifatnya fleksibel dan
berdasarkan dengan nilai-nilai Pncasila. Seperti halnya dalam penyusunan UUD
1945. UUD 1945 mewujudkan pokok-pokok pikiran dari UUD RI. Dalam
penyusunan UUD 1945 pokok-pokok pikiran yang menjiwai pembentukan cita-cita
hukum dasar negara adalah Pancasila. Hal ini sangat berarti dengan hukum adat
karena berasal dari kebudayaan rakya sehingga dapat menjelma perasaan hukum
yang nyata dan mencerminkan kepribadian masyarakat bangsa Indonesia.

3. Daerah yang masih memegang teguh pencerminan hukum adat di Indonesia,


adalah sebagai berikut:
- Hukum Adat di Ternate : pelaksanaan adat kesultanan Ternate dikenal dengan
sistem bobato dunia dan bobato akhirat sebagai pengatur dan pengarah
undang-undang adat dan hukum adat agama.
- Hukum Adat di Aceh: Hukum adat di Aceh melarang perempuan dan laki-laki
yang bukan pasangan suami istri atau keluarga berduaan dalam satu ruangan.
Jika ketahuan melanggar, maka keduanya akan menerima hukuman cambuk.
- Hukum Adat di Bali: Hukum adat Bali menganut patrilineal, di mana adat yang
mengatur alur keturunan dari pihak ayah. Masyarakat di Bali juga memiliki
hukum ahli waris keluarga yang diberikan kepada laki-laki sepenuhnya.
Sementara itu, perempuan hanya dapat menggunakannya.
- Hukum Adat Masyarakat Jawa: Hukum adat dalam masyarakat Jawa menggelar
ritual khusus sebelum melakukan kegiatan. Jika tidak diselenggarakan maka
dipercaya dapat mengalami kejadian buruk.
- Hukum Adat Masyarakat di Pegunungan Halmahera: Masyarakat di pegunungan
Halmahera menerapkan hukum adat potong jari setiap kepergian anggota
keluarga. Hal ini bertujuan agar mereka yang pergi dapat mengingat kepergian
anggota keluarga tersebut.
- Hukum adat di Minangkabau: Hukum adat di Minangkabau menyatakan bahwa
perkawinan dianggap sah apabila seorang anggota masyarakat melaksanakan
pernikahan berdasarkan syarat dan rukun nikah agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai