Anda di halaman 1dari 2

Soal.

1. Diskripsikan apa yang saudara ketahui tentang Desa Adat di Bali?

Menurut saya, Desa adat di Bali merupakan kesatuan masyarakat hukum adat di Bali yang memiliki
wilayah, susunan atau struktur sendiri dlm menjalankan tugas dn kewenangannya, hak-hak tradisional,
tradisi, serta kekayaan sendiri yang menghimpun anggotanya dengan sistem kebersamaan,
kekeluargaan dan gotong royong sesuai dengan landasan hidup masyarakat Bali. Kesadaran dan
kemauan bersama tersebut terwadahi melalui organisasi komunitas berbasis wilayah yakni Desa Adat
(Desa Pakraman) dan Banjar Adat (Banjar Pakraman).

Desa di Bali pun dibagi jadi 2 yaitu desa Adat dn desa dinas. Desa adat diatur dalam Pasal 18B
ayat (2) UUD NRI 1945 serta perda 4 tahun 2019. Sedangkan desa dinas diatur dalam UU No 12 tahun
2008, UUD NRI 1945, dan perda masing” kabupaten. Desa adat merupakan desa yang tradisional dan
menjalankan fungsinya menurut nila-nilai dan tradisi nenek moyang setempat. Sedangkan Desa Dinas
adalah organisasi pemerintahan di desa yang menyelenggarakan fungsi administratif persoalan
kedinasan atau pemerintahan (perpanjangan tgn pemerintah), seperti mengurus KTP dll.

Desa-desa tua di Bali mempunyai struktur kepengurusan yang terdiri dari Jero Kubuyan, Jero
Bahu, Jero Singgukan, dan beberapa personalia lainnya yang disesuaikan dengan jumlah Krama desa.

Di dalam suatu Desa adat khususnya di Bali umumnya memiliki struktur kepengurusan sendiri seprti:

a. Bendesa Adat ialah pemimpin atau penglingsir (tetua) dan sekaligus wakil dari Krama desa yang
memiliki tanggungjawab di Desa Pakraman. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bendesa adat
dibantu oleh aparat/ anggota Prajuru Desa Pakraman lainnya akan hubungan eksternal maupun internal
seperti yang tercantum dalam awig-awig Desa Adat, juga hal-hal yang berkaitan dengan kerukunan dan
kerharmonisan, pelaksanaan upacara-upacara agama, adat dan lainnya. Selain itu, Bendesa juga sebagai
pengawas dalam lingkup masyarakat artinya sebagai pengawas dalam lingkup Desa Pakraman
contohnya seperti adanya odalan (upacara adat) di Pura Adat.

b. Petajuh / wakil bendesa ialah seseorang yang mewakili tugas-tugas dari Bendesa adat16 , adapun
Petajuh terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu, Petajuh yang bertanggungjawab di bidang Parahyangan
(hubungan harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa), Petajuh di bidang Pawongan
(hubungan harmonis antara sesama umat manusia), dan Petajuh bidang Palemahan (hubungan
harmonis antara umat manusia dengan alam lingkungannya)

c. Penyarikan (Sekretaris) adalah orang yang bertugas mencatat segala hal mengenai kegiatan-kegaitan
dari Krama Desa, adapun Penyarikan terdiri dari 2 (dua) orang.

d. Patengen (Bendahara) adalah orang yang bertugas memegang serta mencatat pemasukan dan
pengeluaran dari dana yang dimiliki oleh Desa Adat, adapun Patengen terdiri dari 2 (dua) orang.

e Kasinoman adalah orang yang bertugas memberikan pengarah (pengumuman) kepada para Krama
Desa

2. Jelaskan bagaimana kedudukan anak angkat menurut hukum.adat Bali.

Dalam hukum adat Bali pengangkatan anak secara otomatis memutuskan hubungan tali
keluarga antara anak angkat dengan orang tua kandungnya, memasukkan anak itu ke dalam keluarga
orang tua angkat, sehingga anak tersebut berstatus seperti anak kandung, oleh karena itu maka anak
angkat hanya berhak mewaris dari orang tua yang mengangkatnya. Meskipun diperbolehkan
mengangkat anak orang lain untuk menjadi ahli waris, tetapi yang dinjurkan adalah mengangkat anak
dari anggota keluarga sendiri yang terdekat dari pewaris. karena hubungan antara anak angkat dengan
orang tua kandungnya terputus sama sekali, sehingga ia tidak berhak mewarisi harta dari keluarga orang
tua kandungnya sendiri, melainkan mewarisi harta orang tua angkatnya. Apabila anak angkat yang tidak
disahkan secara Hukum Adat maupun Hukum Negara, maka anak tersebut tidak berhak mendapat
warisan dari orang tua yang mengangkatnya, melainkan anak tersebut kembali ke orang tua
kandungnya.

Terkait kedudukan, di hukum adat Bali anak angkat adalah sama dgn anak kandung. Hak dn
kewajiban anak angkat sm dgn anak kandung serta diperbolehkan mengangkat anak laki” dan
perempuan.

Menurut hukum adat Bali, anak angkat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak angkat sentana dan
anak angkat peras. Anak angkat sentana adalah anak wanita sendiri yang diangkat untuk berkedudukan
sebagai ahli waris seperti anak laki-laki, pengangkatan anak wanita sendiri sebagai anak angkat
dibolehkan walaupun sudah ada anak laki-laki, tapi hal ini jarang terjadi. Anak angkat peras adalah anak
angkat yang berasal dari anggota kerabat sendiri ataupun berasal dari anak orang lain, yang diangkat
menjadi anak angkat untuk berkedudukan sebagai ahli waris dari orang tua yang mengangkatnya.

Anda mungkin juga menyukai