1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Penatausahaan
a. Buku pembantu bank merupakan buku catatan penerimaan dan pengeluaran melalui
rekening kas Desa.
b. Buku pembantu pajak merupakan buku catatan penerimaan potongan pajak dan
pengeluaran setoran pajak, dan
c. Buku pembantu panjar merupakan catatan pemberian dan pertanggungjawaban uang
panjar.
4. Pelaporan
5. Pertanggungjawaban
Penyelarasan ini dalam rangka desa mendapatkan informasi terkait dengan kebijakan
kabupaten/kota yang diantaranya meliputi:
a. RPJMD Kab/kota
b. Renstra SKPD
Dilakukan dengan cara 1). mengambil data desa terkait dengan SDA, SDM dan Sumber
Daya Pembangunan, 2). Perbandingan data Desa dengan kondisi terkini.
Dilakukan untuk menemukenali potensi dan peluang pendayagunaan sumber daya Desa,
dan masalah yang dihadapi Desa. Metode yang digunakan adalah FGD. Alat yang dipakai
adalah Sketsa Desa, Kalender Musim dan Bagan Kelembagaan.
Laporan hasil pengkajian keadaan desa diserahkan kepada Kepala Desa yang selanjutnya
diserahkan kepada BPD dalam rangka penyusunan RPJM-Desa melalui Musyawarah
Desa.
4. Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Desa
d. Rencana pelaksana kegiatan Desa yang akan dilaksanakan oleh perangkat Desa,
unsur masyarakat Desa, kerjasama antar Desa, dan/atau kerjasama Desa dengan pihak
ketiga.
- Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa
dilaksanakan melalui rekening kas desa (pasal 24 ayat 1 Permendagri 113 Tahun 2014).
- Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan
sah (pasal 24 ayat 3 Permendagri 113 Tahun 2014).
- Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat dilakukan sebelum
rancangan peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa(pasal 26
ayat 1 Permendagri 113 Tahun 2014). Pengecualian untuk belanja pegawai yang
bersifat mengikat dan operasional kantor yang sebelumnya telah ditetapkan dalam
Peraturan Kepala Desa.
A. Tugas dan Tanggungjawab Pelaku Keuangan Desa
Mengajukan SPP
Menyetujui SPP
Laporan Pertanggungjawaban
Ditegaskan dalam asas pengelolaan keuangan adanya asas partisipatif. Hal itu
berarti dalam pengelolaan keuangan desa harus dibuka ruang yang luas bagi peran
aktif masyarakat. Sejauh yang ditetapkan dalam Permendagri, Laporan realisasi dan
laporan pertanggungjawaban realisasi/pelaksanaan APBDesa wajib diinformasikan
secara tertulis kepada masyarakat dengan menggunakan media yang mudah diakses
oleh masyarakat.
a. Profil Desa
b. Penganggaran
c. Penatausahaan
d. Laporan Keuangan Desa
Penerapan sistem keuangan desa (Siskeudes) ini tentu memiliki kelebihan dan
kelemahan. Adapun kelebihan dari sistem keuangan desa (Siskeudes) ini yaitu (1) sesuai
peraturan, (2) memudahkan tata kelola keuangan desa, (3) kemudahan penggunaan aplikasi,
(4) dilengkapi dengan sistem pengendalian intern (Built-in Internal Control), (5) didukung
dengan petunjuk pelaksanaan implementasi dan manual aplikasi. Disamping kelebihan
tersebut, kelemahan dari sistem keuangan desa (Siskeudes) ini yaitu sulitnya memahami
penggunaan aplikasi ini karena aplikasi yang masih baru diterapkan sehingga para pegawai
sulit untuk mengaplikasikannya. Selain itu kuranganya pelatihan penggunaan sistem
keuangan desa (Siskeudes) yang diberikan bagi para pegawai.
Proses penginputan dalam sistem keuangan desa (Siskeudes) dilakukan sekali sesuai
dengan transaksi yang ada dan dapat menghasilkan output berupa dokumen penatausahaan
dan laporanlaporan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Dalam proses
pelaksanaannya, sebelum menginput data ke dalam aplikasi siskeudes, desa harus
menetapkan RAB (Rancangan Anggaran Biaya) yang telah diseseuaikan sebelumnya dengan
yang tertera dalam sistem. RAB (Rancangan Anggaran Biaya) yang akan diinput tersebut
merupakan rancangan yang akan digunakan untuk tahun berikutnya.
Aplikasi sistem keuangan desa (Siskeudes) ini harus disesuaikan dulu dengan apa
yang ada pada sistem. Jika RAB tersebut tidak sesuai dengan apa yang ada dalam sistem,
maka sistem tidak dapat menginput data. Tentunya hal ini juga dapat membantu para pegawai
dalam bekerja, dimana pegawai akan dituntut untuk bekerja dengan aturan yang telah
ditentukan sehingga hasil kerjanya juga akan semakin baik. Selain RAB terdapat beberapa
dokumen yang diinput dalam sistem keuangan desa (Siskeudes) yaitu dokumen
penatausahaan, bukti penerimaan, Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Setoran Pajak
(SSP), laporan penganggaran (Perdes APBDesa, APBDesa per sumber dana), serta laporan
penatausahaan (Buku kas umum, Buku bank, Buku pajak, Buku Pembantu, dan Register).
Laporanlaporan yang akan diinput ke sistem, sebelumnya akan dibuat oleh pegawai yang
bertugas yang telah dibagi ke bidang masing-masing. Setelah pegawai desa membuat
rancangan laporan yang sesuai dan telah mendapat persetujuan selanjutnya akan diberikan
kepada operator untuk diinput ke sistem. Pernyataan diatas dapat diperkuat juga dari hasil
observasi yang diperoleh di lokasi penelitian.
a. Saldo Awal
Menu saldo awal digunakan untuk mencatat aset desa dengan bagan akun yang
sederhana. Dalam menginput Saldo awal agar memperhatikan data aset yang
dicatat/diadministrasikan di desa.Sebelum menginput saldo awal aset pada bagan akun
sederhana, setiap desa agar melakukan inventarisasi aset desa dan mengelompokkan hasil
inventarisasi dalam rekening yang sudah ditetapkan.
Contoh:
Rincian aset tersebut dibuat dalam kertas kerja tersendiri. Untuk mengisikan daftar aset
tersebut buka menu Data Entri >> Pembukuan >> Saldo Awal
b. Penyesuaian
c. Laporan Pembukuan
Menu Laporan Pembukuan digunakan untuk mencetak laporan keuangan yang
harus disajikan oleh pemerintah desa, meliputi:
Jajaran Polres Klaten menangani dua kasus tindak pidana korupsi (tipikor) dana desa. Yakni
ST, bendahara salah satu desa di Kecamatan Jogonalan dan NW, mantan kapala desa (kades) di
Kecamatan Klaten Selatan. Kasus yang menyeret ST bermula dari proyek pembangunan gedung
pertemuan. Menelan anggaran Rp 500 juta, dan sudah turun Rp 250 juta. Akibat perbuatan ST,
menyebabkan kerugian negara sekitar Rp 347 juta.
“Digunakan ST untuk keperluan pribadinya. Hasil penyelidikan, pelaku tak hanya menikmati
uang Rp 250 juta saja. Tetapi juga anggaran lainnya. Seperti pengadaan kursi yang tidak sesuai
nominal. Juga penerimaan pajak yang sudah dipungut, tetapi tidak disetorkan ke kas negara,”
terang Kasat Reskrim Polres Klaten AKP Andriyansyah Rithas Hasibuan. ST juga menilep pajak
pertambahan nilai (PPN) dana desa tahap III di 2018. Hasil penyidikan, menetapkan ST sebagai
tersangka, bulan ini. Namun, dia tidak ditahan. Mengingat yang bersangkutan selalu kooperatif
terhadap kepolisian selama proses penyidikan.
“Pelaku sudah mengembalikan kerugian negara Rp 250 juta. Tetapi kan masih ada kerugian
lainnya sekitar Rp 97 juta yang belum dikembalikan,” imbuh Andriyansyah. ST diketahui ikut
mencalonkan diri sebagai kades. Tetapi gagal saat pencoblosan. “Kami meminta keterangan
sejumlah saksi. Mulai dari perangkat desa hingga tim pengelola kegiatan (TPK) desa. Atas
perbuatannya, pelaku kami sangkakan dengan pasal 2 dan pasal 3 Undang-Undang (UU)
Tipikor,” terang kasat reskrim.
Kasus lainnya menyeret NW, mantan kades di Kecamatan Klaten Selatan. Menilep dana desa
tahun anggaran 2018/2019 dengan total kerugian negara mencapai Rp 242 juta. Di antaranya
pemotongan PPN dan pajak penghasilan (PPh) yang tidak disetorkan ke kas negara.
“Kemudian rehab BUMDes (badan usaha milik desa) yang tidak dijalankan sebagaimana
mestinya. Juga pembangunan talut saluran air yang tidak direalisasikan. Padahal uangnya sudah
habis,” beber kasat. Kepolsian sudah meminta keterangan dari saksi, seperti perangkat desa
hingga TPK. Hasilnya, NW ditetapkan sebagai tersangka dan disangkakan pasal 2 dan pasal 3
UU Tipikor. “Kedua kasus tipikor ini merupakan hasil temuan dari kepolisian. Kasus ini bisa
dilaporkan dan identitas pelapor kami rahasiakan,” ujarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Post, J. 2 Perangkat Desa Korupsi Dana Desa, Rugikan Negara Ratusan Juta. Diperoleh dari
Jawa Post Radar Solo: https://radarsolo.jawapos.com/read/2020/10/24/221038/2-
perangkat-desa-korupsi-dana-desa-rugikan-negara-ratusan-juta (diakses pada 30
November 2020)
Acha. 2019. Modul Pelaporan Pada Aplikasi Siskeudus. Diperoleh dari :
https://www.keuangandesa.info/2019/02/modul-pelaporan-pada-aplikasi-siskeudes.html
(diakses pada 1 November 2020)
https://risehtunong.blogspot.com/2015/12/4-asas-utama-pengelola-keuangan-desa.html
https://katadesa.id/index.php/daya-desa-1/225-tahapan-penganggaran-keuangan-desa