PENDAHULUAN
hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan
Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Gubernur. (UUD
masyarakat hukum yang diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus
Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Bupati/Walikota. (UUD 1945,
Adat adalah aturan perbuatan dan kebiasaan yang telah berlaku dalam
turun temurun dari generasi ke generasi dan juga menjadi landasan hukum bagi
masyarakat itu sendiri. Sementara hukum Adat adalah hukum yang hidup, karena
ia menjelma sebagai perasaan hukum yang nyata dari rakyat, betapapun sederhana
dan kecilnya masyarakat itu, maka hukum itulah yang menjadi cerminnya, karena
1
2
tiap masyarakat, tiap rakyat, mempunyai kebudayaan sendiri, dengan corak dan
sifatnya sendiri.
kali untuk hal yang sama, yang hidup dan berkembang serta dilaksanakan oleh
mengatur dan mengurus serta menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan adat.
nilai syariat islam. (Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Lembaga Adat)
UUPA dan Lembaga Adat Aceh, Dari berbagai kelebihan yang dimiliki oleh
eksistensi kekayaan budaya Aceh, dan disisi lain merupakan implementasi dari
ketentuan Pasal 18 B ayat (2) UUD 1945, yang berbunyi “negara mengakui dan
3
dibentuk mukim yang terdiri atas beberapa gampong. Ketentuan lebih lanjut
mengenai organisasi, tugas, fungsi, dan kelengkapan mukim diatur dengan qanun
kabupaten/kota. Fakta saat ini, sekalipun UUPA sudah memasuki usianya yang
ketiga, tetapi Qanun Kabupaten tentang Pemerintah Mukim masih minim sekali.
Pemerintahan Mukim.
Saat ini memang telah ada Qanun Aceh (qanun provinsi) yang mengatur
Sebaiknya, materi aturan dalam qanun ini dapat dijadikan pedoman untuk
Pemerintahan Mukim.
itu, perlu pula pengaturannya pada tingkat kabupaten/kota. Hemat penulis, untuk
usah diatur dengan qanun tersendiri, tetapi dapat diatur sebagai satu kesatuan
dalam Qanun Kabupaten tentang Pemerintahan Mukim. Hal ini dimaksudkan demi
dan Adat Istiadat, Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Lembaga Adat,
Saat ini, ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, wewenang, hak dan kewajiban
lembaga adat, pemberdayaan adat dan pembinaan kehidupan adat istiadat, telah
Mencermati dengan seksama bunyi Pasal 98 ayat (1) dan (2) UUPA, dapat
kaum muda yang lahir era diatas 1970-an, hampir tidak pernah mengetahui
dapat dilihat dari sikap dan perilaku masyarakat hampir tidak ada yang tidak
kehendak “adat” sama atau hampir sama hidup dibawah kendali ajaran Islam.
Hukum adat itu sendiri lahir dari renungan ulama yang kemudian dipraktekkan,
laksamana/menteri pertahanan), hukom ngoen adat lagee zat ngon siefeut (hukum
dengan adat seperti zat dengan sifat)”. Maksudnya, adat diarahkan oleh sultan
5
masalah hukum dinisbatkan kepada Syiah Kuala, yaitu seorang ulama besar
dimasanya.
Filsafat itu sendiri pada dasarnya menyebutkan relasi antara adat dan
hukum tak ubahnya seperti zat dan sifat, untuk itu pelaksanaanya telah diatur
kiranya bahwa hukum adat tidak akan menyimpang atau sejalan dengan hukum
agama (syari’at).
dikarenakan hukum adat dianggap sakral dan merupakan cerminan dari kehidupan
bermasyarakat disuatu daerah atau tempat. Oleh karena itu hukum adat atau
aturan lain yang dianggap sah (legal) tidak boleh luput dari asas-asas hukum,
untuk berdamai dengan fariasi. Ini pun menjadi tugas utama Tuha Peut Gampoeng
dan Tuha Peut Mukim. Namun dapat dipahami bahwa bukan adat istiadat yang
6
dapat dijadikan alat pemersatu orang, juga bukan bahasa dan budaya, tetapi adalah
sebagaimana yang tertuang dalam pasal peralihan UUD 1945 Jo UU NO. 2 Tahun
1945 yang memuat berlaku kembali peraturan kolonial Belanda sebelum diadakan
yang baru menurut UUD 1945 asal tidak bertentangan. Hukum adat pada saat itu
sudah dianggap sebagai hukum positif, karena dalan setiap penyelesaian kasus
secara adat (hukum adat). Dasar hukum pembentukan Peradilan Adat didukung
tatanan aturan, ada kepengurusan dan kekayaan sendiri dan Mukim yaitu kesatuan
masyarakat hukum dalam Provinsi Aceh yang terdiri atas gabungan beberapa
Gampoeng yang mempunyai batas wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri
ditempuh melalui lembaga adat, serta Peraturan Daerah (perda) Nomor 7 Tahun
2000, Peraturan Daerah tersebut sekarang diganti dengan Qanun No. 9 Tahun
Gampoeng dan Mukim, hal yang sama berlaku untuk seluruh Aceh, kecuali Aceh
Tengah dan Aceh Tamieng, mereka menggunakan istilah lain, namun fungsinya
tetap sama yaitu sebagai lembaga penyelesaian sengketa atau perkara adat.
hukumnya dan kepentingan hukum orang lain itu terlindungi”. Kaedah hukum
menyeluruh mengenai penilaian atau sikap yang seyogianya dilakukan atau tidak
arti sempit atau norma dan peraturan hukum kongkrit. Kaedah hukum dalam
pengertian yang luas seperti itu berhubungan satu sama lain yang merupakan satu
menggali semaksimal mungkin asas-asas hukum adat, Majelis Adat Aceh (MAA)
Provinsi Aceh, pada tahun 2007 telah melakukan kerjasama penelitian dengan
bagaimana pelaksanaan Peradilan Adat dalam prinsip-prinsip hukum dan Adat Isti
Adat yang digunakan oleh masyarakat Gampong Karak. Untuk itu penulis
Tentang Pembinaan Kehidupan Adat Dan Adat Istiadat Dan Qanun Nomor
Karak.
peradilan adat.
Gampong Karak.
1. Manfaat Teoritis.
2. Manfaat Praktis.
a. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi instansi
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan tetang latarbelakang yang
penetuan informan.
keseluruhan penelitian.
BAB V PENUTUP
Pada bab terakhir memaparkan kesimpulan dan saran.