Anda di halaman 1dari 3

Tugas PAI

Artikel : Berakal, Kritis dan Demokratis


Oleh : Maulana Hizrian Hazazi (XII IPA 7)
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum W.W.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang paling sempurna,
ini ditunjukkan dengan adanya akal dan nafsu yang kita miliki. Mungkin malaikat
adalah makhluk yang paling patuh kepada Allah, dan tidak mungkin berbuat dosa.
Sedangkan manusia, selain akal dan nafsu yang dapat membuat keimanan ragu,
setan juga bisa dengan mudah menghasut kita. Namun, jika manusia, dengan
segala ujian yang diberikan Allah, tetap beriman dan beribadah kepadaNya, maka
Allah akan memuliakan manusia itu bahkan lebih tinggi dari malaikat. Seperti firman
Allah pada surat Al-Isra ayat 70 :
ِ ‫ولََق ْد َكَّرمنَ ا بيِن آدم ومَح ْلنَ اهم يِف الْب ِّر والْبح ِر ورز ْقنَ اهم ِمن الطَّيِّب‬
‫ات‬ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ ََ َ ْ َ
ِ ْ ‫ض ْلنَاهم علَى َكثِ ٍري مِم َّن خلَ ْقنَ ا َت‬
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-)٧٠( ‫فض يال‬
َ ْ َ ْ ُ َّ َ‫َوف‬
isra-ayat-70-82.html
Yang artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezeki dan yang baik-baik
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah kami ciptakan. “ (Q.S. Al Isra:70)
Selain beribadah wajib seperti salat dan zakat, ada berbagai banyak bentuk
ibadah yang bisa dilakukan manusia sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah. Dari
beragam bentuk ibadah, yang akan diangkat dalam tulisan kali ini adalah usaha kita
untuk menjadi manusia yang berakal dengan bersikap kritis dan demokratis
Allah SWT berfirman :
Yang artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Dalam ayat tersebut, Allah secara tidak langsung untuk mengingat Allah,
bertadabbur dan mengamati tentang keadaan di sekitar kita dan mengaitkannya
dengan besarnya penciptaan Allah di semesta ini, serta menjadi golongan orang-
orang yang berakal.
Selain berpikir kritis dan tafakkur akan ciptaan Allah, tanda-tanda bagi orang
yang berakal juga dapat ditunjukkan seseorang dalam menyelesaikan masalahnya.
Cara terbaik yang disampaikan Allah SWT yang juga diajarkan oleh Rasulullah SAW
yaitu dengan bersikap lemah lembut dan tidak kasar terhadap yang berpikiran sama
ataupun berbeda.
Selain itu, Allah juga memerintahkan kita untuk memaafkan, dan
memohonkan ampun bagi mereka yang tidak sama dengan kita, serta
bermusyawarah mereka dalam urusan-urusan. Di negara demokrasi seperti
Indonesia ini, musyawarah sangat penting dilakukan agar semua pihak dapat
merasakan keadilan secara menyeluruh tanpa diskriminasi. Dengan ikut andil dalam
permusyawaratan, kita bisa memperjuangkan hak-hak kita sebagai manusia maupun
sebagai umat muslim sesuai dengan perintah Allah SWT. Dalam surat Ali Imran ayat
159 Allah berfirman :

ِ ‫يظ ْٱل َق ْل‬


‫ب‬ َ ِ‫ظا َغل‬ ًّ ‫نت َف‬ َ ِ‫َف ِب َما َرحْ َم ٍة م َِّن ٱهَّلل ِ ل‬
َ ‫نت َل ُه ْم ۖ َو َل ْو ُك‬
‫اورْ ُه ْم ِفى‬ ِ ‫ك ۖ َفٱعْ فُ َع ْن ُه ْم َوٱسْ َت ْغ ِفرْ َل ُه ْم َو َش‬ ۟ ‫ٱَلن َفض‬
َ ِ‫ُّوا ِمنْ َح ْول‬
‫ين‬ َ ‫ٱَأْلم ِْر ۖ َفِإ َذا َع َزم‬
َ ِ‫ْت َف َت َو َّك ْل َع َلى ٱهَّلل ِ ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ ُيحِبُّ ْٱل ُم َت َو ِّكل‬
Referensi: https://tafsirweb.com/1291-quran-surat-ali-imran-ayat-159.html
Yang artinya : Maka disebabkan oleh rahmat yang besar dari Allah-lah akhlak
kamu -wahai Nabi- menjadi lunak kepada sahabat-sahabatmu. Seandainya engkau
menunjukkan sikap kasar dalam ucapan dan tindakanmu, serta mempunyai hati
yang keras, niscaya mereka akan pergi meninggalkanmu. Oleh karena itu
maafkanlah kekurangan mereka dalam bersikap kepadamu. Mohonkanlah ampunan
untuk mereka dan Allah. Bermusyawarahlah dengan mereka untuk membahas
masalah-masalah yang perlu dimusyawarahkan. Kemudian apabila kamu sudah
bertekad melakukan sebuah keputusan setelah bermusyawarah, maka kerjakanlah
dan berserah dirilah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berserah diri kepada-Nya, dan Dia memberikan bimbingan serta dukungan-Nya
kepada mereka.
Dengan demikian, semoga apa yang penulis sampaikan di sini dapat
bermanfaat untuk kita semua, dan menambahkan keimanan. Wassalamualaikum
W.W.

Anda mungkin juga menyukai