Anda di halaman 1dari 9

‫‪Khutbah Jumat: 3 Akhlak Pemilih yang Baik dalam Islam‬‬

‫‪Pemilihan pemimpin merupakan salah satu hal yang sangat‬‬


‫‪penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai‬‬
‫‪seorang warga negara, yang memiliki hak suara, seyogianya kita‬‬
‫‪memiliki akhlak dalam memilih calon pemimpin, yang kelak akan‬‬
‫‪menahkodai Indonesia dalam pelbagai level; legislative dan‬‬
‫‪eksekutif.‬‬

‫‪Khutbah I‬‬

‫علَى أم ْو ُّر الدُّ ْن َيا َو ّ‬


‫الدي ّْنُ‬ ‫ب ْال َعالَ ّميْنَ ‪َ ،‬و ّب ُّه نَ ْست َ ّعيْنُ َ‬ ‫لِل َر ُّ‬‫ْال َح ْمدُ ّ ُّٰ‬
‫س ّليْنَُ نَ ّب ّينَا م َح َّمدُ‬ ‫اء َو ْالم ْر َ‬ ‫ف اْأل َ ْن ّبيَ ُّ‬ ‫علَى أ َ ْش َر ُّ‬ ‫س ََلمُ َ‬ ‫ص ََلةُ َوال َّ‬ ‫َوال َّ‬
‫ن ت َ ّب َعه ُْم‬‫ص َحا ّب ُّه َوالتَّا ّب ّعيْنَُ َو َم ُْ‬ ‫علَى ٰا ّل ُّه َوأ َ ْ‬ ‫سلَّ َُم َو َ‬
‫علَ ْي ُّه َو َ‬ ‫صلَّى للاُ َ‬ ‫َ‬
‫ل ش َّري َُ‬
‫ْك‬ ‫ل للا َو ْحدَهُ َ ُ‬ ‫ل إّ ٰل ُهَ إّ َّ ُ‬
‫ن َُ‬ ‫الدي ّْن‪ ،‬أ َ ْش َهدُ أ َ ُْ‬ ‫لى يَ ْو ُّم ّ‬ ‫سانُ إّ َُ‬ ‫بّإّ ْح َ‬
‫عبْدهُ َو َرس ْولهُ‬ ‫س ّيدَنَا م َحـ َّمدًا َ‬ ‫ن َ‬ ‫ق اْلم ّبيْن‪َ .‬وأ َ ْش َهدُ أ َ َُّ‬ ‫لَهُ ْال َم ّلكُ ْال َح ُُّ‬
‫للاَ َح َُّ‬
‫ق‬ ‫اضر ْونَُ‪ .‬اّتَّقوا ُ‬ ‫صادّقُ ْال َو ْع ُّد اْأل َ ّميْن‪ .‬أ َ َّما َب ْعدُ فَ َيا أَيُّ َها ْال َح ّ‬ ‫َ‬
‫ل للاُ ت َ َعالَى; ٰيٰٓاَيُّ َها‬ ‫ل َوأ َ ْنت ُْم م ْس ّلم ْونَُ‪ .‬فَقَا َُ‬ ‫ن ّإ َّ ُ‬
‫ل تَم ْوت َُّ‬ ‫تقَاتّ ُّه َو َ ُ‬
‫ن َّر ْح َمتّهُ‬ ‫ّللاَ َو ٰا ّمن ْوا ّب َرس ْو ّلهُ يؤْ تّك ُْم ّك ْفلَي ُّ‬
‫ْن ّم ُْ‬ ‫الَّ ّذيْنَُ ٰا َمنوا اتَّقوا ُٰ‬
‫ّللا غَف ْورُ َّر ّحيْمُ‬ ‫ل لَّك ُْم ن ْو ًرا ت َ ْمش ْونَُ ّبهُ َويَ ْغ ّف ُْر لَك ُْم َو ُٰ‬ ‫َويَ ْج َع ُْ‬
Hadirin jamaah Jumat yang mulia

Pada khutbah kali ini, khatib akan menyampaikan materi


khutbah berjudul: 3 Akhlak Pemilih yang Baik dalam Islam. Hal
ini penting untuk disampaikan agar kita bisa menjadi seorang
yang bijak dan tepat dalam memilih pemimpin yang akan
menjadi sosok penentu kebijakan. Dalam hal ini, Islam
memberikan rambu-rambu dan etika dalam memilih calon
pemimpin. Pasalnya, seorang pemimpin memiliki peran yang
sangat besar dalam kehidupan umat dan warga masyarakat.
Pemimpin yang baik dan berintegritas akan dapat menjalankan
tugasnya dengan baik dan membawa kemaslahatan bagi umat.
Berdasarkan panduan Al-Qur’an, setidaknya ada 3 akhlak dalam
Islam untuk memilih pemimpin. Hal ini dimaksudkan untuk
mendidik masyarakat dalam menentukan calon pemimpin ke
depan.
Hadirin jamaah Jumat yang mulia Pertama, menjadi pemilih yang
cerdas. Pemilih cerdas adalah pemilih yang memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang calon yang akan
dipilihnya. Pemilih cerdas tidak akan memilih calon hanya
berdasarkan emosi atau ajakan orang lain, terlebih ingin memilih
karena materi atau politik uang. Seorang pemilih yang cerdas
akan memilih calon berdasarkan pertimbangan yang rasional
dan berdasarkan program kerja serta visi misi calon yang
tersedia.

Dalam Islam, seorang Muslim seyogianya menjadi seorang yang


cerdas dan jujur. Pemilih yang cerdas akan menyadari betapa
pentingnya memilih pemimpin yang terbaik. Pasalnya, bila salah
dalam menentukan pilihan, maka pejabat yang terpilih akan
mudah korupsi dan menyelewengkan jabatannya.
Dalam Al-Qur'an Q.S al-A'raf [7] ayat 198, Allah berfirman;

َُ‫ْصر ْون‬
ّ ‫ل يب‬ َُ ‫َوت َ ٰرىه ُْم يَ ْنظر ْونَُ اّلَي‬
ُ َ ‫ْك َوه ُْم‬

Artinya: "Jika kamu menyeru mereka (berhala-berhala) untuk


memberi petunjuk, mereka tidak dapat mendengarnya. Kamu
mengira mereka memperhatikanmu, padahal mereka tidak
melihat."

Menurut ulama tafsir ada tiga kata yang digunakan Al-Quran


untuk menunjuk pandangan mata manusia.

Pertama, ‫( نظر‬nazhar), yakni melihat bentuk dan gambaran


sesuatu.
kedua, ‫( بصر‬bashar), yakni melihat dengan mengetahui seluk
beluk serta perincian yang bersifat indrawi dari apa yang dilihat.
ketiga adalah ‫( رأى‬ra’a), yakni melihat disertai dengan
mengetahui secara mendalam atas hakikat sesuatu.

Ayat di atas, dapat kita simpulkan bahwa Allah SWT menyerukan


kepada manusia untuk menjadi orang yang cerdas. Kecerdasan
ini dapat diperoleh dengan cara menggunakan akal pikiran
dengan sebaik-baiknya, merenungkan ciptaan Allah SWT, dan
belajar dari para ahli.
Demikian juga dalam Al-Qur'an Q.S Yusuf ayat 54, Allah
berfirman agar manusia menjadi orang yang jujur dan cerdas.
Pasalnya, kejujuran dan kecerdasan modal dasar manusia untuk
hidup di dunia. Jika dua hal itu dipegang, niscaya manusia kelak
akan selamat.

َُ ‫ي فَلَ َّما َكلَّ َمهُ قَا‬


ُ‫ل اّنَّ َك‬ ُْ ‫صهُ ّلنَ ْف ّس‬ ُْ ّ‫ل ْال َم ّلكُ ائْت ْون‬
ْ ‫ي ّب ُٰٓه ا َ ْست َ ْخ ّل‬ َُ ‫َوقَا‬
ُ ‫ْاليَ ْو َُم لَدَ ْينَا َم ّكي‬
ُ‫ْن ا َ ّميْن‬

Artinya: "Raja berkata, “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku agar aku


memilih dia (sebagai orang yang dekat) kepadaku.” Ketika dia
(raja) telah berbicara kepadanya, dia (raja) berkata,
“Sesungguhnya (mulai) hari ini engkau menjadi seorang yang
berkedudukan tinggi di lingkungan kami lagi sangat dipercaya.”

Menurut Profesor Quraish Shihab, ayat ini mendahulukan kata


ُ‫( َح ّفيْظ‬hafîzh/pemelihara) daripada kata ‫ع ّلي ُْم‬
َ (‘alîm/amat
berpengetahuan). Ini karena pemeliharaan amanah lebih
penting daripada pengetahuan. Seseorang yang memelihara
amanah dan tidak berpengetahuan akan terdorong untuk meraih
pengetahuan yang belum dimilikinya. Sebaliknya, seseorang
yang berpengetahuan tetapi tidak memiliki amanah, bisa jadi ia
menggunakan pengetahuannya untuk mengkhianati amanah.
Hadirin jamaah Jumat yang mulia Kedua, menghargai pilihan
orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita akan bertemu
dengan berbagai macam orang dengan latar belakang dan pilihan
yang berbeda-beda. Termasuk dalam kategori pemilihan umum,
tak tertutup kemungkinan antara istri dan suami berbeda, begitu
juga orang tua dan anaknya. Pun, antara tetangga dengan
tetangga lainnya. Hal ini wajar karena setiap orang memiliki hak
untuk memilih apa yang mereka yakini dan inginkan. Perbedaan
pilihan itu wajar, terlebih calon yang akan dipilih pun beragam.
Sebagai seorang Muslim, kita diajarkan untuk menghargai
pilihan orang lain, meskipun berbeda dengan pilihan kita.

Allah berfirman dalam Q.S an-Nahl [16] ayat 93;

‫ن يَّش َۤا ُء‬


ُْ ‫ل َم‬ ُُّ ‫ُّض‬
ّ ‫ني‬ ُْ ‫احدَُة ً َّو ٰل ّك‬ ُٰ ‫َولَ ُْو ش َۤا َُء‬
ّ ‫ّللا لَ َجعَلَك ُْم ا َّم ُةً َّو‬
َُ‫ع َّما ك ْنت ُْم ت َ ْع َمل ْون‬ َُّ ‫ن يَّش َۤاءُ َولَت ْسـَٔل‬
َ ‫ن‬ ُْ ‫ّي َم‬
ُْ ‫َويَ ْهد‬

Artinya: "Seandainya Allah berkehendak, niscaya Dia


menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Dia menyesatkan
siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa
yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima
petunjuk). Kamu pasti akan ditanya tentang apa yang kamu
kerjakan."

Perbedaan adalah kehendak Allah, tetapi Allah tidak


menghendaki perbedaan itu menjadi sumber perpecahan dan
konflik. Allah menghendaki perbedaan itu menjadi sumber
kebaikan dan kemajuan bagi umat manusia. Sejatinya, dengan
perbedaan, manusia dapat saling belajar dan bertukar pikiran.
Dengan perbedaan, manusia dapat saling melengkapi dan saling
menguatkan. Dengan perbedaan, manusia dapat menciptakan
hal-hal baru dan bermanfaat bagi umat manusia. Oleh karena itu,
kita harus menyikapi perbedaan dengan bijak dan bijaksana. Kita
harus saling menghormati dan menghargai perbedaan. Kita
harus saling berlomba-lomba dalam kebajikan, bukan dalam
permusuhan.

Hadirin jamaah Jumat yang mulia Ketiga, menjadi pemilih yang


adil dan bersih. Secara sederhana, pemilih yang adil adalah
pemilih yang memberikan suaranya sesuai dengan hati
nuraninya, tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak
relevan. Seorang pemilih yang adil juga tidak melakukan
kecurangan dalam pemilihan umum, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Lebih lanjut, pemilih yang adil memiliki
peran penting dalam mewujudkan pemilihan umum yang jujur
dan adil. Dengan memberikan suaranya sesuai dengan hati
nuraninya dan tanpa melakukan kecurangan, pemilih yang adil
dapat membantu memilih pemimpin yang terbaik untuk bangsa
dan negara.
Dalam Q.S Al-Maidah [5] ayat 8;

ُ‫ط َو َل‬ ُّ ‫لِلّ ش َهدَ ۤا َُء ّب ْال ّق ْس‬


ُٰ ّ َُ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ّذيْنَُ ٰا َمن ْوا ك ْون ْوا قَ َّو ّاميْن‬
ُ‫ل ت َ ْعدّل ْوا ۗاّ ْعدّل ْواُ ه َُو ا َ ْق َرب‬ ُ َّ َ ‫ع ٰلٰٓى ا‬
َ ُ‫شن َٰانُ قَ ْوم‬
َ ‫يَ ْج ّر َمنَّك ُْم‬
َُ‫ّللاَ َخ ّبيْرُ ّب َما ت َ ْع َمل ْون‬ ُٰ ‫ن‬ ُٰ ‫ى َواتَّقوا‬
َُّ ّ‫ّللاَ ۗا‬ ُ ‫ّللت َّ ْق ٰو‬

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu


penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang
bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu
kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil
karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu
kerjakan."

Hadirin jamaah Jumat yang mulia Ulama tafsir mendefinisikan


adil dengan penempatan sesuatu pada tempat yang semestinya.
Ini mengantar kepada persamaan, walau dalam ukuran kuantitas
boleh jadi tidak sama. Di sisi lain, ada juga ulama yang
menjelaskan bahwa adil adalah memberikan kepada pemilik
hak-haknya melalui jalan yang terdekat.

Terakhir, itulah etika dan rambu-rambu Islam dalam memilih


calon pemimpin. Sejatinya, Islam menekankan kita untuk
menjadi pemilih yang baik. Pemilih yang baik adalah pemilih
yang memiliki kesadaran politik yang tinggi, mampu
menggunakan hak pilihnya secara cermat dan bertanggung
jawab, serta berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi.

ُْ ّ‫آن ْال َك ّري ُّْم َونَفَعَن‬


‫ي َو ّإيَّاك ُْم ّب َما‬ ُّ ‫ي ْالق ْر‬ ُْ ّ‫ي َولَك ُْم ف‬ ُْ ‫ك للاُ ّل‬
َُ ‫ار‬ َ َ‫ب‬
‫ي َو ّم ْنك ُْم تّ ََل َوتَهُ ّإنَّهُ ه َُو‬
ُْ ّ‫ل ّمن‬َُ َّ‫الذ ْك ُّر ْال َح ّكي ُّْم َوتَقَب‬
ّ َُ‫فّ ْي ُّه ّمن‬
َُ‫ب لَعَلَّك ُْم ت ْف ّلح ْون‬ُّ ‫ فَا ْعت َ ّبر ْوا يَآ أ ْو ّلى اْأل َ ْلبَا‬،‫الر ّحيْم‬ َّ ُ‫ْالغَف ْور‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫ّللا أ َ ْش َهدُ أ َ ْنُ‬ ‫ن َهدَانَا َُّ‬ ‫ل أ َ ُْ‬ ‫ّي لَ ْو َ ُ‬ ‫لِل الَّذّي َهدَانَا ّل َهذَا َو َما كنَّا ّلنَ ْهتَد َُ‬ ‫ْال َح ْمدُ ّ َُّّ‬
‫عبْدهُ َو َرس ْولهُ‬ ‫ن م َح َّمدًا َ‬ ‫ْك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ ُْ‬ ‫ل ّإلَ ُهَ ّإ َّلللاُ َو ْحدَهُ َلش َّري َُ‬ ‫َُ‬
‫س ّي ّدنَا م َح َّمدُ‬ ‫علَى َ‬ ‫ك َ‬ ‫ار ُْ‬ ‫س ّل ُْم َوبَ ّ‬ ‫ل َو َ‬ ‫ص ُّ‬ ‫ي بَ ْعدَهُ‪ .‬اللهم َ‬ ‫َلنَ ّب َُّ‬
‫الطا ّه ّريْنَُ أ َ َّما بَ ْعد‪ ،‬فَيَا آيُّ َها‬ ‫ص ْحبّ ُّه الم َجا ّه ّديْنَُ َّ‬ ‫علَى آ ّل ُّه َو َ‬ ‫َو َ‬
‫ع ّت ُّه لَ َعلَّك ُْم ت ْف ّلح ْونَُ‪َ .‬يا أَيُّ َها‬ ‫طا َ‬ ‫للا َو َ‬ ‫َّاي ّبت َ ْق َوى ُّ‬ ‫صيْك ُْم َو ّإي َُ‬ ‫اضر ْونَ ‪ ،‬أ ْو ّ‬ ‫ال َح ّ‬
‫ل َوأ َ ْنت ُْم م ْس ّلمونَُ‬ ‫ن ّإ َّ ُ‬ ‫ل تَموت َُّ‬ ‫ق تقَاتّ ُّه َو َ ُ‬ ‫ّللاَ َح َُّ‬ ‫‪،‬الَّذّينَُ آ َمنوا اتَّقوا َُّ‬
‫ل للاُ ت َ َعالَى فّي ّكتَا ّب ُّه ْال َك ّري ُّْم‬ ‫الزا ُّد الت َّ ْق َوى‪ .‬فَقَ ُْد قَا َُ‬ ‫ْر َّ‬ ‫ن َخي َُ‬ ‫َوتَزَ َّودوا فَإّ َُّ‬
‫ص ُّر‪ّ .‬إ َُّ‬
‫ن‬ ‫الر ّحي ّْمُ‪َ :‬و ْال َع ْ‬ ‫ن َّ‬ ‫الر ْح َم ُّ‬ ‫الر ّجي ّْم‪ّ ،‬ب ْس ُّم للاُّ َّ‬ ‫ان َّ‬ ‫ط ُّ‬ ‫ش ْي َ‬ ‫أَع ْوذُ ّباللُّ ّمنَُ ال َّ‬
‫ص ْوا‬‫ت َوت َ َوا َ‬ ‫صا ّل َحا ُّ‬ ‫ع ّملوا ال َّ‬ ‫ل الَّذّينَُ آ َمنوا َو َ‬ ‫سانَُ لَ ّفي خ ْسرُ‪ّ .‬إ َّ ُ‬ ‫اْل ْن َ‬ ‫ّْ‬
‫ي ّ يَا أَيُّ َها‬ ‫علَى النَّبّ ُ‬ ‫صلُّونَُ َ‬ ‫ّللاَ َو َم ََلئّ َكتَهُ ي َ‬ ‫ن َُّ‬ ‫صبْر‪ .‬إّ َُّ‬ ‫ص ْوا بّال َّ‬ ‫ق َوت َ َوا َ‬ ‫بّ ْال َح ُّ‬
‫س ّي ّدنَا‬ ‫علَى َ‬ ‫ل َ‬ ‫ص ُّ‬ ‫س ّلموا ت َ ْس ّلي ًما‪ .‬اللَّه َُّم َ‬ ‫علَ ْي ُّه َو َ‬ ‫صلُّوا َ‬ ‫الَّذّينَُ آ َمنوا َ‬
‫س ّي ّدنَا ّإب َْرا ّه َُ‬
‫يم‬ ‫علَى َ‬ ‫ْت َ‬ ‫صلَّي َُ‬ ‫س ّي ّدنَا م َح َّمدُ َك َما َ‬ ‫ل َ‬ ‫علَى آ ُّ‬ ‫م َح َّمدُ َو َ‬
‫علَى‬ ‫س ّي ّدنَا م َح َّمدُ َو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ك َ‬ ‫ار ُْ‬ ‫يم‪َ ،‬وبَ ّ‬ ‫س ّي ّدنَا ّإب َْرا ّه َ‬ ‫ل َ‬ ‫علَى آ ُّ‬ ‫َو َ‬
‫س ّي ّدنَا‬ ‫ل َ‬ ‫علَى آ ُّ‬ ‫يم َو َ‬ ‫س ّي ّدنَا ّإب َْرا ّه َُ‬ ‫علَى َ‬ ‫ت َ‬ ‫ار ْك َُ‬ ‫س ّي ّدنَا م َح َّمدُ َك َما بَ َ‬ ‫ل َ‬ ‫آ ُّ‬
‫يد‪ .‬اَللٰه َُّم ا ْغ ّف ُْر ّل ْلم ْس ّل ّميْنَُ‬ ‫ك َح ّميدُ َم ّج ُ‬ ‫يم‪ ،‬فّى ْالعَالَ ّمينَُ ّإنَّ َُ‬ ‫ّإب َْرا ّه َ‬
‫عنَّا ْالغ َََل َُء َو ْال َو َبا َُء‬ ‫ت‪ .‬اَللٰه َُّم ا ْدفَ ُْع َ‬ ‫ت َو ْالمؤْ ّم ّنيْنَُ َو ْالمؤْ ّمنَا ُّ‬ ‫َو ْالم ْس ّل َما ُّ‬
‫ن َبلَ ّدنَا ٰهذَا‬ ‫ع ُْ‬ ‫ك َ‬ ‫غيْر َُ‬ ‫ل َي ْدفَعهُ َ‬ ‫اض َو ْال ّفتَنَُ َما َ ُ‬ ‫الطاع ْونَُ َو ْالَ ْم َر َُ‬ ‫َو َّ‬
‫ب ْال َعالَ ّميْنَُ‪َ .‬ربَّنَا‬ ‫عا َّم ُةً َيا َر َُّ‬ ‫سائّ ُّر ّب ََل ُّد ْالم ْس ّل ّميْنَُ َ‬ ‫ن َ‬ ‫ع ُْ‬ ‫ص ُةً َو َ‬ ‫اّ ْند ْونّ ْي ّسيَّا خَا َّ‬
‫ار ّعبَا ُدَ للاُّ‬ ‫اب النَّ ُّ‬ ‫عذَ َُ‬ ‫سنَ ُةً َُو قّنَا َ‬ ‫ال ّخ َرةُّ َح َ‬ ‫سنَ ُةً َُو فّي ْ ٰ‬ ‫ٰاتّنَا فّي الدُّ ْنيَا َح َ‬
‫َاء َو ْالم ْن َك ُّر‬ ‫ن ْالفَ ْحش ُّ‬ ‫ع ُّ‬ ‫ان َويَ ْن َهى َ‬ ‫س ُّ‬ ‫ال ْح َ‬ ‫ل َو ْ ّ‬ ‫للاَ يَأْمرُ ّب ْال َع ْد ُّ‬ ‫ّن ُ‬ ‫‪.‬ا َُّ‬
‫للاَ ْالعَ ّظي َُْم يَ ْذك ْرك ُْم‪َُ .‬و ا ْشكر ْوهُ‬ ‫يَ ّعظك ُْم لَعَلَّك ُْم تَذَ َّكر ْونَُ‪ .‬فَا ْذكروا ُ‬
‫للا ا َ ْك َبرُ‬ ‫ع ٰلى ّن َع ّم ُّه َي ّز ْدك ُْم‪َ .‬ولَ ّذ ْكرُ ُّ‬ ‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai