Anda di halaman 1dari 10

JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA p-ISSN 2614-0241

 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 53 – 62 e-ISSN 2301-6965


PENGELOLAAN DANA DESA DI KECAMATAN KOTA SOE KABUPATEN TIMOR
TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Dedy Williams Nenobais

Magister Terapan Studi Pemerintahan IPDN, Jatinangor, Jawa Barat

Email: dedywilliams@gmail.com
Received November 3rd, 2018, Revised December 2nd , 2018, Accepted for publication March 6th, 2019

ABSTRACT

This research intend to get a on the management village funds in the sub-district of Soe City.
Research objectives to know and to analyze management village funds , factors barrier and supporters
management village funds , and strategies overcome factors barrier management village funds in the
sub-district of Soe City, district South Central Timor, East Nusa Tenggara Province.
The theory that is used is a theory the management of village finance is put forward by Umar
Nain, S.Sos., M.Si and because of requirement to build including planning, the implementation of the,
effort to manage, reports including the accountability reports. The technique of the collection of data
using interviews, documentation and observation.
The results of studies show that the management of the village has not completely effective in
the sub-district of Soe City, district South Central Timor, East Nusa Tenggara Province that had been
determined of the stages the management of village finance is, promised to supply: fine tune the
program design, the implementation of the, effort to manage, reports including the accountability
reports.

Keywords: management, strategy, village funds

Pendahuluan Bentuk keberadaan Desa juga terwujud


Pelaksanaan otonomi tingkat dengan adanya hak dan kewajiban desa.
pemerintahan terendah yaitu Desa dapat Desa diberikan dukungan dana
dikatakan sebagai ujung tombak berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
pembangunan Nasional karena adanya 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
sumber-sumber kekuatan dan ketahanan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
bagi pemerintah Nasional (Supriatna, Belanja Negara (APBN) dan kemudian
2010:29). Selain itu, desa juga diibaratkan direvisi menjadi Peraturan Pemerintah
sebagai kekuatan rantai besi yang saling Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan
terkait, untuk mewujudkan cita-cita atas Peraturan Pemerintah Nomor 60
bersama baik antara pemerintah desa, Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
pemerintah daerah, maupun pemerintah bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
pusat (Wasistiono, 2006:1). Belanja Negara (APBN).
Pengakuan terhadap Desa ditandai Mengelola Dana Desa diatur
dengan diterbitkannya Undang-Undang berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
peraturan pelaksanaannya yaitu Peraturan Pengelolaan Keuangan Desa sebagai
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang rujukan dari Peraturan Pemerintah Nomor
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

53
JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA
 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 53 – 62
Tahun 2014 tentang Desa. Kebijakan dana dan penyerapan dana desa
desa tidak terlepas dari Rencana (http://kupang.tribunnews.com/2016/12/30
Pembangunan Jangka Menengah Nasional /ada-penyalahgunaan-dana-desa-di-
(RPJMN) 2015-2019 yang merupakan provinsi-ntt); dan (g) masih ditemukannya
Visi-Misi Presiden Joko Widodo dengan 9 kepala desa yang belum mampu mengelola
Agenda Nawacita yaitu membangun dana desa secara baik
Indonesia dari pinggiran dengan (http://kupang.tribunnews.com/2017/06/07
memperkuat daerah dan Desa. Implikasi /tepat-dan-terampil-mengelola-dana-desa).
kebijakan Dana Desa diatur berdasarkan Kabupaten Timor Tengah Selatan
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan merupakan salah satu kabupaten dari 22
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Kabupaten/Kota pada Provinsi Nusa
Penambahan jumlah Desa dari Tahun Tenggara Timur yang memiliki luas
2015 sampai dengan Tahun 2018 wilayah 3.955,36 km2 dan jumlah
berjumlah 865 Desa untuk 33 Provinsi penduduk 461.681 jiwa, serta merupakan
yang disebabkan adanya pemekaran salah satu kabupaten dengan jumlah
wilayah bagi provinsi maupun Kecamatan dan Desa terbanyak pada
kabupaten/kota di Indonesia. Secara wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Nasional pelaksanaan kebijakan dana desa yakni terdiri dari 32 Kecamatan, 12
masih menimbulkan sejumlah Kelurahan dan 266 Desa. Besaran
permasalahan, diantaranya: (a) adanya anggaran Dana Desa di Kabupaten Timor
ketidaksesuaian jumlah dana desa yang Tengah Selatan yang dialokasikan bagi 266
harus diterima dengan alokasi dana yang Desa mengalami peningkatan yaitu, pada
dianggarkan; (b) adanya pemungutan Tahun 2015 Rp. 73.623.173.000, Tahun
liar/pemberian sejumlah uang untuk 2016 Rp. 165.175.583.000, dan Tahun
memperlancar proses pencairan dana desa; 2017 Rp. 210.759.238.000.
(c) penggunaan rekening pribadi untuk Dana Desa merupakan bagian yang
penampungan dana desa; (d) rendahnya tidak terpisahkan dalam struktur Anggaran
kemampuan manajerial dari aparat desa; Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
dan (e) adanya proyek fiktif dan yang dikelola menggunakan prinsip dari
penggelembungan proyek dari dana desa pengelolaan keuangan desa. Sehingga,
(http://nasional.kontan.co.id/news/kejaksaa Kabupaten Timor Tengah Selatan
n-agung-temukan-enam-masalah-dana- mengeluarkan Peraturan Bupati Timor
desa). Tengah Selatan Nomor 27 Tahun 2015
Permasalahan lain ditemukan pada tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
lingkup pemerintah daerah diantarannya: Desa, yang telah direvisi menjadi
(a) adanya tumpang tindih regulasi antara Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan
kementerian dan lembaga; (b) adanya Nomor 32 Tahun 2016 tentang Perubahan
kekhawatiran Pemerintah Daerah akan Atas Peraturan Bupati Timor Tengah
terjadinya penyelewengan dana desa oleh Selatan Nomor 27 Tahun 2015 tentang
pemerintah desa; (c) keterlambatan Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.
penetapan regulasi pelaksanaan dana desa; Prioritas penggunaan sumber-sumber dana
(d) belum adanya ketentuan besaran dana dalam Keuangan Desa, Kabupaten Timor
desa dari APBD; (f) keterlambatan Tengah Selatan mengeluarkan Peraturan
penyampaian laporan realisasi penyaluran Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 47
54
PENGELOLAAN DANA DESA...[Dedy Williams Nobais]

Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Tenaga kerja manusia; (2) Money, uang
Penggunaan Keuangan Desa Tahun yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
Anggaran 2018. yang diinginkan; (3) Methods, cara-cara
Pengelolaan Dana Desa di yang dipergunakan dalam usaha mencapai
Kabupaten Timor Tengah Selatan, peneliti tujuan; (4) Materials, bahan-bahan yang
mengambil salah satu wilayah kecamatan, dipergunakan untuk mencapai tujuan;
yaitu Kecamatan Kota Soe, karena (5) Machines, mesin-mesin atau alat-alat
merupakan kecamatan yang berada dalam yang diperlukan/dipergunakan untuk
kawasan ibukota Kabupaten Timor Tengah mencapai tujuan; (6) Market, Pasar untuk
Selatan dan memiliki 11 Kelurahan dan menjual output dan jasa-jasa yang
hanya memiliki 2 Desa. Kecamatan Kota dihasilkan (Bratas, 2009:13).
Soe memiliki luas wilayah yaitu 28,08 km2 Pengelolaan dipahami sama dengan
dan jumlah penduduk 40.934 Jiwa,serta manajemen yang berarti proses mencapai
kepadatan penduduk 1.458/km2. tujuan melalui kegiatan manajemen mulai
Dana Desa yang sangat besar bagi dari perencanaan sampai dengan
Kecamatan Kota Soe dari Tahun 2015 pengawasan dan melibatkan sumber daya
sampai dengan Tahun 2018 yaitu Rp. manusia serta sumber-sumber lainnya
4.676.472.235,00. Total masing-masing secara efektif dan efisien. Dana desa
desa di Kecamatan Kota Soe dari Tahun adalah sumber dana yang berasal dari
2015 sampai dengan Tahun 2018, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Desa Kuatae Rp. 2.319.525.140,00 dan ditransfer melalui Anggaran Pendapatan
Desa Noemeto Rp. 2.356.947.095,00. dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan
digunakan untuk menyelenggarakan
Perumusan Masalah pemerintahan, pembangunan, pembinaan
1. Bagaimana pengelolaan dana desa di dan pemberdayaan masyarakat (Sujarweni,
Kecamatan Kota Soe? 2015:40). Dana desa adalah dana yang
2. Apa saja faktor penghambat dan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
pendukung pengelolaan dana desa di Belanja Negara (APBN) yang
Kecamatan Kota Soe? diperuntukan bagi desa yang ditransfer
3. Apa saja strategi dalam mengatasi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
faktor penghambat pengelolaan dana Daerah (APBD) Kabupaten/Kota (Nain,
desa di Kecamatan Kota Soe? 2017:207).Dana desa merupakan dana dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Kajian Pustaka (APBN) yang diperuntukan bagi desa, dan
Pengelolaan sama dengan ditransfer melalui Anggaran Pendapatan
manajemen yaitu menggerakan, dan Belanja Daerah (APBD) untuk
mengorganisasikan, dan mengarahkan menyelenggarakan kewenangan desa yakni
usaha manusia untuk memanfaatkan secara bidang pemerintahan desa, pembangunan
efektif meterial dan fasilitas untuk desa, pembinaan dan pemberdayaan
mencapai suatu tujuan (Adisasmita, masyarakat desa.
2011:21). Keuangan desa merupakan sumber
Pelaksanaan kegiatan manajemen pendapatan desa yang dikelola melalui
untuk pencapaian tujuan juga melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
unsur-unsur manajemen, yaitu: (1) Men, (APBDesa) yang diatur berdasarkan
55
JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA
 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 53 – 62
Peraturan Desa tentang Anggaran konsisten sesuai dengan prinsip akuntansi
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) keuangan.
(Soemantri, 2011:113). Keuangan desa Pengelolaan keuangan desa
pada dasarnya merupakan subsistem dari merupakan keseluruhan kegiatan mulai
keuangan Negara. Keuangan desa adalah dari perencanaan sampai dengan
semua hak dan kewajiban desa yang dapat pertanggungjawaban yang merupakan
dinilai dengan uang serta segala sesuatu agenda kerja yang dianggarkan melalui
baik berupa uang maupun barang yang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan (APBDesa) serta dilaksanakan dalam 1
kewajiban desa (Soleh & Rochmansjah, tahun anggaran, terhitung 1 Januari sampai
2014:3-4). dengan 31 Desember. Tahapan-tahapan
Pengelolaan keuangan desa adalah pengelolaan keuangan desa (Nain, 2017:
seluruh rangkaian kegiatan yang dimulai 243-282), meliputi: (1) perencanaan
dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, Keuangan Desa dilakukan setelah tersusun
penatausahaan, pelaporan hingga RPJMDesa dan RKPDesa yang merupakan
pertanggungjawaban yang dilaksanakan hasil dari perencanaan keuangan desa;
dalam satu tahun anggaran, terhitung 1 (2) pelaksanaan Keuangan Desa meliputi
Januari sampai dengan 31 Desember serta rangkaian kegiatan rencana anggaran yang
dalam pengelolaan keuangan desa telah ditetapkan APBDesa;
dianggarkan melalui dokumen Anggaran (3) penatausahaan Keuangan Desa
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) merupakan proses pencatatan seluruh
(Nain, 2017:227). transaksi keuangan dalam satu tahun
Dalam pengelolaan keuangan desa anggaran dan mempunyai fungsi
dikelola berdasarkan pada asas-asas atau pengendalian terhadap APBDesa; dan (4)
prinsip-prinsip pengelolaan keuangan desa pelaporan dan Pertanggungjawaban
(Nain, 2017:234-235), yang meliputi: Keuangan Desa sebagai kegiatan untuk
(1) transparan berarti informasi keuangan menyampaikan secara rinci segala
diberikan secara terbuka dan taat pada pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat
peraturan perundang-undangan; dan pemerintah diatasnya.
(2) akuntabel artinya setiap tindakan atau
kinerja pemerintah/lembaga dapat
dipertanggung jawabkan; (3) partisipatif
berarti setiap tindakan dilakukan dengan
mengikutsertakan masyarakat; dan (4)
tertib dan disiplin anggaran berarti
anggaran harus dilaksanakan secara

56
PENGELOLAAN DANA DESA...[Dedy Williams Nobais]

Kerangka Penelitian
Landasan Normatif Pusat:
 UU No. 6 Tahun 2014
 PP No. 43 Tahun 2014 Landasan Normatif Daerah:
 PP No. 60 Tahun 2014 Pengelolaan Dana Desa di Kecamatan Kota Soe  Perbup No. 27 Tahun 2015
 Permendagri No. 113 Tahun 2014 Kabupaten Timor Tengah Selatan  Perbup No. 32 Tahun 2016
Permendes No. 19 Tahun 2017 Provinsi Nusa Tenggara Timur  Perbup No. 47 Tahun 2017

Pengelolaan Keuangan Desa:


1. Perencanaan;
Faktor Penghambat dan Faktor 2. Pelaksanaan;
Pendukung Pengelolaan Desa 3. Penatausahaan;
4. Pelaporan dan Pertanggungjawaban.
(Umar Nain, 2017)
Strategi mengatasi
Faktor Penghambat Pengelolaan Dana
Desa:
1. Kekuatan (strength) Litmus Test
2. Kelemahan (weakness) (Byson, 2016)
3. Peluang (opportunities)
4. Ancaman (threats)
(Rangkuti, 2014)

Terwujudnya Pengelolaan Dana Desa yang Efektif

Metode Penelitian pendukung serta penentuan strategi-stategi


Penelitian ini merupakan penelitian yang kemudian di uji menggunakan Litmus
kualitatif dengan pendekatan deskriptif Test untuk menemukan strategi paling
karena bersifat menggambarkan kondisi strategis untuk pemecahan permasalahan
yang terjadi di lapangan dan dijelaskan dalam penelitian.
menggunakan kata-kata. Teknik Lokasi penelitiannya dilakukan di
pengumpulan data menggunakan teknik Kabupaten Timor Tengah Selatan,
wawancara, dokumentasi dan observasi. Kecamatan Kota Soe dengan melibatkan
Teknik analisis SWOT digunakan peneliti Desa Kuatae dan Desa Noemeto.
untuk menentukan faktor penghambat dan

Opersional Konsep
Konsep Indikator Aspek
Pengelolaan Dana Desa Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJMDes), Rencana Kerja Pemerintah Desa
1 Perencanaan 1
Pengelolaan Keuangan Desa (RKPDes), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(Umar Nain, 2017) (APBDes)
1 Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
2 Pelaksanaan
2 Pelaksanaan Kegiatan Penerimaan dan Pengeluaran Desa
1 Pencatatan Pengeluaran dan Penerimaan Desa
3 Penatausahaan Pembuatan Laporan Semester, dan Realisasi Penggunaan
2
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
4 Pelaporan dan Pertanggungjawaban 1 Penyampaian Laporan kepada Bupati dan Masyarakat
Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pengelolaan Dana Desa 1 Perencanaan
2 Pelaksanaan
3 Penatausahaan
4 Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Strategi mengatasi Faktor Penghambat Pengelolaan Dana Desa 1 Perencanaan
2 Pelaksanaan
Analisis SWOT Litmus Test 3 Penatausahaan
(Rangkuti, 2014) (Bryson, 2016) 4 Pelaporan dan Pertanggungjawaban

57
JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA
 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 53 – 62
Hasil Penelitian memakan waktu yang cukup lama;
1. Pengelolaan Dana Desa di Kecamatan (b) pelaksanaan pembangunan fisik masih
Kota Soe melibatkan pihak ketiga sehingga tidak
a. Perencanaan Pengelolaan Dana Desa terealisasinya pembangunan fisik yang
Pengelolaan Dana Desa di melibatkan masyarakat; (c) kegiatan
Kecamatan Kota Soe pada setiap tahun pemberdayaan masyarakat tidak
didahului dengan musyawarah untuk seluruhnya dirasakan mayarakat karena
menentukan program-program yang lebih banyak diarahkan kepada
diprioritaskan secara keseluruhan. pembangunan fisik di desa.
Beberapa permasalahan yang terjadi di c. Penatausahaan Pengelolaan Dana
Kecamatan Kota Soe terkait aspek Desa
perencanaan, yaitu: (a) pemahaman aparat Permasalahan pada tahapan
desa yang minim tentang mekanisme penatausahaan di Kecamatan Kota Soe
perencanaan dan pengelolaan Keuangan yang melibatkan Desa Kuatae dan Desa
Desa berakibat pada setiap tahun selalu Noemeto terletak pada penggunaan
terlambat; (b) sikap kekurangterbukaan aplikasi Sistem Keuangan Desa
aparat desa dan keinginan dalam diri agar (Siskeudes). Kemampuan yang terbatas
lebih mengetahui perkembangan aturan dari perangkat desa mengakibatkan
dan regulasi yang minim berdampak pada terjadinya kesalahan dalam pengisihan
penggunaan aturan yang lama dalam nominal besaran anggaran. Pengerjaan
laporan-laporan dari pemerintah desa; menggunakan aplikasi yang seharusnya
(c) rendahnya partisipasi masyarakat untuk sudah dilakukan secara Online namun
ikut serta memberikan aspirasi terhadap kenyataannya masih dilakukan secara
pembangunan di Desa, berakibat offline.
terlambatnya pelaksanaan musyawarah dan d. Pelaporan dan Pertanggungjawaban
tidak terakomodirnya program kegiatan Pengelolaan Dana Desa
yang berpihak kepada masyarakat; dan Pelaporan dan pertanggungjawaban
(d) peran Pendamping Desa dan di desa pada Kecamatan Soe masih jauh
Pendamping Lokal Desa di Kecamatan dari harapan. Adanya indikasi kesengajaan
seharusnya dapat membantu pemerintah dari pemerintah desa untuk tidak
Desa dalam penyusunan perencanaan, menyerahkan laporan sehingga berakibat
kenyataannya pemerintah desa kurang pada keterlambatan penyampaian laporan
memaksimalkan Sumber Daya yang ada pertanggungjawaban, keterlambatan
yaitu Pendamping Lokal Desa, mempengaruhi proses pencairan dana pada
Pemdamping Desa Teknik Infrastruktur tahap selanjutnya. Penerapan aplikasi
dan Pendamping Desa Pemberdayaan. Sistem Keuangan Desa (Siskeues) menjadi
b. Pelaksanaan Pengelolaan Dana Desa jalan yang membantu mempercepat
Pelaksanaan pengelolaan Dana Desa pelaporan dan pertanggungjawaban dan
di Kecamatan Kota Soe terdapat sejumlah menghindari adanya indikasi
permasalahan, antara lain: (a) penetapan penyelewengan atau kesalahan penggunaan
perencanaan sering terlambat anggaran, terutama Dana Desa.
mempengaruhi tahapan dalam 2. Faktor Penghambat dan Faktor
pelaksanaan, dan penyiapan dokumen serta Pendukung Pengelolaan Dana Desa di
penyesuaian harga barang di toko sering Kecamatan Kota Soe.

58
PENGELOLAAN DANA DESA...[Dedy Williams Nobais]

Dilihat dari kelemahan (weakness) pendekatan kepada masyarakat untuk


dan ancaman (threats), meliputi: membangun desa; (7) pemanfaatan
(1) rendahnya kapasitas Sumber Daya sumber dana berupa Dana Desa secara
Manusia aparat desa bidang pengelolaan maksimal dan sesuai dengan aturan;
Keuangan Desa; (2) minimnya sarana dan (8) melakukan edukasi dan pemberian
prasarana pada pemerintah desa; pemahaman kepada masyarakat
(3) kurangnya partisipasi masyarakat untuk mengenai Dana Desa; (9) penggunaan
membangun dan memajukan Desa; Aplikasi Sistem Keuangan Desa
(4) Regulasi yang selalu berubah; (Siskeudes) untuk meminimalisir
(5) ketidakpastian pencairan Dana Desa kesalahan dalam pelaporan dan
setiap tahapan; (6) berkurangnya besaran pertanggungjawaban Pengelolaan Dana
Dana Desa setiap tahun akibat adanya Sisa Desa; (10) meminimalisir kegiatan-
Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA); dan kegiatan yang tidak akan terealisasi
(7) dampak hukum terhadap kesalahan dalam satu tahun anggaran;
penggunaan Dana Desa. Sedangkan dilihat (11) melakukan koordinasi dengan
dari kekuatan (strenghts) dan peluang pemerintah Kecamatan dan Pemerintah
(oppoetunities), meliputi: (1) memiliki Daerah untuk mengadakan pendidikan
pedoman pelaksanaan dan regulasi aturan; dan pelatihan mengenai pengelolaan
(2) jarak tempuh yang dekat antara Desa ke Keuangan Desa; dan (12) melakukan
Kecamatan dan ke Ibukota Kabupaten; konsultasi dan koordinasi mengenai
(3) adanya Sumber Daya Manusiaberupa perubahan aturan mengenai pengelolaan
aparatur Desa dan pendamping Desa; Dana Desa.
(4) adanya Sumber Dana berupa Dana Penulis menggunakan Litmus Test
Desa; (5) Keikutsertaan masyarakat dalam terhadap hasil teknik SWOT sehingga
membangun Desa; (6) pembukaan ditemukan dua isu-isu yang pandang
lapangan kerja baru; dan (7) perbaikan sangat strategis, yaitu: perbaikan
sarana dan prasarana infrastruktur Desa. Perencanaan pembangunan di Desa dengan
3. Strategi mengatasi Faktor Penghambat melibatkan masyarakat, dan peningkatan
Pengelolaan Dana Desa di Kecamatan Kapasitas Aparat Desa mengenai
Kota Soe, meliputi: (1) perbaikan pengelolaan Keuangan Desa.
Perencanaan pembangunan di Desa
dengan melibatkan masyarakat; Kesimpulan
(2) pemanfaatan Dana Desa untuk 1. Pengelolaan Dana Desa belum
membuka lapangan kerja baru guna sepenuhnya efektif di Kecamatan Kota
peningkatan penghasilan dari Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan
masyarakat; (3) pemanfaatan Dana Desa Provinsi Nusa Tenggara Timur.
untuk perbaikan Sarana dan Prasarana 2. Faktor Penghambat dan pendukung
di Desa, berdasarkan aturan yang pengelolaan Dana Desa dilihat dari
berlaku; (4) peningkatan Kapasitas kelemahan (weakness) dan ancaman
Aparat Desa mengenai pengelolaan (threats), meliputi: rendahnya kapasitas
Keuangan Desa; (5) penyediaan Sumber Daya Manusia, minimnya
pelatihan bagi masyarakat untuk sarana dan prasarana pada pemerintah
mengembangkan diri dan keterampilan; desa, kurangnya partisipasi masyarakat
(6) peningkatan sosialisasi dan untuk membangun dan memajukan

59
JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA
 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 53 – 62
Desa, regulasi yang selalu berubah, c. Pemanfaaatan dan penggunaan
ketidakpastian pencairan Dana Desa aplikasi Sistem Keuangan Desa
setiap tahapan, berkurangnya besaran (Siskeudes) secara baik, serta perlu
Dana Desa akibat adanya Sisa Lebih peningkatan kemampuan perangkat
Pembiayaan Anggaran (SILPA), dan desa melalui pelatihan;
dampak hukum terhadap kesalahan d. Diterapkannya dengan pola jemput
penggunaan Dana Desa. Sedangkan bola agar tidak terjadi keterlambatan
dilihat dari kekuatan (strenghts) dan penyampaian laporan
peluang (oppoetunities), meliputi: pertanggungjawaban;
memiliki pedoman pelaksanaan dan 2. Faktor Penghambat dan Faktor
regulasi aturan, jarak tempuh yang Pendukung Pengelolan Dana Desa,
dekat dari Desa-Kecamatan-Ibukota antara lain:
Kabupaten, Sumber Dana berupa Dana a. Perlu adanya peningkatan kapasitas
Desa dan Sumber Daya Manusia berupa Sumber Daya Manusia melalui
aparatur Desa dan pendamping Desa, ; Pendidikan dan Pelatihan;
Keikutsertaan masyarakat dalam b. Perbaikan sarana dan prasarana pada
membangun Desa, pembukaan lapangan pemerintah desa, baik itu gedung
kerja baru, dan perbaikan sarana, kantor desa, maupun peralatan
prasarana infrastruktur Desa. pendukung melalui pengusulan
3. Strategi mengatasi Faktor Penghambat pengadaan barang dan jasa;
Pengelolaan Dana Desa di Kecamatan c. Peningkatan partisipasi masyarakat
Kota Soe Kabupaten Timor Tengah untuk membangun dan memajukan
Selatan, penulis menentukan dua Desa, melalui pendekatan personal;
strategis yang dipandang sangat d. Koordinasi secara berjenjang untuk
strategis, yaitu: perbaikan perencanaan mengelola Dana Desa untuk
pembangunan di Desa dengan mengurangi Sisa Lebih Pembiayaan
melibatkan masyarakat, dan Anggaran;
peningkatan Kapasitas Aparat Desa e. Sosialisasi terkait dampak hukum
mengenai pengelolaan Keuangan Desa. terhadap kesalahan penggunaan
Dana Desa dengan bekerja sama
Saran dengan Kejaksaan Negeri Soe; dan
1. Dalam Pengelolaan Dana Desa, antara f. Perencanaan program dan kegiatan
lain: dengan melihat potensi di Desa
a. Mengikutsertakan masyarakat dalam sehingga membuka lapangan kerja
menuangkan aspirasi dalam kegiatan baru di Desa.
di desa, penataan arsip, dan
memaksimalkan peran pendamping 3. Strategi mengatasi Faktor Penghambat
desa di Kecamatan Kota Soe; Pengelolaan Dana Desa di Kecamatan
b. Dalam pembangunan fisik lebih Kota Soe Kabupaten Timor Tengah
mengedepankan peran masyarakat, Selatan, antara lain:
memaksimalkan pencairan dana, a. Pemerintah Kabupaten Timor
serta pemanfaatan Badan Usaha Tengah Selatan perlu melakukan
Milik Desa (BUMDes); perbaikan perencanaan pembangunan
di Desa dengan melibatkan

60
PENGELOLAAN DANA DESA...[Dedy Williams Nobais]

masyarakat dan pembuatan aturan dan pendanaan untuk peningkatan


serta pendanaan, dan Kapasitas Aparat Desa mengenai
b. Pemerintah Kabupaen Timor Tengah pengelolaan Keuangan Desa.
Selatan perlu menyiapkan program

DAFTAR REFERENSI

Buku:
Adisasmita, Raharjo. 2011, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah, Graha Ilmu,
Yogyakarta
Arikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi VI, Rineka
Cipta, Jakarta
Badrudin. 2014, Dasar-Dasar Manajemen, Alfabeta. CV, Bandung
Bastian, Indra. 2016, Strategi Manajemen Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta
Brantas. 2009, Dasar-dasar Manajemen, Alfabeta. CV, Bandung
Fathoni, Abdurahmat. 2006, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Rineka
Cipta, Jakarta
Gulo, W. 2010, Metodologi Penelitian, Grasindo, Jakarta
Hasibuan, Melayu S.P. 2016, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, Cetakan kedua
puluh, PT. Bumi Aksara, Jakarta
Nain, Umar.2017, Relasi Pemerintahan Desa dan Supra Desa dalam Perencanaan dan
Penganggaran Desa, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Nazir, Moh. 2014, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta
Patilima, Hamid. 2013, Metode Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta, Bandung
Rukminto Adi, Isbandi. 2013, Intervensi Komunitas: Pengembangan Masyarakat sebagai
upaya pemberdayaan masyarakat, Rajawali Perss, Jakarta
Rusidi. 2006, Metodologi Penelitian, Program Pascasarjana UNPAD, Bandung
Satori, Djam’an. dan Aan Komariah, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta,CV.,
Bandung
Silalahi, Ulber. 2012, Metode Penelitian Sosial, Rafika Aditama, Bandung
Simangunsong, Fernandes. 2014. Transformasi Organisasi : Perubahan Status Desa menjadi
Kelurahan. Bandung : Alfabeta.
Simangungsong, Fernandes. 2016, Metodologi Penelitian Pemerintahan, Alfabeta, Bandung
Soehartono, Irawan. 2011, Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya Offset,
Bandung
Soleh, Chabib dan Heru Rochmansjah. 2014, Pengelolaan Keuangan Desa,
FOKUSMEDIA, Bandung
Sugiyono. 2017, Metode Penelitian Pendidikan Kuatitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta,
Bandung
Suharto, Edi. 2014, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat, PT. Refika Aditama
Sujarweni, Wiratna V. 2015, Akuntansi Desa, Panduan Tata Kelola Keuangan Desa, Pustaka
Baru Press, Yogyakarta
Supriatna, Tjahya. 2010, Sistem Pemerintahan Desa, Indra Prahasta, CV., Bandung

61
JURNAL ILMIAH WAHANA BHAKTI PRAJA
 Vol. 9 No. 1, April 2019 : 53 – 62
Terry, George R. dan Leslie W. Rue. 2014, Dasar-Dasar Manajemen, edisi Bahasa
Indonesia-cetakan kelima belas, PT. Bumi Aksara, Jakarta
Usman. 2000, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Wasistiono, Sadu, dan Irwan Thahir, 2006, Prospek Pengembangan Desa, Fokus Media,
Bandung
Peraturan:
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Pemerintahan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan
Desa
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun
2015 tentang Pendampingan Desa
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 19
Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018
Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 27 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa
Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peratiran Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 27 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa
Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan Nomor 47 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Keuangan Desa Tahun 2018
Sumber Lainnya:
Fernandes Simangunsong and Imelda Hutasoit, 2017. Empirical Study on Implementation of
Village Fund for Issue of Urbanization from West Java Province to State Capital of Jakarta.
International Business Management, 11: 1058-1072.
DOI: 10.3923/ibm.2017.1058.1072
URL: http://medwelljournals.com/abstract/?doi=ibm.2017.1058.1072

Simangunsong, F. and Wicaksono, S. (2017) Evaluation of Village Fund Management in


Yapen Islands Regency Papua Province (Case Study at PasirPutih Village, South Yapen
District). Open Journal of Social Sciences, 5, 250-268. doi: 10.4236/jss.2017.59018
URL: https://www.scirp.org/journal/PaperInformation.aspx?PaperID=79319

How To Cite:
Williams, Dedy. (2019). “Pengelolaan Dana Desa Di Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor
Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur”. Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja
(Lembaga Riset dan Pengkajian Strategi Pemerintahan IPDN) 9:53-62. Bandung,
Indonesia.
URL : http://ejournal.ipdn.ac.id/JIWBP/article/view/346
DOI : doi.org/10.33701/jiwbp.v9i1.346

62

Anda mungkin juga menyukai